Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150736 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahra Khairiza Anri
"Sebagai pengasuh utama, perilaku ibu mempengaruhi pengalaman karies gigi anak, salah satunya penularan S. mutans dan S. sobrinus. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara perilaku ibu dan pengalaman karies gigi anak batita dengan uji laboraturium. 50 pasang ibu-anak diperiksa giginya dan diukur perilaku ibunya menggunakan kuesioner. Pemeriksaan genotipe S. mutans dan S. sobrinus dari plak dan saliva 15 pasang ibu-anak menggunakan ERIC-PCR. Terdapat hubungan bermakna antara perilaku ibu dan pengalaman karies gigi anak (p<0.05) dan 14.3% pasang ibu-anak memiliki persamaan genotipe S. mutans dan S. sobrinus. Kesimpulan: Perilaku kesehatan gigi mulut ibu berhubungan dengan pengalaman karies gigi anak melalui penularan S. mutans dan S. sobrinus secara vertikal.

As primary caregivers, mothers' behaviors effect on their children' dental caries experiences, one of them by way of transmission of S. mutans and S. sobrinus. This was to evaluate the relationship between mother's behavior and toddlers' dental caries experiences by laboratory test. 50 mother-child pairs underwent dental screening and filled out questionnaires to assess mother's behavior. Plaque samples were taken from 15 mother-child pairs to compare the genotype of S. mutans and S. sobrinus using ERIC-PCR. There was a significant relationship between mother's oral health behavior to the child's dental caries experiences (p<0.05) and 14.3% samples had similar genotypes of S. mutans and S. sobrinus. Conclusion: Mother's oral health behavior related to dental caries experience of their children by way of transmission of S. mutans and S. sobrinus vertically."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
S45511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avianti Sectiotania
"Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap. Gigi sulung lebih rentan terhadap terjadinya karies karena struktur dan morfologinya yang berbeda dari gigi tetap. Bakteri Mutans Streptococci yang paling banyak berada dalam rongga mulut manusia adalah S. mutans dan S. sobrinus. S.mutans merupakan spesies bakteri utama yang mengawali karies gigi manusiadan patogen yang paling umum terdapat pada plak gigi. Ibu sebagai pengasuh utama sering dianggap menjadi sumber infeksi terbesar bagi anak yang memiliki S.mutans dan atau S.sobrinus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubunganS.mutans serotipe c dan S.sobrinus serotipe d antara ibu-anak serta mengetahui hubungan status karies diantaranya. Sampel penelitian diambil dari plak gigi 48 pasangan ibu dan anaknya yang menderita karies dan diperiksa menggunakan PCR (Polimerase Chain Reaction).Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah S.sobrinus serotipe d mendominasi keseluruhan subyek penelitian. Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara status karies anak-ibu dengan distribusi S.mutans serotipe c danS.sobrinus serotipe d. Uji korelasi skor def-t dengan DMF-T menunjukkan adanya hubungan yang bermakna, yang berarti bahwa def-t anak akan meningkat seiring dengan kenaikan DMF-T ibu. Hubungan S.mutans serotipe c antara anak dan ibu ditemukan tidak bermakna dengan hubungan sangat lemah sedangkan hubungan S.sobrinus serotipe d antara anak dan ibu bermakna walau hubungannya lemah. Perilaku dan pengetahuan kesehatan gigi ibu berhubungan dengan pengalaman karies gigi anak melalui transmisi S.mutans dan S.sobrinus secara vertikal.

Dental caries may occur in the primary and permanent teeth. Primary teeth are more susceptible to caries due to the different structure and morphology compared to permanent teeth . The most bacteria of Mutans Streptococci found in the human oral cavity are S. mutans and S. sobrinus .While S. mutans is also the main species of bacteria that initiate dental caries humans and the most common pathogens found in dental plaque. Mother as the primary caregiver is often considered to be the biggest source of infection for children with S. mutans and or S.sobrinus. This study aims to investigate the relationship of serotypes c S. mutans and serotype d S.sobrinusbetween mother - child relationship and to know the status of caries among others . Samples were taken from dental plaque of 48 pairs mothers and their children who suffer from caries and examined using PCR (Polimerase Chain Reaction) . Results indicate that the number of serotype d S. sobrinus dominates whole subject of research . There is no significant relationship between caries status of the child - mother with the distribution of serotype c S. mutans and serotype d S.sobrinus. Correlation test scores def-t with DMF-T showed a significant relationship, which means that def-t will increase along with the increase of DMF-T. S.mutans serotypec relationship between the child and the mother was found to be significantly associated with a very weak relationship whereas S.sobrinus serotypes d relationship between the child and mother meaningful relationship despite weak . Behavioral and dental health knowledge mother dealing with dental caries experience of children through vertical transmission of S. mutans and S.sobrinus ."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeddy Januardi Sardjono
"Dalam mengukur tingkat keparahan karies gigi, jumlah serotipe Streptococcus mutans serta ekspresi gen glukosiltransferase gtfs dan LuxS dapat digunakan sebagai prediktor aktivitas bakteri karies dalam kategori karies rendah dan karies tinggi pada anak-anak di Indonesia. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara jumlah serotipe Streptococcus mutans, ekspresi gen LuxS dan glucosyltransferase dengan aktivitas bakteri karies gigi yang diukur dengan menggunakan Cariostat. Metode: Penelitian observasional potong silang dilakukan pada 76 anak usia 3 - 5 tahun 37 anak perempuan dan 39 anak laki-laki di Jakarta. Sampel plak gigi diambil dari subyek untuk mengukur jumlah serotipe, dan ekspresi mRNA gen glukosiltransferase dan LuxS. Tingkat keparahan karies gigi juga diukur dengan menggunakan indeks dmft, sedangkan aktivitas bakteri karies gigi diukur dengan menggunakan metode Cariostat. Jumlah serotipe, ekspresi mRNA gen glukosiltransferase dan ekspresi LuxS diukur menggunakan metode Quantitative Polymerase Chain Reaction qPCR . Hasil: Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa jumlah tingkat ekspresi gen S. mutans serotipe f dan gtfD yang dapat secara signifikan digunakan untuk memprediksi aktivitas bakteri karies gigi atau dengan kata lain berkontribusi terhadap aktivitas bakteri karies gigi. Kesimpulan: Metode Cariostat valid untuk mengukur aktivitas bakteri karies berdasarkan mikrobiologi dan penelitian biomolekuler. Dengan menggunakan instrumen klinis yang relatif sederhana dan ekonomis, seperti Cariostat, praktisi klinis mendapatkan gambaran mikrobiologi laboratorium dan hubungan biomolekuler seperti yang telah dibuktikan melalui penelitian ini.
Measuring the severity of dental caries, the quantities of Streptococcus mutans serotypes as well as its genes expression of glucosyltransferases gtfs and LuxS could be used as predictor of the activity of caries in both low and high caries experience in Indonesian children. Aim This study rsquo s aim was to analyze the relationship between Streptococcus mutans serotype quantity, glucosyltransferase LuxS gene expression with dental caries bacteria activity as measured by using cariostat. Methods Cross sectional observational study was conducted in 76 children aged 3 5 years 37 girls and 39 boys in Jakarta. The dental plaques samples were taken from the subjects for measuring serotype quantity, and the mRNA expression of glucosyltransferases and LuxS genes. The dental caries severity was also measured using the dmft index, while dental caries bacterial activity was measured using Cariostat method. The quantity of serotype, expression of the glucosyltransferases and the expression of the LuxS were measured using the quantitative Polymerase Chain Reaction qPCR method. Results Result of the multiple regression analysis shows that the quantity of S. mutans serotype f and gtfD gene expression level that could significantly be used to predict the activity of dental caries bacteria or in other words contribute to dental caries bacterial activity. Conclusions Cariostat method is valid to measure activity of bacteri caries base on microbiology and biomolecular research. Using a relatively simple and economical clinical instrument, such as Cariostat, clinical practitioners get a picture of the laboratory microbiology and biomolecular relationship as has been proven through this study."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrita Widyagarini
"Streptococcus mutans (S. mutans) diketahui merupakan bakteri patogen utama dalam proses karies. Koloni S. mutans pada anak dapat terbentuk melalui transmisi S. mutans yang terutama bersumber dari ibu. S. mutans serotipe c, e, dan f diklasifikasikan berdasarkan pada komposisi kimia polisakarida spesifik serotipe dan sering ditemukan pada sampel plak. Sampel plak didapatkan dari 66 pasang anak usia 3-5 tahun dan ibunya. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dipakai dengan menggunakan primer gtfB dalam penelitian ini telah mengkonfirmasi keberadaan S. mutans pada 46 sampel plak pasang anak dan ibunya. Terdapat hubungan yang bermakna antara karies anak dan karies ibunya (p<0,05). Skor karies anak akan meningkat seiring dengan peningkatan skor karies ibu. Distribusi S. mutans serotipe c ditemukan dalam proporsi yang banyak, sedangkan S. mutans serotipe e ditemukan paling sedikit pada sampel plak anak usia 3 - 5 tahun dan ibunya.Terdapat hubungan tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e dengan status karies anak dan ibunya (p>0,05). Terdapat hubungan sangat lemah, tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e anak dengan ibunya (0,000 < r < 0,199; p>0,05).

Streptococcus mutans (S. mutans) are considered to be an important bacterial pathogen of dental caries. The major reservoir from which children acquire these organisms is their mothers. S. mutans is classified into three serotypes, c, e and f, based on the chemical composition of its cell surface serotype-specific polysacharide. S. mutans serotypes c,e and f were reported to be frequently isolated from human dental plaque. Plaque samples were collected from 66 3- to 5-years-old and mothers with caries. Polymerase chain reaction (PCR) method using gtfB primer in this research has confirmed S. mutans from 46 dental plaque samples child-mother pairs. There is significant relationship between children caries score and mother caries score (p<0.05). Child caries score increases as mother caries score rise. Distribution of serotype c S. mutans has more prevalent detected than serotype e S. mutans. There is no significant relationship (p>0.05) between serotype c/e S. mutans and child-mother caries score. There is also no significant relationship (0,000 < r < 0,199 ;p>0,05) between serotype c/e S. mutans in children and their mothers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Adiputra Lukardi
"Berdasarkan laporan nasional riset kesehatan dasar tahun 2007, prevalensi karies gigi aktif di Indonesia mencapai angka 43,4 %. Propolis adalah bahan herbal yang telah terbukti memiliki efek antibakteri yang baik terhadap S.mutans dan S.sobrinus, bakteri yang erat kaitannya dengan terjadinya karies gigi. Namun belum diketahui efektifitas kandungan propolis dalam pasta gigi terhadap S.mutans dan S.sobrinus yang diisolasi dari saliva dan plak.
Penelitian ini menganalisis pengaruh pasta gigi dengan kandungan propolis 0,5% terhadap kedua bakteri tersebut dengan metode kuantifikasi real-time PCR. Sampel plak dan saliva diambil dari 6 orang subjek pada saat sebelum, sesaat setelah, 3 jam setelah, dan 9 jam setelah pengunaan pasta gigi propolis.
Hasil menunjukan penurunan jumlah rerata bakteri S.mutans dan S.sobrinus dari sebelum perlakuan ke sesaat setelah perlakuan pasta gigi propolis, kemudian jumlah bakteri meningkat pada pengambilan sampel 3 jam setelah perlakuan dan 9 jam setelah perlakuan baik pada sampel plak dan saliva.

Based on basic health national report in 2007, active tooth caries prevalence in Indonesia reached 43,4%. Propolis is a herbal substance which has been proved to have good antibacterial effect toward S.mutans and S.sobrinus, cariogenic bacteria. Nevertheless, propolis efficacy in toothpaste toward S.mutans and S.sobrinus, which are isolated from plaque and saliva, has not been well-studied.
This research analyzed efficacy of 0.5% propolis-containing toothpaste toward these two species of bacteria by using real-time PCR quantification method. Both saliva and plaque samples were taken from six subjects at a-while-before, a-while-after, 3-hours-after, and 9-hours-after toothbrushing using propolis toothpaste.
The result showed reduction in number of bacteria from before-treatment to a-while-after treatment, later on, the amount of bacteria increased gradually at 3-hour-after and 9-hour-after treatment. This happens to bacteria isolated from both saliva and plaque sample."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febia Karunia
"Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus adalah bakteri kariogenik penyebab terjadinya karies. Upaya pencegahan karies dapat dilakukan melalui penyikatan gigi dengan pasta gigi berbahan aktif.
Tujuan: Mengetahui pengaruh penyikatan gigi menggunakan pasta gigi xylitol terhadap jumlah S. mutans dan S. sobrinus dalam plak dan saliva.
Metode: Plak dan saliva diambil dalam 4 waktu yaitu sebelum, setelah, 3 jam setelah, dan 9 jam setelah penyikatan gigi dengan dan tanpa pasta gigi xylitol. DNA sampel diekstraksi dengan metode thermal shock. Lalu, dilakukan deteksi dan kuantifikasi sampel menggunakan mesin real-time PCR.
Hasil: Rata-rata jumlah S. mutans dan S. sobrinus dalam plak setelah dilakukan penyikatan dengan pasta gigi xylitol menunjukkan penurunan hingga 9 jam setelah sikat gigi. Sedangkan jumlah S. mutans dan S. sobrinus dalam saliva mengalami perubahan jumlah yang tidak pasti. Jumlah S. mutans dan S. sobrinus pada sampel yang diberi perlakuan memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan pada sampel kontrol.
Kesimpulan: Jumlah S. mutans dan S. sobrinus dalam plak dan saliva yang diberi perlakuan penyikatan gigi menggunakan pasta gigi xylitol mengalami penurunan dibandingkan dengan sampel kontrol. Namun perbedaan ini tidak berbeda bermakna secara statistik.

Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus are cariogenic bacteria that cause dental caries. Brushing teeth with toothpaste which contains active ingredients is one of caries prevention.
Objectives: Identifying the effect of using a xylitol-containing toothpaste to the quantities of S. mutans and S. sobrinus in dental plaque and saliva.
Methods: The dental plaque and saliva is collected in before, right after, 3 hours after, and 9 hours after brushing with and without the xylitol-containing toothpaste. The samples DNA are extracted with thermal shock method. Then, the samples are detected and quantified by real-time PCR.
Results: In the dental plaque, the mean quantity of S. mutans and S. sobrinus are decreased until 9 hours after brushing. In saliva, the mean quantity of S. mutans and S. sobrinus changes uncertainly. For all samples, the mean quantity of S. mutans and S. sobrinus are lower than the control group.
Conclusion: The statistics of S. mutans and S. sobrinus are lower compared to the control group. No significant differences were observed between all quantity differences.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Fauzia
"S. mutans dan S. sobrinus di dalam rongga mulut merupakan dua bakteri yang amat sering dikaitkan dengan terjadinya karies. Untuk mencegah karies perlu menjaga kebersihan mulut, salah satunya yakni dengan cara sikat gigi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh penyikatan gigi menggunakan pasta gigi triklosan terhadap jumlah S. mutans dan S. sobrinus.
Metode: Plak dan saliva subjek diambil sebelum (sebagai baseline), sesudah, 3 jam setelah, dan 9 jam setelah menyikat gigi dengan pasta gigi triklosan. Pengambilan sampel kontrol juga dilakukan pada subjek yang sama, yaitu setelah sikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi. Sampel kemudian diekstraksi DNA dan dikuantifikasi dengan real time PCR.
Hasil: Rata-rata jumlah Streptococcus mutans setelah sikat gigi dengan pasta gigi triklosan sudah kembali seperti nilai baseline setelah 3 jam pada sampel plak, dan pada sampel saliva terus menurun hingga jam ke 9. Sedangkan rata-rata jumlah Streptococcus sobrinus pada plak tidak menurun setelah penyikatan gigi, namun pada saliva terus menurun. Untuk semua sampel, rata-rata kenaikan jumlah bakteri lebih sedikit dibandingkan kontrol.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan jumlah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus dalam plak dan saliva setelah penyikatan gigi menggunakan pasta gigi triklosan, namun perbedaan ini tidak signifikan secara statistik.

S. mutans and S. sobrinus have been strongly associated to caries. In order to prevent caries the oral hygiene must be maintained, and one way to do so is by using a dentifrice.
Objectives: Identifying the effect of using a triclosan dentifrice to the quantities of S. mutans and S. sobrinus.
Methods: The dental plaque and saliva is collected before, right after, 3 hours after, and 9 hours after brushing with the triclosan dentifrice. A control sample is also collected from subjects brushing the teeth without any dentifrice. The samples DNA are then extracted and quantified by real time PCR.
Results: In the dental plaque, the mean quantity of S. mutans has already reached baseline after 3 hours while in the saliva, the mean amount continues to decrease up until 9 hours. No decrease of S. sobrinus was found in the dental plaque, unlike in the saliva, which continues to show decrease. For all samples, the mean increase of Streptococcus mutans bacteria is lower than the control group.
Conclusion: Quantitative differences of S. mutans and S. sobrinus after treatment with triclosan can be seen, but none showed any statistically significant difference.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Amalia
"ECC merupakan penyakit infeksi multifaktorial dapat ditransmisikan secara vertikal dan horizontal, menyebabkan kolonisasi S. mutans pada anak. Menganalisis potensi transmisi horizontal serta hubungan faktor sosioekonomi keluarga dan pengetahuan ibu mengenai perilaku kesehatan gigi anak terhadap ECC. Metode. Cross-sectional pada 33 anak menggunakan kuesioner, pemeriksaan klinis dan laboratorium. Tidak terdapat hubungan pengalaman ECC terhadap faktor sosioekonomi dan pengetahuan ibu. Tidak terdapat pasangan sampel dengan level ekspresi gen gtfB, gtfC dan gtfD yang sama. Terdapat 16 sampel yang mengekspresikan tiga gen tersebut. Simpulan. Terdapat potensi transmisi horizontal, tetapi tidak ditemukan transmisi horizontal karena tidak ada kontak saliva dan tingkat pengetahuan ibu baik.

ECC is multifactorial infectious disease can be transmitted vertically or horizontally that cause colonization of S. mutans in children. Analyze potential horizontal transmission and relation socioeconomic factor and mother’s knowledge of child’s oral health behavior with ECC experience. Method. Cross-sectional in 33 children using questionnaire, clinical and laboratory examination. There is no relation of ECC history between socioeconomic factor and mother’s knowledge. No pair sample with same gene expression level of gtfB, gtfC, and gtfD. 16 samples express three genes. Conclusion. There is potential horizontal transmission, but not found because no salivary contact and good level of mother’s knowledge."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roseita Dewi
"Salah satu cara pencegahan karies adalah menyikat gigi. Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus memiliki peranan pada terjadinya karies. Daun sirih dalam pasta gigi perlu diuji sebagai pencegah terjadinya karies.
Tujuan: Menganalisis pengaruh pasta gigi daun sirih terhadap jumlah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus.
Metode: Jumlah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus dari sampel plak dan saliva dikuantifikasi dengan menggunakan real-time PCR.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna antara 3 jam setelah menyikat gigi dengan sebelum menyikat gigi pada Streptococcus mutans di plak.
Kesimpulan: Terjadi penurunan jumlah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus setelah menyikat gigi menggunakan pasta gigi mengandung daun sirih.

Brushing tooth is one of technique to prevent caries. Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus have role in development of caries. Betel leaf ingredient in toothpaste needs to be studied as caries prevention.
Aim: To analyze the effect of betel leaf toothpaste against levels of Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus.
Methods: Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus from plaque and saliva samples were quantified by real-time PCR.
Result: There was significant difference between before brushing and three hours
after brushing on amount of Streptococcus mutans in dental plaque.
Conclusion:
The levels of Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus showed reduction
after brushing tooth."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Tri Wardhani
"Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang ketika diberikan dalam jumlah yang tepat dapat memberikan manfaat bagi kesehatan host. Lactobacillus Casei merupakan salah satu contoh bakteri asam laktat yang digunakan dalam probiotik. Bakteri ini dapat mencegah adhesi dan invasi bakteri patogen, memodifikasi lingkungan usus dan memodulasi respon imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni S.mutans pada plak gigi anak sebelum dan setelah minum minuman probiotik di Jakarta. Subyek penelitian berusia 9-12 tahun, sebanyak 13 orang anak. Sampel penelitian berupa koloni S.mutans yang terdapat dalam plak gigi anak. Jumlah koloni diukur dengan colony forming unit. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan rerata jumlah koloni S.mutans pada hari ketiga dan ketujuh, sebelum dan setelah minum probiotik. Pada perhitungan statistik ditemukan perbedaan bermakna antara jumlah koloni S.mutans pada plak gigi anak sebelum dan setelah minum minuman probiotik.

Probiotics are live microorganisms which when administered in adequate amounts confer a health benefit on the host. Lactobacillus Casei is one example of lactic acid bacteria used in probiotics. These bacteria may prevent bacterial adhesion and invasion of pathogens, modify the intestinal environment and modulate the immune response. This research was conducted to determine the differences of total S.mutans colony on children dental plaque before and after probiotics consumption in Jakarta. Subjects aged 9-12 years, 13 children. Research sample are S.mutans on children dental plaque. Total S.mutans colony were measured using colony forming unit. The results showed a mean difference between total S.mutans colony on children dental plaque, on the third day and the seventh day, before and after probiotics consumption. From the results of statistical analysis showed significant differences between total S.mutans colony on children dental plaque before and after probiotics consumption."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31730
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>