Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devinita Ayu Nurcahyani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan besar risiko kehamilan tidak diinginkan untuk melahirkan berat bayi lahir rendah berdasarkan persepsi ibu di Indonesia tahun 2010 beserta faktor-faktor perancunya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dengan menggunakan desain penelitian kohort retrospektif. Berdasarkan hasil analisis multivariat ditemukan bahwa ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mempunyai odds melahirkan bayi BBLR berdasarkan persepsi ibu sebesar 1,27 kali dibandingkan dengan ibu yang mengalami kehamilan diinginkan setelah dikontrol oleh umur ibu, umur kehamilan, frekuensi periksa hamil (ANC) dan jumlah pil zat besi. Dan pada model probabilitas didapatkan risiko ibu dalam melahirkan bayi BBLR pada kelompok kehamilan tidak diinginkan lebih tinggi dibandingkan kelompok kehamilan diinginkan, masing-masing kelompok dengan asumsi umur ibu tidak berisiko (20-34 tahun), umur kehamilan cukup bulan, frekuensi ANC adekuat minimal 4 kali dan pil zat besi minimal 90 hari.

This study aims to describe and the risk of unwanted pregnancies to delivering low birth weight by mother's perceived in Indonesia and by its confounders. This study is a secondary data analytic Health Research Association (Riskesdas 2010) in 2010 by using a retrospective cohort study design. Based on the results of multivariate analysis found that women with unwanted pregnancies have odds of LBW babies by mother's perception is 1,27 times compared to women with wanted pregnancies after controlled by age, gestation's age, frequency of antenatal care (ANC) and number of iron pills. And the probability model obtained maternal risk in low birth weight babies in the group of unwanted pregnancies is higher than the wanted pregnancies with assumptions age, gestation's enough month, an adequate frequency of antenatal care (ANC) and number of iron pills minimal 90 days."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maisaroh
"Penelitian ini merupakan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Responden penelitian adalah seluruh ibu yang pernah melahirkan selama kurun waktu lima tahun sebelum survei dilakukan, pada kehamilan atau persalinan terakhir. Jumlah sampel 13.587 terdiri dari 1.100 ibu dengan kehamilan tidak diinginkan (terpapar) dan 12.487 ibu dengan kehamilan diinginkan (tidak terpapar).
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR setelah mengendalikan berbagai faktor lain. Hasil penelitian menunjukkan, pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR berbeda menurut status ekonomi responden.
Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi tinggi berisiko melahirkan BBLR 1,539 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan. Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko 0,658 kali lebih kecil untuk melahirkan BBLR dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi.
Ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko melahirkan BBLR 0,427 kali lebih kecil dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solihah Widyastuti
"Berat Lahir rendah terkait dengan morbiditas dan mortalitas janin dan neonatal, gangguan pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan penyakit kronis di kehidupan mendatang. Bayi berat lahir rendah masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia maupun di Indonesia. Angka kejadian BBLR di Indonesia berkisar 9% (UNICEF, 2004). Kejadian BBLR terkait dengan kondisi perkembangan kesehatan ibu dan janin serta pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan hipertensi pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Indonesia. Desain penelitian adalah kasus kontrol dengan menggunakan data Riskesdas 2007. Data dianalisis dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat (regresi logistik ganda). Pada analisis bivariat hubungan hipetensi pada ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah didapatkan nilai OR = 2,74 (95% Cl: 1,35-5,5S). Dari hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh adanya hubungan bermakna antara hipertensi pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat Iahir rendah setelah dikontrol dengan variabel umur dan pendidikan sebagai konfounder dengan nilai OR = 2,38 (95% CI: l,l6-4,9l). Variabel kovariat yang terbukti signifikan secara statistik dengan kejadian bayi berat lahir rendah adalah umur dengan nilai OR = 1,98 (95% Cl: 1,22-3,22) dan pendidikan dengan nilai OR = 1,52 (95%Cl: 1,02-2,29) Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlu peningkatan konseling dan KIE kepada remaja dan wanita dewasa tentang faktor risiko yang dapat membahayakan kehamilan dan hasil akhir kehamilan, serta agar merencanakan kehamilan di usia yang tidak terlalu muda atau terlalu tua.

Low birth weight is associated with foetal and neonatal mortality and morbidity, inhibited growth and cognitive development, and chronic disease later in life. Low birth weight baby is still a major health problem worldwide including Indonesia. The incidence of low birth weight baby in Indonesia ranges from 9% (UNICEF, 2002). The incidence of low birth weight baby is associated with the development of maternal and foetal health and health service. The purpose of this study is to assess the relationship between maternal hypertension and low birth weight in Indonesia. Design of this study is case control using data from Riskesdas 2007. Data analysis using univariate analysis, bivariate analysis and multivariate analysis by multiple logistic regression. On bivariale analysis of relationship between matemal hypertension and low birth weight baby found OR = 2,74 (95% Cl: l,35-5,55). While through multivariate analysis by multiple logistic regression, it was obtained a very close relationship between maternal hypertension and low birth weight baby after controlling with maternal age and education as confounders, OR =2.38 (95% Cl: l,l6-4,91 ). Covariate variables that found to be statistically significant were maternal age (OR = 1,98 or 95% Cl: l,22-3,22) and education (OR = l,52 or 95%CI: 1,02-2,29) Based on these result, it is necessary to increase EIC (Education Information, and Communication) and counseling for adolescent and adult women about risk factors that endanger pregnancy and the outcome as well as planning a pregnancy not at too young or too old ages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33955
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani
"BBLR merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap morbiditas dan mortalitas bayi termasuk kematian neonatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian neonatal dini di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel faktor ibu dan pelayanan kesehatan. Desainstudi penelitianini kasus kontrol (1:4) denganmenggunakandatasekunder Riskesdas 2010. Jumlah sampel dalampenelitian ini adalah 720. Metode analisis yangdigunakanRegresi LogistikGanda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Besar Hubungan BBLR dengan kejadian Kematian Neonatal Dini setelah dikontrol oleh variabel lain (tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu, frekuensi ANC dan komplikasi kehamilan) serta dikontrol pula oleh BBLR yang berinteraksi dengan tingkat pendidikan ibu adalah 22,840 (95% CI : 8,671 – 60,162). Diperoleh dua OR dari hasil perhitungan ORinteraksi yaitu OR11 sebesar 23,028 (95%CI : 18,936-27,121) danOR11 sebesar 22,851(95%CI : 18,759–26,944).
Untuk menurunkan kejadian kematian neonatal dini adalah menurunkan kejadian BBLR melalui deteksi dini (pemeriksaan ANC), meningkatkan frekuensi ANC, ibu yang memiliki komplikasi kehamilan wajib melakukan persalinan di sarana pelayanan kesehatan yang adekuat, penyuluhan dan konseling pada ibu hamil berisiko tinggi dan pendidikan rendah, pemberdayaan ekonomi keluarga yang berstatus ekonomi rendah.

LBWis a factor which acts as main contributor to infant morbidity and mortality including neonatal mortality. Aim of this study is to identify the association between LBW to early neonatal mortality in Indonesia after controlling the variabel factors of characteristics of the mother and health services. Design of study is case control (1:4) and utilize secondary Riskesdas 2010 data. We apply logistic Regression method in this study analyze. Simple size are720.
Study results indicates the closed association between LBW to early neonatal mortality even after contolling the variables, education level and economic status of mother, frequency of ANC visits, complication during related pregnancy and olso the interaction variables of LBW to education level of mother, OR=22.840 (95%CI : 8,671–60,162). Ther a are two OR based on interaction analyze (OR11 = 23,028 (95%CI : 18,936-27,121) and OR11 = 22,851 (95%CI : 18,759 - 26,944).
There are alternative activities that might be implemented in order to decrease early neonatal mortality such as : decline LBW through early detection (ANC examination), increasing frequency of ANC visits, mother who experiance complication during pregnacy are obligated to do delivery in adequat health services, promotion and conseling to high risk pregnant women whom have low education, health insurance (Jamkesmas) and family economic empowerment to mother swho have low income.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Keisya Karami
"Latar Belakang: Prevalensi BBLR di Indonesia sudah mengalami penurunan sejak tahun 2000 akan tetapi penurunan ini belum mencapai target gizi global. Prevalensi BBLR kembali meningkat di tahun 2019 dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga di tahun 2022 prevalensi BBLR mencapai 12,58%. BBLR berpengaruh besar terhadap angka kematian neonatal dan kematian bayi. Di Indonesia, BBLR mejadi masalah kesehatan masyarakat sebab BBLR berkontribusi selama bertahun-tahun sebagai penyebab utama kematian neonatal. Tingginya angka kejadian BBLR akan berpengaruh pada tingginya AKB. BBLR dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR di Indonesia.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional dan menggunakan data sekunder berupa data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah bayi dengan BBLR sedangkan variabel independennya adalah hipertensi dalam kehamilan. Penelitian ini juga memiliki variabel kovariat yang meliputi variabel usia ibu, tingkat pendidikan, tempat tinggal, jumlah kunjungan ANC, riwayat aborsi, suplementasi Fe, status merokok, dan jenis kelamin bayi. Sampel penelitian ini merupakan perempuan berusia 15-49 tahun yang pernah melahirkan dalam 5 tahun terakhir sebelum pelaksaan survei. Data akan dianalisis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi.
Hasil: Diantara ibu yang melakukan kunjungan ANC didapatkan proporsi ibu dengan hipertensi dalam kehamilan yang melahirkan bayi BBLR sebesar 5% sedangkan ibu yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan dan melahirkan bayi BBLR memiliki proporsi sebesar 3,3%. Ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan akan berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang rendah dibanding ibu yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan (OR=1,54; 95% CI: 1,036-2,304). Penelitian ini juga menemukan terdapat risiko yang lebih tinggi pada ibu berusia ≥35 tahun untuk melahirkan bayi BBLR dibanding ibu pada kelompok usia 20-34 tahun (OR=1,41; 95% CI: 1,053-1,909). Analisis stratifikasi menemukan variabel usia ibu, pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, jumlah kunjungan ANC, riwayat aborsi, suplementasi Fe, status paparan rokok, dan jenis kelamin bayi sebagai variabel confounding terhadap hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR di Indonesia.
Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR.

Background: The prevalence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia has decreased since 2000, but the decreases have not yet reached the global nutritional target. The prevalence of LBW increased again in 2019 and continues to increase every year until 2022 the prevalence of LBW reaches 12.58%. LBW has a major effect on neonatal mortality and infant mortality. In Indonesia, LBW is a public health problem because LBW has contributed for many years as the main cause of neonatal death. The high incidence of LBW will affect the high Infant Mortality Rate (IMR). LBW can be influenced by several factors, one of the factors is hypertension. This study aims to determine the description and relationship of hypertension in pregnancy in mothers who conduct ANC visits with LBW babies in Indonesia.
Methods: This research was conducted using a cross-sectional study design and used secondary data (Basic Health Research data for 2018). The dependent variable in this study was infants with LBW while the independent variable was hypertension in pregnancy. This study also has covariate variables which include mother's age, education level, place of residence, number of ANC visits, history of abortion, Fe supplementation, smoking status, and baby's gender. The sample of this study were women aged 15-49 years who had given birth in the last 5 years prior to the survey. The data will be analyzed by univariate, bivariate and stratification.
Results: Among mothers who did ANC visits, the proportion of mothers with hypertension in pregnancy who gave birth to LBW babies was 5%, while mothers who did not experience hypertension in pregnancy and gave birth to LBW babies had a proportion of 3.3%. Mothers who experience hypertension in pregnancy will have a higher risk of giving birth to babies with low birth weight than mothers who do not experience hypertension in pregnancy (OR=1.54; 95% CI: 1.036-2.304). This study also found that there was a higher risk for mothers aged ≥35 years to give birth to LBW babies than mothers in the age group 20-34 years (OR=1.41; 95% CI: 1.053-1.909). Stratification analysis found the variables of mother's age, mother's education, area of residence, number of ANC visits, history of abortion, Fe supplementation, smoking exposure status, and baby's sex as confounding variables on the relationship between hypertension in pregnancy in mothers who had ANC visits with LBW babies in Indonesia.
Conclusion: This study conclude that there is a relationship between hypertension in pregnancy in mothers who visit ANC with LBW babies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Aprianda
"Pemberian ASI eksklusif memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Namun pemberian ASI eksklusif di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan masih cukup rendah. Sementara itu, kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kehamilan tidak diinginkan dan hubungannya dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian menggunakan desain potong lintang menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar 2010.
Hasil analisis menemukan bahwa sebagian besar ibu di wilayah perkotaan tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan cukup tinggi. Setelah dikontrol oleh variabel umur ibu, status pekerjaan ibu, jumlah anak, pelayanan antenatal dan pemberian ASI segera, ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan cenderung tidak memberikan ASI eksklusif pada kelompok umur 20-35 tahun, tidak bekerja, dan pelayanan antenatal sesuai K4, sedangkan cenderung memberikan ASI eksklusif pada kelompok umur kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun, bekerja, dan pelayanan antenatal tidak sesuai K4.

Exclusively breastfeeding have an important role to maintain health and the survival of the infant. However, the prevalence of exclusively breastfeeding in Indonesia particularly in the urban areas is quite low. Meanwhile, the incidence of unintended pregnancy in Indonesia is quite high. This research aims to know the description of unintended pregnancy and its association to exclusively breastfeeding. Research is using cross sectional design study which use the secondary data analysis of National Basic Health Research 2010.
Results of the analysis found that most of the mothers in urban areas were not exclusively breastfeed their baby and the incidence of unintended pregnancy is quite high. After controlled by maternal age, maternal employment status, parity, antenatal care, and immediate breastfeeding, mothers with unintended pregnancy were less likely to breastfeed their baby if their age were under 20 and above 35 years old, unemployed, and did not access adequate antenatal care, whereas mothers were more likely to breastfeed if their age were 20-35 years old, employed, and did not access antenatal care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desya Mulyaningrum
"BBLR adalah berat bayi lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). BBLR dapat menyebabkan kematian dan kesakitan prenatal, serta meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular. Proporsi BBLR di Indonesia dari periode SDKI 2007, 2012, 2017 cenderung stabil dan tidak ada penurunan dari tahun 2007 dengan tahun 2017. Kehamilan tidak diinginkan menjadi salah satu faktor risiko BBLR. Kehamilan tidak diinginkan (unwanted pregnancy) adalah suatu kehamilan yang terjadi di luar perencanaan. Karena pasangan suami atau istri tidak mau menggunakan kontrasepsi, tidak ada akses ke pelayanan KB sehingga menyebabkan kehamilan, dimana sceara fisik atau psikologis pasangan tidak siap dan menolak kejadian kehamilan (unwanted pregnancy). Proporsi kehamilan tidak diinginkan berdasarkan periode SDKI 2007, 2012, 2017 cenderung stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadapp kejadian BBLR perdesaan dan perkotaan di Indonesia berdasarkan data sekunder SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah kelahiran hidup dalam 5 tahun sebelum survei dengan laporan berat lahir yang memiliki berat kurang dari 2500 gram dan bertempat tinggal di pedesaan atau perkotaan di Indonesia.
Hasil penelitian ini adalah proporsi kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia adalah 7,6% dengan rincian 8,9% di perkotaan, 6,3% di perdesaan. Pada daerah perkotaan, kehamilan diinginkan lebih berisiko untuk mengalami BBLR setelah dikontrol dengan variabel tingkat pendidikan, komplikasi kehamilan, dan paritas.
Hasil analisismultivariat secara statistik kategori kehamilan dengan BBLR di perkotaan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Pada daerah perdesaan kehamilan diinginkan lebih berisiko untuk mengalami BBLR setelah dikontrol dengan variabel tingkat ekonomi, komplikasi kehamilan, dan kunjungan ANC. Hasil analisis multivariat secara statistik kategori kehamilan dengan BBLR di perdesaan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna.

LBW is brith weight less than 2500 grams (up to 2499 grams). LBW can cause prenatal death and pain, and increase the risk of causing non-communicable diseases. The proportion of LBW in Indonesia from the 2007 IDHS period, 2012, 2017 was stable and there was no different from 2007 to 2017. Unwanted pregnancies became one of the risk factors for LBW. Unwanted pregnancy is a pregnancy that occurs outside of planning. Because a husband or wife partner cannot use contraception, there is no access to family planning services which causes pregnancy, while the physical or psychological condition of the partner is not ready and rejects the pregnancy. The proportion of unwanted pregnancies in the 2007, 2012, 2017 IDHS period is stable.
This research discusses the expected research on rural and urban LBW events in Indonesia based on the IDHS 2017 secondary data. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) 2017. The sample of this study was a study of life in 5 years before the survey with reports on birth weight which weighs less than 2500 grams and resides in rural or urban areas in Indonesia.
The results of this study are that the proportion of undesirable events in Indonesia is 7.6% with 8.9% in urban areas, 6.3% in rural areas. In urban areas, pregnancy needs to be more for LBW after controlled by variable levels of education, complications of pregnancy, and parity.
The results of multivariate analysis with statistics on the category of pregnancies with LBW in urban areas show a not significant relationship. In BPLR, after being controlled by economic level variables, complications, and ANC visits. The results of multivariate analysis based on statistics on the category of pregnancies with LBW in rural areas showed a not significant relationship.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizah Fauziyana Fadly
"Berat badan lahir rendah (BBLR) menjadi penyebab kematian neonatal terbanyak tiap tahunnya di Indonesia, dengan rata-rata kasus BBLR adalah 6,98%, berada di bawah target RPJMN 2015–2019. Beberapa studi menunjukkan kehamilan tidak diinginkan (KTD) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap BBLR. KTD di Indonesia mengalami kenaikan dari 14% (2012) menjadi 15% (2017). KTD harus dapat dicegah, dan mencegahnya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, SDGs ke-5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara KTD dengan kejadian BBLR di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dan menggunakan data SDKI 2017. Analisis bivariat dan multivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dan dependen serta hubungannya setelah mengontrol variabel kovariat. Didapatkan, ibu dengan KTD memiliki risiko 1,80 kali memiliki bayi BBLR dibanding ibu dengan KTD. Diketahui bahwa terdapat variabel interaksi diantara hubungan variabel KTD dengan BBLR, yaitu variabel indeks kekayaan rumah tangga. Serta terdapat variabel confounder pada hubungan kedua variabel tersebut, yaitu frekuensi ANC. Jika disimpulkan, terdapat hubungan yang signifikan antara KTD dengan kejadian BBLR setelah dikontrol oleh variabel kovariat, yaitu indeks kekayaan rumah tangga dan frekuensi ANC.

Low birth weight (LBW) is the most common cause of neonatal death each year in Indonesia, with an average LBW case of 6.98%, which is below the target of the 2015–2019 RPJMN. Several studies have shown unintended pregnancy is a factor that has a significant effect on LBW. Unintended pregnancy in Indonesia has increased from 14% (2012) to 15% (2017). Unintended pregnancy must be prevented aims to improve maternal health, that is the 5th SDGs. This study aims to determine the relationship between unintended pregnancy and the incidence of LBW in Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional design and uses data from the 2017 IDHS. Bivariate and multivariate analysis were used to determine the relationship between the independent and dependent variables and the relationship after controlling the covariate variables. It was found that mothers with unintended pregnancy had 1.80 times the risk of having LBW babies compared to mothers with desired pregnancies. It is known that there is an interaction variable between the relationship between unintended pregnancy and LBW, namely the household wealth index. And there is a confounder variable in the relationship between the two variables, namely the ANC frequency."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Dhorkas Dhonna Ruth
"Pendahuluan. Indonesia merupakan negara yang masih banyak layanan kesehatannya terletak di daerah perifer dengan fasilitas minim dan jarang memiliki tenaga ahli untuk memprediksi berat bayi saat dilahirkan.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Kriteria inklusi ibu melahirkan anak terakhir, bayi lahir hidup, dan bayi tunggal, didapatkan sampel sebanyak 23.689.
Hasil. Variabel yang menjadi faktor risiko kejadian BBLR adalah usia kehamilan (POR 2,01), umur (POR 1,28), paritas (POR 1,56), tinggi ibu (POR 1,48), komplikasi (POR 1,46). Analisis ROC didapatkan area under curve untuk mengidentifikasi kejadian BBLR sebesar 0,602. Nilai titik potong untuk skoring prediksi 4 dan sensitivitas 59,8%.
Kesimpulan. Usia kehamilan, umur, paritas, tinggi ibu, dan komplikasi merupakan faktor risiko dan dapat digunakan untuk memprediksi bayi yang akan dilahirkan berisiko BBLR.

Introduction. Indonesia is a country that still many health services located in peripheral areas with minimal facilities and rarely have experts to predict the weight of the baby at birth.
Methods. This study using cross sectional study design. The inclusion criteria maternal last child, a baby was born alive, and a single baby, obtained a sample of 23.689.
Results. Variables are a risk factor for LBW is gestational age (POR 2,01), age (POR 1,28), parity (POR 1,56), maternal height (POR 1,48) and complications (POR 1,46). ROC analysis obtained an area under the curve to identify the LBW of 0,602. Value cut-off point for scoring 4 prediction and sensitivity of 59,8%.
Conclusion. Gestational age, age, parity, height, and complications are risk factors and can be used to predict the baby to be born at risk of LBW
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Rasyidin
"Berat badan lahir rendah (BBLR) BBLR merupakan hal yang sangat penting dalam bidang Kesehatan Masyarakat karena hubungannya yang sangat erat dengan kematian dan morbiditas neonatal dan penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit jantung iskemik, diabetes, dan lain-lain. BBLR adalah bayi dengan berat lahir < 2500 gram. BBLR masih cukup serius di Indonesia dengan prevalensi 11,1% pada tahun 2010. Merokok pasif merupakan isu kesehatan yang cukup penting dan di beberapa penelitian dapat mengakibatkan luaran buruk seperti BBLR. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara Merokok pasif pada ibu usia 15-54 tahun dengan kejadian BBLR di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional study dengan menggunakan data Riskesdas 2013. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah BBLR, dan variabel independen utama adalah Merokok pasif, variabel potensial perancu yakni usia ibu saat melahirkan, status sosial ekonomi, pendidikan ibu, keinginan untuk hamil dan paritas. Hasil analisis menunjukan merokok pasif pada ibu usia 15-54 tahun berhubungan lemah dengan BBLR. Anak yang lahir dari ibu merokok pasif memiliki resiko 1,14 (95% CI: 0,94 - 1,38) kali untuk BBLR dibandingkan anak yang lahir dari ibu tidak merokok pasif.

Low is birth weight (LBW) is an important issue in Public Health because of its relevance with neonatal mortality and morbidity and future health risk, such as Hypertension, Ischaemic Heart Disease, Diabetes Mellitus, etc. Low birth weight is baby born with birth weight less than 2500 grams. Low birth weight is still an important problem in Indonesia and its prevalence is 11,1 % in 2010. Passive smoking is also a threat and may cause detrimental outcome such as Low birth weight. The main purpose of this study was to investigate the relationship between passive smoking in mothers aged 15-54 years and low birth weight in Indonesia after controlling of potential confounders. The design of this study was cross-sectional using data from National Basic Health Research 2013. The dependent variable was Low Birth Weight, and the main Independent Variable was mothers aged 15-54 years who passively smoke, potential confunders were maternal age, socioeconomic status, maternal education, pregnancy intention, and Parity. The result was passive smoking in mothers aged 15-54 years was weakly associated with low birth weight. Children born from mothers who passively smoke have 1,14 risk of being low birth weight baby (95% CI: 0,94 - 1,38) compared to their non passive smoker mothers counterpart."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>