Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102644 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purniawaty
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Setiany
"Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Peningkatan indeks masa tubuh (IMT) berhubungan dengan bertambahnya risiko terhadap penyakit diabetes mellitus 2, jantung koroner, dan hipertensi. Oleh karena itu perlu diketahui hubungan indeks massa tubuh dengan hipertensi dan faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat (protektif) dan meningkatkan (pemicu) kejadian hipertensi, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan IMT dengan hipertensi dan faktor risiko hipertensi pada provinsi Kalimantan Selatan dan provinsi Papua Barat pada penduduk dewasa ≥ 18 tahun berdasarkan pengukuran tekanan darah saja. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Metode yang digunakan cross-sectional study. Data hipertensi diperoleh berdasarkan pengukuran tekanan darah saja mengunakan tensimeter dan dikategorikan berdasarkan JNC-7 (2003) dengan mengeluarkan individu yang hipertensi dan sedang meminum obat dan individu yang di diagnosa nakes menderita hipertensi dan sedang minum obat.
Hasil penelitian di dapat di Provinsi Kalimantan Selatan setelah dikontrol variabel umur dan kebiasaan merokok IMT < 18,5 kg/m2 berisiko 0,65 kali lebih rendah untuk mengalami hipertensi, IMT 25 – 29,9 (overweight) berisiko 2,01 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dan IMT ≥ 30 kg/m2 (obesitas) berisiko untuk menderita hipertensi sebesar 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan IMT normal. Sedangkan di Provinsi Papua Barat setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, aktifitas fisik dan kebiasaan merokok IMT < 18,5 kg/m2 berisiko 0,72 kali lebih rendah untuk mengalami hipertensi , IMT 25 – 29,9 (overweight) berisiko 1,95 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi, IMT ≥ 30 kg/m (obesitas) berisiko untuk menderita hipertensi sebesar 3,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan IMT normal. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, pendidikan, akitfitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, dengan faktor risiko yang paling dominan adalah umur dengan OR 3,5 (95%CI: 3,16-4,85) di provinsi Kalimantan Selatan dan 3,4 (95%CI:2,25:5,23). Indeks massa tubuh dan umur mempunyai hubungan yang kuat dengan faktor risiko terjadinya hipertensi.

Hypertension is one of the public health problem in developed countries and developing countries. Increased body mass index (BMI) are associated with increased risk for diabetes mellitus 2, coronary heart disease, and hypertension. Therefore, please note the relationship of body mass index with hypertension and the factors that can inhibit (protective) and increase (trigger) the incidence of hypertension. The purpose of this study was to determine the relationship of BMI with hypertension and risk factors of hypertension in the province of South Kalimantan and West Papua province in the adult population ≥ 18 years based on the measurement of blood pressure alone. The data used are secondary data from the Health Research Association (RISKESDAS) 2007. The method used cross-sectional study. Data hypertension by blood pressure measurements obtained just using tensimeter and categorized by JNC-7 (2003) by removing individuals with hypertension and was taking medication and individual health workers diagnosed with hypertension and was taking midication.
The results in the can in the province of South Kalimantan after the controlled variable age and smoking habits BMI <18.5 kg/m2 risk 0.65 more likely to have hypertension, BMI 25 to 29.9 (overweight) 2.01 was higher risk to have hypertension and a BMI ≥ 30 kg/m2 (obesity) risk for hypertension of 2.9 was higher than normal BMI. Meanwhile in West Papua province after the controlled variables age, sex, physical activity and smoking habits BMI <18.5 kg/m2 risk 0.72 more likely to have hypertension, BMI 25 to 29.9 (overweight) risk 1.95 was more likely to have hypertension, BMI ≥ 30 kg / m (obesity) risk for hypertension was 3.3 was higher compared with normal BMI. There is a significant relationship between age, gender, education, physical akitfitas, smoking habits and alcohol consumption, with the most dominant risk factor is age with OR 3.5 (95% CI: 3.16 to 4.85) in the province of Kalimantan south and 3.4 (95% CI: 2,25:5,23). Body mass index and age have a strong relationship with risk factors for hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nita Mardiah
"Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan derajat kesehatan, dimana salah satu indikatornya adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan angka kematian dan kejadian penyakit pada anak. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, persentase anak umur 12?59 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat untuk imunisasi lengkap sebesar 41,3%, imunisasi tidak lengkap sebesar 44,8% dan tidak sama sekali mendapatkan imunisasi sebesar 13,9%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007. Penelitian ini adalah suatu penelitian survei dengan rancangan Cross Sectional. Dengan menggunakan data sekunder yaitu data Riskesdas dan data Susenas tahun 2007.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor pekerjaan ibu, umur ibu, dan alat transportasi tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar. Sedangkan faktor pendidikan ibu (p value = 0,0005), pengeluaran rumah tangga (p value = 0,0005), penolong persalinan (p value = 0,0005), jarak ke fasilitas UKBM (p value = 0,0005), jarak ke fasilitas Non-UKBM (p value = 0,0005), waktu tempuh ke fasilitas UKBM, dan waktu tempuh Non-UKBM (p value = 0,0005) menunjukkan hubungan yang bermakna.
Dari hasil analisis Multivariat ditemukan faktor jarak ke fasilitas Non-UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar (OR=2,283).
Disarankan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dengan melakukan advokasi, sosialisasi, dan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait baik pemerintah daerah maupun pusat serta memberdayakan masyarakat setempat.

One objective of the national development is to improve the health status whereby one of its indicator is the infant mortality rate. Health department had done the Expanding Program Immunization for children to decrease the mortality rate. Based on data Riskesdas 2007, the percentage of children aged 12-59 months who got basic immunization in West Kalimantan Province, completely immunized 41,3%, incomplete immunized 44,8%, and unimmunized 13,9%.
The aim of this research is to know the factors relating to the utilization of Basic Immunization Services in West Kalimantan Province 2007. This research is the survey with cross sectional design using data Riskesdas and Susenas 2007.
The result shows that the mother?s job, mother?s age, and the transportation have no relationship significantly to the utilization of basic immunization services. However, mother's education (p<.0005), household expenditure (p<.0005), give birth helper (p<.0005), the distance to UKBM facility (p<.0005), time to UKBM facility (p<.0005), and time to Non-UKBM facility (p<.0005) have relationship significantly.
By Multivariat analysis found that the distance to Non-UKBM facility is the dominant factor to the utilization of basic immunization services (OR=2,283).
Suggested to increase the accessibility to the health facility with advocacy, sosialisation, coordination with cross sector both local and central government, and society empowerment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31373
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Makmur Salpator
"Tesis ini membahas pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007 dan Susenas 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tempuh ke fasilitas UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan imunisasi dasar diperlukan optimalisasi manajemen posyandu.

The focus of this study is the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province using secondary data Riskesdas 2007 and Susenas 2007. The purpose of this study is to know the factors relating to the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province. This research is a quantitative research methode with cross sectional design.
This study found that the access time to the Community Based Health Efforts (UKBM) facility is the dominant factor in the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province in 2007. The researcher suggests that Posyandu management as one of the UKBM should be optimized to increase the basic immunization coverage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Eka Saputri
"Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah dalam arteri. Apabila tidak diobati dan tidak dikontrol, hipertensi bisa mengakibatkan kematian disebabkan oleh komplikasi. Kematian pada penderita hipertensi paling sering terjadi karena stroke, gagal ginjal, jantung, atau gangguan pada mata. Pada tekanan darah tinggi, jantung memompa darah ke tubuh dengan tekanan yang luar biasa tingginya, salah satu sebabnya adalah karena stres emosional. Peningkatan tekanan darah akan lebih besar pada individu yang mempunyai kecenderungan stres emosional yang tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres dengan hipertensi pada penduduk di Indonesia tahun 2007, dengan variabel kovariat: umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan, konsumsi rokok, konsumsi alkohol, kecukupan serat, aktifitas fisik, Indek Masa Tubuh (IMT), Diabetes Melitus (DM), pengeluaran perkapita dan daerah tempat tinggal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Riskesdas 2007, yang akan dilaksanakan dari bulan Maret 2010 sampai Juni 2010. Data dianalisis dengan analisis satu variabel, analisis dua variabel dan analisis multivariabel dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk di Indonesia tahun 2007 adalah 33,9% sedangkan prevalensi stres sebesar 12,1%. Ada hubungan yang bermakna antara stres dengan hipertensi setelah dikontrol oleh variabel lain yaitu umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, IMT, DM dan pengerluaran perkapita serta dikontrol pula oleh adanya interaksi umur dan stres yang berinteraksi negatif (antagonism), dimana umur mengurangi efek dari stres terhadap terjadinya hipertensi. Dengan proporsi hipertensi yang disebabkan adanya interaksi tersebut sebesar 3,2%. Upaya pencegahan hipertensi dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap stres, yaitu dengan berolahraga, relaksasi mental (rekreasi), melakukan curhat atau berbicara pada orang lain, selalu menumbuhkan emosi yang positif serta memperdalam ibadah dan agama. Perlunya melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala bagi penduduk yang berumur 40 tahun keatas dan screening kasus hipertensi oleh pengelola program pengendalian penyakit hipertensi yang diutamakan pada kelompok umur 40 tahun keatas.

High blood pressure (hypertension) is an increase in arterial blood pressure. If left untreated and uncontrolled, hypertension can lead to death caused by complications. Mortality in patients with hypertension most often occurs because of stroke, kidney failure, heart disease, or disorders of the eye. In high blood pressure, heart pumps blood to the body with exceptional high pressure, one reason is because of emotional stress. Increased blood pressure will be greater in individuals who have a high tendency of emotional stress.
The purpose of this study is to determine the relationship of stress and hypertension in the population in Indonesia in 2007, with kovariat variables: age, sex, occupation, marital status, education, cigarette consumption, alcohol consumption, adequacy of dietary fiber, physical activity, Body Mass Indeks (BMI), Diabetes Mellitus (DM), expenditure percapita and area of residence. This research is an analytical cross sectional study design using secondary data from Riskesdas 2007, which will be implemented from March 2010 until June 2010. Data were analyzed with one variable, two variable analysis and multivariable analysis with multiple logistic regression.
The results of this study showed that the prevalence of hypertension in the population in Indonesia in 2007 was 33.9% while the prevalence of stress by 12.1%. There is significant correlation between stress and hypertension after controlled by other variables such as age, marital status, educational level, BMI, DM and expenditure percapita and also controlled by the interaction of age and stress that the negative interaction (antagonism), in which age reduces the effects of stress against the occurrence of hypertension. With the proportion of hypertension caused by the interaction of 3.2%. Hypertension prevention efforts conducted by the intervention to stress, that is with exercise, mental relaxation (recreation), to vent or talk to other people, always cultivate positive emotions and deepening of worship and religion. The need to conduct periodic measurements of blood pressure for the population aged 40 years or older and screened in cases of hypertension by hypertensive disease control program managers who focused on the age group 40 years and older.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31098
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Afiqotul Azqiyah
"Tesis ini membahas status gizi anak bolita usia 6-59 bulan di Pulau Kalimantan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisis regresi logistik dengan efek random digunakan untuk mempelajari determinan status gizi secara hirarki. Sebanyak 23,4% anak balita usia 6-59 bulan di Pulau Kalimantan mengalami gizi buruk dan gizi kurang. Hasil analisis menunjukkan bahwa provinsi, tingkat pendidikan ibu dan pengeluaran rumah tangga per kapita merupakan determinan sosial ekonomi (distal factors) yang signifikan mempengaruhi status gizi anak usia balita. Faktor lingkungan dan matemal (intermediate factors) yang mempengaruhi status gizi anak usia balita adalah jumlah anggota rumah tangga, jenis kakus, umur ibu dan IMT (lndeks Massa Tubuh) ibu. Umur dan jenis kelamin anak merupakan faktor individual (proximal factors) yang signifikan mempengarubi status gizi anak usia balita. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat interdependensi keluanm (outcome) status gizi antaranak balita usia 6-59 bulan dari ibu yang sama.

The focus of this study is to asses the nutritional status and to determine potential risk factors of malnutrition in children 6-59 months of age in Kalimanlan. The hierarchical logistic regression analysis was used to study relationship between potential determinants of malnutrition, 23,4% of children (6-59 months) in Kalimantan were underweight. The results of analysis show that province, mother's education and per capita family expenditure were the socioeconomic determinants (distal factors) of nutritional status. The environment and maternal factors (intermediate factors} that was associated with children's nutritional status were household size, kind of latrine, mother's age and mother's BMl (Body Mass Index). Children's age and sex were the individual factors (proximal factors) that was significantly related to underweight. There was also outcome interdependency of nutritional status runong children 6M59 months of age with the same mother."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33555
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Maulana Hasyim
"ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang berlangsung lama. Sering tidak
menunjukkan gejala dan tidak terdeteksi dini, baru disadari apabila telah
menyebabkan gangguan organ. Prevalensi hipertensi Provinsi Lampung cukup
tinggi dan meningkat.Tujuan penelitian diketahuinya hubungan penuaan populasi,
dukungan sosial, populasi menikah, kualitas SDM, produktivitas SDM, kepadatan
penduduk terhadap terjadinya hipertensi pada masyarakat Provinsi Lampung
tahun 2013 setelah dikontrol kovariat umur, jenis kelamin, status pernikahan,
status pekerjaan, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal. Desain penelitian ini
study ekologi yang dilaksanakan bulan Januari-Juni tahun 2016 pada 21898
sampel. Variabel independen menggunakan data BPS 2013 dan variabel kovariat
Riskesdas 2013. Data dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian
menunjukkan penuaan populasi (POR=1,45,95%CI=1,32-160), kualitas SDM
(POR=1,54, 95%CI=1,41-1,68), kepadatan populasi (POR=1,29,95%CI= 1,19-
1,40) berhubungan dengan peningkatan hipertensi, sedangkan populasi menikah
(POR=0,83, 95%CI= 0,76-0,91), produktivitas SDM (POR= 0,69, 95%CI=0,63-
0,76) berhubungan manurunkan terjadinya hipertensi. Dibutuhkan kerjasama
lintas sektor terkait, advokasi, KIE, screening kelompok risiko tinggi,
meningkatkan dan mengaktifkan Posbindu penyakit tidak menular

ABSTRACT
Hypertension is increase systolic blood pressure ≥ 140 mmHg or diastolic blood
pressure ≥ 90 mmHg which lasted for long time. Often has no symptoms so it is
not detected early, it was realized when causes disruption organ. Prevalence in
Lampung Province is quite high and likely increase. Purpose this study known
relationship aging population, social support, population married, quality human
resources, productivity human resources, population density at society Lampung
Province in 2013 after controled covariate variable age, type of sex, marital status,
job, education, area residence. Research design ecology study carried out January-
June 2016 at 21898 sample, using data from Central Bureau Statistics as
independent variables and covariate variables Riskesdas 2013. Analyzed using
logistic regression. Results showed relationship increases hypertension at
population aging (POR=1,45,95%CI=1,32-160), quality human resources
(POR=1,54, 95%CI=1,41-1,68), population density (POR=1,29,95%CI=1,19-
1,40), while population married (POR=0,83, 95%CI= 0,76-0,91), productivity
human resources (POR= 0,69, 95%CI=0,63-0,76) related to lower hypertension. It
takes cooperation among relevant sectors, advocacy, IEC, screening high-risk
groups, to improve and enable Posbindu non communicable disease"
2016
T45681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Sintha Fransiske
"Menurut WHO (World Health Organization) dan di Cina, hipertensi pada pralansia dan lansia mengakibatkan penyakit kardiovaskuler (WHO, 2007 dan Sun Zhaoqing, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia untuk umur 45-54 tahun (35,6%), 55-64 tahun (45,9%) dan 65-74 (57,6%). Prevalensi hipertensi di provinsi Bangka Belitung untuk umur 45-54 tahun (47%), 55-64 tahun (59,6%) dan 65-74 (67,3%) (Riskesdas dan Riskesdas Bangka Belitung, 2013).
Tujuan penelitian adalah mengetahui lingkar perut dan determinan lainnya dengan hipertensi pada pralansia dan lansia tahun 2013 di Provinsi Bangka Belitung dengan desain potong lintang Prevalensi hipertensi pralansia (33%) dan lansia (46,7%). Pada pralansia, ditemukan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lingkar, aktivitas fisik dan konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Pada lansia ditemukan jenis kelamin, kegemukan, lingkar perut dan konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Analisis multivariat lingkar perut merupakan faktor utama hipertensi pada pralansia dan lansia setelah dikontrol jenis kelamin dan tingkat pendidikan (pralansia) sedangkan kopi sebagai protektif, jenis kelamin serta kegemukan sebagai perancu (lansia). Pada pralansia dan lansia disarankan mengontrol lingkar perut untuk mencegah hipertensi

Prevalence hypertension in Indonesia for 45-54 year is 35.6%, 55-64 years is 45,9% and 65-74 is 57.6%. Prevalence of hypertension in Bangka Belitung (2013) for 45-54 years is 47 %, 55-64 years is 59.6% and 65-74 is 67.3% (Riskesdas and Riskesdas Bangka Belitung, 2013).
The aim of research was to determine abdominal circumference and other determinants with hypertension in middle age and elderly in Bangka Belitung and used cross-sectional design. Prevalence hypertension in middle age is 33% and 46.7% elderly. Middle age, found gender, educational level, abdominal circumference, physical activity and coffee consumption therefore elderly, found gender, obesity, abdominal circumference and coffee consumption associated with hypertension. Multivariate analysis founded abdominal circumference is dominant factor with hypertension in middle age and the elderly after have been controlled by gender and educational level (middle age) in other side coffee as protective, gender and overweight as confounder (elderly). Middle age and elderly should control their abdominal circumference;and middle age resulted cardiovascular disease (WHO, 2007 and Sun Zhaoqing, 2013).
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Arista Dewi
"Hipertensi tidak hanya terjadi pada dewasa dan lansia, tetapi juga remaja. Hipertensi remaja menyebabkan risiko komplikasi (penyakit jantung koroner dan stroke) terjadi lebih dini. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan data Riskesdas 2007 untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan, dan paling dominan dalam terjadinya hipertensi pada remaja usia 15-17 tahun di Indonesia.
Hasil penelitian dengan menggunakan kriteria NationalHigh Blood Pressure Education Program Working Group menunjukkan bahwa 29,7% dari 29618 remaja di Indonesia mengalami hipertensi. Faktor yang berhubungan bermakna adalah jenis kelamin, daerah tempat tinggal, tingkat pengeluaran rumah tangga, IMT/U, dan asupan natrium. Faktor yang paling dominan adalah asupan natrium sehingga diperlukan skrining tekanan darah pada institusi formal (sekolah) dan perubahan gaya hidup yang lebih baik pada remaja.

Hypertension happens not only in adult and elderly, but also in adolescent. It cause hypertension complication (coronary heart disease and stroke) begin ealier. The aim of this cross sectional study using Basic Health Research 2007 is to determine factors associated and the most dominant factors with adolescent hypertension aged 15-17 years in Indonesia.
Results show that 29,7% of 29618 adolescents are hypertension according to National High Blood Pressure Education Program Working Group criteria. Factors which significantly associated with adolescent hypertension are gender, living area, household expenditure, BMI-for-Age, and sodium intake. However, sodium intake is the most dominant factor so that blood pressure screening at formal institution (e.g. school) is needed and adolescents are suggested to change their lifestyle.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>