Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Krianto
"Di kota Depok, lebih dari 30% penderita demam berdarah adalah anak-anak usia sekolah. Penularannya tidak selalu terjadi di sekolah di mana seorang anak menghabiskan sekitar 25% waktunya. Sekolah berperan strategis dalam pengendalian DBD sehingga anak sekolah harus memperoleh informasi yang memadai untuk mendapatkan perilaku yang positif. Studi kuantitatif ini bertujuan menilai tingkat keterpajanan informasi dan pengetahuan dalam pengendalian vektor. Analisis yang digunakan adalah beda mean dan uji korelasi. Hasil studi menunjukkan bahwa keterpajanan informasi dan tingkat pengetahuan anak sekolah tentang DBD masih rendah.

More than 30% dengue patients in Depok City were school age children. Infection does not always happened in school in which a child spend their time 25% of his time a day. School has strategic role in dengue control. It means that schoolchildren must have to adequate information so that its positive behavior. This quantitative study aims to assess information exposed and their knowledge in dengue vector control. Mean difference and correlation analyze were used in this study. Result of this study indicated that information exposed among schoolchildren and dengue knowledge were still lower."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di Kota Tasikmalaya yang telah menjadi daerah endemis DBD. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kejadian DBD di Kota Tasikmalaya tahun 2014. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan dari data surveilans BBTKL-PP Jakarta tahun 2014 yang menggunakan desain studi cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah penderita DBD dan masyarakat di sekitar rumah penderita dengan radius 200 meter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi DBD di Kota Tasikmalaya adalah 0,13%. Prevalensi DBD tertinggi ditemukan pada penduduk berumur di bawah 41 tahun (76,19%), berjenis kelamin perempuan (71,4%), berpendidikan rendah (57%), tidak bekerja (57,94%), berpengetahuan rendah (85,71%), berperilaku berisiko (61,9%), memiliki rumah dengan suhu sekitar 28-32oC (66,7%) dan kelembaban udara di luar kelembaban berisiko (95,2%).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains a major public health problem in Indonesia, especially in Tasikmalaya City which has become endemic area. This study aims to determine the picture incidence of dengue in Tasikmalaya City in 2014. This study is a follow-up analysis of BBTKL-PP Jakarta’s surveillance data in 2014 that uses a cross sectional study design. Samples were DHF patients and communities around the homes of people with a radius about 200 meters. The results of this study showed that the prevalence of dengue in the Tasikmalaya City is 0.13%. The highest prevalence of dengue was found in the population with age under 41 years (76.19%), female (71.4%), with low education (57%), did not have work (57.94%), knowledgeable low (85.71 %), risk behavior (61.9%), have a house with a temperature of about 28-32oC (66.7%) and the humidity outside humidity at risk (95.2%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Agus Mardani
"ABSTRAK
Latar belakang: Manifestasi klinis yang bervariasi, patogenesis yang kompleks, dan perbedaan serotipe virus membuat sulit memprediksi perjalanan penyakit dengue. Pencarian faktor-faktor prognosis sangat penting dalam memprediksi kasus yang mungkin berkembang menjadi sindrom syok dengue SSD . Anak yang dirawat di RS dapat mengalami syok. Angka kematian SSD 7,81 dan prevalens SSD 15,53 yang tinggi serta klasifikasi infeksi virus dengue terbaru menurut pedoman WHO 2011 merupakan alasan dilakukan penelitian ini. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor prognosis demam berdarah dengue DBD yang berpotensi menjadi SSD. Metode: Studi retrospektif menggunakan data rekam medik pasien anak usia 0 sampai ABSTRACT Background Various clinical manifestations, complex pathogenesis and different virus serotypes make us difficult to predict course of dengue. Prognosis factors finding is important to predict cases progressing to become dengue shock syndrome DSS . Hospitalized children may sustain shock. High mortality rate 7,81 , prevalence of DSS 15,53 1 and new dengue virus infection classification according WHO 2011 guideline are reasons doing this research. Objective To know prognosis factors in Dengue Hemorrhagic Fever DHF which have potency to become DSS. Methods Retrospective study use medical records of children age 0 until "
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoning Rahayu
"Dengue adalah infeksi yang ditularkan melalui nyamuk yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Penyakit tersebut semula hanya di perkotaan sekarang sudah sampai di pedesaan. Wilayah binaan Puskesmas Sambungmacan I termasuk sporadic DBD, namun ada peningkatan kasus dari tahun 2011 sebanyak 2 kasus menjadi 19 kasus dengan 1 kematian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan (P2) DBD dan kejadian DBD di wilayah binaan Puskesmas Sambungmacan I.
Rancangan studi dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik sampling stratified random sampling dan jumlah sampel 275 responden. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian DBD adalah fogging focus (p=0,00), penyelidikan epidemiologi (p=0,00), penemuan dan pertolongan penderita DBD (p=0,00) dan penyuluhan (p=0,00).
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan DBD yang mencakup fogging focus, penyelidikan epidemiologi, penyuluhan, penemuan dan pertolongan penderita dengan kejadian DBD.

Dengue is a mosquito-borne infection found in tropical and subtropicalregions around the world. The disease was originally only in urban areas is now up in the countryside. I Sambungmacan target area health centers including sporadic DHF, but there is an increase in cases of the year 2011 as many as 2 cases to 19 cases with 1 death.
This study aims to determine the implementation of prevention and eradication (P2) DHF and dengue incidence in the target area Health Center of Sambugmacan I.
The design of this research study is crosssectional sampling with stratified random sampling technique and sample is 275 respondents. Data collection by interview using a questionnaire.
The results showed that the variables significantly associated with the incidence of dengue is fogging focus (p = 0.00), epidemiological investigation (p = 0.00), the discovery and rescue of DHF patients (p = 0.00) and education (p = 0 , 00).
It can be concluded that there is a significant correlation between the implementation of prevention and eradication of dengue include fogging focus, epidemiological investigations, lectures, inventions and patient help with the incidence of dengue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S58728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Tasha Bastaman
"Jakarta Utara merupakan salah satu kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta yang memiliki insidens demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi. Pengetahuan rakyat Jakarta Utara mengenai vektor DBD harus dikembangkan guna meningkatkan kewaspadaan akan DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penyuluhan kesehatan mengenai vektor DHF dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta di Jakarta Utara.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-post study. Data diambil pada tanggal 22 September 2011 dan seluruh guru yang hadir saat penyuluhan menjadi subjek penelitian dengan mengisi kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan yang berisi lima pertanyaan mengenai vektor DBD. Data diproses dengan SPSS versi 11.5 dan diuji dengan marginal homogeneity. Hasilnya menunjukkan dari 82 responden, terdapat 34 orang guru perempuan (41,5%) dan 48 orang guru laki-laki (58,5%).
Hasil pretest, guru yang memiliki pengetahuan baik sebesar 56 orang (59,5%), cukup 19 orang (23,2%), dan buruk 6 orang (7,3%). Setelah posttest, guru dengan pengetahuan baik berubah menjadi 73 orang (89,0%), cukup 8 orang (9,8%), dan buruk 1 orang (1,2%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,01).
Disimpulkan penyuluhan memiliki dampak dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta mengenai vektor DBD dan penelitian kembali diperlukan untuk mengetahui pengetahuan guru setelah intervensi diberikan.

North Jakarta is one of the administration areas in DKI Jakarta province that has high incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF). The knowledge of people living in North Jakarta about DHF vector should be improved to increase the awareness of DHF. The purpose of this research is to know the impact of health education about DHF vector in improving the knowledge of private teachers in North Jakarta.
The design of this research was pre-post study. The data was collected in September 22nd 2011 and all teachers who attended the education became the subject of research by filling questionnaire before and after the education, which consisted of five questions regarding DHF vector. The data was processed by using SPSS version 11.5 and tested with marginal homogeneity. The result showed from 82 respondents, female teachers were 34 people (41.5%) and male teachers were 48 people (58.5%).
Pretest results showed that teachers with good knowledge were 56 people (59.5%), average 19 people (23,2%), and poor 6 people (7.3%). Posttest result showed that teachers with good knowledge changed into 73 people (89.0%), average 8 people (9.8%), and poor 1 people (1.2%). Marginal homogeneity showed significant difference on knowledge before and after the education (p<0.01).
In conclusion, health education has an impact in increasing the knowledge about DHF vector and further research is needed to know the teacher's knowledge after the infervention.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Yodia Ditakusuma
"Jakarta Utara merupakan salah satu dari enam daerah di Provinsi DKI Jakarta dengan insidens demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi. Pengetahuan mengenai gejala klinis DBD kepada guru swasta di Jakarta Utara dibutuhkan agar dapat mendeteksi dini DBD. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pengetahuan guru sekolah swasta mengenai gejala klinis DBD di Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-post study. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 22 September 2011 dan seluruh guru swasta yang hadir saat penyuluhan menjadi subyek penelitian dengan mengisi kuesioner yang berisi lima pertanyaan mengenai gejala klinis DBD sebelum dan sesudah penyuluhan. Data diproses dengan SPSS versi 18 dan diuji dengan marginal homogeneity.
Hasilnya menunjukkan dari 82 responden, terdapat 34 (41,5%) guru perempuan dan 48 (58,5%) guru laki-laki. Hasil pre-test, guru yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah 25 (30,5%) orang, cukup 22 (26,8%), dan kurang 35 (42,7%) orang. Pada post-test jumlah guru dengan pengetahuan baik menjadi 55 (67%) orang, cukup 20 (24,4%), dan kurang 7 (8,6%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,01). Disimpulkan penyuluhan berperan dalam meningkatkan pengetahuan guru swasta mengenai gejala klinis DBD.

Jakarta Utara is one of six districts in DKI Jakarta with the high incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF). It is necessary to giving the knowledge about clinical symptoms of DHF in private teachers in Jakarta Utara in order tomake the early diagnosis of DHF. This study used pre-post study design. The data was taken in 22 September 2011 in Jakarta Utara Walikota office by filling the questionnaire that contain five questions about the clinical symptoms of DHF before and after the health education. All private teachers who attended the health education are becoming the subject of the research. Data processed with SPSS version 18 and used marginal homogeneity test.
The results show of 82 respondents, there were 34 (41.5%) female teachers and 48 (58.5%) male teachers. Pre-test results, teachers who have good knowledge level is 25 (30.5%) people, moderate knowledge is 22 (26.8%), and poor knowledge is 35 (42.7%) people. In post-test, the number of teachers who have good knowledge is 55 (67%) people, moderate knowledge is 20 (24.4%), and poor knowledge is 7 (8.6%) people. By using the marginal homogeneity test it is showed significant differences in the level of knowledge before and after extension (p <0.01). It was concluded that health education have the role in improving teachers' knowledge about the clinical symptoms of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Jakarta Utara.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Puspa Juwita
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang endemis di Kota Tangerang dengan kejadian yang berfluktuasi per bulannya. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Ae. aegypti yang diduga memiliki hubungan dengan kondisi variabilitas iklim. Dengan menggunakan data sekunder yang tersedia maka penelitian ini menggunakan desain studi ekologi, berdasarkan urutan waktu (time series) untuk melihat adakah hubungan antara variabilitas iklim (suhu, curah hujan dan kelembaban) dengan Kejadian demam berdarah dengue di Kota Tangerang dalam kurun waktu 2004-2013. Analisis yang digunakan adalah univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji korelasi dan regresi linear.
Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara kejadian demam berdarah dengue dengan variabilitas iklim dengan keeratan hubungan yang sedang, yaitu hubungan antara kejadian demam berdarah dengue dengan suhu (p = 0,004; r = 0,314); hubungan antara kejadian demam berdarah dengue dengan curah hujan (p = 0,000; r = 0,355) dan hubungan antara kejadian demam berdarah dengue dengan kelembaban (p = 0,002; r = 0,298). Hubungan yang erat dapat dilihat dengan periode waktu yang pendek yaitu per tahun.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a endemic disease of Tangerang City with fluctuating case month by month. DHF is a disease that caused by dengue virus and transmitted by Ae. Aegypti, and also have relation with climate variability conditions. This research is using secondary data with ecological study design by using time series, to see the correlations between climate variability (temperature, precipitation and humidity) with hemorarhagic dengue fever cases in Tangerang City in the period 2004-2013. This research are using univariate analysis method and bivariate analysis with correlation and linear regression.
The results of this study revealed that are a significant correlation between dengue hemorrhagic fever cases with climate variability; correlation between dengue hemorrhagic fever with temperature (p = 0.004; r = 0.314); correlation between dengue hemorrhagic fever with precipitation (p = 0.000; r = 0.355) and correlation between dengue hemorrhagic fever with humidity (p = 0.002; r = 0.298). Strong correlations can be seen with a short period by year.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sopiyudin Dahlan
"Tujuan : Untuk mengetahui apakah trombosit dan kovariat lainnya yaitu jenis kelamin, usia, lama saklt, perdarahan, status gizi, hepatomegali, hematokrit, dan leukosit merupakan prediktor terjadinya renjatan pada pasien demam berdarah dengue (DBD) anak. Desain : kohort retrospektif dcngan analisis survival di dua rumah sakit di Jakarta. Penentuan tilik potong untuk trombosit, leukosit, dan hematokrit berdasarkan lama sakit menggunakan metode receiver operating characleristic (ROC). Nilai diskriminasi model prediksi menggunakun parameter area under curve (AUC). Subyek : Pasien suspek DBD, derajat I-Il, tanpa penyakit penyerta, lama sakit 3-5 hari. Keluaran utama: I-lubungan antara trombosit dengan renjatan dan model prcdiksi renjatan DBD pada awal perawatan dan 24jam perawatan. Hasil : Telah direkrut sebanyak 525 subyek dari catatan medis rumah sakit. Insidens renjatan sebesar 6,l%. Titik potong trombosit awal perawatan dengan lama sakit 3, 4 dan 5 hari musing-masing adalah 81.500/ul, 59.500/ul dan 53.500/ul. Titik potong trombosit 24 jam perawatan dengan lama sakit 4, 5 dan 6 hari masing-masing adalah 59.500/ul, 53.500/ul, dan 45.000/ul. Baik trombosit awal perawatan maupun 24 jam perawatan berhubungan dengan teijadinya renjatan dengan hazard ratio masing-masing sebesar 3,5 (lK95% 1,5-8,4) dan 3,3 (lK95% 1,4-7,5). Nilai diskriminasi trombosit awal perawatan dan 24 jam perawatan musing-masing sebesar 72,3% (IK 95% 63,1-8l,6) dan 67,'7% (IK 95% 58,2-‘77,3). Trombosit bersama-sama dengan karakteristik klinis rumah sakit, perdarahan, status gizi, interaksi lama sakit dengan hematokrit, dan interaksi lama sakit dengan hepatomegali baik pada awal perawatan maupun 24 jam perawatan merupakan prediktor lerjadinya renjatan. Model prediksi pada awal pcrawatan dan 24 jam perawatan mempunyai nilai kalibrasi yang baik dan nilai diskriminasi yang baik dengan AUC sebesar 84,l%; lK95% 77,9-90,3 untuk awal perawatan dan 80,4% (IK 95% 72,4-88,4) untuk 24 jam perawatan. Nilai diskriminasi model prcdiksi ini lebih baik daripada nilai diskriminasi trombosit awal perawatan maupun 24jam perawatan. Kesimpulan dan saran: Trombosit merupakan prediktor terjadinya renjatan pada DBD anak akan letapi penggunaan trombosit sebagai prediktor renjatan akan lebih balk jika digunakan bcrsama-sama dengan parameter Iainnya yaitu perdarahan, status gizi, hepatomegali, dan hematokrit. Saran: Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui reproducibilizjv dan rransporrability model prediksi renjatan yang diperoleh dalam penelitian ini.
Purpose: to investigate whether thrombocyte and other covariate such as sex, age, time before admission, bleeding, nutritional status, hepatomegali, haematocrit, and leukocyte, can be used to predict shock at children with dengue hemorrhagic fever (Di-IF). Design: Retrospective cohort with survival analysis. Cit off point for thrombocyte, leukocyte. and haematocrit according to day of sick were determined by receiver operating characteristic (ROC) curve. Magnitude of discrimination was assessed by area under curve (AUC). Subject: Children suspected with DH F, grade l and II at admission. Main outcome: to know association between thrombocyte with shock and to know prediction model to predict shock at admission and 24 hours after admission. Result: There were 525 subjects. Incident of shock was 6.l%. Cut off point for thrombocyte according to long of sick at 3, 4 and 5 day were 81.500/ul, 59.500/ul and 53,500/ul respectively. Cut olT point for thrombocyle at 24 hours aller admission ut 4, S, and 6 day were 59.500/ul, 53,500/ul, and 45,000/ul respectively. Both thrombocyte at admission and 24 hours after admission had association with shock with hazard ratio 3.5 (95%Cl l.5-8.4) and 3.3 (95Cl% i.4-7.5) respectively with magnitude of discrimination were 72.3% (95Cl% 63.1-8l.6) and 67.7% (95%Cl 58.2-77.3) respectively. Thrombocyte together with clinical characteristic of hospital, bleeding, nutritional status,interaction between time before admission and hepatomegali, interaction between time before admission and haematocrit were significant variables to include in to the prediction model for shock both for admission and 24 hours after. These models had good calibration and discrimination with magnitude of discrimination were 84.l%; lK95% 77.9-90.3 and 80.4% (95%Cl 72.4-88.4) respectively. Discrimination of tlicse models was higher than discrimination of thrombocyte alone. Conclusion: Thrombocyte is a predictor of shock but using prediction models consist of thrombocyte and other variables such as bleeding, nutritional status, hepatomegali, haematocrit is better to predict shock than thrombocyte alone. Suggestion: To conduct further research to investigate reproducibility and transportability of these prediction models."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Syahputra
"Pada akhir tahun 2018 terjadi peningkatan kejadian penyakit DBD yang berada di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku dari siswa kelas 5 Sekolah Dasar terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) serta Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) di sekolah setelah dilaksanakannya kedua metode intervensi yang berbeda yakni metode presentasi dan video edukasi. Penelitian ini menggunakan metode desain quasi experimental dengan teknik rancangan pre test dan post test design.Hasilnya diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil skor pada pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah diberikan intervensi. Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan kejadian penyakit DBD di wilayah Kecamatan Sukmajaya dan meningkatkan pengetahuan siswa sehingga memicu terbentuknya sikap positif dan perilaku yang baik dalam melakukan suatu upaya pencegahan penyakit DBD melalui kegiatan PSN.

In the end of year 2018, there was an increase DHF disease in Depok City This research aims to measure and determine the differences in knowledge, attitude and practice of 5th grade students of Elementary School towards Dengue Hemorragic Fever (DHF) and Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) for increasing larvae free rates (ABJ) in schools with two different intervention methods. This study uses a quasi experimental method design with pre test and post test design techniques. The results of the study revealed that there was an increase in the score on students’ knowledge, attitudes and practice after being given intervention in both the presentation and video education methods. This study is expected to reduce the incidence of DHF in Sukmajaya district area and increase student knowledge so as to trigger the formation of positive attitudes and good behavior in carrying out an effort to prevent DHF disease through PSN activities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah merupakan masalah kesehatan di
Indonesia sejak tahun 1968 sampai sekarang. Ada beberapa daerah yang sudah
ada penurunan tetapi sebagian wilayah Indonesia malah dari tahun ke tahun terus
meningkat angka kesakitan penyakit ini. Di Kabupaten Bandung selama 3 tahun
terakhir dari tahun 2011 sampai 2013 angka kesakitan DBD terus meningkat yaitu
sebesar 1078 tahun 2011, 1127 tahun 2012 dan tahun 2013 1240
penderita. Permasalahan peningkatan penderita disebabkan banyak kendala atau
permasalahan salah satunya adalah lemahnya sistem kewaspadaan dini
terhadap KLB DBD. Deteksi Dini KLB DBD adalah suatu sistem pemantauan
wilayah setempat yang bisa mendeteksi peningkatan kasus disuatu wilayah
berdasarkan katagori KLB yang tertuang di dalam Permenkes No. 1501
Tahun 2010 Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan
menerapkan pendekatan model prototyping dalam membangun model sistem
informas kesehatan. Penelitian ini menghasilkan rancangan basis data dan desain
prototype dari sistem informasi kesehatan penyakit demam berdarah dengue
dengan deteksi dini KLB DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, sehingga
deteksi awal kejadian luar biasa penyakit demam berdarah dengue bisa diketahui
pada saat melakukan input data sebelum pengolahan data untuk pembuatan
laporan Kabupaten Bandung., Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a health problem in Indonesia since 1968
until now. There are several existing areas decreased but parts of Indonesia, even
from year to year increase in morbidity of this disease. In Bandung District
during the last 3 years from 2011 to 2013 number of DHF cases continue to rise in
the amount of 1078 in 2011, 1127 in 2012 and 1240 of 2013 patients. Problems
caused an increase in patients with many obstacles or problems one of which is
the lack of an early warning system against dengue outbreak. Early detection of
outbreaks of dengue fever is a local area monitoring system that can detect an
increase in cases of outbreaks in a region based on the categories set out in the
Minister Regulation No. 1501 Year 2010 Concerning Certain Communicable
Disease Type Potential Outbreak and Response Efforts.
The study was conducted using qualitative research design with prototyping
models approach in building models health information system. This research
resulted in the design of the database and prototype design of health information
systems dengue fever with early detection of dengue outbreak in Bandung District
Health Office, so that early detection of outbreaks of dengue fever can be known
at the time of the input data before data processing for the manufacture of report
Bandung district.]"
Universitas Indonesia, 2014
S58696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>