Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Rachmawati
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S32380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rachmawati
"Minyak olahan tradisional merupakan obat tradisional yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit. Minyak mi adalah hasil penyarian beberapa bahan tanaman yang sebagian besar mengandung fenol, tanin dan saponin. Penelitian dilakukan tmtuk mengetahui efek penyembuhan minyak olahan tradisional dan bentuk sediaan krimnya dengan konsentrasi minyak 30% terhadap luka terbuka pada tikus putih. Pada penelitian mi digunakan 5 kelompok tikus putih betina galur Wistar yang dilukai dengan cara menggunting kulit pada bagian punggung sampai lapisan dermis dan jaringan yang terikat di dalamnya, berbentuk lingkaran dengan diameter 2 cm. Kelompok uji adalah tikus yang diberi minyak olahan tradisional dan krimnya, kelompok pembanding diberi asam salisilat 1% clan minyak kelapa, serta kelopmok kontrol tanpa pemberian bahan obat. Masing-masing kelompokterdiri dan 8 ekor tikus dan perlakuan dilakukan setiap han. Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter luka secara melintang, membujur dan pada 2 diagonal setiap hari mulai han ke-0 (hari pembuatan luka) sampai han ke-10. Hasil percobaan menunjukkan minyak olahan tradisional clan knimnya memberikan efek yang sangat bermakna terhadap penyembuhan luka terbuka pada tikus putih. Minyak olahan tradisional menghasilkan bekas luka yang lebih baik disertai pertumbuhan rambut yang lebih banyak dibandingkan dengan sediaan knimnya.

This traditional processed oil is a traditional medicine that is used to cure some kind of skin diseases. This oil is extracted from plants that mostly contains phenolic, tannin and saponine compounds. This research was done to study the vulnerary effect of the traditional processed oil and the cream which contained 30% oil on open wounded albino rats. Five groups of female albino rats, Wistar strain, were excised through the dermis and adherent tissues on the dorsal region, in circular form with 2 cm diameter. The tested group consisted rats that had been given the traditional processed oil and its cream, a comparing group was given 1% salicylic acid and coconut oil, another control group without any medicine. Each group contained 8 rats, and the treatment was done once a day. Longitudinal, transverse and 2 diagonal average diameter were measured everyday from day-U until day- 10. The result showed that the traditional processed oil and its cream gave a very significant vulnerary effect of an open wound in albino rats. The traditional processed oil gave a less scar with more hair growth than its cream"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S31921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Riza Sultoni
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Elsa Yosephine
"ABSTRAK
Luka adalah disrupsi dari struktur anatomi dan fungsi normal kulit. Luka seringkali terjadi, namun masyarakat terkadang mengabaikan upaya untuk menyembuhkan luka tersebut. Bawang merah merupakan tanaman yang telah digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan dan diketahui memiliki aktivitas antimikroba, antiinflamasi juga antioksidan yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak etanol 70% umbi bawang merah per oral sebagai penyembuh luka terbuka. Tiga puluh ekor tikus jantan galur Sprague-Dawley dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga kelompok dosis ekstrak masing-masing 30; 60; 120 mg/200 g bb. Tikus dianestesi dengan uretan melalui rute intraperitoneal, kemudian dibuat luka dengan diameter 2 cm dan kedalaman 0,2 cm. Perlakuan diberikan selama 21 hari dan pengamatan diameter luka dilakukan setiap 2 hari untuk penentuan persentase kontraksi luka. Tikus dikorbankan pada hari ke-22 untuk diambil kulitnya dan dibuat preparat untuk analisis histopatologi menggunakan pewarnaan hematoksilin-eosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bawang merah peroral dosis 30 mg/200 g bb dapat mempercepat penyembuhan luka dibandingkan kontrol negatif pada hari ke-5. Hal ini didukung oleh analisis histopatologi yang menunjukkan bahwa pada kelompok dosis 30 mg/200 g bb terjadi reepitelisasi secara sempurna, sedikitnya sel inflamasi, dan jumlah fibroblas yang banyak.

ABSTRACT
Wound is defined as disruption to the normal anatomical structure and function. Wounds often occur, but sometimes people overlook an attempt to heal the wound. Shallot (Allium ascalonicum Linn.) has been used as a treatment and known to have anti-microbial, anti-inflammatory and anti-oxidant activity that can accelerate wound healing process. The object of study was to determine the effect of the 70% ethanolic extract of Allium ascalonicum Linn. by oral administration as open wound healer. Thirty Sprague-Dawley male rats were divided into five groups: negative control, positive control, and three extract groups (30; 60; 120 mg/ 200 g bw). Open wound (diameter = 2 cm, thickness = 0,2 cm) created after the rats anesthetized with uretan via intraperitoneal. Treatment was given for 21 days and wound’s diameter measurements performed every 2 days to determine wound contraction (%). At the twenty-second day, the rats were sacrificed and the skin was taken for histopatological analysis using hematoxylin-eosin. The results showed that the 70% ethanolic extract of Allium ascalonicum L. with optimum dose 30 mg/200 g bw can accelerate wound healing than negative control at the 5th day. Besides, the histopathological analysis of group of dose 30 mg/200 g bw showed that reepithelialisation was completed, inflammatory cells are in low amount, and fibroblasts found in high amount.
"
2015
S61208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Epiphania
"Bawang merah diketahui memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, antioksidan dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas ekstrak etanol 70% umbi bawang merah yang diberikan secara topikal sebagai penyembuh luka terbuka pada tikus putih jantan. Bahan uji yang digunakan adalah umbi bawang merah yang diekstrak dengan pelarut etanol 70%. Tikus dilukai dengan ukuran diameter luka sebesar 2 cm. Parameter yang diamati adalah %kontraksi luka yang diukur setiap 2 hari dan pengamatan histopatologi menggunakan pewarna hematoksilin & eosin. Perlakuan dilakukan selama 21 hari terhadap 30 ekor tikus jantan Sprague dawley. Tikus terbagi kedalam 5 kelompok, yaitu kelompok negatif, kelompok positif, dan tiga kelompok dosis ekstrak etanol 70% umbi bawang merah (11mg; 33mg; 99mg per 200g bb tikus). Pengamatan histopatologi dilakukan pada hari ke-22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% umbi bawang merah secara topikal tidak memiliki efek penyembuhan luka terbuka jika ditinjau dari diameter dan persentase kontraksi luka.

One of medicinal plants that has been used by Indonesian people as wound care is red onion (Allium ascalonicum L.). Red onion is known for the anti- inflammation, antioxidant and antimicrobial activities. This study was aimed to determine the effect of 70% ethanolic extract of Allium ascalonicum L. that applied topically as open wound care. Tested substance was red onion bulbs that were extracted in 70% ethanol. Rats were wounded with diameter was 2 centimeters. The parameters evaluated were % wound contraction measured every two days and skin histopathology stained with hematoxylin and eosin. Treathment done for 21 days toward 30 male white Sprague dawley rats. Rats were divided into 5 groups: negative control, positive control, and three extract groups (11mg; 33mg; 99mg/ 200 g bw). Skin histopathology were performed on day-22. The results showed that the 70% ethanolic extract of red onion didn’t have the effect as wound care based on diameter and % wound contraction data."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Kusmiati
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas produk beta-1,3 glukan hasil ekstraksi dari Agrobacterium sp Bro 1.2.1 isolat lokal galur tipe liar dan galur tipe mutan terhadap penyembuhan luka terbuka pada hewan coba tikus putih galur Sprague Dawley yang dibuat luka terbuka. Ekstraksi produk beta-1,3 glukan dilakukan dengan cara pengendapan dan dilanjutkan dengan pemurnian pada kromatografi kolom sebagai fraksi gradien KCl. Percobaan uji aktivitas dibagi menjadi tujuh kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol positif dengan Povidon iodium, dua kelompok dari dua produk beta-1,3 glukan komersil dengan dosis masing-masing 0,02 mg/4 cm2 , tiga kelompok beta-1,3 glukan uji dengan dosis masing-masing yaitu 0,02 mg/4 cm2, 0,10 mg/ 4 cm2 dan 0,5 mg/ 4 cm2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan kontrol positif dan kelompok uji pada dosis tertinggi 0,5 mg/4 cm2 dibandingkan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif (p<0.05) menggunakan analisis statistik beda nyata terkecil.

Production of beta-1,3 glucan from Agrobacterium and its wound healing activity on white rat. The objective of this study was to determine the activity of beta-1,3 glucan product extracted from local Agrobacterium sp Bro 1.2.1, both wild-type and mutant-type, on opened-wound healing process. Beta-1,3 glucan product was extracted by precipitation, and the purification was carried out by column chromatography as KCl gradient fractions. In this study, white Sprague Dawley rats were employed, and have been treated for opened-wound condition. Seven groups were performed in this experiment, i.e. the negative control, the positive control employing povidone iodine, the two groups of two commercial beta-1,3 glucan with 0,02 mg/4 cm2 each, and the last three groups of beta-1,3 glucan as the test group with 0,02 mg/4 cm2, 0,10 mg/4 cm2 and 0,50 mg/4 cm2, respectively. The result showed significant differences of wound-healing activity performing statistical analysis of the least significance between the negative control, the positive control, as well as the highest dose of the test group of beta-1,3 glucan, at the dose of 0,5 mg/4 cm2 (p<0.05)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>