Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41359 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilik Eko Kurniawan
"Pengetahuan dan pengembangan panas bumi sangat penting saat ini untuk diketahui oleh masyarakat luas karena pemanfaatan potensi panas bumi secara langsung merupakan salah satu solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat disekitarnya.
Panas bumi yang terletak di daerah Pincara, Sulawesi Selatan merupakan sistem panas bumi non–vulkanik yang potensinya dapat digunakan secara langsung.
Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi panas bumi adalah metode gaya berat. Kemampuan metode gaya berat untuk mencari nilai variasi batuan dibawah permukaan dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur–struktur yang mengontrol keberadaan sistem panas bumi.
Pengolahan data lanjutan dengan metode talwani dilakukan terhadap hasil pegolahan data gaya berat awal sehingga didapatkan penampang vertikal 2D yang lebih baik dari pegolahan data yang hanya mengandalkan korelasi data geologi.

Knowledge and development of geothermal energy is very important nowadays to be known due to the utilization of direct use in geothermal energy is one alternative solution to meet the energy needs by the public surround.
Geothermal area that located in Pincara, South Sulawesi is a non-volcanic geothermal system that can be used directly.
One of the geophysical methods that can be used to determine the geothermal potential is gravity method. The ability of gravity method to find the variation of rock below the surface can be used to identify the structure that controls the existence of a geothermal system.
Advanced data processing by the method of Talwani carried out on the initial gravity data processing so we obtain a 2D vertical cross-section which is better than the data processing that just relying on geological data correlation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustita Rhamadania
"Telah dilakukan pengukuran nilai gayaberat di daerah Gunung Endut Kabupaten Lebak Provinsi Banten Pengukuran tersebut didasarkan pada manifestasi sumber panas bumi yang ada disekitar daerah Gunung Endut Pengolahan data dilakukan dengan melakukan koreksi gayaberat hingga menghasilkan anomali Bouguer dan pengolahan data lanjut menggunakan metode Talwani Maka diperoleh penampang struktur bawah permukaan 2D yang kemudian dikomparasi dengan peta geologi Anomali gayaberat mengindikasikan keberadaan intrusi batuan beku di Cikawah Penampang 2D yang didapatkan dengan menggunakan metode Talwani memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengolahan data yang hanya mengandalkan data geologi.

The gravity measurement had been carried out in the Mount Endut It is located in Lebak area Banten province The measurement is based on the manifestations of geothermal resources that exist around the area Firstly the gravity data is corrected by gravity correction to obtain Bouguer profile which separated regional and local anomaly Then we have carried out the advace processing data using Talwani method to produce cross section subsurface structure in target area The result of prosessing should that the igneous intrusion is happend in cikawah area The igneous intrution structure is very clearly obtained from Talwani analyzed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Sofyan
"Daerah prospek panasbumi Arjuno - Welirang berada di wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu. Geologi daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik berumur Kuarter. Penelitian ini memfokuskan pada metode gayaberat untuk mengetahui struktur bawah permukaan. Manifestasi permukaan yang ada di daerah ini berupa fumarol yang terletak di puncak Gunung welirang dan juga mata air panas di sebelah barat dan baratlaut Gunung Welirang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya lapisan clay cap, reservoar dan juga batuan panas yang berbentuk updome yang berada dibawah Gunung Welirang. Dengan mengintegrasikan data geologi, geokimia dan juga geofisika maka model konseptual dari sistem panasbumi Arjuno Welirang bisa kita buat dengan menggabungkan ketiga data tersebut.

Arjuno – Welirang geothermal prospect area is located in the Regency of Malang, Regency of Mojokerto, Regency of Pasuruan, and Batu City. This prospect has a geological area dominated by Kuartery volcanic rocks. This study focuses on gravity method to determine the subsurface structure. Surfcace manifestations in the form of fumaroles of this area is located on a Mountain top Welirang and hot springs in the west and northwest of Mount welirang. This result indicate the presence of a layer of clay cap, reservoir, and also indicate the presence of hot
rock shaped updome under Mount Welirang. Integrate data with geological, geochemical, and geophisical well as conceptual model of a geothermal system Arjuno – Welirang we can make by combining the three data.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S45289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramdhani
"Dalam eksplorasi geofisika terutama eksplorasi panasbumi, ada dua kriteria dalam memilih target pengeboran yang baik yaitu zona dengan temperatur tinggi dan zona dengan permeabilitas tinggi. Zona dengan temperatur tinggi berasosiasi dengan posisi keberadaan heat source dan juga daerah up flow, sementara zona dengan permeabilitas tinggi disebabkan karena adanya suatu patahan atau rekahan yang berhubungan dengan struktur geologi bawah permukaan.Pada dasarnya, struktur geologi bawah permukaan dapat diindikasikan dengan adanya kontras resistivitas yang disebabkan karena fluida panas dan konduktif yang mengisi zona-zona rekahan dan patahan, atau disebabkan karena perbedaan formasi dengan resistivitas yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan pembuatan model sintetik 3D mengenai berbagai struktur geologi permukaan dan dilakukan analisispolar diagram, induction arrow dan splitting curvesehingga diperoleh pemahaman dan karakteristik setiap model sintetik yang kemudian diimplementasikan pada data riil MT.
Penelitian ini menghasilkan bahwa diagram polar dapat menunjukkan adanya kontras resistivitas di bawah permukaan dimana kontras resistivitas ini dapat berhubungan dengan struktur geologi, dan bahwainduction arrow dapat menunjukkan objek yang lebih konduktif di bawah permukaan serta splitting nya kurva MT dapat memberikan informasi dekat atau jauhnya suatu stasiun pengukuran MT terhadap batas kontras resistivitas atau batas suatu struktur.

In geothermal explorations, there are two criteria to determine the best drilling target zone: high temperature zone and high permeability zone. High temperature zone is associated with the position of heat source, while high permeability zone is associated with subsurface geological structure (fault and fracture). In general, subsurface geological structure can be indicated by subsurface resistivity contrast which caused by conductive fluids filling the fracture zone or caused by different formation with different resistivity. The resistivity contrast will produce impedance polarization of MT data as the response of the structure which will be represented graphically by polar diagram. It also will produce splitting on the MT curve. While position of conductive anomaly can be detected by induction arrow. Therefore, 3D forward modeling is carried out to have knowledge about concept and characteristics of polar diagram, induction arrow and splitting curve of various synthetic geological structure to be implemented on real MT data.
This research conclude that elongation of polar diagram could provide information on the strike direction in which polar diagram give the response of relatively parallel or perpendicular to the strike, while the magnitude of induction arrow could show where the conductive zone and the distance between MT stations with the location of structure will affect the frequency at which the splitting MT curve occurs.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Jovanka Mayske Agatha
"Kota Surabaya memiliki potensi bahaya amplifikasi yang disebabkan dari aktifitas tektonik akibat adanya dua segmen Sesar Kendeng yaitu Segmen Surabaya dan Segmen Waru. Penelitian ini dilakukan di bagian barat Kota Surabaya dengan menerapkan metode mikrotremor array yaitu Autokorelasi Spasial (SPAC), dengan delapan titik tengah (base) yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kondisi struktur batuan bawah permukaan di bagian barat Kota Surabaya yang berpotensi menyebabkan amplifikasi menggunakan metode mikrotremor array. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer hasil akuisisi lapangan dengan metode mikrotremor array konfigurasi equilateral triangle yang dikumpulkan oleh BMKG pada tahun 2020 dan 2023. Metode SPAC memanfaatkan korelasi spasial antara kecepatan gelombang mikrotremor pada berbagai titik pengamatan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan. Metode SPAC mampu menunjukkan variasi nilai kecepatan gelombang geser (Vs) dan kedalaman bedrock engineering di setiap titik pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode mikrotremor array dengan konfigurasi equilateral triangle efektif digunakan untuk mengestimasikan struktur bawah permukaan di bagian barat Surabaya, yaitu struktur perlipatan antiklin sinklin, serta identifikasi awal adanya sesar naik yang merupakan mekanisme dari Sesar Kendeng Segmen Surabaya.

Surabaya city faces potential amplification hazards due to tectonic activities resulting from the presence of two Kendeng Fault segments, namely the Surabaya Segment and the Waru Segment. This study was conducted in the western part of Surabaya city, employing the microtremor array method, specifically Spatial Autocorrelation (SPAC), with eight predetermined base points. The objective of this research is to depict the subsurface rock structure conditions in the western part of Surabaya that may lead to amplification using the microtremor array method. The data utilized in this study are primary field acquisition results with the equilateral triangle configuration of the microtremor array, collected by BMKG in 2020 and 2023. The SPAC method leverages spatial correlation between microtremor wave velocities at various observation points to identify subsurface structures. The SPAC method is capable of indicating variations in shear wave velocity (Vs) values and bedrock engineering depth at each observation point. Research findings reveal that the microtremor array method with an equilateral triangle configuration is effective in estimating subsurface structures in the western part of Surabaya, specifically, anticline syncline folding structures, and provides an initial identification of an reverse fault, which is a mechanism of the Surabaya Segment of the Kendeng Fault.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Spencer, Edgar W.
Tokyo: McGraw-Hill, 1977
551.1 SPE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tajan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model struktur kecepatan gelombang P, koreksi stasiun dan kajian tektonik tiga wilayah BMG ( BMG Wilayah I - III ). Model struktur kecepatan dan koreksi stasiun ditentukan dengan metoda inversi kuadrat terkecil. Sedangkan kajian tektonik dilakukan berdasarkan analisis distribusi hiposenter dan stres gempa dari data mekanisme fokus.
Model struktur kecepatan yang dihasilkan umumnya lebih cepat dari pada model struktur Jeffrey-Mien maupun model Curray dan Fauzi kecuali pada kedalaman 0-34 km. Kecepatan gelombang P pada kedalaman 0-34 km untuk BMG Wilayah I lebih lambat dari pada BMG Wilayah II dan lebih Iambat dari pada BMG Wilayah III. Koreksi stasiun berkisar antara -0,96 hingga 0,22 detik untuk BMG Wilayah I, -0,19 hingga 0,43 detik untuk BMG Wilayah II dan -0,23 hingga 0,10 detik untuk BMG Wilayah III.
Kemiringan penunjaman lempeng tektonik BMG Wilayah I berkisar antara 44 ° - 50 0, BMG Wilayah II antara 53 ° - 65 ° , sedangkan BMG Wilayah III antara 60 ° - 65 Stres gempa BMG Wilayah I bagian Tenggara cenderung berarah Selatan Barat Daya - Utara Timur Laut dan berubah ke Barat Laut - Tenggara di bagian Barat Laut. Pada bagian Barat BMG Wilayah II stres gempa cenderung berarah Selatan Barat Daya - Utara Timur Laut dan semakin ke Timur bergeser ke arah Barat Laut - Tenggara. Sedangkan di BMG Wilayah III mempunyai dua pola, yang cenderung berarah Timur - Barat pada daerah yang makin ke Timur, yang mungkin disebabkan oleh perubahan arah penunjaman.
Stres gempa yang dominan pada BMG Wilayah I kedalaman 0 - 150 km adalah down dip compression, pada BMG Wilayah II kedalaman 0 - 100 km adalah down dip compression , dan pada kedalaman 100 - 300 km adalah down dip tension . Sedangkan pada BMG Wilayah III kedalaman 0 - 100..km adalah down dip compression, 100 300km down dip tension dan pada kedalaman yang lebih dari 300 kin adalah down dip ' compression.

ABSTRACT
Velocity Structures, Station Corrections And Study For The Tectonic Of Three Meteorological And Geophysical Regions (Sumatera, Java And Nusatenggara)We have determined the model of P-wave velocity structures, station corrections and study for the tectonic of three Meteorological and Geophysical Regions ( Region I, II and III). P-wave velocity structures and station corrections have been computed by the method of the least-squares inversion , whereas the tectonic research has been done by analysis of hypocenters and stress distributions.
The obtained velocity structure model was lower than.the model of Jeffrey-Sullen, or Curray and Fauzi for 0 - 34 km deep and faster for the deeper layer. P-wave velocity at 0-34 km deep for the Region I was lower than the Region II and Region III. The station corrections were obtained -0.96 to 0.22 seconds for the Region I , -0.19 to 0.44 seconds for the Region II and -0.23 to 0.10 seconds for the Region III.
The dipping of the tectonic plate of Region I was 44°-50 °, Region II was 53 0-65 ° and Region III was 60 °-65 °. Stresses at Southeast of Region I had trend to Southsouthwest - Northnortheast direction and changed to Northwest-Southeast at Northwestern part. In the Western of Region II stresses had trend to South southwest - Northnortheast and changed to Northwest - Southeast at the Eastern part, while in Region III had two patterns with trend to East - West direction at Eastern part, due to the change of direction of subduction.
In Region I the down-dip compression dominated the slab down to the depth of 150 km. In Region II the down-dip compression dominated the slab down to the depth of 100 km, while down-dip tension occured at 100 to 300 km deep. In Region III the down-dip compression dominated the slab down to the depth of 100 km,down-diptensions dominated the slab from 100.to 300 km deep, while below this depth the earthquakes were dominated by the down-dip compression.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Hartati
"ABSTRAK
Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang berada pada zona
pertemuan antara tiga lempeng besar: lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik,
dan lempeng Eurasia. Perkembangan tektoniknya yang berlangsung sejak zaman
Tersier hingga sekarang membuat Pulau Sulawesi merupakan daerah teraktif di
Indonesia. Hal ini menyebabkan Pulau Sulawesi mempunyai fenomena geologi
yang kompleks dan rumit, sehingga banyak terdapat patahan-patahan besar yang
aktif. Untuk mengetahui keberadaan struktur patahan di bawah permukaan,
dilakukan analisis data gayaberat. Struktur patahan dapat diketahui dari peta
kontur anomali Bouguer, yang ditunjukkan dari adanya nilai anomali positif dan
negatif yang dibatasi dengan kontur yang rapat, seperti yang terindikasi pada
daerah Sulawesi Selatan, lengan Timur Sulawesi, dan Gorontalo. Analisa
spektrum dilakukan untuk mengetahui kedalaman anomali regional dan residual.
Filtering dengan metode polinomial orde 1, 2, dan 3 dilakukan untuk mengetahui
kemenerusan patahan. First horizontal derivative dan second vertical derivative
digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan serta jenis patahan, yang kemudian
dilakukan pemodelan 2D. Pengolahan data memperlihatkan bahwa, daerah
Sulawesi Selatan teridentifikasi adanya patahan normal yang diperkirakan
memiliki dip 18° dan strike N14°W, untuk daerah lengan Timur Sulawesi
teridentifikasi adanya patahan naik yang diperkirakan memiliki dip 10° dan strike
N74°E, sedangkan untuk daerah Gorontalo teridentifikasi adanya patahan naik
yang diperkirakan memiliki dip 12° dan strike N12°E.

ABSTRACT
Sulawesi Island is one of island in Indonesia that located at subduction zone
between 3 large plates: Indo-Australia plate, Pasific plate, and Eurasia plate. The
tectonic developments since Tertiary age until now causes the Sulawesi Island
become the active area in Indonesia. It makes Sulawesi Island have complex and
complicated geological phenomenon that many large active faults being there. In
order to know the presence of subsurface fault structure, gravity method was used.
Fault structure can be known from Bouguer anomaly contour map, that indicated
by anomaly positive and negative value which are limited by tightly contour, like
in Southern Sulawesi, Eastern arm Sulawesi, and Gorontalo. Spectrum analysis
was made to know the depth of regional and residual anomaly. Filtering using
first, second and third polynomial method was made to know the fault continuity.
First horizontal derivative dan second vertical derivative were used to identify the
presence and kind of fault, which is then performed by 2D modeling. Data
processing shows that South Sulawesi zone was identified as a presence of normal
fault with estimated of dip is 18° and strike is N14°W, for Eastern arm Sulawesi
zone was identified as a presence of thrust fault with estimated of dip is 10° and
strike is N74°E, then for Gorontalo zone was identified as a presence of thrust
fault with estimated of dip is 12° and strike is N12°E.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thowwafi Alfiansyah
"Eksplorasi hidrokarbon di bawah batuan vulkanik menjadi sebuah tantangan besar untuk menambah cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pada penelitian ini digunakan Metode Audio-Magnetotelluric untuk memetakan perangkap structural reservoir hidrokarbon dikarenakan hasil pemetaan menggunakan gelombang seismik tidak menghasilkan data yang baik pada daerah batuan vulkanik.
Survey geofisika dengan metode audio-magnetotelurik (AMT) digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas dan nilai fasenya. Data mentah berupa data time series dari hasil pengukuran dengan menggunakan unit peralatan Phoenix Geophysics. Kemudian data diolah lebih lanjut dalam bentuk kurva resistivitas semu dan fase terhadap frekuensi. Dalam pengolahannya dilakukan berbagai filterisasi dan koreksi. Hasil akhirnya berupa penampang 2-dimensi dari line pengukuran AMT. Data hasil pemodelan AMT kemudian diinterpretasikan secara terpadu dengan data geologi.
Hasil menunjukkan hubungan yang cukup baik antara data AMT dengan data geologi. Dari hasil interpretasi dapat diketahui bahwa terdapat zona patahan di daerah pengukuran dan diketahui perlapisan formasi yang membentuk sistem perminyakan. Formasi Cinambo berperan sebagai batuan induk dan juga reservoir hidrokarbon yang menyebabkan adanya migrasi primer di dalam satu formasi, sedangkan Formasi Kaliwungu berperan sebagai batuan penutup seal rock. Jebakan (trap) hidrokarbon berjenis jebakan struktural karena adanya zona patahan di daerah pengukuran.

Exploration of hydrocarbons beneath the volcanic rock becomes a great challenge to increase oil and gas reserves in Indonesia. In this study, Audio-Magnetotelluric method is used for mapping structural trap of hydrocarbon reservoir because the mapping using seismic waves do not produce good data on the area of volcanic rock.
Geophysical surveys with audio-magnetotelluric method (AMT) is used to determine the condition of the subsurface based resistivity values and phase values. The raw data in the form of time series data from the measurement results using the equipment units Phoenix Geophysics. Then the data is processed further in the form of apparent resistivity and phase curves toward frequency. In processing carried out various filtering and correction. The end result is two-dimensional cross-section of the measurement line AMT. Data from the model AMT is then interpreted in an integrated manner with geological data.
The results showed a good enough relationship between data AMT with geological data. Interpretation of the results can be seen that there is a fault zone in the area of measurement and bedding known formations that form a petroleum system. Cinambo Formations act as the parent rock and hydrocarbon reservoir that led to the migration of the primary in one formation, while Kaliwangu Formations act as a cover seal rock. Hydrocarbon type trap is structural trap because there is fault zone in the area of measurement.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Pratama Hernanto
"Kepulauan Tanimbar yang berada dalam posisi kunci di dalam Busur Banda, memperlihatkan susunan struktur geologi yang rumit dan masih belum sepenuhnya dijelaskan. Busur Banda adalah salah satu wilayah geologi yang paling kompleks dan dipenuhi kontroversi di planet ini. Salah satu struktur geologi kompleks yang terdapat di Kepulauan Tanimbar adalah struktur patahan. Dalam penelitian ini, metode gravitasi dan seismik diintegrasikan untuk mengidentifikasi dan mengetahui jenis patahan. Dengan memanfaatkan data gravitasi berupa anomali gravitasi, first horizontal derivative (FHD), dan second vertical derivative (SVD), dapat ditentukan distribusi dari lintasan patahan. Selain menentukan distribusi dari lintasan patahan, nilai SVD juga digunakan untuk menentukan jenis dari patahan dengan cara membandingkan nilai mutlak maksimum dan minimum SVD. Beberapa jenis patahan yang telah diidentifikasi menggunakan nilai SVD kemudian diverifikasi dengan data penampang seismik 2D. Dengan metode gravitasi, ditemukan 25 lintasan patahan dimana 15 lintasan memiliki jenis patahan normal dan 10 lintasan memiliki jenis patahan naik. Dari 25 lintasan patahan, 5 lintasan patahan diverifikasi dengan metode seismik. Metode seismik berhasil memverifikasi metode gravitasi dalam menentukan jenis patahan. Keberadaan dan jenis patahan yang ditentukan oleh perbandingan antara nilai mutlak minimum dan maksimum SVD pada 5 lintasan patahan dapat diverifikasi oleh penampang seismik 2D. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas penentuan jenis patahan dengan menggunakan perbandingan nilai SVD.

The Tanimbar Islands, situated at a pivotal position within the Banda Arc, exhibit a complex geological structure that has not been fully elucidated. The Banda Arc is one of the most complex and controversial geological areas on this planet. One of the complex geological structures found in the Tanimbar Islands is the fault structure.. In this study, gravity and seismic methods are integrated to identify and understand the type of faults. By utilizing gravity data such as gravity anomalies, First Horizontal Derivative (FHD), and Second Vertical Derivative (SVD), the distribution of fault traces can be determined. In addition to determining the distribution of fault traces, the SVD values are also used to determine the type of faults by comparing the absolute maximum and minimum SVD values. Several types of faults that have been identified using SVD values are then verified with 2D seismic cross-section data. Using gravity methods, 25 fault traces were found, where 15 traces have normal faults and 10 traces have reverse faults. Of the 25 fault traces, 5 fault traces were verified with seismic methods. Seismic methods successfully verified the gravity methods in determining the type of faults. The presence and type of faults determined by the comparison between the absolute minimum and maximum SVD values on the 5 fault traces can be verified by 2D seismic cross-sections. However, further research is needed to understand the effectiveness of determining the type of faults using the comparison of SVD values."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>