Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurniawan Adi Saputra
"Gandarusa dan rosela merupakan tanaman obat yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Kedua tanaman ini banyak mengandung metabolit sekunder sehingga berpotensi sebagai penghambat aktivitas enzim xantin oksidase dalam mengkatalisis oksidasi xantin menjadi asam urat, yang berperan penting dalam penyakit reumatik. Dalam penelitian ini, dilakukan uji fitokimia terhadap ekstrak air daun gandarusa (Justicia gendarussa) dan kaliks rosela (Hibiscus sabdariffa), serta dikombinasikan menjadi sediaan teh herbal dalam berbagai perbandingan (10:0, 7:3, 5:5, 3:7 dan 0:10) dan dilakukan uji penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase secara in vitro dari seduhan yang dibuat dengan menggunakan standard alopurinol sebagai pembanding. Uji fitokimia ekstrak air daun gandarusa menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan glikosida, namun pada ekstrak air kaliks rosela tidak terdapat adanya alkaloid. Ekstrak air daun gandarusa memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim xantin oksidase lebih baik daripada kaliks rosela, dengan nilai IC50 sebesar 6,48 μg/ml dan kaliks rosela sebesar 19,51 μg/ml, namun masih lebih rendah aktivitasnya bila dibandingkan dengan alopurinol dengan nilai IC50 0,02 μg/ml. Dari semua ekstrak uji, kombinasi ekstrak air daun gandarusa dan kaliks rosela pada perbandingan 5:5 memiliki aktivitas penghambatan yang paling baik dengan nilai IC50 sebesar 4,24 μg/ml sehingga berpotensi sebagai obat reumatik.

Gendarussa and roselle as common medicine herbs used in many traditional treatment for lowering uric acid on blood. Both plants have many secondary metabolite compounds potentially as xanthine oxidase inhibitory which is catalyses xanthine oxidation into uric acid, which plays a crucial role in gout. In this research, gendarussa leaves (Justicia gendarussa) and roselle?s flower (Hibiscus sabdariffa) do a phytochemical test and both plants be combined to herbal tea in variant concentration (10:0, 7:3, 5:5, 3:7 and 0:10) and inhibition assay to xanthine oxidase activity by in vitro, compared by allopurinol as positive control. Gendarussa leaves phytochemical assay showed that alkaloid, flavonoid, saponin and glicoside compounds but alkaloid was not detected in roselle extract. Water extract from gendarussa leaves showed a bigger inhibition of xanthine oxidase with inhibition concentration 6,48 μg/ml than water roselle extract (19,51 μg/ml). But alopurinol is still have a high inhibition of xanthine oxidase activity than both water extracts with IC50 value as 0,02 μg/ml. Among all water extracts, combination of gendarussa leaves and roselle on 5:5 had the biggest inhibition of xanthine oxidase activity with IC50 value as 4,24 μg/ml indicated that it is potential to be development as gout?s medicine."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44082
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harfia Mudahar
"Natural products play an important role as medicinal and pharmaceutical agent, not only in the form of purified isolates and extractive, but also as lead for synthetic optimization. Indonesia, with more than 30,000 plant species, take the second place in the world after Brazillia as the irchest countries in plant diversities but the irchest country in the world In natural product If marine organisms are also put Into account. Based on these fact natural product study especially in herbal medicines should become an Important research In Indonesia. The aim was to study cytotoxic activity of chemical compounds from methanol extracts of Justicia gendarussa Burm f. leaves and the Isolation and Identification of cytotoxic compounds from J.gendarussa Burm f. leaves. The structurally characterized based on spectroscopic data. In the first study, cytotoxic bloassay with mouse LI210 leukemia cells in vitro. On the cytotoxic activity, bloassay in vitro was conducted by using L 1210 leukemia cells which Is reproduced at Pusat ApllkasI Isotop dan RadiasI BATAN, Jakarta. This bloassay used LI 210 leukemia cells (were grown on Eagle's MEM medium), dimetilsulfoksida, NaHCOa, glutamines, feotalserum, and triphan blue. The data obtained was analyzed by using Fujimoto's method. The crude extracts from the first study showed cytotoxic activity in vitro bioassay using L1210 leukemia cells line (IC50 12,37 pg/ml), the aethylcetate fraction showed cytotoxic activity in vitro bioassay using LI 210 leukemia cells line (IC50 12,37 pg/ml). In the seconds study, isolation of cytotoxic compound from aethylcetate fraction. The cytotoxic compounds was identification the by using ultraviolet-visible (UV-Vis) spectra data, Fourier transform infra red spectrometry, and LC-MS to obtain mass spectra data and proton nuclear magnetic resonance spectra. The conclusion, the J. gendarussa Burm f. extracts showed cytotoxic activity in vitro bioassay using LI 210 leukemia cultured cells . From the aethylacetate fraction was isolated two cytotoxic compounds. The compounds showed cytotoxic activity in vitro bioassay using LI 210 leukemia cells line, the first compound showed IC 50 6,63 pg/ml and the second compound showed IC50 4, 78 pg/ml. Based on infrared, ultraviolet, proton nuclear magnetic resonance and mass spectra data, indicated that the first compound was benzaldehyd dimethylamine, and the second one was flavonoid glycoside."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia , 2003
T59214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Eka Putri
"Hiperurisemia adalah kondisi dimana terjadi peningkatan kadar asam urat diatas normal sehingga dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di jaringan. Xantin oksidase merupakan enzim yang berperan dalam mengkatalisis oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan menjadi asam urat. Oleh karena itu, penghambatan xantin oksidase menjadi target untuk menurunkan produksi asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan kulit rambutan dalam menghambat xantin oksidase dan mengidentifikasi golongan kandungan kimianya. Serbuk simplisia diekstraksi dengan cara maserasi bertingkat menggunakan tiga pelarut berdasarkan tingkat kepolaran yaitu n-heksana, etil asetat dan metanol. Pengujian penghambatan aktivitas xantin oksidase dilakukan dengan metode spektrofotometri pada λ = 274,79 nm dengan kondisi pH 7,8, konsentrasi substrat xantin 0,15 mm dan suhu inkubasi 30°C. Uji penghambatan pada Alopurinol sebagai kontrol positif memiliki nilai IC50 sebesar 0,15 µg/ml. Ekstrak kulit rambutan yang memiliki daya hambat tertinggi pada enzim xantin oksidase adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 3,71 µg/ml. Penapisan fitokimia pada ekstrak teraktif menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit rambutan mengandung flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid.

Hyperuricemia is a condition have higher uric acid levels that can cause a cumulation uric acid crystals in the tissues. Xanthine oxidase is an enzyme which catalyze the oxidation of hypoxanthine into xanthine and into uric acid.Therefore, the inhibition of xanthine oxidase will reduce ammount of uric acid. This research aims to determine xanthine oxidase inhibition activity and also to identify chemical constituent group of extract Rambutan (Nephelium lappaceum Linn.) skin. Rambutan skin was extracted by graded maceration using a three solvent, based on polarity the solvent are n-hexane, ethyl acetate and methanol. The test of inhibition xanthine oxidase activity was using a spectrophotometer at λ = 274.79 nm, pH 7.8, substrate concentration of xanthine 0.15 mM and an incubation temperature of 30° C. Inhibition on Allopurinol as positive control has IC50 0.15 µg/mL. The result showed that methanol extract of Rambutan skin had the highest inhibition percentage with IC50 3.71 µg/mL. Phytochemical screening showed that the most active extract methanol from rambutan skin contain flavonoids, saponins, tannins and terpenoids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S62612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emiyanah
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus putih. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai LD50 dan fungsi hati berdasarkan aktivitas enzim aminotransferase. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 ekor mencit putih jantan dan 50 ekor mencit putih betina.
Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok 1 sebagai kelompok kontrol diberikan aquadest. Kelompok 2 sampai 5 diberikan ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis 4, 8, 16, dan 32 g/kg bb. Uji LD50 ditentukan oleh jumlah kematian dalam kelompok uji selama 24 jam dari perlakuan berupa satu kali pemberian bahan uji.
Hasilnya menunjukkan bahwa bahan uji sampai dosis tertinggi, bersifat praktis tidak toksik dengan nilai LD50 sebesar 31,99 g/kg bb (kelompok jantan) dan 27,85 g/kg bb (kelompok betina). Pengukuran aktivitas enzim aminotransferase menggunakan metode kolorimetri. Hasil ANAVA terhadap fungsi hati menunjukkan bahwa pemberian bahan uji dengan dosis 4 g/kg bb-16 g/kg bb tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok uji dan kelompok kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa Jamal
"Daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) telah lama digunakan oleh masyarakat antara lain untuk mengobati reumatik. Pemanfaatan tanaman ini perlu ditunjang oleh data ilmiah dengan melakukan uji keamanan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai potensi toksisitas relatif (LD50) ekstrak etanol daun gandarusa dan mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin.
Sebanyak 50 ekor mencit jantan dan 50 ekor mencit betina dikelompokkan menjadi 5 kelompok mengikuti rancangan acak lengkap. Kelompok II, III, IV dan V merupakan kelompok yang diberi ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis berturut-turut 4; 8; 16; dan 32 g/kg bb. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi aquadest. Pengamatan jumlah hewan uji yang mati dilakukan setelah 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan LD50 ekstrak etanol daun gandarusa yaitu sebesar 31,99 g/kg bb untuk jantan dan 27,85 g/kg bb untuk betina dengan kategori tidak toksik. Hasil ANAVA satu arah (α = 0,05) terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin sebelum perlakuan, setelah 24 jam dan setelah 14 hari perlakuan menunjukkan bahwa tidak terdapat erbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun gandarusa tidak mempengaruhi jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trie Gusti Lingling
"Xantin oksidase mengkatalisis oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat. Kadar asam urat yang meningkat memiliki keterkaitan terhadap penyakit hiperurisemia, yaitu kelainan biokimiawi yang ditandai dengan kadar asam urat dalam darah yang tinggi (7 mg/dL untuk laki-laki dan 6 mg/dL untuk wanita). Salah satu tanaman obat yang telah dilaporkan mempunyai efek terhadap penyakit hiperurisemia adalah Averrhoa bilimbi L. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai penghambatan dari fraksi etil asetat daun Averrhoa bilimbi L. dan mengidentifikasi golongan senyawa kimianya. Serbuk daun dimaserasi dengan metanol 80%, kemudian dilakukan fraksinasi menggunakan corong pisah dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Selanjutnya fraksinasi dilanjutkan dengan kromatografi kolom dari fraksi etil asetat dengan fase diam silika gel dan fase gerak heksan : etil asetat diperoleh 26 fraksi, 5 fraksi dengan bobot terbesar dilakukan uji penghambatan aktivitas xantin oksidase. Fraksi teraktif adalah fraksi Y dengan nilai IC50 21,92 μg/mL. Kinetika penghambatan menggunakan Plot Lineweaver-Burk menunjukkan bahwa fraksi Y mempunyai aktivitas penghambatan yang bersifat kompetitif. Dari hasil identifikasi yang dilakukan, fraksi Y yang diperoleh merupakan golongan fenol dan flavonoid.

Xanthine oxidase catalyses oxidation of hypoxanthine to xanthine and then to uric acid. Increasing uric acid levels have related to hyperurisemia, which is a biochemical abnormalities signed by high level of serum uric acid. It was result of overproduction or underexcretion of uric acid or combination of both. The purpose of this research was to fractionated, the ability Averrhoa bilimbi L. leaves in inhibiting xanthine oxidase activity and identification of chemical constituents. The powder leaves were maserated with 80% methanol and further partitioned with n-hexane and ethyl acetate. The next partition was separated by column chromatography from ethyl acetate fraction with stationary phase silica gel dan mobile phase n-hexane : ethyl acetate. The result is, fraction Y by fraction ethyl acetate had activity to xanthine oxidase with IC50 values 21.92 μg/mL. The kinetics of inhibition with Lineweaver-Burk Plot showed that the fraction Y was a competitive inhibitor of xanthine oxidase. Based on identification, fraction Y was indicated of fenol and flavonoid groups."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Andarwati
"Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan pegagan (Centella asiatica) telah dilaporkan memiliki potensi untuk merangsang sistem imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas imunostimulan sediaan teh kombinasi kaliks rosella dan herba pegagan dengan perbandingan 1:9 dengan metode hipersensitivitas tipe lambat/DTH dan hitung jumlah sel limfosit limpa. Masing-masing metode menggunakan 32 ekor mencit ddY yang dibagi ke dalam 8 kelompok. Kelompok 1 diberi kontrol CMC 0,5%, kelompok 2 diberi pembanding levamisol 0,45 mg/0,7 ml/20g bb, kelompok 3 diberi pembanding sediaan cair herbal X 0,52 ml/20g bb, kelompok 4 diberi dosis I rosella dan pegagan sebanyak (7,8 mg + 70,2 mg)/20g bb, kelompok 5 diberi dosis II rosella dan pegagan sebanyak (5,16 mg + 140,4 mg)/20g bb, kelompok 6 diberi dosis III rosella dan pegagan sebanyak (31,2 mg + 280,8)/20g bb, kelompok 7 diberi rosella sebanyak 7,8 mg/20g bb dan kelompok 8 diberi pegagan sebanyak 70,2 mg/20g bb. Pada hari ke-0, setiap mencit diimunisasi dengan 0,1 ml sel darah merah domba (SDMD) 2% secara intraperitonial, kemudian diberi perlakuan selama 7 hari. Pada hari ke-8, setiap mencit diimunisasi kedua dengan 0,1 ml SDMD 2% secara subplantar untuk uji DTH dan secara intraperitonial untuk uji limfosit. Ketebalan kaki mencit diukur dengan menggunakan ?Vernier caliper?, sedangkan jumlah sel limfosit dihitung menggunakan hemositometer dengan pewarna trypan blue. Sediaan teh kombinasi dosis III dapat meningkatkan jumlah sel limfosit dan aktivitas DTH, namun peningkatannya tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol (p>0,05)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33084
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achiro, Yaserita
"Stres pada manusia dapat mengakibatkan penurunan kemampuan dari sistem imun. Oleh karena itu dewasa ini dibutuhkan pengembangan dari senyawasenyawa berkhasiat imunostimulan. Telah dilakukan penelitian tentang efek imunostimulan dari sediaan teh kombinasi rosela (H. sabdariffa) dan Pegagan (C.asiatica) dengan metode Uji Bersihan Karbon. Sediaan teh kombinasi Rosela dan Pegagan dengan dosis 0,0078 g rosela/20gBB dan 0,0702 g pegagan /gBB tidak memiliki aktivitas imunostimulan dengan indeks fagositosis 1,209. Sediaan kombinasi rosela dan pegagan dengan dosis 0,0156 g rosela/20gBB dan 0,1404 g pegagan/20gBB memiliki aktivitas imunostimulan sedang dengan indeks fagositosis sebesar 1,416. Sediaan kombinasi rosela dan pegagan dengan dosis 0,0312 g rosela/20gBB dan 0,2808 g pegagan/20gBB memiliki aktivitas imunostimulan yang besar dengan nilai indeks fagositosis sebesar 1,665. Nilai ini lebih besar daripada nilai indeks fagositosis Zymosan, Rosela dan Pegagan yaitu secara berturut-turut 1,613; 1,314 dan 1,569. Dilakukan uji statistik pada seluruh sediaan uji dengan analisa ANOVA satu arah dan diperoleh nilai p < 0,05 pada pada seluruh sediaan uji bila dibandingkan dengan kontrol CMC-Na.

Stress at human will reduce the immune system capability. So that, nowadays immunostimulant is needed to be developed. It has been done research about immunostimulant activity of tea consist Rosella (H. sabdariffa) and Pegagan (C.asiatica) by measure phagocity index in Carbon Clearance Test at mice. Tea bag consist of 0.0078 rosella/20gBB and 0.0702 g pegagan/20gBB has no immunostimulant activity with phagocity index 1.209. Tea combination consist of 0.0156 g rosella/20gBB and 0.1404 g pegagan/20gBB has slight immunostimulant activity with phagocity index 1.416. Tea bag consist of 0.0312 g rosella/20gBB and 0.2808 g pegagan/20gBB has great immunostimulan activity with phagocity index 1.665. This activity is greater than Zymosan, Rosella and Pegagan alone with phagocity index 1.613; 1.314 and 1.569. One way ANOVA test showed that all of drug has immunostimulant activity greater than control with p < 0,05."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33091
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trias Kusuma Dewi
"Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah. Xantin oksidase berperan dalam oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat. Salah satu pengobatan hiperurisemia adalah menghambat xantin oksidase dalam proses pembentukan asam urat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penghambatan aktivitas xanthine oxidase pada senyawa hasil isolasi. Serbuk simplisia di maserasi dengan metanol, kemudian dilakukan partisi dengan pelarut heksan, kloroform, etil asetat, n-Butanol dan air. Fraksi n-butanol dengan nilai IC50 3,68 μg/mL, fraksi ini dilakukan pemisahan secara kromatografi kolom dengan eluen metanol air.
Pada uji aktivitas, isolat memiliki aktivitas penghambatan terhadap xantin oksidase sebesar 2,79 μg/mL. Uji kinetika enzim menunjukkan bahwa isolat mempunyai aktivitas penghambatan kompetitif. Dari hasil identifikasi yang dilakukan diduga isolat yang diperoleh merupakan glikosida dengan aglikon berupa flavonoid.

Hyperuricemia is increasing of uric acid in blood. Xanthine oxidase is an enzym that plays a role in the oxidation hypoxanthine and xanthine into uric acid. One of the hyperuricemia remedies is inhibit xantin oxidase to produce uric acid.
The purpose of this study was to find inhibitory activity xanthine oxidase of compound from isolation. The sample powder was maserated by methanol solvent, and the extract was partitioned by n-hexane, chloroform, ethyl acetat, and n-buthanol. n- Buthanol fraction with IC50 values 3,68 μg/mL, this fraction was separated process by column chromatography with methanol/water as eluent.
Activity assay showed that the isolate has activity to inhibit xanthine oxidase with IC50 values 2,79 μg/mL. The result of enzym kinetics showed that isolate has a competitive inhibitory activity. Phytochemical identification indicated that isolate contained glycoside with flavonoid as aglycon.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43754
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wardah
"Hiperurisemia merupakan kelainan biokimia dalam uji klinis yang ditandai dengan kadar asam urat dalam darah yang tinggi (lebih besar dari 7,0 mg / dL), terjadi akibat dari produksi yang berlebihan atau kurangnya ekskresi dari asam urat ataupun kombinasi keduanya. Xantin oksidase merupakan metode yang telah banyak digunakan dalam pencarian obat hiperurisemia.
Tujuan penelitian ini mengisolasi senyawa aktif dari fraksi etil asetat yang memiliki penghambatan aktivitas xantin oksidase. Serbuk akar di maserasi dengan metanol, kemudian dilakukan fraksinasi dengan pelarut n-heksana, kloroform, etil asetat, n-butanol dan air. Fraksi etil asetat dengan nilai IC50 2,49 μg/mL, fraksi ini dilakukan pemisahan secara kromatografi kolom dengan fase diam silika gel dan fase gerak diklorometana : metanol. Isolat memiliki aktivitas penghambatan terhadap xantin oksidase sebesar 1,21 μg/mL.
Kinetika penghambatan menggunakan Lineweaver-Burk Plot menunjukkan bahwa isolat mempunyai aktivitas penghambatan yang bersifat kompetitif. Dari hasil identifikasi yang dilakukan diduga isolat yang diperoleh merupakan golongan alkaloid.

Hyperuricemia is the biochemical abnormalities in clinical practice signed by high level of serum uric acid. It was a result of overproduction or underexcretion of uric acid or combination of both. Xanthine oxidase has been recognized as one of the promising targets for treatment of hyperuricemia.
The purpose of this research is to isolation compound from ethyl acetat fraction which have activity to inhibite xanthine oxidase. The root powder were maserated with methanol and further partitioned with n-hexane, chloroform, ethyl acetat, dan n-buthanol. Successfully, ethyl acetate fraction with IC50 values 2.49 μg/mL, this fraction was separated by column chromatography with stationary phase silica gel dan mobile phase dichloromethane : methanol. Isolate had activity to inhibite xanthine oxidase with IC50 values 1.21 μg / mL.
The kinetics of inhibition with Lineweaver-Burk Plot showed that the isolate was a competitive inhibitor of xanthine oxidase. Based on identification, isolate was indicated of alkaloid groups.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43648
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>