Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Keinginan dari seorang ibu untuk segera menyentuh bayinya segera setelah Iahir
merupakan suatu pengalaman yang sangat rnenakjubkan, sehingga ikatan kasih sayang
antara ibu dan janin yang sudah terjalin sejak dari kehamilan dapat dilmgkapkan secara
nyata. Perawat harus dapat menciptakan suatu lingkungan yang mendukung tezjadinya
kontak fisik ant/ara ibu dengan bayi. Dukungan dan dorongan semangat yang diberikan
perawat dapat meningkatkan peran seorang ibu untuk memainkan perannya dengan
penuh kasih sayang sehingga dapat terbentuk proses ikatan. Tujuan dari peuelitian ini
adalah untuk mengetahui persepsi perawat terhadap pentingnya penerapan bonding
attachment pada periode awal pelsalinan tahap tiga di RSAB-HK. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi perawat adalah perhatian yang selektif; ciri-ciri rangsangan dan
stimukus, nilai-nilai dan kebutuhan, pengalaman terdahulu, latar belakang pendidikan
dan budaya, kabutuhan dan status emosional. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif sederhana dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan
memakai analisa univaxiat dengan ketentuan persepsi baik, sedang dan kurang. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki persepsi baik (87%),
Penelitian ini merekomendasikan agar dapat dikembangkan pada penelitian yang
berikutnya supaya lebih bermakna dan lebih terlihat lagi bagaimana bonding attachment
itu diterapkan khususnya di kamar bersalin sesaat setelah bayi lahir sehingga berdampak
positif bagi ibu dan bayi. Pada penelitian berikutnya agar menggunakan metodology
yang dapat lebih mengeksplorasi lagi tentang persepsi perawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5506
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nahdawati
"Keperawatan memandang klien sebagai manusia dari beberapa dimensi yaitu fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak perawat yang belum peduli terhadap dimensi spiritual terutama pada klien anak. Sedangkan menurut penelitian yang ada, ternyata orangtua memiliki tingkat pengetahuan tinggi terhadap stimuiasi perkembangan spiritual anak.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik responden, persepsi orang tua, persepsi perawat, serta membandingkan persepsi orang tua dan perawat terhadap kebutuhan spiritual anak yang dirawat. Teori yang digunakan oleh peneliti sebagai refrensi untuk menilai perkembangan spiritual anak adalah teori psikososial Erikson. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 responden terdiri dari 40 orang tua dan 40 perawat.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif perbandingan dengan alat pengumpul data berupa kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Hasil analisis univariat menunjukkan pada umumnya respnnden orang tua berumur kurang dari 30 tahun, beragama Islam, tingkat pendidikan SMA. Perawat pada umumnya berumur lebih dari 40 tahun, beragama Islam, tingkat pendidikan D3. Sebagian besar orang tua berpersepsi negatif dan perawat berpersepsi positif.
Hasil analisis bivariat memperlihatkan tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara orang tua dan perawat tentang kebutuhan spiritual anak yang dirawat. Baik orang tua manpun perawat harus dapat memenuhi kebutuhan spiritual anak yang dirawat akibat dari trauma hospitalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5490
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rachmawati
"ABSTRAK
Memasuki PJPT II, tugas rumah sakit semakin penuh tantangan, iklim persaingan semakin terasa, di mana masyarakat semakin mengerti akan hak untuk menuntut atau protes apabila sesuatu hal tidak dijalankan dengan benar dan konsisten, sehingga situasi ini menuntut rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanannya ke arah profesionalisme. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit selalu didahului dengan peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Dengan mempergunakan matriks hubungan antara proses pelayanan yang efektif dengan tindakan pelayanan yang diharapkan (MATRIX DOLL), maka penampilan keprofesian perawat akan dipantau dan dinilai, untuk melihat sampai sejauh mana perawat mempergunakan pengetahuan, sikap, perilaku, pengalaman dan pengamalan sesuai dengan standar pelayanan di dalam menjalankan asuhan keperawatan terhadap pasien.
Sejalan dengan itu RSAB "Harapan Kita", sebagai rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan kesehatan kepada anak & ibu bersalin, tidak luput dari usahanya untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan profesionalitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang keperawatan kebidanan di mana sebagian besar pasien rawat inap (48%) adalah pasien-pasien pasca persalinan.
Salah satu kendala yang ditemukan adalah Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu belum dilaksanakan sesuai dengan standar keperawatan yang berlaku. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara karakteristik perawat (umur, status perkawinan, pendidikan, lama bertugas, ketrampilan pasca pelatihan tambahan), sistem penugasan pasien, supervisi, serta pedoman kerja, dengan Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di Iingkungan ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Penelitian ini sifatnya deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan pengumpulan data melalui observasi & kuesioner di seluruh ruangan rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Dari hasil observasi ditemukan bahwa Iangkah-langkah Tindakan Keperawatan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "pelaksanaan" dan "R/R", sedangkan Jenis Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "puerpurium"&"memelihara kebersihan vulva".
Dari hasil uji statistik regresi linear sederhana dari 8 faktor yang diduga secara teoritis didapatkan hanya satu faktor yang mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik yaitu : pelatihan tambahan, sedangkan 7 faktor lainnya kurang terbukti berhubungan secara statistik.
Dalam penilaian lebih lanjut didapatkan bahwa kinerja perawat yang melaksanakan tindakan keperawatan secara baik adalah 67,5%.
Sangat diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi upaya meningkatkan mutu Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita".

ABSTRACT
Entering the Second Long Term Development Plan of the Republic of Indonesia, the mission of Indonesian Hospitals being more challenging, while the competition atmosphere becomes apparent and also people nowadays more understand to their rights to complain or if something done improper or inconsistently and this leads to Hospital to improve the quality of services more professional. The improvement of quality of services should be preceded with the improvement of quality of nursing care.
Using the matrix relation ship between effective services and expected service actions so coiled DOLL matrix, then the professionalism of nurse actions could be observed and evaluated to how they use their knowledge and experience to behave according to hospital service standard as required.
In line with the national mission to achieve public service for mother and children care, the hospital as one of the center of excellence for Mother-Children Care and perintology also has to enhance services in obstetrical area where most of in-patient (48% occupation) were post partum patients.
One of the constraints obtained is that of post partum nursing interventions had not been performed fully according with the privilege nursing standard.
Purpose of this study is to find out the relation among the instruments of nurse characteristic such as age, marital status, education, experience, improved skills after upgrading training, also job assignment, job supervision, standard operating procedure, with nursing cares of post partum particularly in the in-patient facilities of the hospital RSAB "Harapan Kita".
The method of statistical analysis is descriptive with emphasis on cross-sectional approach, by means of data collection trough question aries and observations.
From observation result shows that nursing care action that need to be taken is "pelaksanaan (execution)" and "R&R (Reporting & Recording)" and type of post partum nursing intervention needs to have special care is "puerpurium" and "vulva hygiene".
From statistical result using simple linear regression of 8 factors might be of having relations empirically with nursing interventions empirically with nursing interventions of post partum, yields only one factor indicates to have significant relations statistically that is additional vocational training white the ather 7 factor were less significant to the further result obtained, that nurse performance who perform nursing interventions very well was around 67.5%.
It is desirable that the analysis result could be of assistance and fruit full for the efforts to upgrade and improve qualities of the nursing interventions of post partum within the management of the Hospital RSAB "Harapan Kita".
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Komariah
"Tujuan penelitian adalah teridentifikasinya kontribusi karakteristik. pengetahuan dan sikap post partum primipara serta dukungan perawat terhadap kemandirian dalam perawatan diri dan bayi. Desain penelitian adalah deskriptif analitik bersifat cross sectional terhadap 134 ibu post partum primipara di Bagian Rawat Inap Ibu RSAB Harapan Kita Jakarta selama bulan April 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempunyai kontribusi terhadap kemandirian post partum primipara adalah umur, jenis persalinan dan pengetahuan.

Primiparous Characteristics, Knowledge and Attitude Contributions and Nursing Support toward Self Care and Nursing the Baby. Study in Maternity Ward, "Harapan Kita" Children and Maternity Hospital, Jakarta April 2003The purpose of this study is to find primiparous characteristics, knowledge and attitude contributions and nursing support toward self care and nursing the baby. Design of the research is analytical descriptive with cross sectional toward 134 primiparous in maternity ward, Children and Maternity Hospital Jakarta, during April 2003. The study results that mother age, type of childbirth and knowledge have contribution toward self care and nursing the baby."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 11057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurniah
"ABSTRAK
Bermain terapeutik sangat penting dilakukan untuk mengurangi efek hospitalisasi
dan kelangsungan tumbuh kembang anak yang dirawat di rumah sakit. Fenomena
yang ditemukan adalah bermain terapeutik belum berjalan optimal. Pengetahuan
perawat tentang bermain terapeutik akan mempengaruhi perilaku perawat dalam
pelaksanaan bermain terapeutik. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan perawat tentang bermain terapeutik di ruang rawat inap anak
RSAB Harapan Kita Jakarta. Desain penelitian deskriptif dengan teknik cluster
random sampling. Jumlah sampel 74 perawat ruang rawat inap anak. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner, dan analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil
penelitian menemukan bahwa sebagian besar 73% perawat memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup tentang bermain terapeutik. Disarankan untuk rumah sakit
agar membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung peningkatan pengetahuan
perawat tentang bermain terapeutik.

Abstract
Therapeutic play is very important to reduce the effects of hospitalization and the
continuity of growth and development of children whom cared at hospital.
Unfortunately, therapeutic play has not been implemented optimally. Nurses?
knowledge about therapeutic play will affect their behavior in the implementation of
therapeutic play. The research objective was to determine nurses? knowledge level
about therapeutic play in the children ward RSAB Harapan Kita. This research used
descriptive design with cluster random sampling techniques. The respondents were
74 nurses who work in inpatient ward. Data was collected using questionnaires, and
was analysis using univariate analysis. The results obtained as much as 73% of nurses
had sufficient levels of knowledge about therapeutic play. It is recommended that
hospital establishes policies that support the improvement of nursing knowledge
about therapeutic play.
;"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43477
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Surastiningsih
"Untuk memfasilitasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal maka dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan harus memperhatikan prinsip atraumatic care. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang atraumatic care di ruang rawat anak RSAB Harapan Kita Jakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional, menggunakan besar sampel 107 perawat yang bertugas di ruang perawatan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61 orang (57 %) termasuk kategori kurang baik pengetahuannya tentang atraumatic care dan 46 orang (43 %) termasuk kategori baik pengetahuannya tentang atraumatic care. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat lebih meningkatkan pengetahuannya tentang atraumatic care. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai dasar pemikiran untuk mengadakan pelatihan atau seminar tentang atraumatic care.

The principle of a-traumatic care need to be implemented in nursing care to facilitate the children growth and development. This study aims to describe nurses' knowledge of a-traumatic care in pediatric ward at RSAB Harapan Kita hospital, Jakarta. A descriptive method with cross sectional approach was applied. The sample size is 107 nurses who work in children ward. The results showed that 61 (57%) nurses have poor knowledge of a-traumatic care. This study recommends that nurses should improve their knowledge of a-traumatic care through training and seminars on atraumatic care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Wijayati
"Mengalami sakit dan dirawat di Rumah Sakit merupakan kondisi yang dapat menyebabkan krisis pada anak. Hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan pada anak yang berdampak negatif pada perkembangan anak dimasa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang intervensi bermain pada pasien anak. Jenis penelitian adalah deskriptif kategorik dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling pada 96 perawat. Hasil analisis univariat diketahui sejumlah 93(96,9%) perawat di ruang anak memiliki tingkat pengetahuan baik tentang intervensi bermain. Peningkatan intervensi bermain pada pasien anak direkomendasikan sebagai upaya mengurangi dampak hospitalisasi.

Being sick and hospitalized can cause crisis among children. Hospitalization may cause anxiety which can affect their growth in their future. Nurses? knowledge about play intervention may reduce negative impacts of hospitalization. This study aimed to identify nurses? knowledge about play intervention on pediatric patients. This study was a descriptive study to 96 pediatric nurses, which was choosen with consecutive sampling technique. The result showed that 93(96,9%) of the nurses have a good knowledge level about play intervention. The improvement of play intervention on caring for pediatric patients is necessary as an effort to reduce negative impacts of hospitalization. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sari Andayani
"Anak yang dirawat di rumah sakit sering mengalami ketakutan, kecemasan dan stress karena adanya perubahan aktifitas dari yang biasa dilakukan dan merasa tidak nyaman pada saat dirawat di rumah sakit. Sikap regresi merupakan fenomena pada anak yang sedang mengalami rawat inap di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan atraumatik pada anak. Desain penelitian deskriptif korelatif ini melibatkan 66 perawat dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tentang perawatan atraumatik pada anak.
Analisis univariat menyimpulkan mayoritas responden memeliki pengetahuan baik (95%) tentang perawatan atraumatik pada anak. Analisis bivariat menjelaskan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia,jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan dengan nilai p berturut-turut (p=0,41, p=0,3, p=0,35, dan p=0,89). Pengetahuan perawat tentang perawatan atraumatik perlu ditingkatkan melalui perilaku caring kepada anak, sehingga anak tidak merasa terbebani secara psikologis ketika berhadapan dengan tim kesehatan khususnya perawat.

Children admitted to hospital often experience fear, anxiety and stress due changed from the usual activities, uncomfortable when hospitalized or called with atraumatic care . Attitude was a phenomenon or regression in children who were experiencing inpatient in the hospital. Descriptif correlation study design involving 66 respondents had a good knowledge 95% about atraumatic care in children . Bivariat analysis expalined that there was no relationship between age, sex, education, and years of service with the level of knowledge (p=0,8, p=0,3, p=0,89, p= 0,9). Knowledge of atraumatic care nurses need to be enhanced through child caring behavior to the patient, so that the child does not feel overwhelmed when dealing with psychological health team particularly nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Naviati
"Banyak orangtua cemas saat menunggu anak opname di rumah sakit. Kecemasan orangtua memerlukan dukungan perawat sebagai orang terdekat selama di rumah sakit. Teridentifikasinya hubungan dukungan perawat dengan tingkat kecemasan orangtua di ruang rawat anak RSAB Harapan Kita Jakarta merupakan tujuan dalam penelitian ini. Penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan belah lintang. Sampel ditentukan dengan metode consecutive sampling sebanyak 86 responden. Pengukuran menggunakan Kai Kuadrat. Penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan perawat disemua elemennya yaitu komunikasi dan informasi (p value 0,017), emosional (p value 0,003), penilaian (p value 0,003) dan instrumental (p value 0,011) dengan tingkat kecemasan orangtua dan variabel yang paling berhubungan dengan tingkat kecemasan orangtua yaitu dukungan penilaian.

Many parents are anxious when waiting for child hospitalization. Anxiety parents need support for nurses as the nearest person in the hospital. Identification of nursing support relationships with parent?s anxiety levels in pediatric ward RSAB Harapan Kita Jakarta is the goal in this study. This is a descriptive observational study with cross sectional approach. The sample is determined by the method of consecutive sampling of 86 respondents. Measurements using Chi Square. Studies show that there is a relationship between support for nurses in all elements of communication and information (p value 0.017), emotional (p value 0.003), appraisal (p value 0.003) and instrumental (p value 0.011). The variables most associated with the level of parental anxiety is appraisal support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Rahadian
"Latar belakang: Tanda klinis Pierre Robin Sequence (PRS) meliputi mikrognati, glossoptosis, obstruksi jalan napas atas, dan celah palatal. Adanya sindrom/kelainan penyerta turut berperan terhadap keterlambatan pertumbuhan dan keparahan obstruksi jalan napas. OSA akibat obstruksi jalan napas merupakan kondisi yang umum ditemui pada bayi dengan PRS. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran morfologi mandibula dan risiko OSA pada pasien PRS di RSAB Harapan Kita Metode: Penelitian ini merupakan studi retrospektif dengan desain potong lintang. Sebanyak 11 pasien PRS memenuhi kriteria seleksi penelitian ini. Data usia, sindrom/kelainan penyerta, riwayat sesak napas saat lahir diperoleh dari rekam medik. Sefalometri yang diperoleh diukur panjang mandibula, tinggi ramus, panjang body mandibula, dan sudut gonial. Pasien juga dievaluasi risiko OSA dengan menggunakan kuesioner Brouillette. Hasil: Panjang mandibula, panjang body mandibula, dan sudut gonial berbeda bermakna antara grup usia pengambilan sefalometri 5 tahun dan 10 tahun. Panjang mandibula berbeda bermakna antara grup pasien PRS non sindromik dan sindromik. Tidak ada perbedaan bermakna risiko OSA berdasarkan usia pasien maupun status sindrom. Riwayat sesak napas saat lahir berkorelasi dengan morfologi mandibula, namun tidak berkorelasi dengan risiko OSA. Kesimpulan: Kondisi mikrognati yang persisten menunjukkan tidak ada catch up growth pada pasien penelitian ini. Sindrom/kelainan penyerta turut mempengaruhi pertumbuhan mandibula. Sesak napas saat lahir sebagai gejala klinis dari obstruksi jalan napas atas tidak berperan terhadap risiko OSA.

Background: Clinical signs of Pierre Robin Sequence (PRS) including micrognathy, glossoptosis, upper airway obstruction, and palatal cleft. The presence of sydrome contributes to the growth and severity of airway obstruction. Obstructive Sleep Apnea (OSA) related to airway obstruction is common condition in infants with PRS. Objective: To know mandibular morphology and risk of OSA in patients at RSAB Harapan Kita. Methods: This research is a retrospective study. A total of 11 patients met the selection criteria of this study. Data on age, associated syndrom, history of breath difficulties at birth were obtained from medical records. The cephalometry were measured mandibular length, ramus height, mandibular body length, and sudut gonial. Patients were also evaluated for risk of OSA using brouillette questionnaire. Results: Mandibular length, mandibular body length, and sudut gonial differed significantly between the 5 years and 10 years cephalometric collection age groups. Mandibular length differed significantly betweenn the nonsyndromuc and syndromic PRS. There was no significant difference in OSA risk based on the patient’s age or syndrome status. History of breath difficulties at birth was correlated with mandibular morpholgy, but it was not correlated to risk of OSA. Conclusion: Persistent micrognathic showed no catch up growth in the patients of PRS in this study. Associated syndrome or disorder affected the growth of the mandible. History of breath difficulties at birth as a clinical symptom of upper airway obstruction did not contribute to risk of OSA."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>