Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Ayu Nindita
"Kanamysin adalah antibiotik aminoglikosida yang diproduksi oleh Streptomyces kanamyceticus dan dikenal sebagai agen antituberkulosis. Kanamysin mengandung aminosiklitol 2-deoksistreptamin (DOS) yang dilengkapi dengan gugus kanosamin pada C-6 dan aminoglikosida fungsional yang khas (6-amino-6-deoksi-D-glukosa untuk kanamysin A) pada C-4. Peran enzim KanJ dioksigenase dan KanK dehidrogenase dalam tahap akhir biosintesis kanamysin telah dikonfirmasi, yaitu mengkonversi kanamysin B menjadi kanamysin A dengan oksidasi dan reduksi pada posisi C-2’, yaitu dari gugus amina menjadi gugus hidroksi.
Penelitian ini menganalisis spesifisitas substrat KanJ dan KanK dengan membuat assay enzim secara in vitro yang menggunakan beberapa aminoglikosida sebagai substrat, yaitu neamin, tobramysin, paromamin, paromomysin, ribostamysin, genetisin, neomysin B, dan butirosin A. Hasilnya, analisis HPLC dan LC-MS menunjukkan KanJ dan KanK hanya bereaksi dengan neamin dan tobramysin. Maka, KanJ dan KanK mengenali gugus kanosamin dan secara khusus mengenali gugus amina pada posisi C-6’ dalam gugus neosamin C dari kanamysin B untuk mengkatalisis oksidasi.
Selanjutnya, dari hasil isolasi produk reaksi enzimatik KanJ dan KanK dengan neamin, analisis HPLC dan 1H-NMR memperlihatkan bahwa isolat masih berupa campuran produk dan neamin, sehingga struktur kimia produk belum dapat ditentukan secara akurat, namun dapat diprediksi bahwa produk merupakan 2’-deamino-2’-hidroksineamin.

Kanamycin is an aminoglycoside antibiotics produced by Streptomyces kanamyceticus and widely known as antituberculosis agent. Kanamycin contains 2-deoxystreptamine with kanosamine moiety attached on C-6 and unique aminoglycoside moiety (6-amino- 6-deoxy-D-glucose in kanamycin A) on C-4. Functional role of KanJ and KanK in the last step of kanamycin biosynthesis have been confirmed, where they play a vital role to convert kanamycin B to kanamycin A by oxidation and reduction at C-2’ position, to replace the amino group by a hydroxyl group.
This study examined the substrate specificity of KanJ and KanK using in vitro enzyme assay with several aminoglycosides as substrates, such as neamine, tobramycin, paromamine, paromomycin, ribostamycin, geneticin, neomycin B, and butirosin A. It was found that KanJ and KanK were active only on neamine and tobramycin. It appears that, KanJ strictly recognizes neosamine C moiety, particularly amino group at C-6’ and kanosamine moiety of kanamysin B to catalyze the oxidation.
Furthermore, after product isolation from enzymatic reaction of KanJ and KanK with neamine, HPLC and 1H-NMR analysis showed that the isolate was the mixture of product and substrate, so the precise chemical structure of the KanJ-KanK reaction product from neamine has not been determined yet, but could be predicted that it was 2’-deamino-2’- dehydroxyneamine.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Sucipto
"Kanamysin adalah salah satu antibiotik aminoglikosida terkenal yang banyak digunakan sebagai agen anti-tuberkulosis. Kanamysin mengandung sebuah aminosiklitol 2-deoksistreptamin (DOS) yang unik sebagai pusat aglikon, dilengkapi dengan kanosamin pada C-6 dan 6-amino-6- deoksiglukosa atau neosamin C atau glukosamin pada C-4. Pada tahun 2004, kluster gen biosintesis kanamysin diidentifikasi dari mikroorganisme produser Streptomyces kanamyceticus dan ada dua glikosiltransferase putatif yaitu Orf14 dan Orf20 yang diperkirakan terlibat dalam pembentukan ikatan glikosida.
Dalam studi ini, analisis fungsional dari Orf14 dan Orf20 dilakukan melalui protein rekombinan. Diawali dengan melakukan variasi kondisi ekspresi Escherichia coli ( vektor dan temperatur induksi). Sebagai hasilnya, Orf14 didapatkan sebagai protein yang larut ketika ekspresi dilakukan pada suhu 15°C, sedangkan Orf20 tidak. Kemudian, Orf14 dipurifikasi sebagian dengan fraksionasi amonium sulfat (10-40%) dan reaksi enzimatik diinvestigasi dengan substrat yang telah diprediksi kecocokannya.
Setelah dilakukan derivatisasi dinitrofenil, analisis HPLC menunjukkan adanya puncak baru pada campuran antara paromamin dan uridin 5?-difosfo(UDP)-glukosa dengan Orf14. Selanjutnya, analisis NMR dan MS dari produk reaksi Orf14 memastikan terjadinya pembentukan pseudotrisakarida. Oleh karena ituOrf14 dikarakterisasi sebagai UDP-glukosa : paromamin glikosiltransferase dalam biosintesis kanamycin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Joko Setiadi
"Skripsi ini berisi tentang usaha penerapan konsep context-dependent dalam melihat perilaku dan fungsi yang ke dalam bahasa Indonesia dengan membandingkan antara konsep ini dengan konsep lain yang banyak dipakai ahli bahasa, yaitu context-free. Tentu jika ditemukan kelebihan pada context-dependent, tidak berarti context-free ditinggalkan begitu saja. Jadi, tujuan skripsi ini menekankan pada kemungkinan memadukan kedua konsep ini untuk mendapatkan penjelasan yang lebih memuaskan dalam melihat perilaku dan fungsi yang.
Selain itu, meskipun penulisan ini tidak terlalu menekankan fungsi context-dependent di dalam cerpen yang menjadi data skripsi ini, ingin dilihat pula kemungkinan fungsi lain yang muncul dengan pendekatan konsep ini. Ternyata, perilaku dan fungsi yang di dalam cerpen Dua Orang Sahabat, terutama dalam mengkhususkan dan menerangkan nomina yang diikutinya, semakin menguatkan penceritaan. Penguatan ini karena nomina yang diikutinya mewakili penokohan dan latar. Oleh karena itu, penguatan nomina oleh yang, secara tidak langsung, juga menguatkan penokohan dan latar yang pada gilirannya menguatkan penceritaan.
Terlepas dari semua itu, tentu saja, penulisan skripsi ini masih memiliki banyak aspek bahasa atau sastra yang terlupakan. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan dilakukaiuiya kajian yang lebih luas agar pendekatan context-dependent ini, terutama dalam melihat perilaku dan fungsi yang, dapat lebih komprehensif lagi. Untuk itu, atas segala kekurangan di dalam skripsi ini, saya minta maaf dan mendorong kepada siapa saja yang tertarik dengan topik ini untuk melakukan pengkajian pada aspek bahasa dan sastra yang terlupakan. Semoga semakin memperkaya khasanah bahasa dan sastra Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirma I Mada
"Latar belakang: Thalassemia merupakan kelainan hemoglobin yang diturunkan secara autosomal resesif terbanyak di dunia, termasuk di Indonesia. Eritropoiesis inefektif dan hemolisis yang mengakibatkan terjadinya anemia, disertai kelebihan besi, dan toksisitas kelasi besi dapat menganggu fungsi organ, salah satunya ginjal.
Tujuan: Mengetahui profil tubulus ginjal dan faktor yang memengaruhi pada transfusion dependent thalassemia (TDT) remaja
Metode: Penelitian deskriptif analitik yang dilakukan dengan potong lintang. Subyek adalah TDT remaja usia 10-18 tahun yang datang ke RSCM pada Januari 2024 sampai Februari 2024. Subyek diekslusi jika terdapat riwayat penyakit ginjal, demam, gejala infeksi saluran kemih, serta mendapatkan kortikosteroid, trimetoprim, aminoglikosida atau sefalosporin generasi pertama dalam 1 minggu terakhir berdasarkan anamnesis dan catatan medik. Setelah informed consent didapatkan dari orangtua, dilakukan pengambilan data demografi dasar, pengukuran status antropometri, dan pengukuran tekanan darah. Pengambilan sampel darah dilakukan sebelum transfusi rutin dan pengambilan sampel urin pertama di pagi hari untuk dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Hasil: Dari 55 subyek, proporsi jenis kelamin 1:1 dengan median usia 14 (10-17) tahun. Median usia terdiagnosis thalassemia adalah 24 (2-180) bulan. Mayoritas subyek adalah thalassemia-! (72,7%), sedangkan thalassemia-!/HbE 27,3%. Status nutrisi gizi baik 45,5%, gizi kurang 34,5%, dan gizi buruk 20%. Jenis kelasi besi yang diberikan antara lain, deferipron (DFP) 61,8%, deferasiroks (DFX) 29,1%, dan kombinasi (DFP dan DFX) 7,3%, sedangkan 1 pasien tanpa terapi. Rerata kadar hemoglobin adalah 8,5 (SD 1,1) g/dL dengan nilai median feritin 4.604,2 (753,86-30.472,67) ng/dL. Prevalens disfungsi tubulus ginjal adalah 96,3%, meskipun prevalens penurunan fungsi ginjal hanya 1,8%. Profil fungsi tubulus ginjal berupa hiperurikosuria (94,5%), proteinuria (39,1%), peningkatan NGAL/kreatinin urin (23,6%), hiperkalsiuria (21,8%), dan hiperfosfaturia (20%). Tidak terbukti hubungan rasio NGAL/kreatinin urin terhadap anemia pre- transfusi, status kelebihan besi, dan jenis kelasi besi. Hiperfiltrasi glomerulus terjadi pada 63,6% subyek dan NGAL/kreatinin urin dan proteinuria memiliki hubungan yang bermakna terhadap hiperfiltrasi glomerulus dini (p=0,029 dan p=0,025).
Kesimpulan: Disfungsi tubulus banyak ditemukan pada TDT remaja. Tidak terbukti hubungan rasio NGAL/kreatinin urin terhadap anemia pre-transfusi, status kelebihan besi, dan jenis kelasi besi. Pemeriksaan fungsi ginjal sebaiknya dilakukan secara rutin pada TDT remaja.

Background: Thalassemia is the most common hemoglobin disorder in Indonesia. Ineffective erythropoiesis and haemolysis result in anemia, accompanied by iron overload, and iron chelation toxicity can disrupt organ function, one of which is the kidneys.
Objective: To determine renal tubule function and its contributing factors in transfusion dependent thalassemia (TDT) adolescents.
Method: This is an analytical descriptive study in cross-sectional. Subjects were TDT adolescent aged 10-18 years who came to RSCM from December 2023 to January 2024. Subjects were excluded if they had a history of kidney disease, fever, symptoms of urinary tract infection, and received corticosteroids, trimethoprim, aminoglycosides or first generation cephalosporins within the last 1 week based on anamnesis and medical records. Informed consent was obtained from the parents and basic demographic data, anthropometric status measurements and blood pressure measurements were taken. Blood samples are taken before routine transfusions and first morning urine samples are taken to check kidney function.
Results: Of the 55 subjects, the gender proportion was 1:1 with a median age of 14 (10- 17) years. The median age at diagnosis was 24 (2-180) months. The majority of subjects were !-thalassemia (72.7%), while !-thalassemia/HbE was 27.3%. The nutritional status was normal 45.5%, wasting 34.5%, and severe wasting 20%. The types of iron chelation given included deferiprone (DFP) 61.8%, deferasirox (DFX) 29.1%, and combination (DFP and DFX) 7.3%, while 1 patient had no therapy. The mean hemoglobin level was 8.5 (SD 1.1) g/dL with a median ferritin value of 4,604.2 (753.86-30,472.67) ng/dL. The prevalence of renal tubular dysfunction is 96.3%, although the prevalence of decreased renal function is only 1.8%. The renal tubular function profile consisted of hyperuricosuria (94.5%), proteinuria (39.1%), increased urinary NGAL/creatinine (23.6%), hypercalciuria (21.8%), and hyperphosphaturia (20%). There is no correlation between the urine NGAL/creatinine ratio and pre-transfusion anemia, iron overload status, and type of iron chelation. Glomerular hyperfiltration occurred in 63.6% subjects and urinary NGAL/creatinine and proteinuria had a significant correlation to early glomerular hyperfiltration (p=0.029 and p=0.025).
Conclusion: Tubular dysfunction is often found in adolescent TDT. There is no relationship between the urine NGAL/creatinine ratio and pre-transfusion anemia, iron overload status, and type of iron chelation. Kidney function evaluation should be carried out routinely in adolescent TDT.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Novita Handayani
"ABSTRAK
Pemeriksaan dehidrogenase laktat LDH diperlukan untuk menilai integritas sel. Hasil yang tepat serta akurat diperlukan agar pemberian terapi atau monitoring pasien juga tepat. Ketepatan dan akurasi hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kesalahan pra-analitik dari penggunaan alat penampung spesimen darah. Spesimen pemeriksaan aktivitas LDH yang direkomendasikan adalah plasma dari tabung dengan antikoagulan heparin. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran pemeriksaan aktivitas LDH serum dan plasma menggunakan tiga jenis tabung penampung spesimen yaitu tabung pemisah serum yang mengandung clot activator tanpa jel pemisah, tabung pemisah plasma yang mengandung antikoagulan lithium heparin tanpa jel pemisah, serta tabung pemisah plasma yang mengandung antikoagulan lithium heparin dengan jel pemisah. Desain penelitian adalah potong lintang, dengan menggunakan 80 sampel untuk setiap jenis tabung. Pada penelitian ini, didapatkan rerata aktivitas LDH serum lebih tinggi dibandingkan plasma heparin. Aktivitas LDH pada kedua plasma heparin yang didapatkan dari tabung pemisah plasma tanpa dan dengan jel pemisah tidak memiliki perbedaan bermakna. Perbedaan bermakna secara statistik maupun klinis didapatkan antara aktivitas LDH serum dan plasma heparin dari tabung pemisah plasma tanpa/dengan jel pemisah. Oleh karena itu, serum dan plasma heparin tidak dapat saling menggantikan untuk menilai aktivitas LDH serta diperlukan suatu rentang nilai rujukan aktivitas LDH untuk plasma heparin jika ingin menggantikan serum dengan plasma heparin. ABSTRACT Lactate dehydrogenase LDH examination is done to evaluate cell integrity, where a precise and accurate result is needed in order for the patient therapy and monitoring to be appropriate. Precision and accuracy of the examination results are influenced by many factors, including pre analytical mistake from blood specimen container tube usage. The recommended specimen for LDH activity examinations are plasma from tubes containing heparin anticoagulant. This study aims to compare LDH activity results from three types of specimen container tubes, serum separator tubes containing clot activator without separator gel, plasma separator tubes containing lithium heparin anticoagulant without separator gel, and plasma separator tubes containing lithium heparin anticoagulant with gel separator. The study design is cross sectional, using 80 samples for each type of tubes. In this study, the mean of LDH activity in serum was higher than heparin plasma. LDH activities in both plasma which were obtain from plasma separating tube without and with gel separator showed no significant difference. There were statistical and clinical significance in the mean difference between serum LDH activity with heparin plasma from plasma separator tubes without and with separator gel. Therefore, serum and heparin plasma could not replace each other to measure LDH activity and required a new LDH activity references values for heparin plasma if it used to replace serum."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Ekspresi Interleukin-10 dan Tumor Necrosis-alpha terkait hari kehamilan pada tikus yang terinfeksi Porphyromonas gingivalis. Restriksi pertumbuhan janin masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal. Porphyromonas gingivalis dapat menginduksi respon inflamasi plasenta yang mengakibatkan restriksi pertumbuhan janin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi sitokin pro-inflamasi TNF-α dan sitokin anti-inflamasi IL-10 pada jaringan plasenta tikus untuk memahami peristiwa yang saling berkaitan dengan kasus restriksi pertumbuhan janin. Metode: Tikus betina diinfeksi dengan live-Porphyromonas gingivalis pada konsentrasi 2x109 sel/ml di area sulkus subgingiva molar pertama rahang atas sebelum dan/atau selama kehamilan. Tikus tersebut dikorbankan pada hari kehamilan (GD)-14 dan GD20. Ekspresi TNF-α dan IL-10 pada makrofag dan sel-sel trofoblas dideteksi secara imunohistokimia. Hasil: Ekspresi TNF-α lebih banyak ditemukan pada
spongiotrofoblas kelompok Pg-BD pada GD14 (6,30 ± 1,16) dan sel-sel raksasa trofoblastik kelompok Pg-D pada GD20 (5,50 ± 1,35). Selain itu, ekspresi IL-10 lebih banyak ditemukan pada sel-sel raksasa trofoblastik kelompok Pg-BD pada GD14 (4,50 ± 1,51), dan sinsitiotrofoblas kelompok Pg-BD pada GD20 (8.70 ± 2.67). Simpulan: Ekspresi TNF-α pada GD14 dan GD20 disertai oleh peningkatan ekspresi IL-10. Kondisi patologis plasenta yang diinduksi Porphyromonas gingivalis dapat dihambat oleh peningkatan ekspresi IL-10 pada makrofag dan sel-sel trofoblas.

Fetal growth restriction remains a major cause of neonatal morbidity and mortality. Porphyromonas gingivalis can induce placental inflammatory response resulting in fetal growth restriction. Objective: This study aimed to evaluate the potential utility of the pro inflammatory cytokine TNF-α and anti-inflammatory cytokine IL-10
in rat placental tissues to understand whether these events were causally related. Methods: Female rats were infected with live Porphyromonas gingivalis at concentration of 2x109 cells/ml into subgingival sulcus area of the maxillary first molar before and/or during pregnancy. They were sacrificed on gestational day (GD)-14 and GD20. The expression of TNF-α and IL-10 in macrophages and trophoblast cells were detected by immunohistochemistry. Results: A higher expression of TNF-α was found in spongiotrophoblast of the Pg-BD group on GD14 (6.30±1.16), and in trophoblastic giant cells of Pg-D group on GD20 (5.50±1.35). Furthermore, a higher expression of IL-10 was found in trophoblastic giant cells of the Pg-BD group on GD14 (4.50±1.51) and in syncytiotrophoblasts of Pg-BD group on GD20 (8.70±2.67). Conclusion: The expression of TNF-α on GD14 and GD20 were accompanied by increased expression of IL-10. The placental pathologic conditions induced by Porphyromonas gingivalis can be inhibited by elevated expression of IL-10 in macrophages and trophoblast cells."
Fakultas Kedokteran Gigi, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahathera, Nyanatiloka
[Place of publication not identified]: Vijjakumara, 2011
294.342 MAH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Maria Olviani Ndede
"Latar Belakang: Mendeteksi risiko kejadian malnutrisi didapat dirumah sakit pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat penilaian nutrisi yang dilakukan selama masa rawat anak di rumah sakit. Salah satu alat penilaian yang telah dihasilkan berupa Alarm Malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji nilai sensitivitas dan spesifisitas alat penilaian Alarm Malnutrisi dalam mendeteksi risiko kejadian malnutrisi didapat di rumah sakit yang dibandingkan dengan alat penilaian Screening Tool for the Risk On Nutritional Status and Growth (STRONGKids).
Metode Penelitian: Penelitian dengan desain Cross Sectional ini melibatkan 168 anak yang dirawat di rumah sakit berusia 1 bulan hingga 18 tahun. Analisis data menggunakan pendekatan penelitian diagnostik yang menghasilkan nilai uji sensitivitas dan uji spesifisitas.
Hasil: Hasil uji statistik menunjukan nilai uji sensitivitas dan uji spesifisitas Alarm Malnutrisi masing-masing sebesar 32,2% dan 81,6%. Hasil ini dinilai tidak begitu baik dibandingkan alat penilaian STRONGKids yang sebelumnya telah dipakai di rumah sakit.
Kesimpulan: Alarm Malnutrisi masih perlu dikembangkan dan diperbaiki kembali untuk penyempurnaan sehingga dapat dipakai dengan baik dalam menilai risiko malnutrisi didapat di rumah sakit

Background: Detecting the risks for hospital-acquired malnutrition in children can be performed by using nutritional screening tools. One of the screening tools that has been created is Alarm Malnutrisi. This study aimed to test the sensitivity and specificity of Alarm Malnutrisi in detecting the risks for hospital-acquired malnutrition in comparison to Screening Tool for the Risk On Nutritional status and Growth (STRONGkids).
Materials and Method: This study employed cross sectional design and involved 168 hospitalized children (1 month to 18 years) at pediatric ward . The data were analyzed using diagnostic approach which resulted in sensitivity and specificity values.
Results: The statistical tests showed that the sensitivity and specificity values of Alarm Malnutrisi were 32,2% and 81,6% respectively meanwhile the values of STRONGKids. These results indicated that this screening tool was not better than STRONGkids which has been previously used in the Dr. Cipto Manunkusumo Hospitals in Indonesia.
Conclusions: Alarm Malnutrisi needs to be developed and improved in order to achieve better performance in detecting the risks for hospital-acquired malnutrition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasturi Ramadhani
"Tuberkulosis TB masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia yang terjadi akibat banyaknya kasus TB yang tidak terdeteksi melalui diagnosis. TB dapat di diagnosis melalui adanya tanda dan gejala, pemeriksaan apusan basil tahan asam BTA dan kultur sputum. Apusan BTA merupakan pemeriksaan yang murah dan sederhana namun sensitivitas dan spesifisitas belum diketahui pada Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas pewarnaan BTA terhadap kultur LJ. Sebanyak 188 sampel sputum didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM periode Januari ndash; Juni 2015 dan telah memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan studi uji diagnosis dan data dianalisis secara komparatif kategorik berpasangan dengan uji McNemar. Dari 188 sampel, didapatkan hasil positif basil tahan asam scanty, 1, 2, 3 dan kultur LJ berturut-turut adalah 13 sampel 6,9 dan 18 sampel 9,6. Dari tabel 2x2 didapatkan sensitivitas dan spesifisitas pewarnaan BTA terhadap kultur LJ adalah 72,2 dan 100. Sedangkan nilai duga positif dan nilai duga negatif adalah 100 dan 97,14.

Tuberculosis TB remains one of the major health problems in Indonesia due to the high number of suspected TB was not detected through diagnosis. TB can be diagnosed by its symptoms, acid fast bacilli AFB smear and by cultivation of sputum. AFB smear microscopy is cheap and simple but its sensitivity and specificity not known in Clinical Microbiology Laboratory FMUI RSCM. The aim of this study was to determine sensitivity and specificity of AFB smear against LJ. There were 188 sputum samples people with suspected TB obtained from Clinical Microbiology Laboratory FMUI RSCM from Januari to Juni 2015 that eligible for inclusion. This study used diagnostic test study and the data was analyzed using McNemar test. Out of 188 sputum samples, positive result for AFB smear and culture LJ were 13 samples 6,9 and 18 samples 9,6 respectively. Based on table 2 x 2, the sensitivity, specificity, positive predictive value and negative predictive value of LJ against AFB smear were 72 100 100 and 97,14 respectively.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidia Triani
"ABSTRAK
Spektrum 1087.7-1092.3 MHz telah dialokasikan untuk global flight tracking pada
World Radiocommunication Conference (WRC-15). ADS-B adalah suatu sistem
broadcast pada pesawat terbang yang memberikan informasi mengenai posisi
pesawat (latitude dan longitude), altitude, velocity, aircraft ID, dan informasi
lainnya yang didapat dari sistem on-board. Metode implementasi ADS-B pada
pesawat adalah dengan mengirimkan pesan data yang diformat pada Mode S
transponder melalui frekuensi 1090 MHz. Terdapat kemungkinan untuk
memanfaatkan frekuensi 1090 MHz sebagai pembawa transmisi Voice Cockpit
Recording (VCR) dari pesawat ke satelit. Tesis ini membuat simulasi tentang
speech compresion untuk voice cockpit recording menggunakan Discrete Wavelet
Transform. Hasil kompresi di transmisikan ke satelit menggunakan frekuensi ADSB.
Kualitas suara yang diterimakan pada receiver diuji menggunakan Mean
Operation Score. Simulasi menghasilkan bahwa Daubechies12, Coiflet5, Symlet10
dan Biorthogonal2.6 mempunyai nilai Ratio Compression and PSNR yang terbaik.
Hasil MOS rata-rata menunjukkan bahwa file hasil transmisi memiliki derau dan
sedikit menggangu. Dari hasil simulasi BER dan pengujian MOS maka kompresi
dengan mother-wavelet Daubechies12 mempunyai hasil yang terbaik. Disimpulkan
bahwa kompresi dengan teknik Discrete Wavelet Transform dapat digunakan untuk
mengirim voice cockpit recording dengan frekuensi ADS-B ke satelit

ABSTRACT
Spectrum 1087.7-1092.3 MHz had been allocated to global flight tracking civil
aviation. Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) is an aircraft
technology to broadcast information such as latitude, longitude, altitude, velocity,
and also the aircraft identity to the satellite using mode S transponder with 1090
MHz center frequency. There?s an opportunity to utilize 1090 MHz as the
transmission carrier of Voice Cockpit Recording (VCR) from aircraft to satellite.
This paper investigates voice cockpit recording simulation using Discrete Wavelet
Transform based compression technique. The compressed voice was transmitted to
the satellite using ADS-B frequency. The received sound was also tested by Mean
Operation Score. The simulation found that Daubechies12, Coiflet5, Symlet10 and
Biorthogonal2.6 has the best result of Ratio Compression and PSNR. From the
BER simulation result and average MOS results have indicated that Daubechies12
has the best results. It concluded that speech compression with Discrete Wavelet
Transform can be used for sending the voice cockpit recording over ADS-B via
satellite reception."
2016
T46205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>