Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"manajemen resort dan leisure merupakan salah satu program studi baru dalam bidang kepariwisataan dan merupakan program studi pertama dan belum ada di perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The analysis of hypertension prevalence for Indonesia citizen aging of 15 years old and its risk factors has been conducted. Data of National Health Basic Survey (Riskesdas) 2007 and National Health Basic Survey (Riskesdas) 2007 and National Health Survey (Susenas) 2007 data were used...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pringgadi Krisdiarto
"Industri makanan dan minuman merupakan salah sam kelnmpok industri yang memiliki kontribusi besar terhadap kinerja perekonomian nnsional. Salah satu karakteristik yang mcnonjol dari industri makanan dan minuman adalah besarnya jumlah pembcntukan perusahaan baru setiap tahunnya ke dalam industri ini. Penelitian ini bcrtujuan untuk memberikan gambaran mengenai fenomena pcmbentukan pcrusahaan baru pada industri makanan dan minuman di indonesia dan menganalisis pcngaruh faktor-faktor yang mcmpcngaruhi tingkat pembentukan pcmsahaan baru pada kelompok industri mnkanalt dan minunmn. Metode yang digunakan dalam pcnelitian ini adalah mctode regrcsi dengan mcnggunakan model data panel fixed ejkcr. Data yang digunakan adalah data updating direktori industri besar dan menengah yang memuat jumlah dan status pcrusahaan serta data survei industri bcsar dan menengah bcrdasarkan 1SlC 4 digit periodc 2002-2005.
Hasil analisis data secara dcskriptif menunjukkan bahwa fenomena pembentukan perusahaan baru pada kasus induslri makanan dan minuman di Indonesia secara umum scsuai dengan kesimpulan penelitian Geroski (1995). Perlama, tingkat penelrasi pasar perusalman-perusahaan baru selalu lebih rendah dibandingkan tingkat pcmbcmuknnnya. Kedua, pcrusahaan baru pada industri makanan dan minuman (nemiliki ukuran yang lebih kccil dari ukuran perusahaan Iama kelikn memasuki industri. Dnfkcriga. daya tahan hidup purnsahaan baru pada industri makanan dan minuman relatif rendah.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel insentif tidak mcnunjukkan pcranannya sebagai pemicu mzmuknya perusahaan baru ke dalam industri. Margin harga biaya terbukti tidak mempengaruhi tingkat pertumbuhan perusahaan baru secara signifikan. Sedangkan variabel tingkat pertumbuhnn industri memiliki hubungan yung negatif dan signifikan, sehingga tidak berperan sebagai faktor insentif bagi masuknya perusahaan baru. Variabel konsentrasi industri dan kebutuhan kapital terbukli menjadi hambatan masuk yang efektif bagi perusahaan bam sehingga tidak dapat mcmanfaatkan insemif yang ada. Hal ini ditunjukan oleh hubungan yang uegatif dan signiiikan kedua variabel tersebut dengan tingkat pembentukan perusahaan baru. Adapun variabcl hambamn masuk lainnya, yaitu vnriabel skala ekonomi, ditemukan tidak mcmiliki hubungan yang signifikan. Pembentukan perusahaan baru pada industri makanan dan minuman lcbih dipengaruhi olch replacement ef/éct, yang ditunjukkan oleh adanya hubungan positif dan signifikan antara tingkat penutupan perusahaan lama dcngnn tingkal pembentukan perusahaan baru.
Penelitian ini menyarankan agar pemerintah melakukan upaya-upaya perbaikan struklur industri sehingga perusahaaan-perusahaan baru mcmiliki kesempatan yang sama dcngan pcrusahaan lama untuk tumt berpartisipasi dalam proses pmduksi dan pemasaran di dalam industri, salah samnya meialui implementasi UU no. 5 Tahun 1999 mengenai Larangan Praktck Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Schat secara konsistcn. Selain itu pcmerintah pcrlu mendorong kalangan perbankan unluk dapat mcmberikan dukungan pcmbiayaan bagi pcngembangan investasi baru pada industri makanan dan minuman, scrta melakukan bcrbagni fasilitasi untuk mempennudah masuknya perusahaan baru ke dalam industri."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T32107
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Bubandt, Nils
"The intention of this article is to discuss the relationship between the processes of fiscal and political decentralization, the outbreak of communal violence, and what I call 'the new politics of tradition' in Indonesia. In 1999 under the President Jusuf Habibie, the Indonesian parliament (DPR) voted in favour of two laws, No. 22 and 25 of 1999, which promised to leave a significant share of state revenues in the hands of the regional governments. Strongly supported by the liberal ideologues of the IMF and the World Bank, the two laws were envisaged within Indonesia as a necessary step towards devolving the centralized power of New Order patrimonialism and as a way of curbing separatism and demands for autonomy by giving the regional governments the constitutional and financial wherewithal to maintain a considerable degree of self-determination. Decentralization was in other words touted as the anti-dote to communal violence and separatist tendencies-an anti-dote administered or at least prescribed by multi-national development agencies in most conflict-prone areas of the world. This paper wishes to probe this idea by looking at the conflict and post-conflict situation in North Maluku. The conflict illustrates how local elites began jockeying for political control in anticipation of decentralization. The process of decentralization is in other words not merely an anti-dote but in some cases an implicated part in the production of violence. One reason for this is simply that the decentralization of financial and political control after three decades of centralization entails a significant shift in the parameters of hegemony-a shift towards which local political entrepreneurs in the regions are bound to react. The new 'politics of tradition' currently emerging in Indonesia is the combined result of changes in global forms of governance, a strong political focus on ethnic and religious identity in the 'era reformasi' and a local willingness to employ these identities to garner support in the new political landscape of decentralization."
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Priyo Anggoro
"Pandemi Covid-19 menyebabkan terhambatnya pasien Program Rujuk Balik (PRB)
untuk melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Salah satu solusi pelayanan kesehatan
untuk pasien PRB dalam situasi pandemi Covid-19 adalah dengan mengadopsi layanan
telemedicine. Namun, sebagian besar peserta PRB merupakan pasien berusia lanjut dan
tidak terlalu mahir dalam menggunakan perangkat elektronik. Sehingga, apakah
memungkinkan layanan telemedicine dapat dikembangkan untuk pasien PRB? Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memetakan permasalahan dan kebutuhan pengembangan
telemedicine bagi peserta PRB dan menyusun prototype telemedicine untuk peserta PRB.
Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa telaah regulasi dan wawancara
mendalam. Penelitian ini menunjukkan bahwa telemedicine untuk pasien PRB dapat
dikembangkan untuk menghindari penularan Covid-19 pada pasien kronis yang berisiko
tinggi dan pelayanan telemedicine berpotensi untuk dapat terus dimanfaatkan setelah
pandemi berakhir karena penggunaan telemedicine akan sangat membantu bagi pasien yang
jauh dari fasilitas kesehatan atau pasien yang memiliki keterbatasan waktu untuk mengakses
fasilitas kesehatan. Permasalahan utama dalam pengembangan layanan telemedicine pasien
PRB yang dirasakan oleh user adalah pelaksanaan pemeriksaan fisik dan penunjang serta
memastikan hasil pemeriksaan akurat, validasi data dokter dan pasien, pencatatan rekam
medis secara online dan penyimpanan data yang aman, mekanisme penjelasan obat secara
detail ke pasien dan mekanisme pemberian obat sehingga pasien tidak perlu datang ke
faskes, monitoring kondisi pasien kronis secara berkala, pasien lansia yang tidak familiar
dengan teknologi terkinidan hilangnya aspek sentuhan dan interaksi manusia dalam
pelayanan telemedicine. Solusi terhadap permasalahan tersebut, menjadi dasar
pengembangan desain prototype telemedicine pasien PRB, yaitu menambahkan fitur voice
& video call untuk mempermudah dokter melakukan pemeriksaan fisik secara virtual
disertakan dengan petunjuk pemeriksaan fisik secara virtual, proses validasi data dokter dan
pasien saat mengakses layanan telemedicine dan menampilkan STR & SIP dokter dalam
aplikasi telemedicine yang dilengkapi dengan link validasi data di Konsil Kedokteran
Indonesia, sistem telemedicine yang berbasis pada fasilitas kesehatan, sehingga data rekam
medis pasien tersimpan di faskes, resep obat dilengkapi dengan penjelasan cara penggunaan
obat dan fitur pengantaran obat ke rumah dengan bekerjasama dengan jasa penagntaran,
menambahkan fitur monitoring kondisi pasien secara berkala, menyederhanakan fitur
telemedicine dengan langkah-langkah yang mudah dipahami dan mengadakan admin
asistensi untuk mengarahkan pasien lansia., menambahkan fitur voice& video call dalam
telemedicine disertai dengan SOP bagi dokter untuk memastikan aspek humanisme menjadi
sentral dalam pelayanan telemedicine. Berdasarkan hasil uji kelayakan aplikasi didapatkan
bahwa user pasien dan dokter menganggap bahwa desain aplikasi menarik, mudah untuk
diingat, terhindar dari kesahalan dan aman digunakan, mudah untuk dioperasikan, efisien
dalam memberikan dan mendapatkan pelayanan kesehatan dan user puas dengan aplikasi
telemedicine.

The Covid-19 pandemic hampered Program Rujuk Balik (PRB) patients from
making visits to health services. One of the healthcare solutions for PRB patients in a
Covid-19 pandemic era is telemedicine services. However, most of the PRB patients were
elderly and were not very adept at using electronic devices. So, is it possible for
telemedicine services to be developed for PRB patients? The purpose of this research is to
map the problems and needs of developing telemedicine for PRB patients and to compile a
telemedicine prototype for PRB patients. This research method is qualitative research in the
form of regulations review and in-depth interviews. This study shows that telemedicine for
PRB patients can be developed to avoid transmission of Covid-19 in high-risk chronic
patients and that telemedicine services can continue to be utilized after the pandemic ends
because the use of telemedicine will be very helpful for patients who are far from health
facilities or patients who have limitations. Time to access health facilities. The main
problem in developing telemedicine services for PRB patients that users perceiveis the
implementation of physical and supporting examinations and ensuring accurate examination
results, validation of doctor and patient data, cloud storage of medical records and data
safety, explaining drugs in detail to patients, monitoring the patient's condition periodically,
elderly patients who are not familiar with the latest technology, medicines deliver yso that
patients do not need to come to health facilities and the loss of human touch and interaction
in telemedicine services. The solution to this problem forthe basis of telemedicine prototype
design development for PRB patients are adding voice & video callfeatures, the process of
validating doctor and patient data when accessing telemedicine and displaying the doctor's
STR in the telemedicine application, a telemedicine system based on health facilities, so
that patient’s medical record is stored in th ehealth facility, the prescription is equipped with
an explanation of how to use the drug, simplifies the telemedicine feature with easy-toapply
steps and adds drug delivery options to the patient's home. Based on the results of the
application feasibility test, it was found that patient and doctor users consider the
application design to be attractive, easy to operate and efficient in providing and obtaining
health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
TB. Syarif Hidayatullah
"Kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat berbanding lurus dengan pertumbuhan populasi global. Hal ini memberikan beberapa pandangan mengenai keberlanjutan dari sejumlah literatur. Selain itu terdapat beberapa perangkat evaluasi yang dapat digunakan sebagai panduan mengenai bagaimana dalam menentukan tapak yang berkelanjutan. Penulis mencoba melakukan peninjauan mengenai indikator utama dari 3 perangkat evaluasi yang relevan dalam menentukan tapak yang berkelanjutan. Hasil peninjauan digunakan untuk meninjau langsung potensi tapak berkelanjutan pada studi kasus (Gedung Baru PUSGIWA UI dan I-CELL FTUI). Meskipun Universitas Indonesia menyandang gelar sebagai Green Campus top 1 di Indonesia berdasarkan pemeringkatan UI GreenMetric pada tahun 2021. Namun disini penulis mencoba untuk melihat keberlanjutan khususnya tapak secara satu bangunan (mikro). Hasil peninjauan menunjukan bahwa kedua bangunan tersebut belum optimal dalam indikator tapak berkelanjutan. Meskipun demikian, pada kedua bangunan studi kasus tersebut memiliki sertifikasi EDGE yang mana unggul dalam penghematan energi, penghematan air, dan lebih sedikit energi yang terkandung dalam material. Satu penjelasan yang mungkin yaitu tidak menutup kemungkinan Universitas lain yang belum menyandang gelar Green Campus top di Indonesia dapat terus mengembangkan potensi keberlanjutan yang ada, khususnya pada indikator tapak berkelanjutan. Selain itu diharapkan Universitas Indonesia dapat terus mengembangkan potensi tapak berkelanjutan di area kampus. 

The increasing demand for land is directly proportional to global population growth. This provides some insight into the sustainability of the literature. In addition, there are several evaluation tools that can be used as a guide on how to determine a sustainable site. The author tries to conduct a review of the main indicators of the 3 relevant evaluation tools in determining a sustainable site. The results of the review are used to directly review the potential for sustainable sites in the case studies (PUSGIWA UI New Building and I-CELL FTUI). Even though the University of Indonesia holds the title as the top 1 Green Campus in Indonesia based on the UI GreenMetric ranking in 2021. But here the author tries to look at sustainability, especially the site in one building (micro). The results of the review show that the two buildings are not optimal in terms of sustainable site indicators. However, both case study buildings have EDGE certification which excels in energy savings, water savings, and less embodied energy in materials. One possible explanation is that it is possible that other universities that do not have the title of the top Green Campus in Indonesia can continue to develop the existing sustainability potential, especially on sustainable site indicators. In addition, it is hoped that the University of Indonesia can continue to develop the potential of a sustainable site in the campus area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umarotun Niswah
"Pada tahun 2000, Indonesia telah mencapai target global dalam eliminasi kusta. Namun, masih ada 14 provinsi yang belum mencapai target eliminasi. Angka penemuan kasus baru penyakit kusta cenderung statis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecenderungan angka penemuan kasus baru penyakit kusta dan faktor-faktor yang berhubungan dengan angka penemuan kasus baru penyakit kusta di Provinsi DKI Jakarta tahun 2009-2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi ekologi dan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi. Diperoleh hasil bahwa kondisi sosial ekonomi (proporsi penduduk miskin, indeks pembangunan manusia, dan pengeluaran per kapita penduduk) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan angka penemuan kasus baru penyakit kusta kecuali untuk variabel proporsi penduduk miskin. Sedangkan untuk kondisi iklim (suhu rata-rata, kelembaban rata-rata, intensitas cahaya matahari rata-rata) memiliki korelasi yang kuat dan kepadatan penduduk memiliki korelasi sedang dengan angka penemuan kasus baru penyakit kusta. Ketiga hasil ini tidak bermakna secara statistik (nilai p>0,005). Hasil uji yang bermakna didapatkan pada uji korelasi antara proporsi penduduk miskin dengan angka penemuan kasus baru penyakit kusta di Kepulauan Seribu (r=0,926 , nilai p=0,024) dan uji korelasi indeks pembangunan manusia di Jakarta Pusat (r= -0,888 , nilai p=0,044), Jakarta Utara (r= -0,949 , nilai p=0,014), dan Kepulauan Seribu (r= -0,913 , nilai p=0,031). Diperlukan kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya pengendalian penyakit kusta.

Indonesia has achieved global targets of leprosy elimination in 2000. However, there are 14 provinces that have not yet reached the elimination target. The leprosy new case detection rate tends to be static. The aim of this study is to see the trend of leprosy new case detection rate and the related factors in Jakarta Province year 2009-2013. The research is a quantitative research by ecological design study and analyzed using correlation test. The study gained that socio-economic (proportion of poor people, human development index, and expenditure per capita) condition have very strong correlation to leprosy new case detection rate except for proportion of poor people. Meanwhile, the climate condition (temperature, humidity, and sunlight) have strong correlation with leprosy new case detection rate and population density have moderate correlation. That three variable is not significant based on statistical test (p value>0.005). Meaningful test result obtained on the correlation between proportion of poor people with leprosy new case detection rate (Leprosy NCDR) in the Kepulauan Seribu(r=0,926, p value =0,024) and the correlation between Human Development Index with Leprosy NCDR in Jakarta Pusat(r= -0,888 , p value=0,044), Jakarta Utara(r= -0,949 ,p value=0,014) and Kepulauan seribu (r= -0,913 ,p value =0,031). Required cross-sector cooperation and partnership with various parties as an effort to leprosy control."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>