Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrid Riskapoetri
2011
S26833
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Rahmanissa
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26414
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Nurul Triandayani
"Ruang publik terbuka di Jakarta kurang secara kualitatif dan kuantitatif sehingga sebagian masyarakat menjadikan mal sebagai tempat berkumpul dan berlindung dari iklim Jakarta. Mal merupakan pusat perbelanjaan yang kini juga menjadi ruang publik. Mal memiliki elemen ruang publik dengan menghadirkan court dan tempat duduk di dalam mal agar orang-orang dapat melihat dan dilihat dari berbagai lantai. Mal menarik pengunjung dengan memfasilitasi kebutuhan sebagian masyarakat Jakarta dan elemen kegiatan di ruang publik kota, sehingga mal menjadi ruang publik yang ideal bagi bagian masyarakat Jakarta karena dapat menciptakan interaksi sosial yang terjangkau secara ruang horizontal dan vertikal.

Open public spaces in Jakarta less qualitatively and quantitatively, so that the minority of people make the mall as a gathering place and shelter from the climate Jakarta. The mall is shopping center that has also become a public space now. The mall has elements of public space by presenting the court and seating inside mall, so that people can see and be seen on the various floors. The mall attracts visitors by facilitating the needs of the minority Jakarta society and elements of activities in the public space, so the mall is become an ideal public space for the minority of people in Jakarta, because it can reach space horizontally and vertically."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrizqy Nadya Khairunissa Yulianto
"Pusat perbelanjaan mal kini sudah menjadi lebih dari sekadar tempat berbelanja, melainkan juga menjadi sebuah ruang publik. Mal sebagai ruang publik berperan menjadi tempat untuk berkumpul dan beraktivitas tanpa memandang latar belakang pengunjungnya. DKI Jakarta dikenal sebagai provinsi yang memiliki pusat perbelanjaan kedua terbanyak di Indonesia, khususnya Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Berdasarkan Kementerian Perdagangan Repubik Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat di Jakarta mendorong perkembangan sektor ritel, terutama dalam sektor pusat perbelanjaan mal. Dengan adanya perkembangan tersebut, hal ini juga berdampak pada semakin tingginya tingkat persaingan antar mal. Di sisi lain, Generasi Z menjadi mayoritas pengunjung di pusat perbelanjaan mal dan diperkirakan akan terus meningkat, sebagaimana menurut BPS lebih dari 20% dari penduduk Jakarta didominasi oleh Generasi Z. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara daya tarik mal-mal di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat dan persepsi pengunjung Generasi Z yang kemudian membentuk aktivitas yang dilakukan. Adapun daya tarik mal sebagai ruang publik dalam penelitian ini dilihat dengan pendekatan placemaking menurut Project for Public Spaces. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan daya tarik mal akan mendorong pengunjung Generasi Z untuk memiliki kecenderungan persepsi dan aktivitas tertentu. Mal daya tarik tinggi dan mal daya tarik sedang memiliki kesesuaian persepsi lebih tinggi dibandingkan dengan mal daya tarik rendah sebagaimana hal ini ditunjukkan dengan penggunaan aktivitas lebih tinggi yang diiringi oleh tingkat persepsi lebih memenuhi bagi pengunjung Generasi Z.

Shopping malls have now become more than just places for shopping; they have evolved into public spaces. Malls, as public spaces, serve as gathering spots and activity hubs regardless of the visitors' backgrounds. DKI Jakarta is known as a province with the second-highest number of shopping centers in Indonesia, particularly in South Jakarta and Central Jakarta. According to the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia, rapid economic growth in Jakarta has propelled the development of the retail sector, especially in the mall sector. With this growth, there is a consequent increase in competition among malls. On the other hand, Generation Z constitutes the majority of visitors to shopping malls and is expected to continue growing. According to BPS, more than 20% of Jakarta's population is dominated by Generation Z. This research aims to analyze the relationship between the attractiveness of malls in South Jakarta and Central Jakarta and the perceptions of Generation Z visitors, which then shape their activities. The attractiveness of malls as public spaces in this study is viewed through the placemaking approach by Project for Public Spaces. The method used is quantitative descriptive analysis with a spatial approach. The research results indicate that the differences in mall attractiveness will influence Generation Z visitors to have tendencies in specific perceptions and activities. Shopping malls with high and moderate attractiveness have a higher alignment of perception compared to malls with low attractiveness, as indicated by a greater engagement in activities accompanied by a higher level of satisfaction for Generation Z visitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnasih Supraba Adiwibowo
"Seiring dengan bertambah mahalnya tanah di Jakarta dan bertambahnya permintaan lahan untuk berbisnis di Jakarta, maka pertumbuhan bangunan bertingkat tinggi pun ikut bertambah. Beragam peruntukan dimulai dari komersial, hotel, mal hingga hunian ada di sini. Bertambahnya berbagai kebutuhan penunjang termasuk sarana area parkir bisnis di Jakarta mengakibatkan bertambahnya area parkir yang dibangun di dalam bangunan pusat bisnis. Sebagai salah satu karya arsitektural yang mengakomodasi seluruh kegiatan manusia dan prasarananya di dalamnya, hal paling utama yang harus dipertimbangkan dalam desain area parkir adalah keamanan mengingat tingkat probabilitas kecelakaan menyangkut kendaraan cukup tinggi. Oleh sebab itu dibuat peraturan oleh pihak yang berwajib untuk menjamin keselamatan seluruh aspek kehidupan di dalamnya. Namun berapa banyak bangunan parkir di Jakarta yang mengikuti standar peraturan?
Mengingat kecelakaan tragis yang telah terjadi seperti kasus ITC Permata Hijau, Menara Jamsostek, Kantor Walikota Jakarta Selatan dan Ratu Plaza tampak bahwa ada aspek desain area parkir yang tak jarang dihiraukan di sini. Dalam kasus ini adalah kekuatan dinding parapet dan sistem ventilasi bangunan. Jika hal yang penting seperti ini diabaikan, bagaimana dengan aspek ? aspek penunjang keselamatan dan keamanan lainnya?
Dalam setiap aspek keselamatan dan keamanan, ada standar yang perlu dipenuhi. Standar ? standar itu menentukan apakah desain bangunan parkir di Jakarta, yang diwakili oleh gedung parkir menara Jamsostek, gedung parkir Mal Artha Gading dan gedung parkir WTC Mangga Dua, layak dimanfaatkan atau tidak.

In accordance with the great growth of land price, the demand for using land in Jakarta for business increased as well. That?s why the amount of high rise building in Jakarta also increased as well, especially on the business centre in Jakarta. Different uses established in this town as much as commercial use, housing use, shopping use and hotel use. This requires supporting facilities installed to maintain the business on the buildings, including parking facility. As one of many architectural building which accommodate every of human being?s needs in parking section, it is important to provide safety and security that every human need. In order to do so, there are rules made by the government that necessary for the designer, the property owner and to the builder of the parking facilities to obey. But as for today, how many building in Jakarta follow the rules?
The tragic accidents that happened in ITC Permata Hijau, Jamsostek Tower and Ratu Plaza shows that there are certain safety and security considerations in parking facility design were ignored by them who responsible. Those considerations in those accidents are parapet strength design and lack of proper ventilation system. Seeing this, people will ask: If those important considerations were ignored, what about the other safety and security considerations?
In fact, there are other considerations that the designer didn?t think thoroughly. In every safety and security considerations, there are standards people have to obey. Those standards decide whether the parking facility in Jakarta, represented by Jamsostek Tower, Artha Gading Mall and WTC Mangga Dua, is suitable or not to be built for human being?s sake.
"
2008
S48417
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Febrinora
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ekrem Tarik Supardi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26446
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Naila Amanda
"

Pembangunan mal seringkali mengubah fungsi lahan ruang terbuka dan menciptakan persepsi persaingan. Diperlukan integrasi untuk mengubah persepsi, sehingga mal dan ruang terbuka dapat saling melengkapi, meningkatkan nilai, dan keberlanjutan keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pengunjung terhadap keberadaan ruang terbuka di mal-mal Kota Jakarta dan keterkaitan persepsi dengan pola kunjungan ruang terbuka di malmal Kota Jakarta (Studi Kasus: Mal Senayan Park, Mal Central Park dan AEON Mal Jakarta Garden City. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah karakteristik lokasi ruang terbuka dan karakteristik pengunjung ruang terbuka. Pengumpulan data dilakukan melalui survei lapangan, wawancara dan studi pustaka. Pengolahan data dilakukan dengan membuat peta sebaran titik lokasi ruang terbuka, sketsa fasilitas dari masing-masing ruang terbuka di mal, dan sketsa pola kunjungan ruang terbuka di mal. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsep dan profil pengunjung di ketiga ruang terbuka mal. Pengunjung “Urban Park” dan “Green Park” cenderung menggunakan ruang terbuka sebagai tempat interaksi sosial dan relaksasi. Sedangkan pengunjung “Family Friendly” menggunakan ruang terbuka sebagai tempat edukasi. Pengunjung yang berada di ruang terbuka dengan konsep “Urban Park” dan “Green Park” mempunyai kesamaan pada pola kunjungan yang hanya singgah ke ruang terbuka saja, sedangkan ruang terbuka “Family Friendly” menunjukkan adanya kunjungan ke mal untuk beraktivitas selain ke area ruang terbuka. Perbedaan pola kunjungan tersebut menunjukkan adanya perbedaan integrasi keruangan antara mal dan ruang terbuka.


Mall construction often changes the function of open space and creates a perception of competition. Integration is needed to change perceptions, so that malls and open spaces can complement each other, increasing the value and sustainability of both. This research aims to analyze visitors' perceptions of the existence of open space in Jakarta City malls and the relationship between perceptions and open space visit patterns in Jakarta City malls (Case Study: Senayan Park Mall, Central Park Mall and AEON Jakarta Garden City Mall. Research This method uses qualitative methods. The variables used in this research are the characteristics of open space locations and the characteristics of open space visitors. Data collection was carried out through field surveys, interviews and literature studies. Data processing was carried out by making a map of the distribution of open space location points, sketches of facilities for each -each open space in the mall, and a sketch of the visiting patterns of open spaces in the mall. Data analysis techniques were carried out using descriptive and spatial analysis. The results of the research show that there are differences in the concept and profile of visitors in the three open spaces in the mall. Visitors to "Urban Park" and "Green Park” tend to use open spaces as places for social interaction and relaxation. Meanwhile, "Family Friendly" visitors use the open space as a place for education. Visitors who are in open spaces with the "Urban Park" and "Green Park" concepts have similarities in the pattern of visits which only stop at open spaces, while "Family Friendly" open spaces indicate visits to the mall for activities other than the open space area. These differences in visit patterns indicate differences in spatial integration between malls and open spaces.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camelia Fikrillah
"Mal Pelayanan Publik merupakan salah satu tempat pelayanan publik, dimana dalamnya terdapat Instansi Polda Metro Jaya. Seperti yang kita ketahui di masyarakat banyak anggapan negatif yang tersebar terkait dengan pelayanan yang diberikan oleh Instansi Polda Metro Jaya terutama hal ini di dukung oleh laporan yang dikeluarkan oleh Ombudsman RI terkait instansi yang paling banyak di adukan masyarakat tersebut, meski demikian melalui data yang peneliti terima dari DPMPTSP DKI Jakarta, instansi Polda Metro Jaya dalam Mal Pelayanan Publik menjadi instansi yang paling banyak di datangi oleh pemohon layanan untuk melakukan proses permohonan layanan. Hal ini melatarbelakangi peneliti untuk menganalisis bagaimana kualitas Pelayanan Publik pada Instansi Polda Metro Jaya dalam Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta. pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Teknik pengumpulan data mixed methods melalui wawancara mendalam serta studi kepustakaan. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Kualitas Pelayanan menurut Lovelock (1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan Polda Metro Jaya dalam Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta masuk ke dalam kateogri baik. Hal tersebut berdasarkan 8 dimensi kualitas pelayanan yang masuk ke dalam kategori baik. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis kualitas pelayanan publik Instansi Polda Metro Jaya di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta sebagai acuan bagi mal pelayanan publik yang lain.

Public Service Mall is one of the places of public service, which includes Metro Jaya Regional Police Agency as the service institution. As the words surmised in the community, there are a lot of negative assumptions that are unroll related to the services provided by the Metro Jaya Regional Police Agency, especially this is supported by a report issued by the Indonesian Ombudsman related to the agency most publicly reported. However, through the data that the researcher received from DKI Jakarta DPMPTSP, Metro Jaya Regional Police Agency in the Public Service Mall is the most visited institutions by service applicants to carry out the service request process. These conditions became the background of the research to analyze how is the quality of public services at the Metro Jaya Regional Police Agency in the Jakarta Public Service Mall. This research used a quantitative approach with mixed-methods data collection techniques which conducted through in-depth interviews and literature study. The results of this study indicate that the quality of service from the Jakarta Regional Police in the Public Service Mall falls into the good category. This is based on the 8 dimensions of service quality that fall into either category. The purpose is to analyze the quality of public services of the Metro Jaya Police Agency at the Jakarta Public Service."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Annahdi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>