Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan.Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kondisi sumber daya air dan sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh. Sumber daya air berupa sungai dan danau mengalami kerusakan pasca bencana tsunami. Salah satu parameter penting kualitas air adalah kondisi mikrobiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Coliform di semua titik pengambilan air sungai. Jumlah populasi bakteri Coliform yang paling tinggi terdapat pada Sungai Krueng Raya Muara sebanyak 3100 koloni/100mL. Bakteri fekal Coliform tertinggi terdapat pada Sungai Simpang Surabaya sebanyak 1600 koloni/ 100mL dan bakteri fekal Streptococcus tertinggi terdapat pada Sungai Krueng Raya I sebanyak 420 koloni/100mL. Pipa distribusi daerah Lampaseh tercemar oleh total Coliform sebanyak 140 koloni/100 mLdan fekal Streptococcus sebanyak 80 koloni/100 mL. Sumur dangkal daerah Lampaseh tercemar bakteri total Coliform sebanyak 850 koloni/100 mLdan fekal Streptococcus sebanyak 190 koloni/100 mL. Kondisi perairan sungai di Banda Aceh hampir seluruhnya perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk dapat digunakan sebagai sumber air baku untuk air bersih, termasuk pipa distribusi dan sumber air sumur daerah Lampaseh."
570 LIMNO 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S33773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Nora Nurmala
"Kotamadya Yogyakarta mengalami pertumbuhan penduduk yang
cukup pesat. Pada akhir tahun 1983 jumlah penduduk Kotamadya
Yogyakarta tercatat 408.500 jiwa (Dinas Statistik Kodya
Yogyakarta, 1987) dan pada akhir tahun 1994 jumlah penduduk
Kotamadya Yogyakarta tercatat 459.417 jiwa. Dengan luas 32,5
km , kepadatan penduduk rata-rata 14.136 jiwa per kilometer
persegi dan laju pertumbuhan penduduk setiap tahun sebesar
1,7 11 , maka kebutuhan untuk kehidupan semakin meningkat
diantaranya kebutuhan air. Berdasarkan data PDAM Tirtamarta
Kotamadya Yogyakarta, 42,5% dari jumlah penduduk yang dapat
dilayani kebutuhan air minumnya melalui jasa pelayanan,
sedangkan sisanya didapat dari air tanah.
Dari data tersebut dapat dipastikan bahwa air yang dikonsumsi
berasal dari air tanah. Adanya air dalam tanah suatu daerah
tidak tenlepas dari kondisi geohidrologi, curah hujan, penggunaan
tanah, dan pemanfaatan air tanah oleh daerah tersebut.
Kotamadya Yogyakarta dengan tingkat pertunthuhan yang cukup
pesat, berarti bertambahnya pemukiman penduduk dan saranasarana
lain yang turnbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan
penduduknya. Perkembangan Kotamadya Yogyakarta belum
diinthangi dengan penataan kota secara baik, sehingga banyak
menimbulkan akibat sampingan yang tidak diinginkan. Beberapa
daerah di kota mi ada yang tidak layak untuk dihuni, seperti
daerah dataran banjir dan daerah teras sungai, yang kadangkadang
dilanda banjir. Akibat lainnya adalah pada sistim
pernbuangan linthah, sistim sanitasi yang masih belum baik di
beberapa tempat di Kotamadya Yogyakarta. Berbagai macam
industri juga tumbuh di Kotamadya Yogyakarta, mulai dan
industri besar (aneka industri) dan industri kecil yang
tercatat pada Dinas Perindustrian. Industri tersebut baik
besar maupun kecil sangat potensial untuk menghasilkan limbah
yang dapat mencemari air. Efek samping penataan kota yang
kurang baik dan pertumbuhan yang cepat dengan segala dampaknya,
mengakibatkan penurunan mutu air di daerah kota, termasuk
air tanah.
Penelitian kualitas air tanah secara spatial dan menyeluruh
di wilayah mi belum pernah dilakukan, yang ada adalah data
pengujian sumur-sumur bar dalam dan data pengujian untuk
kasus-kasus tertentu. Semua penelitian tersebut belum dapat meniberikan informasi tentang seberapa jauh peñurunan mutu air
tanah di Kotarnadya Yogyakarta telah terjadi, dan khususnya
hubungannya dengan penggunaan tanah yang ada kaitannya dengan
pertumbuhan penduduk Kotamadya Yogyakarta.
Berdasarkan hal tersebut maka, masalah dalam penelitian mi
adalah : Bagaimana sebaran kualitas air tanah dangkai di
Kotamadya Yogyakarta ? Apakah variabei penggunaan tanah dan
variabel kepadatan penduduk Kotamadya Yogyakarta berpengaruh
terhadap sebaran kualitas air tanah dangkai Kotamadya Yogyakarta
?
Berdasarkan hasil analisis 170 sampel air tanah, maka konsentrash
Daya Hantar Listrik maksimum 895 .umhos/cm dan minimum
236 .umhos/cm, konsentrasi kesadahan total maksimum 338 mg/i
dan minimum 77,3 mg/l, konsentrasi suifat maksimum 250 mg/i
dan minimum 6 mg/i. Atas dasar konsentrasi ketiga unsur yang
diteliti serta mengacu pada baku mutu kualitas air jninum yang
ditetapkan MENKLH, maka di wiiayah penelitian dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu : Kuaiitas air tanah sangat baik (konsentrasi
DHL < 350 £ltnhos/cm, konsentrasi kesadahan total < 15
mg/l, konsentrasi sulfat < 145 mg/1), kuaiitas air tanah baik
(konsentrasi DHIJ 350 - 475 umhos/cm, konsentrasj kesadahan
total 15 - 25 mg/l, konsentrasi suifat 145 - 175 mg/i)
kualitas air tanah sedang (konsentrasi DHL1 47€ - .600
Almhos/cm, konsentrasi kesadahan total 26 - 60 mg/l, konsentrasi
sulfat 176 - 210 mg/i), kualitas air tanah buruk
(konsentrasj DHL > 600 Almhos/cm, konsentrasj kesadahan total
60 mg/l, konsentrasi suifat > 210 mg/i)
Kualitas air tanah sangat baik tersebar cukup ivas di sebelah
timur Kotamadya Yogyakarta dan sebagian kecil tersebar di
sebelah utara dan tengah dari wiiayah peneiitian. Kualitas
air tanah baik tersebar di sebagian wiiayah bagian utara,
tengah dan selatan wiiayah peneiitian. Kualitas air tanah
sedang tersebar merata di seiuruh wiiayah peneiitian, begitu
.pula dengan kuaiitas air tanah buruk.
Dari hasil pembahasan didapatkan bahwa baik atau tidaknya
kualitas air minum di Kotamadya Yogyakarta tidak tenlepas
dari pengaruh penggunaan tanah di suatu tempat, dan mi
berarti kepadatan penduduk juga turut mempengaruhi.
Berdasarkan anaiisis peta dapat dikatakan bahwa wilayahwiiayah
dengan kepadatan pemukiman tinggi berkepadatan
penduduk tinggi dan di wilayah hilirnya, mempunyai kualitas
air tanah dengan konsentrasi unsur kimia yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah lain. Wiiayah-wiiayah pemukiman
dan wiiayah yang berpenduduk padat ditanibah wilayah iridustri meniberikan volume limbah yang besar. Di samping itu, wilayah
pemukiman relatif lebih kedap air dibanding wilayah
sekitarnya sehingga air hujan yang menjadi limpasan di
wilayah pemukiman lebih besar mengakibatkan tingkat
pengenceran air tanah oleh air hujan berkurang"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Depok merupakan wilayah yang ditetapkan menjadi wilayah konservasi air
dan tanah, dan berfungsi sebagai kawasan yang memberikan perlindungan
bagi ketersediaan air Propinsi DKI Jakarta baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pola keruangan wilayah
kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji dan Beji Timur yang merupakan
daerah di Kota Depok yang mengalami pertambahan penduduk yang pesat
namun tidak diimbangi dengan penyediaan sistem drainase yang memadai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kualitas fisik air tanah dangkal
berdasarkan parameter TDS dan DHL masih memenuhi kriteria baku mutu
yang ditetapkan dalam PP No.82 tahun 2001. Kualitas kimia air tanah
dangkal berdasarkan parameter pH menunjukkan sebagian besar tidak
memenuhi baku mutu atau hanya memenuhi baku mutu kelas IV, dimana
wilayah ini tersebar di bagian utara, tengah, dan selatan daerah penelitian.
Kualitas kimia air tanah dangkal berdasarkan parameter amonia
menunjukkan 34,8% daerah penelitian telah tercemar. Persebarannya
mengelompok dan cenderung berasosiasi dengan wilayah kedalaman untuk
mencapai muka air tanah < 5m. Kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji
dan Kelurahan Beji Timur menunjukkan bahwa makin dekat dengan septic
tank dan makin dangkal muka air tanah, kualitasnya semakin buruk. Faktor
kedalaman untuk mencapai muka air tanah berpengaruh cukup kuat terhadap
kualitas air tanah dangkal, sedangkan faktor jarak dari septic tank
berpengaruh lemah terhadap kualitas air tanah dangkal. Sementara itu,
kepadatan rumah tidak mempengaruhi kualitas air tanah dangkal di
Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur.
Kata Kunci : Jarak dari Septic Tank, Kedalaman Untuk Mencapai Muka Air
Tanah, Kepadatan Rumah, Kualitas Air Tanah Dangkal.
Xii + 87 hlm. ; 1 lampiran ; 18 gbr ; 4 tabel ; 9 Peta
Bibliografi : 25 (1972 ? 2007)"
Universitas Indonesia, 2007
S33899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
S33832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Wilayah hunian dapat dengan bebas memanfaatkan air tanah
sementara peraturan tentang jarak sumber air bersih dan pembuangan
kotoran manusia yang merupakan salah satu sumber pencemar tidak
diindahkan akibatnya pertumbuhan penduduk yang diiringi dengan
merapatnya jarak antar rumah memicu penurunan kualitas air tanah dangkal.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang dikemukan adalah
bagaimana kualitas air tanah dangkal pada musim hujan dan kemarau dalam
kaitannya dengan kerapatan rumah dan jarak dari sungai di DKI Jakarta? Cara
mendapatkanya adalah dengan analisis korelasi peta (overlay) dan korelasi
statistik (pearson product moment) untuk melihat korelasi (kaitan) antar
variabel. Hasilnya kerapatan rumah berkorelasi (berhubungan) dengan
kualitas air (parameter bakteri Fecal coli), jadi semakin rapat rumah maka
kualitas air tanah dangkal semakin buruk. Sedangkan jarak sumber air dengan
sungai tidak terbukti berpengaruh terhadap kualitas air.
Kata Kunci : Air tanah dangkal, kualitas air, Fecal coliform, deterjen.
viii+78 halaman+32 tabel+6 grafik+2 gambar+5 lampiran+12 peta
Bibliografi : 19 (1989-2006)"
Universitas Indonesia, 2007
S33831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rozak
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S33608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putro Erianto Wicaksono
"Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, sumur gali merupakan sarana air bersih yang banyak digunakan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan karena sumur gali tergolong mudah dan murah dalam pembuatannya. Akan tetapi sumur gali mempunyai resiko pencemaran yang sangat tinggi. Kondisi fisik lingkungan dapat berpengaruh kepada turunnya kualitas air tanah dangkal tersebut. DA Ci Deres memiliki berbagai macam jenis Penggunaan tanah dan juga jenis tanah dan batuan. Pesebaran konsentrasi TDS tertinggi terdapat di tengah DA Ci Deres dibandingkan bagian Barat Laut dan juga Tenggara DA Ci Deres. Lalu parameter konduktivitas, nitrat, sulfat dan juga fosfat memiliki nilai konsentrasi tertinggi pada wilayah Barat Laut DA Ci Deres dan parameter pH, kekeruhan dan juga klorida memiliki tingkat nilai konsentrasi tinggi yang berada di wilayah Tenggara DA Ci Deres. Salah satu faktor tercemarnya air tanah tersebut di akbitkan oleh faktor fisik yang terdapat di wilayah DA Ci Deres tersebut. Untuk mengetahui akan lebih jelas maka dilakukanlah uji statistik untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara kondisi fisik di Wilayah DA Ci Deres tersebut dan seberapa kuat akan tingkat korelasi tersebut. Hasil Dari uji statistik tersebut menyatakan bahwa jenis batuan dan penggunaan tanah memiliki korelasi yang positif terhadap nilai kualitas air di DA Ci Deres. Hal tersebut dapat terlihat dari besarnya nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel pada seluruh DA Ci Deres.

Given the importance of the role of water, it is very necessary to have a water source that can provide good water in terms of quantity and quality. In Indonesia, dug wells are clean water facilities that are widely used by the community, both in urban and rural areas because dug wells are relatively easy and inexpensive to make. However, dug wells have a very high risk of pollution. Shallow ground water if it has been polluted will be difficult to recover. The physical condition of the environment can affect the quality of the shallow groundwater. DA Ci Deres has various types of land use and also types of land and rocks. The highest distribution of TDS concentrations was in the middle of DA Ci Deres compared to the north and also south of DA Ci Deres. Then the parameters of conductivity, nitrate, sulfate and phosphate also have the highest concentration values ​​in the North region of DA Ci Deres and pH parameters, turbidity and chloride have high concentration values ​​in the South DA DA Deres. One of the factors that contaminated the groundwater was caused by physical factors found in the DA Ci Deres region. To find out more clearly, a statistical test was conducted to find out whether there was a correlation between the physical conditions in the DA Ci Deres Region and how strong the correlation level would be. The results of these statistical tests state that the geology and landuse has a positive correlation with the groundwater quality at DA Ci Deres. This can be seen from the value of F is bigger than F table in DA Ci Deres."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safwan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas eksklusi sosial terhadap akses tanah yang melibatkan mantan GAM sebagai aktor pelaku serta korban. Studi kualitatif ini mengangkat studi kasus di Kota Langsa, Aceh Besar dan Aceh Utara. Lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan peta kekuatan politik GAM. Hasil observasi, studi ini membagi kelompok GAM berdasarkan tiga golongan yaitu; elit, menengah dan marginal. Argumentasi tesis ini adalah eksklusi terhadap kalangan marginal mendorong terjadinya eksklusi lain. Eksklusi adalah bentuk adaptasi dengan cara mengeksklusi pihak lain. Studi ini menggunakan pendekatan power of exclusion yang melihat diekslusinya seseorang disebabkan oleh empat power yaitu regulasi, legitimasi, market dan force yang terjadi melalui proses licensed exclusion dan intimates exclusion. Hasil penelitian menunjukan penggunaan kekuasaan elit GAM pasca konflik berdampak terhambatnya kalangan marginal GAM dari pada program land settlement sehingga mendorong munculnya ragam ekskusi yang lebih kompleks pada beberapa daerah. Realisasi program land settlement menunjukkan potensi eksklusi terhadap marginal GAM. Relasi legitimasi dan market dalam intimate exclusion di Langsa menunjukkan cara marginal GAM mengakses tanah melalui
legitimasi solidaritas sesama GAM. Kasus Aceh Besar, relasi force dan legitimasi dalam land reform menunjukkan cara marginal GAM mengokupasi tanah korporasi. Praktik inklusi yaitu upaya marginal GAM mengikutsertakan masyarakat dalam land reform adalah manifestasi dari berkerjanya modal social bonding. Kekuatan lingkungan juga
berkontribusi terhadap tereksklusinya kalangan GAM dari akses tanah. Sedangkan licensed exclusion di kasus Aceh Utara menunjukkan cara jaringan patronese GAM yaitu elit GAM lokal dengan relasi elit GAM di tingkat Pusat yang mengakses tanah melalui regulasi dalam bentuk konsesi.

ABSTRACT
This thesis discusses social exclusion of land access involving former GAM as actors and victims. This qualitative study raises case studies in Langsa City, Aceh Besar and North Aceh. The location of the study was determined based on a map of GAM's political power. Based on observations, this study divides GAM groups into three groups namely; elite, middle and marginal. The argument of this thesis is the exclusion
of marginal groups encourages other exclusions. Exclusion is a form of adaptation by excluding others. This study uses a power of exclusion approach that sees a person's exclusion caused by four powers, namely regulation, legitimacy, market and force that occur through a process of licensed exclusion and intimates exclusion. The results of the study showed that the use of GAM's elite power after the conflict had hampered the marginalization of GAM rather than the land settlement program, which led to the emergence of more complex types of executions in several regions. The realization of the land settlement program shows the potential for exclusion of marginalized GAM. The relation of legitimacy and market in intimate exclusion in Langsa shows how GAM's marginal access to land through legitimacy of solidarity among fellow GAM. The case of Aceh Besar, force relations and legitimacy in land reform shows the marginal ways GAM has occupied corporate land. The practice of inclusion, namely GAM's marginal effort to involve the community in land reform, is a manifestation of the working of social bonding capital. Environmental forces also contribute to the exclusion of GAM from land access. Whereas licensed exclusion in the North Aceh case shows the way GAM's patronese network is the local GAM elite with GAM elite relations at the central level accessing land through regulations in the form of concessions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>