Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180453 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Blacius Dedi
"Komunikasi yang dilakukan para perawat belum dilakukan secara optimal sesuai standar yang benar. Banyak keluhan pasien terhadap komunikasi yang belum sesuai dengan budaya masyarakat. Hasil study phenomenologi menunjukkan, bahwa selama perawat melakukan intervensi, 1) klien tidak pernah mengetahui nama perawat yang merawatnya, 2) klien tidak pernah mendapat penjelasan tentang prosedur intervensi, 3) klien tidak pernah ditanya kesediaan waktu untuk pengkajian dan intervensi. Kompetensi komunikasi perawat masih rendah. Prosedur komunikasi belum dilakukan sesuai prosedur standar. Klien dan keluarga merasa tidak puas dengan komunikasi perawat dalam pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian untuk menghasilkan Pola komunikasi perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan yang mencirikan perawat profesional yang sesuai dengan sosial budaya Priangan-Jawa Barat – Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah action research dengan pendekatan studi etnografi. Partisipan perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung berjumlah 31 orang Partisipan di ambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan selama satu tahun, dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan dan wawancara mendalam kepada subyek yang terkait dengan partisipan. Temuan penelitian; Perawat harus mengetahui kondisi klien dan mempersiapkan penampilan, perawat peduli terhadap kliennya, komunikasi mulai dilakukan secara efektif, Perawat berperilaku ramah, menampilkan karakteristik budaya Priangan, pengkajian sosial budaya klien lebih lengkap. Rekomendasi yang disampaikan hendaknya memperbaiki rumusan kurikulum, dengan mengadaptasi dan mengadopsi karakteristik budaya Priangan atau budaya setempat sesuai tempat institusi itu berada. Melakukan penelitian studi etnografi dengan latar belakang budaya klien pada etnik yang lainnya yang ada di Indonesia. Pelatihan komunikasi yang berbasis budaya Priangan bagi seluruh perawat pelaksana, agar komunikasi dalam pelayanan keperawatan dapat berkualitas dan memuaskan klien, keluarga, rekan kerja dan tim kesehatan lain. Menegakan kembali kompetensi budaya dan kompetensi komunikasi dalam ranah kompetensi perawat.

According to the standards. Several patient complaints against communication that has not been in accordance with their culture. Phenomenology study result showed that nurses during intervention: 1) patients never know the name of the nurse who take care for them; 2) patients has never received an explanation about the procedure; 4) patient never asked for time consent for assessment and intervention. Nurse communication competency still considered low. Communication procedures have not been carried out according to standard procedures. Client and family are not satisfied with the communication of nurses during nursing care. The purpose of research to produce nurse practitioner communication patterns in nursing care that characterize professional nursing in accordance with the sociocultural Priangan West Java - Indonesia. The design research is action research with ethnographic study approach. Using purposive sampling, the participants were chosen for approximately 31 nurse practitioner who are working in the inpatient at Immanuel Hospital Bandung Participants. Data collection was carried out for one year, with in-depth interviews, participant observation, field notes and interview subjects related to the participants. The findings of the study: Nurses should know the condition of the client and prepare appearances; Nurses care for clients; Communication should be done effectively; Nurses behave friendly, show Priangan cultural characteristics: Comprehensive sociocultural assessment. The recommendations should improve formulation of the curriculum by adapting and adopting cultural characteristics Priangan or culturally appropriate where the institution is located. Conducting research using ethnographic study with others cultural background or ethnicity in Indonesia. Communication training based on Priangan culture for all nurse practitioner; thus, communication in nursing care will be qualified and satisfied client, family, co-workers, and other health professionals. Re-establish cultural competence and communication competence in the realm of competence of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blacius Dedi
"Komunikasi yang dilakukan para perawat belum dilakukan secara optimal sesuai standar yang benar. Banyak keluhan pasien terhadap komunikasi yang belum sesuai dengan budaya masyarakat. Hasil study phenomenologi menunjukkan, bahwa selama perawat melakukan intervensi, 1) klien tidak pernah mengetahui nama perawat yang merawatnya, 2) klien tidak pernah mendapat penjelasan tentang prosedur intervensi, 3) klien tidak pernah ditanya kesediaan waktu untuk pengkajian dan intervensi. Kompetensi komunikasi perawat masih rendah. Prosedur komunikasi belum dilakukan sesuai prosedur standar. Klien dan keluarga merasa tidak puas dengan komunikasi perawat dalam pelayanan keperawatan.
Tujuan penelitian untuk menghasilkan Pola komunikasi perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan yang mencirikan perawat profesional yang sesuai dengan sosial budaya Priangan-Jawa Barat - Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah action research dengan pendekatan studi etnografi. Partisipan perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung berjumlah 31 orang Partisipan di ambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan selama satu tahun, dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan dan wawancara mendalam kepada subyek yang terkait dengan partisipan.
Temuan penelitian: Perawat harus mengetahui kondisi klien dan mempersiapkan penampilan, perawat peduli terhadap kliennya, komunikasi mulai dilakukan secara efektif, Perawat berperilaku ramah, menampilkan karakteristik budaya Priangan, pengkajian sosial budaya klien lebih lengkap. Rekomendasi yang disampaikan hendaknya memperbaiki rumusan kurikulum, dengan mengadaptasi dan mengadopsi karakteristik budaya Priangan atau budaya setempat sesuai tempat institusi itu berada. Melakukan penelitian studi etnografi dengan latar belakang budaya klien pada etnik yang lainnya yang ada di Indonesia. Pelatihan komunikasi yang berbasis budaya Priangan bagi seluruh perawat pelaksana, agar komunikasi dalam pelayanan keperawatan dapat berkualitas dan memuaskan klien, keluarga, rekan kerja dan tim kesehatan lain. Menegakan kembali kompetensi budaya dan kompetensi komunikasi dalam ranah kompetensi perawat.

Communication that applied by the nurses have not performed optimally according to the standards. Several patient complaints against communication that has not been in accordance with their culture. Phenomenology study result showed that nurses during intervention: 1) patients never know the name of the nurse who take care for them; 2) patients has never received an explanation about the procedure; 4) patient never asked for time consent for assessment and intervention. Nurse communication competency still considered low. Communication procedures have not been carried out according to standard procedures. Client and family are not satisfied with the communication of nurses during nursing care.
The purpose of research to produce nurse practitioner communication patterns in nursing care that characterize professional nursing in accordance with the sociocultural Priangan West Java - Indonesia. The design research is action research with ethnographic study approach. Using purposive sampling, the participants were chosen for approximately 31 nurse practitioner who are working in the inpatient at Immanuel Hospital Bandung Participants. Data collection was carried out for one year, with in-depth interviews, participant observation, field notes and interview subjects related to the participants.
The findings of the study: Nurses should know the condition of the client and prepare appearances; Nurses care for clients; Communication should be done effectively; Nurses behave friendly, show Priangan cultural characteristics: Comprehensive sociocultural assessment. The recommendations should improve formulation of the curriculum by adapting and adopting cultural characteristics Priangan or culturally appropriate where the institution is located. Conducting research using ethnographic study with others cultural background or ethnicity in Indonesia. Communication training based on Priangan culture for all nurse practitioner; thus, communication in nursing care will be qualified and satisfied client, family, coworkers, and other health professionals. Re-establish cul
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
D1515
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Bangkit Ma`ruffi
"Komunikasi merupakan elemen dasar dalam membina hubungan yang baik antara perawat dan klien. Masih banyaknya keluhan terhadap komunikasi perawat (komunikasi verbal perawat dan komunikasi non verbal) menunjukkan kualitas komunikasi perawat yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan menggambarkan persepsi klien tentang komunikasi perawat. Desain penelitian ini yaitu deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional, menggunakan sampel sebesar 97 responden yang dipilih dengan teknik stratified sampling, dan instrumen berbentuk kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki persepsi baik tentang komunikasi verbal perawat yaitu berjumlah 67 orang (69.1%). Responden yang memiliki persepsi baik tentang komunikasi non verbal perawat yaitu berjumlah 60 orang (61.9%). Tidak terdapat perbedaan proporsi persepsi tentang komunikasi perawat berdasarkan kelas ruang rawat (p=0,103; α=0,05). Gambaran mengenai persepsi klien tentang komunikasi perawat diharapkan menjadi bahan evaluasi dan motivasi baik perawat maupun mahasiswa keperawatan untuk meningkatkan kualitas komunikasi perawat.

Communication is a basic element of building good relationship between nurse and client. Still many complain about nurse communication (verbal and non verbal) shows lack quality of nurse communication. The aim of this study was to identify the client perception of nurse communication. Descriptive correlative study and cross sectional approach was conducted by using questionnaires among 97 which chosen by stratified sampling method. The result showed that the client had good perception about nurse communication both verbal and non verbal. There are 67 clients (69,1%) had good perception about verbal communication of nurses, and 60 clients (61,9%) had good perception about non verbal communication of nurses. There is no difference about client perception of nurse communication in several class of room (p=0,103; α=0,05). This client perception about nurse communication should become evaluation material and also motivation for both nurse and student to increase the quality of nurse communication"
2013
S47450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achir Yani S. Hamid
"ABSTRAK
Komunikasi merupakan bagian integral dari fungsi unik keperawatan yang merupakan komponen terpenting dari pelayanan keperawatan. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit.
Komunikasi merupakan sarana utama yang digunakan dalam membuat dan memperkenalkan suatu perubahan. Selain itu, komunikasi juga dipakai sebagai landasan pembinaan hubungan antara perawat dengan anggota tim kesehatan lain. Mutu komunikasi antara perawat dan tenaga kesehatan lain mempengaruhi hasil pelayanan terhadap pasien. Knaus et al (1986) melaporkan bahwa angka kematian yang menurun di rumah sakit hempunyai hubungan dengan interaksi antara perawat dan dokter yang lebih menghasilkan pelayanan terkordinasi terhadap pemenuhan kebutuhan pasien daripada terhadap struktur administratif, spesialisasi, maupun status pengajaran. Oleh karena itu, hubungan kerja yang buruk dapat menimbulkan masalah yang serius bagi klien dan perawat serta mengancam citra profesi keperawatan.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan dengan jumlah mayoritas, penjalin kontak pertama dan terlama dengan klien, mutlak memerlukan kemampuan berkomunikasi interpersonal dalam membina hubungan dengan klien dan keluarganya serta dengan sesama perawat dan anggota tim kesehatan lainnya di rumah Sakit. Sebagaimana yang
dilaporkan oleh Swansburg (1990), lebih dari 80% waktu yang digunakan seorang manajer termasuk manajer keperawatan adalah untuk berkomunikasi.
Dengan demikian dalam menjalankan perannya sebagai pemberi pelayanan, pendidik, pengelola dan peneliiti, seorang perawat profesional berada dalam posisi yang paling menentukan untuk melindungi hak klien mendapatkan a.l.: pelayanan yang "aman" dan "bermutu", informasi yang diperlukan, keleluasaan pribadi (privacy), menolak terapi/perawatan, dan kerahasiaan akan data dirinya. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh perawat, jika ia mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal yang memadai.
Makalah ini akan membahas komunikasi interpersonal dalam kaitannya dengan peran perawat sebagai pemberi pelayanan. Pengertian, jenis, faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, dan cara meningkatkan komunikasi interpersonal dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit. Konsep dasar komunikasi tidak dibahas secara spesifik dengan asumsi bahwa bentuk dasar komunikasi interpersonal telah dipahami oleh peserta simposium."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1994
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Farida Yahya
"Dalam pelayananasuhan keperawatan, komunikasi terapeutik memegang peranan penting untuk membantu klien memecahkan masalahnya. Untuk mewujudkan terlaksananya komunikasi terapeutik secara efektif diperlukan adanya kemauan dan kesadaran diri yang tinggi dari perawat. Perawat harus mampu menciptakan kondisi (keterpercayaan) yang dapat menimbulkan adanya rasa percaya klien terhadap perawat, klien merasa diperhatikan: diterima, merasa aman, nyaman (deskripsi) merasa diikutsertakan dalam setiap tindakan yang akan dilakukan untuknya (orientasi masalah) pelayanan yang diberikan perawat dirasakan tulus, tidak dengan paksaan (spontanitas) informasi yang dibutuhkan klien harus jelas (kejelasan) klien merasa perawat dapat membantu mengurangi hal-hal yang mengganggu pikirannya dalam menghadapi penyakitnya dan tanpa memandang siapa klien tersebut (persamaan) sehingga klien merasa puas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal baik dengan efektifitas komunikasi terapeutik perawat-klien di ruang rawat inap rumah sakit Sumber Waras. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian ini terdiri dari 2 sampel yaitu 139 perawat pelaksana dan 248 klien yang dirawat. Data yang diperoleh dianalisis dengan mempergunakan koefisien korelasi Product Moment, untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen. Untuk mengetahui prediksi yang paling berhubungan antara variabel dependen dan independen digunakan regeresi liner ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari delapan variabel independen, lima variabel independen yang berhubungan secara signifikan dengan variabel dependen yaitu deskripsi, orientasi masalah, kejelasan, keterpercayaan dan kesinambungan & konsistensi. Sedangkan tiga variabel yang tidak berhubungan adalah spontanitas, persamaan dan provisionalisme.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi terapeutik perawat-klien di ruang rawat inap RS Sumber Waras sudah dilaksanakan dengan baik, namun masih perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta sikap perawat pelaksana dalam berkomunikasi dengan klien, Mengingat masih adanya keluhan-keluhan dari klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan di RS Sumber Waras."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mawaddah
"Komunikasi dalam keperawatan dapat diartikan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya, menentukan apa yang menjadi kehendak pasien, serta menilai evaluasi dari asuhan keperawatan yang dilakukan. Tujuan dalam penelitian ini mengetahui gambaran persepsi klien tentang komunikasi terapeutik perawat dalam pelaksanaan pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan Kota Bekasi. Metode dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif berdasarkan pengukuran dan analisis data karena didalam penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau gejala sosial. Populasi pada penelitian ini adalah peserta JKN-KIS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Peratama (FKTP) di Wilayah Kota Bekasi yang mewakili usia > 15 tahun. Besar sampel adalah 399,9334 dibulatkan menjadi 400 orang. Sampel didapatkan dengan metode Probability Sampling dengan cara cluster sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner komunikasi terapeutik perawat untuk mengukur persepsi klien terhadap kemampuan komunikasi terapeutik perawat. Penelitian ini akan menganalisis data dengan analisis univariat terhadap setiap variabel. Variabel yang akan dianalisis yaitu karakteristik responden dan komunikasi terapeutik perawat. Hasil penelitian ini terbagi dalam 3 fase komunikasi terapeutik yaitu fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi, diamana dalam 3 fase tersebutdi dominasi dengan kategori cukup. Pada komunikasi terapeutik fase orientasi kategori baik (17.25%), cukup (66.25%) dan kurang baik (66%). Pada komunikasi terapeutik fase kerja kategori baik (4%), Cukup (80.75%) dan kurang baik (15.25%). Sedangkan pada komunikasi terapeutik fase terminasi tidak ada kategori baik (0%), dengan kategori cukup (80.75%) dan kurang baik (19.25%).

Communication in nursing can be interpreted as the basis for providing nursing care to gather as much information as possible, determine what the patient wants, and assess the evaluation of the nursing care provided. The aim of this research is to determine the description of clients' perceptions regarding nurses' therapeutic communication in the implementation of services at BPJS Health First Level Health Facilities (FKTP) Bekasi City. The method in this research is included in quantitative research based on measurement and data analysis because this research will describe social phenomena or symptoms. The population in this study were JKN-KIS participants at Primary Level Health Facilities (FKTP) in the Bekasi City Area representing ages > 15 years. The sample size is 399.9334 rounded to 400 people. Samples were obtained using the Probability Sampling method using cluster sampling. This study used a nurses' therapeutic communication questionnaire to measure clients' perceptions of nurses' therapeutic communication abilities. This research will analyze the data using univariate analysis of each variable. The variables to be analyzed are the characteristics of the respondents and the nurses' therapeutic communication. The results of this research are divided into 3 phases of therapeutic communication, namely the orientation phase, work phase and termination phase, where these 3 phases are dominated by the sufficient category. In the therapeutic communication orientation phase, the categories were good (17.25%), sufficient (66.25%) and poor (66%). In the therapeutic communication phase of work, the categories were good (4%), sufficient (80.75%) and poor (15.25%). Meanwhile, in the termination phase of therapeutic communication, there was no good category (0%), with adequate (80.75%) and poor (19.25%) categories."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doloksaribu, Riama
"Komunikasi merupakan alat penting bagi perawat dalam berinteraksi dengan klien. Komunikasi terapeutik yang digunakan oleh perawat dapat membina hubungan yang terapeutik. Pada dasarnya klien selalu mengharapkan informasi yang lengkap dan jelas berkaitan dengan masalah kesehatannya serta kondisi yang sedang dialaminya. Setiap perawat mampu berkomunikasi dengan klien tetapi tidak semua mampu menerapkan komunikasi yang terapeutik. Kurangnya komunikasi dan interaksi yang terapeutik dari perawat ke klien sering menyebabkan kesalahpahaman dan ketidakpuasan pemenuhan harapan klien. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan penerapan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan klien dalam menerima pelayanan keperawatan. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan mengambil sampling klien di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah di rumah sakit Internasional Bintaro. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar evaluasi kinerja penerapan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan dan lembar kuesioner kepuasan klien, dengan analisis data univariat dan bivariat yang menggunakan uji hipotesis Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan penerapan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan klien dalam menerima pelayanan keperawatan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5621
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Savitri
"Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan crosssectional yang dilakukan pada periode rawat 4-15 Maret 2013 pada 114 pasien sebagai responden. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat inap RSU Bhakti Yudha Depok.
Hasil penelitian menggambarkan 66,7% responden menilai komunikasi perawat efektif, analisis lebih lanjut dengan regresi logistik menujukkan tidak ada hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, tipe kepribadian dengan persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat. Hanya variabel motivasi yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat.
Dengan hasil penelitian ini disarankan kepada rumah sakit agar diadakan rencana pelatihan komunikasi terapeutik secara berkelanjutan bagi perawat. Selain itu, mengupayakan adanya penerapan komunikasi terapeutik perawat dengan optimal serta adanya pengawasan dari supervisor maupun kepala ruangan, dan pembinaan dari komite keperawatan bagi perawat.

The study was a quantitative cross sectional study conducted during the periodMarch 4th to March 15th 2013 and covering 114 client. The aim of the study was to determine the factors associated with patient's perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing inpatient unit.
The result was found 66,7% respondents think nurses have effectiveness communication and with the logistic regression analysis showed there was no association between age, sex, education, personality traits with patient’s perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing. It also found that there was association between motivation with patient's perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing.
This study recommends to hospital for make therapeutic communication periodic training. Besides that, seek the implementation of therapeutic communication nursing and monitoring from supervisor and the head of the room, also coaching from nursing committee for nurses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting bagi individu
dalam melakukan interaksi. Hal ini juga sering terjadi pada institusi pelayanan kesehatan, misalnya pasien sering komplain karena tenaga kesehatan tidak mengerti maksud pesan yang disampaikan pasien, sehingga pasien tersebut menjadi marah dan tidak datang Iagi mengunjungi pelayanan kesehatan tersebut- Atau contoh lain adaiah selisih faham atau pendapat antara tenaga kesalahan karena salah mempersepsikan inforrnasi yang diterima yang berakibat terjadinya konflik antara tenaga ksehatan tersebut.
Jika kesalahan penerimaan pesan terus menerus berlanjut dapat berakibat pada
ketidakpuasan baik dari pasien maupun tenaga kesehatan. Kondisi ketidak puasan
tersebut akan berdampak pada rendahnya mutu pelayanan yang diberikan tenaga
kesehatan, dan Iarinya pasien kepada institusi pelayanan kesehatan Iainnya yang dapat
memberikan kepuasan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Pratiwi
"Komunikasi terapeutik perawat di ruang laniai 3 B Penyakit Dalam Rumah Sakit Bunda Margonda dirasakan belum optimal sehingga klien masih banyak yang belum puas terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan klien. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Tehnik penarikan sample adalah accidental sampling. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan klien dalarn menerima asuhan keperawatan. Dengan komunikasi terapeutik yittig baik oleh perawat, diharapkan klien merasa puas dalam menerima asuhan keperawatan.

Therapeutic communication of nurse in the Internist Room 3B floor Bunda Margonda Hospital was thought not optimum so that most client still not satisfied with nursing care provided The purpose of this research to determine the relationship between therapeutic communication of nurse with client satisfaction levels. This research is qualitative correlate interpretive with approach of cross sectional. The technique of sample is accidental sampling. The results of analysis determine there is significant correlation between therapeutic communication of nurse with client satisfaction level in nursing care. With a good therapeutic communication by nurse, satisfied clients expected to receive nursing can."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5938
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>