Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendratno
"PKH telah memberi manfaat bagi peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat, sehingga perlu dipertahankan dan dikembangkan pada wilayah lainnya, agar manfaat PKH bisa dirasakan oleh RTSM lain yang belum mendapatkan bantuan PKH.Hasil estimasi menunjukkan bahwa dampak program PKH terhadap penambahan jumlah cakupan imunisasi setelah kurun waktu dua tahun sebesar 0.75 kali dibandingkan rumahtangga kontrol. Penambahan tersebut signifikan secara statistik pada taraf 1 persen. Efek total program terhadap persentase cakupan imunisasi sebesar 2.3 persen meskipun tidak signifikan secara statistik.
Evaluasi dampak rumahtangga intervensi PKH mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara statistik pada periode pemeriksaan kehamilan triwulan pertama dan triwulan kedua, tetapi tidak berpengaruh secara statistik pada pemeriksaan kehamilan triwulan ketiga. Pada pemeriksaan kehamilan triwulan pertama, rumahtangga penerima PKH meningkat 11.5 persen, pada pemeriksaan triwulan kedua 17.8 persen dan pada triwulan ketiga hanya 3.9 persen. Perbedaan dampak program PKH terhadap angka partisipasi murni sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama pada rumahtangga intervensi dibandingkan rumahtangga bukan penerima PKH dalam dua kurun waktu mempunyai besaran positif sekitar.
Secara statistik, partisipasi anak sekolah di tingkat sekolah dasar maupun sekolah lanjutan tingkat pertama tidak ada signifikan. Efek total angka partisipasi murni sekolah dasar 0.84 persen, dan Efek total angka partisipasi murni sekolah lanjutan tingkat pertama 0.62 persen. Efek murni program terhadap pengeluaran perkapita rumahtangga positif baik itu untuk pengeluaran perkapita makanan, pengeluaran perkapita bukan makanan dan juga pengeluaran perkapita total rumahtangga. Evaluasi dampak terhadap pengeluaran perkapita makanan sebesar 3.250 rupiah, efek program terhadap pengeluaran perkapita bukan makanan sebesar 3.776 rupiah dan efek program terhadap perkapita total rumahtangga sebesar 6.926 rupiah. Meskipun secara keseluruhan besaran dampak program positif terhadap pengeluaran rumahtangga, tetapi ada satupun yang signifikan secara statististik.

PKH has provided benefits to improving education and public health, so it needs to be maintained and developed in other areas, so that the benefits can be felt by RTSM PKH others who have not received the help of PKH. The result indicates that the impact of the program to increase the number of PKH immunization coverage after a period of two years amounted to 0.75 times compared to the control households. Additions are statistically significant at 1 per cent levels. The total effect of the program on immunization coverage percentage of 2.3 percent, although not statistically significant.
The Impact Evaluation of interventions PKH households have a positive influence and statistically significant at the antenatal period the first quarter and second quarter, but not statistically significant in the third quarter. In the first quarter of antenatal care, PKH recipient increased by 11.5 percent, at the second quarter 17.8 percent and the third quarter is only 3.9 percent. Differences PKH impact on enrollment of primary school and secondary level schools in the intervention households compared with control in the two periods had a positive quantity around.
Statistically, the participation of school children in elementary or secondary school level there is not significant. The total effect of the primary school net enrollment rate to 0.84 percent, and the total effect of school enrollment secondary level 0.62 percent. Net effect of the program on household expenditure per capita was positive for both per capita food expenditure, expenditure per capita non-food and total per capita household expenditure. Evaluation of the impact on per capita food expenditure for 3250 rupiah, the effect of the program on non-food expenditure per capita for 3776 rupiah and the effects of the program on total household per capita for 6926 rupiah. Even though the overall magnitude of positive program impact on household expenditure, but it is not statistically significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32763
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurmilawaty Adam
"Program Keluarga Harapan merupakan program bantuan tunai bersyarat yang telah berlangsung mulai tahun 2007 dan masih berlangsung hingga saat ini. Program Keluarga harapan diharapkan untuk membangun sistem jaminan sosial kepada masyarakat miskin dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat miskin. Evaluasi dampak PKH dengan estimasi difference in difference menunjukkan bahwa pengaruh PKH terhadap kelengkapan rata-rata cakupan imunisasi di desa signifikan baik tahun 2007 maupun tahun 2013 dimana kelompok intervensi rata-rata kelengkapan cakupan imunisasinya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat perubahan rata-rata kelengkapan cakupan imunisasi di kelompok intervensi dan kontrol dari tahun 2007 ke 2013 namun perubahan tersebut tidak berbeda signifikan. Evaluasi dampak PKH dengan estimasi difference in difference menunjukkan bahwa pengaruh PKH terhadap kelengkapan pemeriksaan kehamilan di desa signifikan baik tahun 2007 maupun tahun 2013 dimana kelompok intervensi rata-rata kelengkapan pemeriksaan kehamilannya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat perubahan rata-rata kelengkapan pemeriksaan kehamilan di kelompok intervensi dan kontrol dari tahun 2007 ke 2013 namun perubahan tersebut tidak berbeda signifikan.

Program Keluarga Harapan is a conditional cash transfer program that was initiated in 2007 and has continued until now. Program Keluarga Harapan expectations are expected to establish a social security system to the poor in order to improve the social welfare of the poor. Impact evaluation PKH on immunization Coverage with Difference in differencestimation showes that PKH influence on of the average immunization coverage in the village significantly both in 2007 and 2013 in which the intervention group on average completeness of immunization coverage is higher than the control group The estimation results also show there are changes in the average completeness of immunization coverage in the intervention and control from 2007 to 2013 but those changes did not differ significantly. Impact evaluation PKH on antenatal care with Difference in differencestimation showes that PKH influence on of the average antenatal care in the village significantly both in 2007 and 2013 in which the intervention group on average completeness of antenatal is higher than the control group The estimation results also show there are changes in the average completeness of immunization coverage in the intervention and control from 2007 to 2013 but those changes did not differ significantly. Keywords Conditional Cash Transfer, Program Keluarga Harapan, Immunization Rate, Antenatal Care."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurmilawaty Adam
"ABSTRAK
Program Keluarga Harapan merupakan program bantuan tunai bersyarat yang
telah berlangsung mulai tahun 2007 dan masih berlangsung hingga saat ini.
Program Keluarga harapan diharapkan untuk membangun sistem jaminan sosial kepada masyarakat miskin dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat miskin. Evaluasi dampak PKH dengan estimasi difference in difference menunjukkan bahwa pengaruh PKH terhadap kelengkapan rata-rata cakupan imunisasi di desa signifikan baik tahun 2007 maupun tahun 2013 dimana kelompok intervensi ratarata kelengkapan cakupan imunisasinya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat perubahan rata-rata kelengkapan cakupan imunisasi di kelompok intervensi dan kontrol dari tahun 2007 ke 2013 namun perubahan tersebut tidak berbeda signifikan. Evaluasi dampak PKH dengan estimasi difference in difference menunjukkan bahwa pengaruh PKH terhadap kelengkapan pemeriksaan kehamilan di desa signifikan baik tahun 2007 maupun tahun 2013 dimana kelompok intervensi ratarata kelengkapan pemeriksaan kehamilannya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat perubahan rata-rata kelengkapan pemeriksaan kehamilan di kelompok intervensi dan kontrol dari tahun 2007 ke 2013 namun perubahan tersebut tidak berbeda signifikan

ABSTRACT
Program Keluarga Harapan is a conditional cash transfer program that was
initiated in 2007 and has continued until now. Program Keluarga Harapan
expectations are expected to establish a social security system to the poor in order to improve the social welfare of the poor. Impact evaluation PKH on immunization Coverage with Difference in differencestimation showes that PKH influence on of the average immunization coverage in the village significantly both in 2007 and 2013 in which the intervention group on average completeness of immunization coverage is higher than the control group The estimation results also show there are changes in the average completeness of immunization coverage in the intervention and control from 2007 to 2013 but those changes did not differ significantly. Impact evaluation PKH on antenatal care with Difference in differencestimation showes that PKH influence on of the average antenatal care in the village significantly both in 2007 and 2013 in which the intervention group on average completeness of antenatal is higher than the control group The estimation results also show there are changes in the average completeness of immunization coverage in the intervention and control from 2007 to 2013 but those changes did not differ significantly.
"
2016
T43424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Suhandi
"Dilakukan studi untuk melihat bagaimana gambaran pembiayaan operasional puskesmas tahun 2010-2012 serta gambaran pelaksanaan BOK dan pengaruhnya terhadap cakupan pelayanan kesehatan dasar terpilih. Dari hasil studi sumbersumber pembiayaan puskesmas berasal dari Dana rutin operasional Puskesmas, Retribusi, Jamkesda, Askes sosial, Jamkesmas, dan BOK. Pembiayaan operasional puskesmas bergeser ke sumber pembiayaan APBN dengan proporsi 10% pada tahun 2010 menjadi 73% di tahun 2012. Program BOK secara administratif sudah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan dengan beberapa kelemahan. Program BOK menambah motivasi kerja pegawai puskesmas, meningkatkan intensitas kegiatan promotif dan preventif dan meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar, namun fluktuatif pada beberapa indikator yang disebabkan : keterlambatan proses pencairan anggaran, mekanisme keuangan yang rumit, kwalitas SDM puskesmas dan prilaku masyarakat.

Conducted a study to see how the picture of health centers operational financing of the years 2010-2012 olso BOK program implementation and its effect on selected basic health care coverage. From the study health centers funding sources came from the operational routine health centers funds, Retribution, Jamkesda, Askes, Jamkesmas, and BOK. health centers operational financing shifted to a APBN financing source with the proportion of 10% in 2010 to 73% in 2012. BOK program has been implemented administratively according with the technical guidance implementation wit some flaws. BOK add to motivation program employee health centers, increase the intensity of promotive and preventive activities and improve basic health care coverage, but some indicators fluctuate caused by: delays in disbursement process, complicated financial mechanisms, quality of human resources health centers and the behavior of the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Monika Sani
"Angka kematian bayi akibat makrosomia meningkat 0,1% menurut Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2017. Sementara itu, komplikasi persalinan ibu meningkat dari 35% pada tahun 2012 menjadi 41% pada tahun 2017. Dengan menggunakan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, penelitian ini menyelidiki hubungan antara pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dan variabel kejadian makrosomia dengan faktor pembaur (confounding) yakni Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Lokasi Tempat Tinggal Ibu, Tingkat Pendidikan Ibu, Status Sosial Ekonomi, Tempat Pemeriksaan saat kehamilan, dan Tenaga Pemeriksaan Kehamilan. Penelitian ini memakai metode penelitian kuantitatif observasional analitik melalui teknik cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen memiliki korelasi yang signifikan dengan variabel dependen, yaitu kualitas pemeriksaan kehamilan dengan standar 10T yang dilakukan pada pasien ibu hamil dengan faktor konfounding-nya status pekerjaan ibu, daerah tempat tinggal ibu, dan tempat pemeriksaan kehamilan serta variabel interaksi antara daerah tempat tinggal dengan kuantitas ANC. Hasil analisis menunjukkan ibu yang tidak mendapatkan kualitas pemeriksaan kehamilan yang sesuai standar berisiko 1,304 (95% CI 1,096-1,551) kali memiliki bayi makrosomia dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan kualitas pemeriksaan kehamilan yang sesuai standar. Pada faktor konfounding yang paling berisiko pada kejadian makrosomia adalah daerah tempat tinggal dengan POR=1,692 (95% CI 1,358- 2,109) artinya ibu yang tinggal di desa berisiko 1,692 kali memiliki bayi makrosomia dibandingkan ibu tinggal di kota.

The infant mortality rate due to macrosomia increased by 0.1% according to the 2017 Indonesian Demographic Health Survey Data. Meanwhile, maternal birth complications increased from 35% in 2012 to 41% in 2017. Using data from the Indonesian Demographic and Health Survey, this research investigate the relationship between antenatal care and macrosomia incidence variables with confounding factors, namely maternal age, maternal occupation, maternal residence location, maternal education level, socio-economic status, examination location during pregnancy, and prenatal examination personnel. This research uses quantitative observational analytical research methods using cross-sectional techniques. The results of the study show that the independent variable has a significant correlation with the dependent variable, namely the quality of pregnancy examinations with the 10T standard carried out on pregnant women with the confounding factors being the mother's employment status, the area where the mother lives, and the place of pregnancy examination as well as the interaction variable between regions. residence with ANC quantity. The results of the analysis show that mothers who do not receive quality pregnancy checks that meet standards have a 1.304 (95% CI 1.096-1.551) risk of having macrosomia babies compared to mothers who get quality pregnancy checks that meet standards. The confounding factor that is most at risk for the incidence of macrosomia is the area of residence with POR=1.692 (95% CI 1.358-2.109) meaning that mothers who live in villages are 1.692 times more likely to have macrosomia babies than mothers who live in cities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amala Rahmatia Putri
"Periode neonatal bayi usia 0-28 hari dalam kelangsungan hidup anak merupakan periode yang sangat rentan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cakupan pelayanan kesehatan yang terdiri atas kunjungan antenatal care lengkap K4, persalinan di fasilitas kesehatan PF, kunjungan neonatal pertama KN1, kunjungan antenatal care pertama K1, kunjungan neonatal lengkap KN Lengkap, kelas ibu hamil, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi P4K, dan jumlah puskesmas mampu melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar PONED dengan angka kematian neonatal AKN. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan unit analisis agregat kabupaten/kota se Jawa-Bali tahun 2016. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari data Laporan Feedback Kesga Kemenkes RI. Hasil univariat menunjukkan AKN Jawa-Bali sebesar 5,98 per 1000 kelahiran hidup. Rata-rata persentase cakupan K1, K4, Pf, KN1, KN lengkap, Kelas Ibu Hamil, dan P4K sudah lebih dari 90, rata-rata persentase Puskesmas mampu PONED 32,72. Hasil bivariat menunjukkan korelasi antara penurunan AKN dengan P4K r=-0,177, p = 0,064. Kesimpulannya, faktor P4K berkorelasi dengan penurunan AKN.

Neonatal period infant age 0 28 days in child survival is a very vulnerable period. This study aims to determine the relationship between coverage of health services consisting of complete antenatal care visit K4, delivery at health facility Pf, first neonatal visit KN1, first antenatal care visit K1, complete neonatal visits, maternity education program, birth planning and complication prevention program P4K, and Puskesmas which able to do Basic Essential Neonatus Obstetrics Service PONED with neonatal mortality rate NMR. This study uses ecological study design with aggregate analysis unit of districts cities in Java Bali in 2016. The data used are secondary data sourced from the report of the Directorate of Family Health, Health Ministry, Republic of Indonesia. The univariate result shows Java Bali NMR is 5.98 per 1000 live births. The average percentage of K1, K4, Pf, KN1, complete neonatal visits, maternity education program, and P4K have been more than 90, the average percentage of Puskesmas able to do PONED is 32,72. Bivariate results show the correlation between decreasing of AKN with Program of Birth Planning and Prevention of Complication P4K r 0,177, p 0,064. In conclusion, the P4K factor is correlated with the decrease in AKN."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiditya Ayu Verdina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jarak, waktu tempuh, alat transportasi, penolong persalinan, dan kabupaten dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sintang tahun 2007. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang menggunakan data sekunder yaitu data Riskesdas tahun 2007.
Hasil analisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sintang adalah faktor pendidikan ibu dan jarak ke fasilitas UKBM maupun non UKBM. Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor yang paling berpengaruh adalah alat transportasi.
Saran dari penelitian ini adalah agar dinas kesehatan perlu kerjasama lintas sektor dengan dinas perhubungan. Ketersediaan alat transportasi umum sebagai faktor pendukung akan mempermudah akses bagi masyarakat ke fasilitas kesehatan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar. Peningkatan pengetahuan ibu pentingnya imunisasi melalui media komunikasi seperti siaran radio daerah, poster dan lain-lainnya. Selain itu mobilisasi petugas kesehatan ke lokasi yang sulit dijangkau perlu diaktifkan.

This study is aim to determine the relation factors of maternal age, maternal education, maternal employment status, the range to health facility (UKBM and non UKBM), travel time, availability of transportation, maternity helper, and municipal with utilization of health services for the basic immunization in Ketapang, Sanggau, and Sintang district in 2007. This study is a quantitative research with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2007.
The results of related factors to the utilization of health services for the basic immunization in 3 districts are maternal education and the range to health facility (UKBM and non UKBM). The result of multivariate analysis, the most influential factor is the availability of transportation.
Suggestions from this study are the health authorities need to cooperate with other sectors, such as local transportation department. The availability of public transportation as an enabling factor to access health facilities for utilizes the health services of basic immunization. Improving knowledge for mother regarding the benefit of basic immunization through radio broadcasts, posters and others. In addition to the mobilization of health workers is difficult to reach locations that need to be activated.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31313
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Anak usia sekolah dasar merupakan aset negara dalam bentuk sumber daya manusia yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan bangsa. Anak usia sekolah dasar memerlukan perhatian khusus dalam hall kecukupan gizi sesuai kebutuhannya. Anak dengan gizi kurang yang kronis memiliki IQ lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami masalah gizi. Masalah gizi anak usia sekolah saat ini tidak hanya pada masalah gizi kurang, namun berkembang dengan meningkatnya pravalensi gizi lebih berupa overweight dan obesitas. Kebiasaan jajan makanan dan minuman yang berenergi tinggi namun kekurangan zat gizi lainnya menjadi salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian, karena kelebihan energi memicu anak mengalami kelebihan berat badan dan berpotensi menderita obesitas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan perilaku konsumsi terhadap status gizi anak sekolah dasar di kota Serang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, mencakup data kebiasaan konsumsi pangan utama dan makanan serta minuman jajanan, pengukuran antropometri dan status gizi anak SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan sebelum berangkat ke sekolah berkorelasi positif sangat nyata terhadap status gizi siswa, dengan r = 0,263**. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar siswa sekolah dasar membiasakan diri sarapan setiap pagi serta harus memperhatikan jumlah dan jenis makanan dan minuman jajanan untuk menghindari risiko kelebihan berat badan karena mengonsumsi makanan yang kandungan gizinya tidak berimbang."
JMSTUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Juniarti
"Kepuasan ibu hamil merupakan suatu komponen yang penting dalam antenatal care ANC. Tingkat kepuasan ibu hamil sangat tergantung pada mutu pelayanan yang diberikan oleh bidan yang profesional pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan pada Bidan Delima dan Bidan Non Delima. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara dengan kuesioner pada 168 ibu hamil : 90 ibu hamil di pelayanan Bidan Delima dan 78 ibu hamil di pelayanan Bidan Non Delima. Data dianalisis menggunakan regresi logistik. Tingkat kepuasan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan Bidan Delima 64,4 lebih baik bila dibandingkan dengan Non Delima 33,3. Kepuasan ibu hamil berbeda menurut masa kerja bidan, jarak tempuh ibu ke Bidan Praktek Mandiri BPM dan umur ibu hamil.
Setelah dikontrol dengan pendidikan bidan, pelatihan ANC, biaya, umur bidan, pendidikan ibu, paritas dan kerja sama dengan BPJS pada bidan dengan masa kerja ge; 15 tahun, ibu hamil yang memeriksakan kehamilan pada Bidan Delima berpeluang 11,1 kali lebih puas dibandingkan dengan Bidan Non Delima. Pada ibu hamil dengan jarak tempuh ke BPM dekat yang memeriksakan kehamilan pada Bidan Delima berpeluang 5,3 kali lebih puas dibandingkan dengan Bidan Non Delima.Pada umur ibu hamil < 27 tahun yang memeriksakan kehamilan dengan Bidan Delima berpeluang 3,8 kali lebih puas dibandingkan dengan Non Delima. Direkomendasikan pada bidan delima untuk meningkatkan aspek pada dimensi daya tanggap, sedangkan pada non delima meningkatkan aspek pada dimensi empati dan bukti fisik.

Pregnant women satisfaction was often seen as an important component of antenatal care ANC .The Level of satisfaction pregnant women depended on the quality of services provided by professional in pregnant women. This study aims to determine differences women satisfaction in ANC between DelimaMidwives and Non DelimaMidwives. This design study used cross sectional. This data collection was done spread of questionnaire to 168 pregnant women 90 DelimaMidwives and 72 Non DelimaMidwives. Data was anyzed by using lofistic regeression. Women satisfcation ANC with Delima Midwives 64,4 was greater than Non DelimaMidwives 33,3. Midwives status relationship with different satisfaction according to old working, mother distance to midwive rsquo s place and age of pregnant mother.
After controlled by midwife education, ANC training, cost, Midwives age, mother education, parity and cooperation with BPJS. Midwives with old working ge 15 years, pregnant women who ANC with Delima Midwives 11,1 times greater than satisfaction compared with Non DelimaMidwives. In pregnant women with the distance to the near Midwives place who checked the pregnancy on the midwife 5.3 times greater than satisfied compared with non Delima. Pregnant women in
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Irawan Romadhoni
"Penelitian ini menganalisis secara empiris sejauh mana pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) dalam menurunkan angka putus sekolah di tingkat SMA/SMK dengan melihat dampaknya pada periode sebelum dan sesudah pandemi COVID-19. Metode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi Probit disertai dengan Marginal Effect dan Propensity Score Matching (PSM). Estimasi dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Pertama, estimasi terhadap keseluruhan sampel mahasiswa di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan non-KTI. Kedua, estimasi terhadap sub-sampel mahasiswa di KTI. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kebijakan PKH terbukti lebih efektif pada tahun 2022 untuk sampel keseluruhan sebesar 2,3 persen (p < 0,01) dan 1,4 persen (p < 0,05) untuk sub-sampel dibandingkan dengan tahun 2019 dalam mengurangi probabilitas anak tidak bersekolah di tingkat pendidikan SMA/SMK. PKH memiliki efek yang lebih besar dalam menurunkan angka tidak bersekolah pada sampel keseluruhan dibandingkan dengan sub-sampel KTI baik pada tahun 2022 maupun 2019.

This study empirically analyses the extent of the effect of the Program Keluarga Harapan (PKH) in reducing out-of-school rates at the SMA/SMK level by looking at its impact in the period before and after the COVID-19 pandemic. The estimation method used in this study is Probit regression along with Marginal Effect and Propensity Score Matching (PSM). The estimation was conducted in 2 (two) stages. First, the overall sample of students in Eastern Indonesia (KTI) and non-Eastern Indonesia (KTI) will be estimated. Second, the estimation of the sub-sample of students in KTI. The estimation results show that the PKH policy proved more effective in 2022 for the overall sample by 2.3 percent (p < 0,01) and 1.4 percent (p < 0,05) for the sub-sample compared to 2019 in reducing the probability of children not attending school at the SMA/SMK education level. PKH has a greater effect in lowering the out-of-school rate in the overall sample compared to the KTI sub-sample in both 2022 and 2019."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>