Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhoho Ali Sastro
"Tesis ini bermula dari adanya fakta penurunan peran sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun. Hal ini juga sejalan dengan penemuan penggunaan input primer pada sektor pertanian. Di sisi lain, sekalipun jumlah input yang digunakan menurun, perkembangan teknologi, membuat produksi sektor pertanian tetap bertumbuh. Hal ini memunculkan pemikiran, andaikan input untuk pertanian tidak berkurang, tentunya output yang dihasilkan akan lebih tinggi. Tetapi pada saat bersamaan, akan mengurangi input untuk sektor yang lain dan kemudian akan mengurangi output dari sektor yang lain. Apakah penambahan output pertanian mampu mengkompensasi pengurangan tersebut? Apabila bisa dikompensasi maka, mempertahankan proporsi input primer, dengan kata lain mempertahankan proporsi input primer untuk pertanian, akan melahirkan keadaan yang lebih menguntungkan untuk menguji hal tersebut, digunakan model input-output supply side yang digagas oleh Ghosh (1958), sehingga variabel input primer menjadi variabel eksogen yang mungkin diubah. Untuk memudahkan analisa, maka dilakukan estimasi jumlah output dengan menggunakan matriks teknologi periode terakhir (tahun 2005), tetapi input primer yang digunakan direlokasi dengan menggunakan proporsi input primer tahun 1990, 1995, 2005. Hasil estimasi output perekonomian ini digunakan sebagai dasar untuk menyimpulkan kondisi manakah yang lebih menguntungkan. Kondisi ketika input primer dipertahankan, atau kondisi input primer sesungguhnya. Dari simulasi yang dilakukan diperoleh data yang menjelaskan mempertahankan proporsi input primer sesuai dengan periode tahun sebelumnya akan menghasilkan penambahan output untuk sektor pertanian. Penambahan output ini tidak mengurangi total output pada perekonomian.

This thesis starts from the fact that agriculture's role in the Indonesia’s economy is declining every year. This phenomenon, on one side, is in line with the decreasing of primary input to the agriculture sector as well. On the other side, although the quantity of input used is declining, technology development makes the agriculture production is still growing. This condition raises a concem that if the input for agriculture is not decreasing, then of course, the output resulted will be much higher. At the same time, however, it will decrease the input from other sectors and will reduce the output from other sectors. Is the additional output from agriculture sector able to compensate such decline? Therefore, if it is compensated, sustaining the proportion of primary input will result in a more beneficial condition. In order to examine the above thesis, the Glicsh’s supply side input-output model (1958) will be used, so the variable of primary input will be a changeable variable of exogenous. To assuage the analysis, estimating the quantity of output using technology matrix of the last period (2005) is used. However, the used primary input is relocated by using the proportion of primary input of 1990, 1995, 2005. The estimated output will be used as the basis to conclude which condition is more beneficial. A condition whereby primary input is sustained or the real condition of primary input. From the conducted simulation, a data is obtained. Such data explains that sustaining primary input in accordance with the proportion of previous period will result in the addition proportion of primary input for agriculture. This addition does not decrease the total output ofthe economy. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T34011
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRACT
Rodent tuber is a medicinal plant particularly found in java. The plant is used as an ingredient for conventional cancer treatment."
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development,
630 IJAS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Star fruit is a type of fruit that is easily damaged and require a special postharvest handling. Some of the
postharvest handling efforts are by storing at low temperature storage and packaging. Storage at low temperature
can extend the shelf life and maintain the quality of the star fruit. The purpose of this study is to extend the shelf
life and maintain the quality of the star fruit, and to know a good packaging for the star fruit. The star fruit were
picked from the orchid in Tuban, East Java, and the treatment was conducted in the Postharvest Laboratory,
University of Trilogy. The research uses randomized complete block design of two factors. The first factor is the
temperature of storage consisting of 18oC temperature and room temperature, the second factor is the packaging
consists of styrofoam + plastic wrap, plastic, foamnet and paper). The data is processed by using the scoring
method and by collecting from the fixed-trained panelists. Data qualitatively transformed into quantitative data
by using the symbol numbers. The research shows that the star fruit which is stored at a temperature of 18oC can
extend the shelf life to 14 days after harvest (HSP) with the packaging by using styrofoam + plastic wrap, by using
plastics and foamnet (12 HSP) and by using paper (10 HSP). While the star fruit at room temperature storage,
with the packaging by using styrofoam + plastic wrap can extend the shelf life to 8 HSP, and by using foamnet,
plastics and paper to 6 HSP.
Belimbing merupakan buah yang mudah mengalami kerusakan, maka diperlukan upaya untuk penanganan
pascapanen yang baik. Salah satu upaya penanganan pascapanen yaitu dengan cara penyimpanan dengan suhu
rendah dan pengemasan. Penyimpanan dengan suhu rendah dapat memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan kualitas buah belimbing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperpanjang masa simpan
dan mempertahankan kualitas buah belimbing serta mendapatkan cara pengemasan yang baik. Buah belimbing
dipetik di kebun Tuban, Jawa Timur dan perlakuan dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Universitas Trilogi.
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dua faktor. Faktor pertama yaitu suhu simpan terdiri atas (suhu
18oC dan suhu ruang), faktor kedua adalah pengemasan terdiri atas (styrofoam + plastik wrap, plastik, foamnet
dan kertas). Data skor diolah menggunakan metode skoring. Metode ini dengan cara mengumpulkan dari panelis
tetap yang terlatih. Data secara kualitatif dirubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan simbol angka.
Dari penelitian ini di dapatkan hasil bahwa buah belimbing yang disimpan pada suhu 18oC dapat memperpanjang
masa simpan sampai 14 hari setelah panen (HSP) dengan pengemasan styrofoam + plastik wrap, pada pengemasan
plastik dan foamnet (12 HSP) dan pengemasan kertas (10 HSP). Sedangkan buah Belimbing pada penyimpanan
suhu ruang, dengan pengemasan styrofoam + plastik wrap dapat memperpanjang masa simpan selama 8 HSP, dan
pada pengemasan foamnet, plastik dan kertas (6 HSP)."
Jakarta: Universitas Trilogi. Program Studi Agroekoteknologi, 2016
630 AGRIN 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Triwahyuni
"Evaluasi terhadap program pertanian berkelanjutan sudah dilakukan oleh beberapa lembaga yang melaksanakan program tersebut, tetapi evaluasi yang memberi perhatian khusus pada perubahan perilaku sasaran program belum dilakukan. Perubahan perilaku penting dikaji untuk melihat sampai sejauh mana intervensi program dikatakan berhasil.
Metode analisa berpikir logis (logical framework analysis) dengan melihat input, output, effect dan impact digunakan dalam melakukan evaluasi untuk memperoleh gambaran proses perubahan perilaku secara mendalam. Hasil evaluasi kemudian dipetakan menggunakan prinsip dasar Homans dalam perubahan perilaku.
Evaluasi bertujuan untuk mempelajari apakah program mencapai tujuan dan bagaimana program mencapai tujuan tersebut. Populasi yang dipelajari adalah petani yang berdomisili di desa Ringinlarik, kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Evaluasi menggunakan data kuantitatif sebagai data sekunder untuk memperoleh gambaran lokasi studi dan masyarakatnya. Selain itu juga menggunakan data kualitatif sebagai hasil wawancara yang dilakukan dengan informan.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa perubahan perilaku yang terjadi pada program Pertanian Berkelanjutan sampai tahap effect. Perubahan perilaku yang terjadi yaitu petani sudah bersedia menjadi kader, memilih menggunakan pupuk alami daripada pupuk kimia, menanam tanaman pupuk hijau dan membuat pupuk dari kotoran ayam sebagai alternatif pupuk alami, menanam dan mengembangkan benih lokal yaitu jagung lokal dan padi mentik wangi, dan memilih memakai pestisida alami. Lebih lanjut, tercapai kesesuaian antara rencana program dan hasil yang dicapai dalam dua tahun pelaksanaan program.
Temuan lain memperlihatkan kekuatan dan kelemahan program. Usaha-usaha pemberdayaan, dan pendampingan yang dilakukan LSM Lesman serta didukung komitmen petani terhadap program menunjukkan kekuatan program. Kelemahan program yang diperoleh berdasarkan temuan lapangan seperti kurangnya pengelolaan dan pemasaran benih baru, desain pelatihan dengan materi yang sulit dipahami oleh petani, dan dampak program terhadap petani sekitar yang belum terlihat.
Prinsip dasar Homans dalam social behavior yang tepat dalam penelitian ini adalah stimulus, action, reward, value dan expectation. Proposisi stimulus, sukses, value, dan agresi approval yang tepat menggambarkan perubahan perilaku petani. Lebih lanjut, berdasarkan temuan lapangan, pertimbangan rasional dalam memilih beberapa alternatif adalah yang paling utama, dimana biaya produksi merupakan faktor dominan yang dipertimbangkan petani untuk mengadopsi teknologi.
Evaluasi dengan menggunakah analisa kerangka logis efektif memberikan gambaran proses perubahan dalam pelaksanaan program, khususnya dalam melihat perubahan perilaku. Beberapa aspek program yang perlu diperbaiki yaitu design pelatihan, merumuskan perbedaan peran antara PL dan kader (CO), perlu dibuat perencanaan dan langkah-langkah terhadap pengembangan benih baru, perlu dilakukan studi dampak program terhadap masyarakat sekitar. Selain itu, ada potensi petani di desa Ringinlarik untuk menjadi produsen pupuk kandang atau kompos dan pupuk hijau, dan memasarkan benih jagung lokal ke lokasi lain yang mayoritas masyarakatnya mengkonsumsi jagung serta memiliki kesamaan dalam hal kondisi alam (tanah, air)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T9391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wakhid
"ABSTRAK
Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya pertanian di lahan rawa pasang surut adalah waktu tanam.Waktu tanam tanaman pangan terutama padi mempunyai peranan yang sangat penting pada produksi akhir hasilpertanian. Di Indonesia saat ini dikenal 3 Musim Tanam, yaitu musim hujan, antara bulan November-Pebruari,musim kemarau I, antara bulan Maret-Juni; dan musim kemarau II, antara bulan Juli-Oktober. Akan tetapi,dinamika perubahan iklim seperti kekeringan (El Nino) dan kebasahan (La Nina) yang tidak menentu, berimbaspada pergeseran awal dan akhir musim tanam serta berdampak negatif bagi produktivitas tanaman padi. Adanyahal tersebut, analisis tentang waktu tanam padi di lahan rawa pasang surut Pulau Kalimantan perlu dilakukan.Waktu tanam di lahan pasang surut dimulai setelah jumlah air hujan mencukupi untuk melarutkan kadar besi yangada di dalam air. Realisasi tanam di Provinsi Kalimantan Barat umumnya terjadi pada Dasarian 28 (Oktober),Kalimantan Timur pada Dasarian 31 (November), serta Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah pada Dasarian7 (Maret). Waktu tanam di lahan rawa pasang surut menunjukkan tingkat kekukuhan yang tinggi terhadapperubahan iklim, dimana waktu tanam tidak terlalu berubah selama 10 tahun pada kondisi iklim yang berbeda."
Universitas Jenderal Soedirman. Fakultas Pertanian, 2018
630 AGRIN 22:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Canyon Keanu Can
"Nutrisi sangat penting dalam menentukan kesehatan, produktivitas, dan hasil kesejahteraan lainnya. Namun, studi tentang perubahan antargenerasi dalam kesejahteraan sebagian besar terfokus pada pendapatan, pengeluaran, dan pendidikan, yang mengabaikan transmisi nutrisi dan kesehatan. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan data longitudinal yang beragam dalam Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS) untuk mengeksplorasi berbagai aspek mobilitas nutrisi antar generasi dan hubungannya dengan pertanian, hasil antropometrik, pengeluaran, dan dinamika lain dalam data. Riset ini menggunakan metodologi generalised ordered logit, beberapa regresi OLS, dan berbagai delta regressions untuk melihat bagaimana kesejahteraan orang tua mempengarhui kesejahteraan anaknya. Hasil regresinya menunjukkan bahwa ada beberapa hubungan antargenerasi antara nutrisi dan pengeluaran untuk makanan. Terutama, penelitian ini mengungkapkan bahwa migrasi desa-kota dan perpindahan keluar dari sektor pertanian berdampak negatif terhadap perubahan antargenerasi, yang mengakibatkan nutrisi yang lebih buruk untuk anak-anak. Studi ini juga mengungkapkan bahwa kualitas nutrisi menjadi lebih penting dari kuantitas nutrisi. Temuan ini menimbulkan pertanyaan kritis tentang teori ekonomi klasik, ketahanan pangan, kemiskinan, dan ketidaksetaraan, dan mengungkap area penelitian yang belum dipelajari. Secara keseluruhan, hasil studi ini menekankan pentingnya mempelajari dimensi non-moneter dari mobilitas antargenerasi, karena pertanyaan tersebut menjadi sangat penting untuk mencapai perkembangan berkelanjutan dalam kesejahteraan.

Nutrition is central in determining health, productivity, and other welfare outcomes. Yet, studies on intergenerational changes in welfare have largely focused on incomes, expenditures, and education, overlooking transmissions of nutritional and health outcomes. Thus, this study takes advantage of the diverse longitudinal data in the Indonesian Family Life Survey (IFLS) to explore various aspects of intergenerational nutritional mobility and its relationships with agriculture, anthropometrics outcomes, expenditures, and other dynamics in the data. Matching parents' outcomes in 1993 with their children's outcomes in 2014, a generalised ordered logit, several OLS regressions, and various delta regressions are run. Results find that there exists some intergenerational persistence in both nutritional outcomes and food expenditures. Notably, the study reveals that rural-urban migration and movement out of agriculture negatively impacts intergenerational changes, resulting in worse nutritional outcomes for children. It also reveals that significance of the quality of nutrition increasingly trumps the quantity of nutrition. These findings raise critical questions about classic economic theories, food security, poverty, and inequality, and uncovers significant unstudied areas of research. Together, the results emphasize the importance of studying non-monetary forms of intergenerational mobility, as it lies at the center of the question of how to sustainably and equally continue to grow prosperity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesian agriculture has been admitted for its multifunctionality wich encompasses environmental , food security, socioeconometric, and cultural roles...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Dwi Nugroho
"Apakah yang dimaksud dengan agribisnis dan kaitannya dengan pertanian, usahatani maupun agroindustri - Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang lebih luas dibandingkan dengan pertanian, usahatani maupun agroindustri. Agribisnis dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub-sistem, dimana A. Soeharjo (1988 : 1) memberikan pengertian agribisnis sebagai cakupan kegiatan dari seluruh sekt pertanian (termasuk kegiatan usahatani) ditambah sebahagian dari kegiatan sektor industri (yang menghasilkan sarana produksi sebagai input pertanian) yang mengolah produk pertanian primer, dan juga kegiatan pemasaran disertai adanya lembaga penunjang.
Luasnya cakupan kegiatan agribisnis, menyebabkan banyaknya permasalahan dalam mengembangkan agribisnis yang identik permasalahannya ada pada bidang pertanian. Sebab membicarakan agribisnis tidak terlepas dengan membicarakan pertanian dalam arti yang lebih luas. Adapun permasalahan tersebut diantaranya dalam penyediaan sarana produksi tidak dapat tepat waktu maupun jumlahnya, teknik dalam pengelolaan menghasilkan produksi primer masih kurang efisien, penanganan pasca panen, sistem tataniaga pemasaran hasil, dan juga fluktuasi harga yang masih banyak merugikan petani selama ini. Pertanian sendiri terbagi menjadi lima bidang yaitu Pertanian Rakyat, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan. Agribisnis didalamnya terdapat Pertanian dan didalam Pertanian sendiri diantaranya terdapat kegiatan sub-sektor perkebunan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Arsa Adi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian thesis yang beriudul "Pembangunan Pertanian Dalam Menunjang Ketahanan Daerah - Studi Kasus : Usahatani di Kahupaten Daerah Tingkat II Timor Tengah Selatan" adalah untuk menentukan keterkaitan pembangunan pertanian dengan kondisi Ketahanan Nasional di daerah berdasarkan pendekatan Kesejahteraan dan Keamanan dari aspek Astagatra Penelitian dilakukan dengan penelitian lapangan, studi kepustakaan dan sumber informasi lainnya. Data dianalisis secara tabulasi dan deskriptif.
Keadaan dan kondisi pertanian yang umumnya ditangani oleh masyarakat pedesaan merupakan cermin kemakmuran. Sebagai hasil interaksi faktor lingkungan dan sosial budaya di Timor Tengah Selalan telah berkembang bermacam-macam pola usahatani, yang secara keseluruhan cenderung berpola usahatani campuran. Petani dominan menanam tanaman pangan seluas-luasnya terutama jagung dan ubi kayu serta beternak, terulama sapi dan babi. Luas lahan usahatani rata-rata 2,15 ha per keluarga tani dan kemampuan mengolah tanah rata-rata 1,25 ha per musim tanam.
Kecukupan pemenuhan konsumsi pangan menunjukkan bahwa ketahanan pangan para petani cukup memadai, yaitu jagung 306,106 kg setara beras per kapita per tahun dan ubi kayu 102 kg setara beras per kapita per tahun. Kecukupan pangan itu didukung oleh adanya tradisi diversifikasi dalam pola konsumsi pangan. Demikian pula kriteria kesejahteraan petani menurut Sajogyo (1976) menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani Timor Tengah Selatan tergolong dalam kategori cukup, yaitu Rp. 5.941.800 per tahun per keluarga tani atau setara dengan 990,3 kg beras per kapita per tahun.
Dengan demikian, kondisi sosial ekonomi petani memberikan andil dalam menunjang Ketahanan Nasional di daerah. Karena kuatnya perekonomian masyarakat desa yang bersumber dari pengelolaan usahatani dapat mendukung terbentuknya ketangguhan kondisi Ketahanan Daerah dan Ketahanan Nasional."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih K. Karjadi
"Tanaman bawang putih (Allium sativum L) termasuk dalam genus Allium yang diperbanyak secara vegetatif melalui umbi. Virus merupakan salah satu penyakit penting yang perlu dipecahkan pada pembiakan vegetatif ini. Teknik inkonvensional kultur jaringan yang dikombinasikan dengan kemoterapi dapat membantu menghilangkan penyakit virus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari beberapa konsentrasi antiviral ribavirin di media MS terhadap pertumbuhan dan perkembangan shoot tip Bawang putih cv Lumbu Hijau, cv. Lumbu Kuning, cv. Tawangmangu. Percobaan dilakukan di laboratorium kultur jaringan, Balai Penelitian Tanaman Sayur (Balitsa), pada bulan Mei hingga Juli 2015. Sasaran penelitian adalah untuk menghasilkan tanaman bebas virus dengan menggunakan teknik kultur jaringan yang dikombinasikan dengan kemoterapi. Varibel yang diamati adalah pertumbuhan dan perkembangan planlet bawang putih. Hasil dari penelitian (1) Kontaminasi kultur
umumnya disebabkan oleh bakteri dan jamur dengan persentase 10 % sampai dengan 30%. (2) Penambahan
antiviral ribavirin, semakin tinggi konsentrasi persentase tumbuh dan berkembang semakin rendah untuk ketiga kultivar (3) Pengamatan secara visual penambahan antiviral ribavirin dan kultivar tidak berpengaruh pada jumlah tunas, rata-rata dari satu eksplan tumbuh satu tunas untuk ketiga kultivar (4). Penambahan antiviral ribavirin dan
kultivar tidak mempengaruhi pertumbuuhan daun, akar ketiga kultivar (5).Hasil pengujian virus dengan teknik DAS ELISA persentase kultur yang terinfeksi 54.55% sampai dengan 100 %."
Universitas Jenderal Soedirman. Fakultas Pertanian, 2018
630 AGRIN 22:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>