Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78750 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudi
"Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab tcrhadap pembangunan kesehatan di wilayah ke|janya. Puskcsmas di Kabupaten Bireuen khususnya Puskcsmas Jeunieb sebagai pemberi pelayanan dasar bidang kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk lebih proaktif dalam peningkatan produktivitas pegawainya, Masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan produktivitas di Puskesmas Jeunicb salah satunya adalah masih rendahnya penggunaan waktu produktif oleh petugas puskesmas. Dan masalah lersebut merupakan permasalahan yang sering terjadi pada puskesmas-puskesmas di Kabupaten Bireuen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang waktu produktif bagi pegawai dengan menggunakan desain penclitian pre-cksperimental yang dikerjakan secara observasional mengenai penggunaan waktu produktif dengan metode work sampling dilakukan di Puskesmas Jcunieb dengan jumlah obsevasi scbanyak 267 pada 22 pcgawai, dilaksanakan selama 20 hari pada bulan Januari 2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pcmanfaatan waktu produktif pcrtama scbelum pcnayangan sebcsar 44,6% dan pemanfaatan waktu produktif kedua scbcsar 48.7% dengan tcnggang waktu 18 hari. Hasil uji yang didapat p = 0,386 tidak ada hubungan yang signitikan antara pemanthatan waktu produktif pertama dengan waktu produktif kedua. Dari enam variabel konfonding, sebelum penayangan ada 2 variabel yang signifikan yaitu pendidikan p = 0,014 dan golongan/pangkat p = 0,040. Adapun sesudah penayangan ada 2 variabel yang signifikan yaitu jenis kelamin p = 0_002, dan golongan/pangkat p = 0,035. Variabel konfonding ini signiiikan terhadap pemanfaatan waktu produktif. Berdasarkan variabel unit kegiatan, presentase penggunaan waktu produktif dimana pada unit kegiatan poli penggunaan waktu produktif scbesar 40,9%, lebih kecil dibandingkan dengan unit kegiatan non poli yaitu sebesar 57,7% dengan nilai p = 0,00l.
Dari hasil penelitian ini penayangan mempengaruhi pemanfaaian waktu produktif pada pcgawai Puskesmas Jeunieb, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya diantaranya, mendesain pekerjaan yang lcbih baik bagi pegawai, uraian tugas yang jelas, memberikan monivasi pada pegawai, memperjelas reward dan punishment untuk seluruh karyawan. memberikan pendidikan dan pelalihan khusus untuk pegawai serta herikan umpan balik terhadap kinerja dan produktivitas pegawai. Kinerja dari petugas kesehatan sangal mempengaruhi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan di wilayah kerjanya.

Society health center is technical executor unit on duty health of sub-province or town in charge to health development in region activity. Society health center in Bireuen Sub-Province specially Society health center in Jeunieb as giver to service base health area society claimed to be more proactive in improvement health technical productivity. Problem faced in the effort productivity improvement at Society health center in Jeunicb one of them is still lower him usage time productive by health technical at Society health center. And the problem often happened at Society health centers in Bireuen Sub-Province.
This research aim to know about productive time for health technical. Design research are use pre-eksperimental with usage obsewasional regarding productive time with work sampling method conducted in Puskesmas Jeunieb. Obsevasi counted amount 267 at 22 health technicals, executed during 20 day in January 2008.
Research result indicate that first productive time exploiting before displaying equal to 44,6% and exploiting of productive time after displaying equal to 48,7% with grace period 18 day. Result got test is p = 0,386 there no relation which isn°t it between exploiting of first productive time with second productive time. From six konfonding variable, before displaying there is 2 variable which isn't it that is education by p = 0,014 and faction/rank by p = 0,040. As for after displaying there is 2 variable which isn't it that is gender by p = 0,002, and faction/rank by p = 0,035. variable of counfonding this isn't it to exploiting of productive time. Pursuant to activity unit variable, presentase usage of productive time where at unit activity of poli usage of productive time equal to 40,9%, and for compared to activity unit is non poli that is equal to 5'l,7% with value by p = 0,00l.
From this research result of displaying influence exploiting productive time at health technical of Society health center in Jeunieb, that require to be conducted by efforts among others, better work design to health technical, directional job description, giving motivation at health technical, reward and punishment clearly to entire/all employees, giving specialized training and education for health technical and also give feed back to health technical productivity and pertbrmance. Perfomance as a technical service unit has to be reaponsible for health development in its area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34303
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemaparan hasil survei pemanfaatan waktu produktif terhadap peningkatan pemanfaatan waktu produktif di Puskesmas Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan model kuasi eksperimen ulang non random, yang menggunakan tempat penelilian di Puskesmas Mungka sebagai puskesmas eksperimen, dan Puskesmas Taram sebagai puskesmas kontrol.
Penelitian ini berlangsung dari tanggal 17 Maret sampai 13 Mei 2008. Data diperoleh melalui pengamatan aktifitas petugas secara langsung sebanyak 1080 pengamatan, yang terbagi dari dua puskesmas, masing-masing puskesmas dilakukan dua kali survei (pre dan post). Informasi dari kepala puskesmas, bidan dan perawat dan staf puskesmas lainnya diperoleh melalui wawancara tidak terstruktur dan diskusi. Untuk melihat perubahan Iingkungan yang terjadi dilakukan observasi.
Hasil survei pemanfaatan waktu produktif diumpan balikan ke Puskesmas Mungka melalui forum pertemuan resmi sebagai bentuk intervensi dalam penelitian kepada Puskesmas Taram umpan balik disampaikan melalui laporan tertulis. Sekitar satu bulan kemudian dilakukan survei kembali untuk melihat pengaruh pemaparan Hasil penelitian pada survei pemanfaatan waktu produktif pertama di Puskesmas Mungka, diperoleh persentase pemanfaatan waktu produktif petups sebelum pemaparan 65,6% dimana, 24,l% diantaranya untuk kegiatan produktif Iangsung dan 4l,5% untuk kegiatan produktif tidak langsung. Sedangkan waktu kerja produktif pada survei akhir 69,3%, dimana 26,7% diantaranya untuk kegiatan produktif langsung dan 42,6% untnk kegiatan produktif tidak langsung. Pemanfaatan waktu produktif ini masih rendah bila dibandingkan dengan pendapat Ilyas dimana waktu produktif optimum berkisar 80%.
Hasil lainnya, memmjukan bahwa secara deskriptif terjadi peningkatan pemanfaatan waktu produktif di Puskesmas Mungka setelah pemaparan dengan selisih sebesar 3,7%, namun dari analisis statistik perbedaan tersebut tidak bermakna dengan p=0,409. Disamping itu untuk proporsi pemanfaatan waktu produktif pada survei akhir antam Puskemas Mungka dan Puskesmas Taram dari hasil peneltian terdapat perbedaan yang bermakna dengan p=0,0005 dan OR= 3,54 (CI: 2,48-5,05 ). Dari hasil pcnelitian ini disarankan kepada pihak dinas kesehatan dan manajemen puskesmas untuk mengadakan pemantauan waktu produktif petugas puskesmas secara berkesinambungan dan memaparkan hasil pemanlauan tersebut agar terjadi perubahan kearah perbaikan.

This research was aimed to explore the eifect of productive time utilization survey result exposure on the increase of productive time utilization in Mungka Health Centre Lima Puluh Kota District. This quasi experiment research was non random repeated quasi experiment model, conducted in Mungka Centre as experiment health centre and Taram Health Centre as control.
The research was conducted from March 17th to May, 13 th 2008. Data collected were 1080 observation by directly observing health provider activities in two health centre, two survey respectively (pre and post). Information was obtained from unstructured interview and discussion with head of health centre, midwife, nurse and other health centre stafi Observation was perfomied to see the environment change.
The intervention ofthe research was giving the feedback ofthe result of the survey to Mungka Health Centre through formal meeting forum, and to Taram Health Centre through written report. The next survey was conducted again next month later to see the effect of the exposure. Data was analize statistically by using computer. The first survey in Mungka Health Centre showed that the percentage of health provider productive time utilization before the exposure was 65,6%, consisted of 24,l% for direct productive activities and 4l,5% for indirect productive activities.
On the second survey, the precentage of productive work hours was 69,3%, consisted of 26,7% for direct productive activities and 42,6% for indirect productive activities. This productive time utilization is still lower compared to [lyas opinion who suggests optimtun productive time is about 80%. In addition, the result showed that there is an increase in productive time utilization in Mungka Health Centre after the exposure, where the diffrence is about 3,7%, but the difference was not Statistically Significant (p=0,409). On the second survey, there is a significant diiferenee in productive time utilization proportion between Mungka and Taram Health Centre (p=0,0005 OR=3,54; CI:2,48-5,05). It is recommended for health centre management to perform continous monitoring of health centre personel productive time utilization and to expose the result for better change.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33997
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suharno
"Masalah pokok yang dihadapi oleh organisasi kerja terutama adalah pencapaian tujuan atau sasaran dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan penyediaan iklim atau suasana kerja yang dapat meningkatkan motivasi kerja dan tingkat kesejahteraan dari anggotanya. Salah satu aspek yang penting bagi petugas puskesmas dalam pencapaian tujuan program puskesmas digambarkan dengan meningkatnya penggunaan alokasi waktu kerja produktif yang meliputi kegiatan pelayanan kesehatan, penunjangladministratif, perkenan pribadi dan waktu kerja tidak produktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alokasi waktu kerja produktif tenaga Dokter dan Bidan KIA di Puskesmas Kota Tangerang Propinsi Banten Tahun 2001.
Rancangan penelitian ini adalah survei observasional dan cross sectional untuk mendapatkan gambaran penggunaan alokasi waktu kerja produktif dan melihat hubungan umur, pendidikan, pendapatan, kemarnpuan, pengalaman, pengetahuan, sikap, motivasi, situasi kepemimpinan, struktur disain organisasi, sarana prasarana dengan penggunaan alokasi waktu kerja.
Pada penelitian pengamatan sampel penelitian adalah 4 Puskesmas (Paris pelawad, Cibodasari, Ciledug, Jatiuwung) dengan unit analisis tenaga Dokter dan Bidan KIA. Pada penelitian cross sectional sampel penelitian adalah tenaga Dokter dan Bidan KIA di 22 Puskesmas Kota Tangerang yang berjumlah 95 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alokasi waktu kerja produktif tenaga kesehatan Puskesmas sebesar 52,4%. Dengan metoda work sampling diperoleh kegiatan penunjang/administrasi sebesar 27,2%; kegiatan pelayanan kesehatan sebesar 24,8%; kegiatan perkenan pribadi sebesar 3,3% dan kegiatan tenaga Dokter 53,3%; tenaga Bidan 57,3%. Faktor pendidikan, pengalaman, sikap, struktur disain organisasi, sarana prasarana berhubungan bermakna dengan penggunaan alokasi waktu kerja. Sementara faktor umur, pendapatan, kemampuan, pengetahuan, motivasi, situasi kepemimpinan tidak berhubungan bermakna dengan penggunaan alokasi waktu kerja produktif.
Hubungan yang dominan dengan penggunaan alokasi waktu kerja produktif adalah pengalaman, sarana prasarana, struktur disain organisasi dan pendidikan Pengalaman kerja, tersedianya sarana prasarana yang lengkap, struktur disain organisasi yang jelas dan pendidikan petugas sangat berperan dalam meningkatkan penggunaan alokasi waktu kerja produktifnya. Dinas Kesehatan agar memperhatikan aspek ini karena terbukti telah dapat meningkatkan penggunaan alokasi waktu produktifnya.

The main barriers which always facing by work organization is how to achieve the objectives or aims by using the resources eficiently and provide working environment which could improve work motivation and welfare of the members. One of the important aspect for public health centers staffs to achieve programs objectives describe by the increasing of productive working time allocation usage, including, health services activities, administratif activities, personal activities, and non productive working time.
This research aimed to find out description and factors related to utilizing of Productive Working Time Allocation of Physicians and Midwives in Mother Child health division (KIA) in Primary health Center Tangerang, Province of Banten.
Design of this research using cross sectional design and observational design to find out correlation between age, education, income, skill, experience, knowledge, attitude, motivation, leadership, organizational structure design, infrastructure with working time allocation usage.
Sample of this research is 4 primary health center (Poris pelawad, Cibodasari, Ciledug, Jatiuwung) with unit analysis Physicians and Midwives in KIA division. For cross sectional design, the sample is 95 Physicians and Midwives of KIA division from 22 Primary health center.
The results showed that productive working time allocation usage by medical personnel in primary health centers is 52,4%. By work sampling method administration activity is 27,2%, health service activity is 24,8%, self inisiatived activity is 3,3% and Physicians activity is 53,3%, also Ntidewives activity is 57,3%. Education, experience, attitude, organization design structure, and infrastructure have significant relationship with working time allocation usage. The other factors like, age, income, knowledge, skill, motivation and leadership have no significant relationship to usage of working time allocation. Dominant relationship to usage of working time allocation are experience, infrastructure, organizational design structure and education.
Experience, good infrastructure, clear organizational design structure, and education have important to increase productive working time allocation. Health office should be consider this aspects to improve primary health centers performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chusnul Indah Lupitasari
"Tesis ini membahas tentang model pengelolaan wakaf produktif di Pondok Modern Darussalam Gontor dan peranannya dalam pengembangan Universitas Darussalam Gontor. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dipaparkan secara deskriptif yang menjadikan Universitas Darussalam Gontor sebagai obyek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan indepth interview serta dilakukan triangulasi data untuk menguatkan keakuratan data yang didapat dan dilanjutkan dengan analisis data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pengelolaan yang dilakukan Pondok Modern Darussalam Gontor adalah model campuran, yang menggabungkan pengelolaan wakaf secara langsung dan produktif. Hasil dari pengelolaan wakaf yang dilakukan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor secara langsung dan produktif berperan besar dalam pengembangan Universitas Darussalam Gontor secara penuh, terutama pada penyediaan fasilitas dan sarana pra sarana kampus.

This research analyze the model of productive waqf management in Islamic Boarding School Darussalam Gontor and its role in the Darussalam Universities development both in the development of facilities and infrastructure and the improvement of the quality of education therein. This research is a field research in qualitative type with descriptive design that makes Darussalam University Gontor as a single object of research.
The results of this study indicate that the form of management conducted Pondok Modern Darussalam Gontor is a mixed model, which combines the management of waqf directly and productively. The results of the management of waqf conducted by Pondok Modern Darussalam Gontor directly and productively play a big role in the development of Darussalam University Gontor in full, especially on the provision of facilities and facilities pre campus facilities.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Bintang Wirawan
"Pada tahun 2030-2040 Indonesia akan mengalami bonus demografi denganpersentase usia produktif akan jauh lebih besar dari usia non-produktif.Pekerja duduk sebagai contoh representatif dari golongan usia produktif rentan mengalami aktivitas fisik sedenter yang dapat menjadi salah satu faktor risiko utama dari penyakit jantung dan pembuluh darah yang seringkali berawal dari masalahaterosklerosis. Dari masalah tersebut peneliti ingin mengetahui hubungan antara aterosklerosis dengan faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan aterosklerosisditinjau dari kesehatan pembuluh darah dan nilai daya tahan kardiorespirasi. Penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga independen yang ada diJakarta pada bulan Januari - April 2019, dengan menggunakan metode potong lintang terhadap 82 pekerja duduk yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari data intervensi dari penelitian indukdan seluruh data merupakan data yang valid. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hubungan antara progresivitas aterosklerosis dengan faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan aterosklerosis seperti daya tahan kardiorespirasi, persentase lemak, umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan aktivitas fisik menggunakan uji analisis bivariat dan uji analisis multivariat.
Hasil yang didapatmenunjukkantidak adanya hubungan yang signifikan secara statistik baik menggunakan uji bivariat maupun uji multivariat antara nilai progresivitas aterosklerosis dengan faktor-faktor yang memengaruhinya. Selain itufaktor-faktor yang selama ini diketahui dapat berhubungan dengan aterosklerosis ternyata dapatjuga tidak berhubungan dengan aterosklerosis pada beberapa kondisi seperti yang terjadi pada penelitian ini. Dibutuhkan penelitian lebih lanjutyang dapat memberikan variasi padasebaran karakteristik subjek.

Indonesia will experience demographic bonuses with the percentage of productive age will be much greater than non-productive age. Sitting Worker as a representative example of the productive age group are vulnerable to sedentary physical activity which can be one of the main risk factors for heart and blood vessel disease originating from the progression of atherosclerosis. From these problems the researchers wanted to know the relationship between atherosclerosis with factors that can be related to atherosclerosis in terms of blood vessel health and cardiorespiratory endurance value. This research was conducted at one of the independent institutions in Jakarta in January - April 2019, using the cross-sectional method of 82 seated workers selected according to inclusion and exclusion criteria. The data used in this study are secondary data taken from intervention data from main research and all data are valid data. Data analysis was performed by comparing the relationship between the progression of atherosclerosis with factors that could be related to atherosclerosis such as cardiorespiration endurance, fat percentage, age, sex, smoking hazard and physical activity using bivariate analysis and multivariate analysis.
The results obtained showed that there was no statistically significant relationship using either the bivariate test or the multivariate test between the value of atherosclerotic progression with factors that could be related to atherosclerosis. In addition, factors that have been related to atherosclerosis do not seem to be related to atherosclerosis in several conditions as happened in this study. Further research that can provide variations in the distribution of subject characteristics is needed to complete this research.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elton, Lewis Richard Benjamin
Oxford : Pergamon Press , 1978
529 ELT t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rindra Eriska Hidayat
"ABSTRAK
Saat ini terjadi peningkatan penduduk usia produktif (15-64 tahun) di negara
berkembang khususnya Indonesia. Pada usia produktif terjadi peningkatan angka
kejadian disabilitas. Disabilitas didefinisikan sebagai kesulitan atau
ketidakmampuan yang dialami seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari
(yang diukur melalui 12 parameter sesuai dengan WHODAS 2.0). Studi empiris
telah menemukan banyak faktor risiko yang terkait dengan disabilitas. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor risiko disabilitas
terhadap kejadian disabilitas pada penduduk Indonesia usia produktif sehingga
dapat menentukan prioritas intervensi pelayanan kesehatan yang sebaiknya
disediakan. Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar 2013 dengan
besar sampel 665.546 orang berusia 15-64 tahun dengan studi cross-sectional.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa penduduk Indonesia usia produktif
yang mengalami disabilitas ada sebanyak 14.2% dengan risiko mengalami
disabilitas meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Faktor risiko yang
meningkatkan kejadian disabilitas pada usia produktif di Indonesia yaitu :
penyakit diabetes mellitus, hipertensi, stroke, tidak melakukan aktivitas fisik,
merokok, obesitas, gangguan mental emosional, usia yang semakin tua, jenis
kelamin perempuan, dan tidak/belum pernah sekolah. Faktor risiko yang dominan
adalah stroke (OR = 5.045, 95% CI 4.045 ? 6.292) dan gangguan mental
emosional (OR = 8.822, 95% CI 8.348 ? 9.323). Penyakit stroke dan gangguan
mental emosional menjadi fokus intervensi pengendalian disabilitas pada usia
produktif di Indonesia melalui program intervensi berbasis masyarakat.

ABSTRACT
There is an increased population of productive ages (15-64 years old) in
developing countries, especially Indonesia. At the productive age there have been
an increase in the incidence of disability. Disability is defined as the difficulty or
inability of people conducting daily activities (as measured by the 12 parameters
in accordance with WHODAS 2.0). Empirical studies have found many risk
factors associated with disability. The purpose of this study was to determine the
effect of risk factors on the incidence of disability in the Indonesian population of
productive ages so that it can determine the priority of health care interventions
that should be provided. This study uses data from Basic Health Research 2013
with the sample 665.546 people from 15-64 years old with a cross-sectional study.
In this study showed that the Indonesian population of productive ages who have
disabilities have as many as 14.2% with a risk of having a disability increases
with increasing age. The risk factors that increase the incidence of disability in
productive ages in Indonesia, namely: diabetes mellitus, hypertension, stroke, do
not do physical activity, smoking, obesity, mental emotional disorder,
increasingly older age, female gender, and do not / have never attended school.
The most dominant risk factor are stroke (OR = 5.045, 95% CI 4045-6292) and
mental emotional disorder (OR = 8822, 95% CI 8348-9323). Stroke and mental
emotional disorder have become the focus of disability control interventions in the
productive ages in Indonesia through community-based intervention program."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Atika Zahra
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pembelajaran keterampilan produktif Bahasa Inggris secara terintegrasi dengan menggunakan media debat Parlementer Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah debat Parlementer Inggris dapat diimplementasikan pada pemelajaran bahasa Inggris secara formal dan mampu meningkatkan kemampuan debat, akurasi keterampilan berbicara dan keterampilan menulis pemelajar. Penelitian ini menggunakan metode campuran yang menerapkan pra-eksperimen Design One Group Pretest-Posttest. Data penelitian diperoleh dari nilai tes sebelum dan sesudah mendapat perlakuan, kemudian dicari signifikansinya dengan menggunakan uji t dan N-gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debat Parlementer Inggris dapat diimplementasikan pada pembelajaran bahasa Inggris secara formal serta mampu meningkatkan kemampuan debat, akurasi keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan pada kemampuan debat terendah, keterampilan menulis sedang dan akurasi keterampilan berbicara tertinggi. Mahasiswa menganggap kegiatan debat Parlementer Inggris dapat mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif, menambah wawasan dan kepercayaan diri untuk mengemukakan pendapat. Hasil dari penelitian ini menghasilkan alternatif pembelajaran keterampilan bahasa secara terintegrasi dengan menggunakan media debat Parlementer Inggris pada pemelajaran formal.

ABSTRACT
This thesis discusses teaching productive English skills in an integrated way by using British Parliamentary debate as a platform. The aim of the study is twofold. First, it examines how British Parliamentary debate can be implemented in a formal English language learning. Secondly, it investigates the improvement gained from the teaching program to the extent of the students' debating ability, speaking accuracy, and writing skills. This research is an exploratory mixed-method which employed pre-experimental research using design one group pretest-posttest, questionnaire, and field notes. The research data were obtained from pretest to posttest score, then the significance was searched using the t test and N-gain. The results indicate that British Parliamentary debate could be implemented in a formal English language learning and was able to improve students' debate ability, speaking accuracy and writing skills. The results also showed that the debate skills made the slightest improvement. Improvement in writing was moderate, while students' speaking accuracy improved the most. The results from the questionnaire indicate students' positive perception in that British Parliamentary debate activities helped to improve their critical and creative thinking, knowledge, and confidence in expressing their opinions. The study suggests the use of British Parliamentary debate for teaching English skills in an integrated way in a formal learning context."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fatma Kader
"ABSTRAK
Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia bagian tengah yang
masih endemis malaria baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Prevalensi
kejadian malaria cenderung meningkat dari 2,12% pada tahun 2010 menjadi 10%
di tahun 2013 dengan angka API di tahun 2013 adalah 6,4% lebih tinggi dari angka
API nasional 1,38%. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah pedesaan
dibandingkan perkotaan dan terbanyak di usia dewasa. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeterminasi faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di
wilayah perkotan dan pedesaan menggunakan desain cross sectional, sumber data
adalah data sekunder Riskesdas 2013 yang dianalisis menggunakan uji statistik
regresi logistik terhadap sampel masyarakat usia produktif sebanyak 7381 sampel
diwilayah perkotaan dan 8489 sampel di wilayah pedesaan. Penelitian
menemukan bahwa prevalensi malaria di perkotan sebesar 2,4% dan di pedesaan
sebesar 5,8%. Ditemukan adanya hubungan antara plafon rumah serta jenis
kelamin di wilayah perkotaan dan pedesaan, sementara di wilayah pedesaan
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan penggunaan obat semprot insektisida
berhubungan terhadap kejadian malaria. Faktor yang paling dominan memiliki
hubungan dengan kejadian malaria adalah plafon rumah di wilayah perkotaan
(nilai p=0,005; OR 2,6 95% CI 1,28-5,26) dan penggunaan insektisida di wilayah
pedesaan (nilai p=0,019; OR 2,77 95% CI 1,19-6,47)

ABSTRACT
North Sulawesi is one of the provinces in the central part of which is still endemic
malaria in urban and rural areas. The prevalence of malaria incidence is increase
from 2,12% in 2010 to 10% in 2013 with the Annual Paracite Index (API) in 2013
were 6,4% higher than the national API about 1,38%. Prevalence was highest in
rural areas rather than urban areas and highest in adulthood. This study aims to
determinant associated incidence of in the region of urban and rural areas with
cross-sectional design, the data source is a secondary data of Riskesdas 2013 were
analyzed using statistical test of logistic regression on samples of reproductive age
as many as 7381 samples in urban area and about 8489 samples in rural area. The
result of study showed that prevalence of malaria in urban is about 2,4% and
about 5.8% in rural areas. There were association between the ceiling of the house
and sex in urban and rural areas, level of education, type of work and the behavior
of insecticide sprays in rural areas were related to malaria incidence. The most
dominant factor has a relationship with the incidence of malaria is the ceiling of
the house in urban areas (0,05; OR 2,6 95% CI 1,26-5,26) and the use of
insecticides in rural areas (p = 0,019; OR 2,77 95% CI 1,19-6,47)
"
2016
T46032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Masliana P. Bangun
"ABSTRACT
This thesis focuses on the role of the family in rural development. The argument presented here is based on. the lengthy anthropological style fieldwork I conducted in Pondok Jagung, a West Javanese village.
As is many other villages on this island, population is already pressing hard on limited land resources. A large proportion of village population is landless. .In the six year period over which I studied Pondok Jagung, the village economy became diversified by exogenous intervention: new factories were established, an army complex and, real estates were built, sand dredging was set up and the. infra-structure improved. These new economic opportunities were welcomed by villagers: by men because they offered them new sources of cash income and by women because their increased household incomes enabled them to provide better for their families. Women, whose primary concern is their family welfare, have on the whole remained aloof from the-new formal employment available now, because this would -interfere with their role of mother and housewife. Informal sector activities which women, in particular the poorest , would welcome are as yet not really profitable..
By careful analysis of both my quantitative and qualitative primary data, I have attempted to show the pivotal role of the family in the perpetuation of socio-economic village life. The existing intra-familial division of
labor by complementing the various jobs done by individual household members provides not only a useful survival strategy for the poorest, but also a convenient arrangement for the wealthier to improve their standards of living. Detailed case material clearly indicates the family rootedness of productive activities. Women spend most of their time managing their households, while men try to ears a cash income. The only important source of income for women is the informal sector, which is still highly under-developed in Pondok Jagung.
The family-rootedness of productive activities which this thesis attempts to throw into relief is not only a significant theoritical proposition, but also has important applied implications. By fitting better into the existing culture pattern of Javanese villages, family focused development programmes are likely to be. more successful in raising rural levels of living than are the ongoing attempts to industrialize rural sectors."
1985
D360
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>