Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okky Wahyu Hermanto
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan resiliensi antara buruh migran wanita korban kekerasan yang memilih kembali bekerja dan yang memilih untuk tidak kembali bekerja.Partisipan dari kelompok pertama sebanyak 34 orang, sedangkan dari kelompok kedua sebanyak 16 orang. Resiliensi diukur dengan menggunakan The 14-Item Resilience Scale (RS-14) yang disusun oleh Wagnild dan Young (2009) dan telah diadaptasi oleh Sihombing (2011).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor resiliensi di kedua kelompok (t = 9.738, p = 0.021). Dari wawancara terhadap beberapa partisipan, baik yang mau kembali bekerja ke luar negeri maupun yang tidak, ternyata alasan yang diungkapkan memang berbeda. Temuan ini sangat perlu ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang agar para wanita selaku buruh migran perlu dipersiapkan dengan baik sebelum dikirim ke negara tujuan.

This study investigates resilience of Indonesian women migrant workers who had been victims of violence when they worked overseas and had then returned to Indonesia. They are from two segments: Those who choose to return to work overseas, and those who do not want to do so. Altogether 34 women from the first group participated in this study while the second group consisted of 16 women. Resilience was measured using the 14-Item Resilience Scale (RS-14) prepared by Wagnild and Young (2009) and had been adapted by Sihombing (2011) for Indonesian setting.
The results of this study indicate that there are significant differences between these two groups in terms of their resilience scores (t = 9,738; p = 0.021). Interviews with several of the participants reveal the reasons why they want or do not want to return to work overseas. These results have important implications on how the Indonesian women migrant workers should be prepared before they are sent overseas.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Qomariah
"Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan (2020) menunjukan adanya peningkatan kasus KDRT. Di Indoenesia, kasus KDRT meningkat selama pandemi Covid-19. Bagi korban KDRT, kemampuan untuk bisa bertahan dalam kondisi yang menyulitkan menjadi sebuah hal yang penting. Skripsi ini membahas tentang resiliensi (kemampuan untuk bertahan) korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) selama pandemi Covid-19 di Kabupaten Bogor yang bertujuan untuk mengetahui kondisi KDRT, karakteristik, dan sumber resiliensi korban KDRT selama pandemi Covid-19 di Kabupaten Bogor. Skripsi ini adalah laporan hasil penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang menggunakan data primer dari 10 informan (temasuk 4 informan korban KDRT). Seluruh proses penelitian dilakukan sejak September 2020 sampai Juli 2021. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara secara daring melalui Whast sapp call/voice note. Penelitian ini dilakukan dengan basis Ilmu Kesejahteraan sosial yang memfokuskan analisis pada keterkaitan karakteristik dan sumber resiliensi dengan peran sistem lingkungan dan diri korban, sehingga korban tetap bisa menjalankan keberfungsian sosialnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa korban telah mengalami KDRT sejak sebelum pandemi berlangsung. Jenis kekerasan yang dialami adalah kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan ekonomi serta kekerasan seksual. Jenis kekerasan tersebut, menjadi lebih sering korban alami ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Hal yang menyebabkan KDRT adalah karena kesulitan ekonomi dan juga perselingkuhan. Dampak KDRT yang dialami korban berupa dampak fisik dan dampak psikologis. Dampak bagi anak korban berupa penurunan prestasi dan perubahan perilaku. Untuk bisa bertahan dalam kondisi tersebut, korban melakukan beberapa cara (karakteristik) yaitu; mengingat kembali tujuan hidup yang dimiliki, keinginan untuk maju dan berubah, membangun keterbukaan dan optimisme, memahami kelebihan dan kekurangan diri, dan menerima keunikan diri sendiri. Selain itu, korban juga memiliki sumber resiliensi yang membuat mereka bisa bertahan yaitu; kekuatan dalam diri, hubungan sosial dengan orang terdekat, kemampuan menjalin hubungan sosial dan interpersonal, serta nilai-nilai agama yang diyakini. Dari karakteristik dan sumber resiliensi tersebut, terdapat beberapa yang berasal dari lingkungan eksternal dan internal diri korban. Adanya peran dari lingkungan eksternal ditambah dengan peran dari internal korban, pada akhirnya bisa membuat korban bertahan (resilien) dan bisa menjalankan kehidupannya dengan baik.

Based on Komnas Perempuan's Annual Records (2020) it shows an increase in domestic violence cases. In Indonesia, cases of domestic violence increased during the Covid-19 pandemic. For victims of domestic violence, the ability to survive in difficult conditions is an important thing. This thesis discusses the resilience (ability to survive) of victims of Domestic Violence (KDRT) during the Covid-19 pandemic in Bogor Regency which aims to determine the condition of domestic violence, characteristics, and sources of resilience of victims of domestic violence during the Covid-19 pandemic in Bogor Regency. This thesis is a report on the results of qualitative research with a descriptive design using primary data from 10 informants (including 4 informants of domestic violence victims). The entire research process was carried out from September 2020 to July 2021. Data collection was carried out by online interviews via WhatsApp call/voice notes. This research was conducted on the basis of Social Welfare Sciences which focuses on the analysis of the relationship between characteristics and sources of resilience with the role of the environmental system and the victim's self, so that the victim can still carry out his social functions. The results showed that the victims had experienced domestic violence since before the pandemic took place. The types of violence experienced were verbal violence, physical violence, economic violence and sexual violence. This type of violence has become a more frequent natural victim during the Covid-19 pandemic. The things that cause domestic violence are due to economic difficulties and also infidelity. The impact of domestic violence experienced by the victim is in the form of physical impact and psychological impact. The impact for child victims is a decrease in achievement and changes in behavior. To be able to survive in these conditions, the victim did several ways; remembering the purpose of life that they have, the desire to move forward and change, build openness and optimism, understand their strengths and weaknesses, and accept their own uniqueness. In addition, victims also have a source of resilience that allows them to survive, namely; inner strength, social relations with the closest people, the ability to establish social and interpersonal relationships, as well as religious values ​​that are believed. From the characteristics and sources of resilience, there are some that come from the victim's external and internal environment. The existence of the role of the external environment coupled with the role of the victim's internal, in the end can make the victim survive (resilient) and can run their lives well."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustini
"Disertasi ini membahas strategi Buruh Migran Perempuan sebagai ibu ketika ia bekerja di Timur Tengah khususnya Arab Saudi. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif strategi studi kasus. Unit analisis penelitian adalah keluarga, yang kemudian dianalisis melalui perspektif gender. Konsep utama yang digunakan transnational motherhood serta teori konflik keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan ada empat strategi yang dilakukan oleh Buruh Migran Perempuan. Isu sosial budaya yang berlaku di tempat bekerja memberi pengaruh pada kondisi Buruh Migran Perempuan ketika bekerja serta berpengaruh pada pilihan strategi. Sementara itu, di daerah asal terlihat bahwa pengasuhan anak dilakukan oleh ?ibu pengganti? dengan melibatkan keluarga luas.;

This dissertation discusses about the strategy of Women Migrant Workers as a mother when she works in Middle East especially Saudi Arabia. This research is conducted with a strategy of qualitative approach of case studies. The unit of analysis is the family, which is then analyzed based on gender perspective. The main concept used is transnational motherhood and family conflict theory.
The results showed there are four strategies undertaken by Women Migrant Workers. Socio-cultural issues prevailing in the workplace is affecting the condition of Women Migrant Workers while working and influential on the choice of strategy. Meanwhile, in the origin region shows that child care is done by 'substitute mother' by involve the extended family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nordhani
"Remaja adalah fase yang rentan terhadap permasalahan kesehatan mental dan tingkah laku. Apabila tidak ditangani dengan tepat maka akan berdampak negatif selama fase hidup remaja tersebut (Kieling, et al., 2011). Remaja di daerah rural yang minim fasilitas penyedia kesehatan mental yang baik juga harus diperhatikan supaya dapat memberikan program preventif dan intervensi kepada remaja tersebut. Externalizing problem adalah salah satu masalah tingkah laku yang sering ditemukan pada remaja dengan self-esteem sebagai salah satu asosiasi yang kuat (Garaigordobil, Durá, & Pérez, 2005).
Studi ini bertujuan untuk melihat asosiasi antara externalizing problem dan self-esteem pada remaja rural di Karawang baik yang memiliki kehadiran orangtua dan tidak memiliki kehadiran orangtua karena bekerja sebagai TKI. Penelitian ini menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) untuk mengukur Self-Esteem dan Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk mengukur externalizing problem pada remaja. Terdapat 270 remaja dengan orangtua non buruh migran dan 171 remaja dengan orangtua buruh migran menjadi responden dalam penelitian ini.
Melalui teknik Pearson Product Moment, ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-esteem dan externalizing problem baik pada sampel remaja dengan orangtua non buruh migran dan remaja dengan orangtua buruh migran. Selain itu, dengan independent sample t-test diketahui perbedaan tingkat self-esteem dan externalizing problem antara remaja dengan orangtua non buruh migran dan buruh migran.

Adolescent is more susceptible to mental health problems dan behavioral difficulties. Those problems will give greater impact to adolescent as they grew up if are not handled properly (Kieling, et al., 2011). Concerns should be thrown to adolescent who live in rural area with lack of mental health facilities in order to give preventive and intervention programs to support their mental health. Adolescents often show externalizing problem as one of their behavioral difficulties with self-esteem as one of their strong factor (Garaigordobil, Durá, & Pérez, 2005).
This study aims the association between self-esteem and externalizing problem in adolescents who live in rural area in Karawang district with their parents also adolescents who are left behind by their mgrant worker parents. The Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) is the instrument to measured self-esteem and the externalizing problem dimension of Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) is used to measure externalizing problem among respondents. 270 rural adolescents who live with their parents and 171 adolescents who left behind by their parents are involved in this study.
The results of this study indicate that there is negatively significant correlation between self-esteem and externalizing problem on both groups. And also, there is significant difference on self-esteem and externalizing problem between adolescents with non-migrant worker parent dan adolescents with migrant worker parent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Deasy Eka Dwivany
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik migrandengan pola ikatan buruh wanita migran ke daerah asal serta hubungan ikatan migranterhadap daerah asalnya dengan pengambilan keputusan domestik migran wanita dalamkeluarga. Hasil penelitian ini yaitu jika jenis ikatan buruh migran berdasarkan kehadiranfisikmya, maka karakteristik buruh migran wanita yang dominan yaitu buruh migranwanita dengan beban sosial rendah. Sedangkan jika jenis ikatan buruh migranberdasarkan kontribusi ekonominya, maka karakteristik buruh migran wanita digambarkan dengan buruh migran wanita dengan beban sosial yang cukup tinggi. Semakindewasa usia buruh migran wanita, semakin rendah frekuensi untuk pulang ke daerah asaldan tingginya kontribusi ekonomi buruh migran wanita ke daerah asal dipengaruhi olehstatus pernikahan buruh migran wanita. Hubungan antara ikatan buruh migran wanitaterhadap daerah asal berdasarkan kehadiran fisik dengan pengambilan keputusandomestik yaitu, semakin tinggi tingkat kehadiran di daerah asalnya maka pengambilankeputusan domestik dalam keluarga dilakukan secara bersama dengan anggota keluarga.Hubungan antara ikatan buruh migran wanita terhadap daerah asal berdasarkan kontribusiekonomi dengan pengambilan keputusan domestik yaitu, semakin tinggi pengiriman uangke daerah asal maka pengambilan keputusan domestik dalam keluarga dilakukan secarabersama dengan anggota keluarga. Semakin tinggi ikatan buruh migran wanita dengandaerah asal, maka pengambilan keputusan dilakukan secara bersama.

This study aims to analyze the relationship between the characteristics of migrants withthe pattern of female migrant worker bonds to the area of origin and the relationship ofmigrant ties to their home region with the decision of domestic migrant women in thefamily. The result of this research is that if the type of migrant worker bond is based ontheir physical presence, the dominant female migrant worker characteristic is femalemigrant worker with low social burden. Whereas, if the type of migrant worker bonds isbased on their economic contribution, the characteristics of female migrant workers areillustrated by female migrant workers with a high social burden. The more mature the ageof female migrant workers, the lower the frequency to return home and the high economiccontribution of female migrant workers to the area of origin is affected by the maritalstatus of female migrant workers. The relationship between female migrant workers 39 tiesto the origin region is based on physical presence with domestic decision making ie, thehigher the attendance level in the area of origin, the domestic decision making in thefamily is carried out jointly with the family members. The relationship between thefemale migrant worker 39 s bond to the origin region is based on the economic contributionto the domestic decision making ie, the higher the money transfer to the area of originthen the domestic decision making in the family is done together with the familymembers. The higher the ties of female migrant workers to the regions of origin, then thedecision making is done together."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Farida
"Secara garis besar penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana bentuk kekerasan terhadap perempuan buruh migran/PBM, dan bagaimana bentuk upaya survival PBM dalam menghadapi dan menyikapi kekerasan.
Kemiskinan merupakan alasan utama yang mendorong perempuan desa tergerak untuk meninggalkan kampung halaman bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi. Masuknya perempuan dalam pasar kerja yang berarti telah terjadi pergeseran peran perempuan dari sektor domestik ke sektor publik, yang diasumsikan akan membawa kemajuan bagi perempuan, tidak serta membebaskan perempuan dari tindak kekerasan.
Kekerasan terjadi sejak awal hingga akhir siklus kerja: masa persiapan di kampung halaman dan tempat penampungan PJTKI, masa penempatan di Arab Saudi, masa kepulangan di bandana Soekarno Hatta dan di kampung halaman. Kekerasan mengambil beragam bentuk, yakni ekonomi, psikologis, fisik, dan seksual. Kekerasan muncul tidak bersifat tunggal, melainkan multilapis. Artinya, seorang PBM dapat mengalami 2 hingga 4 bentuk kekerasan sekaligus. Kekerasan terjadi berkaitan dengan 3 faktor, yakni gender, kelas, dan ras, sebagaiman posisi PBM, yakni sebagai perempuan. pembantu rumah tangga, dan pendatang.
Kekerasan bersifat interaktif dan struktural, karena pelaku kekerasan bisa individu, juga kolektif. Secara individual, pelaku adalah oknum aparat desa, calo/sponsor, suami atau ayah, majikan atau pegawai PJTKI, dan majikan. Secara kolektif atau kelembagaan, aktor yang terlibat adalah PJTKI, pemerintah dalam hal ini Depnaker dan KBRI atau Konsulat Jenderal, serta negara.
Di balik duka nestapa akibat kekerasan yang dialami, PBM memiliki bentuk upaya survival. Bentuk upaya survival yang dilakukan adalah bertahan/coping dan perlawanan sehari-hari (everyday forms of resistance). Terdapat bentuk variasi coping, yaitu: diam, berlari atau bersembunyi, dan menghindari sumber kekerasan. Perlawanan sehari-hari dilakukan dengan cara sabotase, berpura-pura sakit/pingsan, memperlambat pekerjaan, menggosip, dan berkorespondensi secara sembunyi-sembuyi. Terkadang bentuk perlawanan sehari-hari bisa menunjukkan tingkat yang lebih serius, yakni perang mulut dan adu fisik diperlengkapi senjata ala kadarnya.
Meskipun bentuk upaya survival tergolong parsial dan sederhana, tidak terwadahi dalam organisasi formal, dan tidak terkoordinasi dengan baik, namun secara nyata memiliki efek katarsist meringankan, memperbaiki posisi tawar dalam hubungan dengan PJTKI dan majikan, menumbuhkan kesadaran kritis dan militansi, mempertahankan semangat perlawanan kolektif dan organisasional, serta berkontribusi bagi lahirnya aktifis perempuan buruh migran di level grassroot.

Women Migrants Workers in the Midst of Violence: Study on Survival of Women Migrant Workers as Maidservant in Confronting and Reacting ViolenceIn brief, this research explain violence against women of migrant labor (PBM) and what the survival effort of PBM in confronting and reacting violence.
Poverty is major basic that motives village women to leave their home to work as maidservant in Arab Saudi. Women's participation in the job market mean that there is occurred a forward movement of women's role from domestic to public sector and it is assumed that it would bring any progress for women; however, that freedom of violence not come all of a sudden for women.
Violence against women is existed since the beginning to the end of the job cycle i.e. during the preparation phase in the homegrown and in the accommodating place of PJTKI, during the locating phase in Arab Saudi, the returning phase in Airport of Soekarno-Hatta and at their homegrown again. Violence against women takes any shape such as economy, psychological, physical, and sexual. Violence not emerge in one-man doer, but multilevel. Meaning, a PBM could face two or four kind of violence all at once. Violence is occurred in related to three factor i.e. gender, class, and race as well as the women's role as women, maidservant and newcomer.
Violence against women is interactive and structural because the doer of violence could be individual or collective. Individually, the doer of violence is the village staff with bad manner, sponsor, husband or father, the employer or staff of PJTKI, and the boss. Meanwhile, the involved actors collectively or institutionally are PJTKI, the government in this case is Depnaker (Ministry of Men-power) and the representative office of RI or General Consulates, and the country.
Behind the miserable as result of violence, PBM has such survival effort i.e. coping and everyday forms of resistance. Coping includes silent, run or hidden, and stay away the sources of violence. Everyday forms of resistance are such as sabotage, pretend to be ill or unconscious, slow down works, disseminate rumor and chitchat, secret correspondence. Occasionally, such everyday forms of resistance could show a more serious i.e. verbal dispute and trial of physical, completed with any of available weapon.
Although such survival effort are partial and simple, not including in formal organization, and not coordinate well, however, it has effect of catharsis to relieve, improve the bargaining position in relation to PJTKI and the employer, develop ethical awareness and militancy, maintain the spirit of collective resistance and organizational and contribute the emergence of PBM activist at grassroots level.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risca Dwi Wulandari
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran resiliensi korban erupsi Merapi serta mengkaji nilai budaya Jawa yang terkait dengan kemampuan resiliensi korban erupsi Merapi tersebut. Pengertian resiliensi yang dipakai merujuk pada lima karakteristik resiliensi dari Wagnild (2010), yaitu meaningfulness, perseverance, equanimify, self-reliance, dan existential aloneness. Gambaran resiliensi diperoleh dengan menggunakan alat ukur CD-RISC 10 (Connor & Davidson, 2003) dan nilai budaya Jawa diperoleh dari wawancara mendalam. Penelitian ini dilakukan di desa Krinjing yang merupakan salah satu desa yang terdekat dari puncak Gunung Merapi. Partisipan penelitian terdiri dari 17 orang yang berusia 20-30 tahun dan yang diwawancara mendalam adalah 3 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan mendapatkan skor resiliensi sedang dengan variasi skor yang beragam dari rendah sampai tinggi. Adapun nilai budaya Jawa yang terkait dengan kemampuan resiliensi korban erupsi Merapi adalah agama, sikap batin nrimo, ikhlas, dan gotong royong. Sejumlah saran untuk menindaklanjuti penelitian ini, termasuk mengatasi keterbatasan penelitian, disertakan, diantaranya adalah melakukan penelitian berikutnya dengan melibatkan masyarakat Gunung Merapi dari wilayah yang berbeda.

This study was conducted to gain picture of resilience among Merapi eruption victims, and to assess Javanese values associated with the resiliency ability among the victims. The concept of resiliency refers to the tive characeristic of resiliency from Wagnild (2010), and they are meaningfulness, perseverance, equanimity, self-reliance, and existential aloneness. Picture of resilience was obtained using the CD-RISC 10 (Connor & Daidson, 2003) while the Javanese cultural studies were obtained through interviews. Data were collected Krinjing village which is one of the nearest villages from the top of Mount Merapi. Altogether 17 participants of 20-30 years old took the questionnaire and three people were interviewed. The results indicate that most participants get a middle score of resilience. The Javanese cultural aspects associated with resiliency ability among
eruption victims are religion, nrimo, ikhlczs, and gotong royong. Recommendations for further research are included, such as involving people form other area of Mount Merapi.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Sekar Rianom
"Migrasi tenaga kerja ke luar negeri, merupakan program pemerintah Indonesia untuk mengatasi kesenjangan dalam memperoleh pekerjaan di dalam negeri, masalah pengangguran dan juga keadaan ekonomi yang diperburuk dengan krisis global yang terjadi pada tahun 1997 lalu. Peran pemerintah Indonesia sebagai pembentuk kebijakan memberikan tiga perlindungan pada TKW. Mekanisme penanganan kasus dengan pemberlakuan moratorium yang belum efektif dalam menangani kasus. Cara pemerintah dalam memberikan edukasi pada calon TKW, keluarga dan agen yang dilakukan secara gradasi.

Labor migration abroad, a government program for Indonesia to address the gap in gaining employment in the country, the problem of unemployment and the economic situation aggravated by the global crisis which occurred in 1997. The role of Government Indonesia as a shaper of policy provides three protection on TKW. The mechanism of handling cases with the enactment of the moratorium that has not been effective in dealing with the case. How Governments in providing education to the aspiring agent, family and TKW was done in gradations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>