Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cummins, Harold
New York: Dover, 1961
599.945 CUM f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Inmar Raden
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Telah dilakukan penelitian Pola Dermatoglifi pada penderita hipertensi esensial (primer) pada orang Indonesia di Jakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui beda pola dermatoglifi pada penderita hipertensi dengan yang non hipertensi. Penelitian ini terbagi atas 4 kelompok yaitu kelompok laki-laki hipertensi, kelompok wanita hipertensi, kelompok laki-laki dan wanita non hipertensi sebagai kontrol. Pola dermatoglifi yang diamati mencakup : frekuensi tipe pola ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, kesepuluh ujung jari, indeks intensitas triradius ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, telapak tangan kanan dan tangan kiri, rata-rata sulur ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, sudut atd telapak tangan kanan dan Lengan kiri, indeks intensitas pola Dankmeijer dan indeks intensitas pola Furuhata. Pengukuran tekanan darah pada sampel mempergunakan alat tensimeter air raksa. Analisis data menggunakan uji statistik.
Hasil dan Kesitapulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05 ) : jumlah tipe pola whorl, indeks intensitas triradius, rata rata jumlah sulur pada ujung jari tangan, baik kelompok laki-laki maupun wanita hipertensi. Jumlah pola whorl, Indeks intensitas triradius, rata-rata sulur, kelompok hipertensi lebih tinggi dari kelompok kontrol (non hipertensi).
(2) Secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05) sudut atd telapak tangan antarakelompok lakilaki maupun wanita hipertensi dengan kelompok kontrol (non hipertensi).
Terdapat perbedaan Indek Dankmeijer dan Indeks Furuhata. Pada kelompok hipertensi Indeks Dankmeijer < dari kelompok kontrol (non hipertensi) , sedangkan Indeks Furuhata > dari kelompok kontrol (non hipertensi).
Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) jumlah pola whorl, antara golongan hipertensi sistolik (ringan,sedang dan berat), baik pada kelompok laki-laki maupun wanita. Rata-rata jumlah pola whorl yang didapat kan pada ujung jari tangan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok golongan hipertensi sedang dan hipertensi yang berat.
Kesimpulan : Individu yang mempunyai jumlah tipe poly whorl banyak (> 7) pada ujung jemari kedua tangan, diprediksikan individu tersebut mempunyai kecendrungan (bakat) untuk menderita hipertensi sistolik pada usia dewasa unity > 40 th.

ABSTRACT
Scope and method : The dermatogliphyic pattern of the essential hypertensive patients in Jakarta have been studied. It was a descriptive study to elucidate the differences in the dermatogliphyic pattern from the patients and the control groups, non-hypertensive ones There were two groups of male and female hypertensive patients and two groups of male and female non hypertensive patients as control .
The dermatogliphyc patterns were observed on the right and left hands. The observation consist of the frequency of the finger pattern types, the intensity index of the fingers , the intensity index of the palms, the palmar atd angle and Dankmeijer and Furuhata intensity index. Descriptive statistics were performed.
Result : There were statistically significant differences in the frequency of the finger pattern types,, the intensity index triradii of the fingers, total ridge count of fingers, between the hypertensive croups and the control groups. (P0.05).
This study also found lower Dankmeijer indexes in the hypertensive groups, while the Furuhata indexes were higher. Statistically there were significant differences in whorl pattern from the male and female patients with mild, moderate and severe hypertension.
Conclusions : The individuals with the whorl frequency of the finger pattern types of more than 7 on the right and left hands showed the tendency to have hypertension at the age of 40 in the studies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariati Soetijono
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian ini dilakukan untuk mendapat kejelasan tentang korelasi asimetri bilateral pola dermatoglifi pada.ujung jari tangan manusia, Penelitian ini ingin mengetahui apakah tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan berkorelasi dengan tiap ujung jari tangan kiri. Untuk ini penelitian mengenai korelasi tipe pola dermatoglifi ujung jari tangan telah dilakukan pada 30 orang mahasiswa dan 30 orang mahasiswi.
Pola dermatoglifi dibuat dengan bantuan sebuah roler tinta sidik jari khusus dan dicetak pada sehelai kertas putih (kartu dermatoglifi). Hasil cetakan dianalisis dengan sebuah stereoskop dan lup, dan dilakukan pemeriksaan terhadap korelasi tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan dengan tiap ujung jari tangan kiri.
Hasil dan kesimpulan : Dari keempat tipe pola dermatoglifi yang diteliti, pada laki-laki korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari I (P<0,01), tipe pola 'loop radial' pada ujung jari II (P<0,05) dan tipe pola 'whorl pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari II (P < 0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'arch', tipe pola 'loop radial' dan tipe pola 'whorl' Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari III (P<0,05) dan pada ujung jari IV (P<0,05).
Pada wanita korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'arch' pada ujung jari III (P<0,05) dan ujung jari V (P<0,05), tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari III (P<0,05) dan tipe pola 'whorl' pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari V (P<0,05).Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'loop radial' dan tipe pola 'whorl'. Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'arch' pada ujung jari I (P<0,05) dan ujung jari III (P<0,05) dan tipe pola. 'loop ulna' pada jari I (P<0,05) dan ujung jari IV (P<0,05).

ABSTRACT
Bilateral Asymmetric In Derhatoglyphic Pattern On The Finger Prints Of Human.Scope and method of study : This investigation was done in order to look at the existence of bilateral asymmetric correlation in dermatoglyphic pattern on the finger prints of humans especially the dermatoglyphic pattern type on each finger. A study on the dermatoglyphic pattern type on the finger was done on 30 male students and 30 female students. The dermatoglyphics patterns were taken with the aid of a roller and special finger printing ink on a sheet of paper (dermatoglyphic card). The prints were analyzed through a stereoscope or a loupe and studies were done on the correlation of each dermatoglyphic pattern on correspond fingers
Result and Conclusion: Of the four dermatoglyphic patterns type studied in men,a significant correlation on the 'loop ulna' pattern type on digit I (P<0,01), 'loop radial' pattern type on digit II (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit II (P<0,05) was found. There are no significant differences between right and left finger in men for the 'arch' pattern type, the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit III and digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
In women a significant correlation on the 'arch' pattern type on digit III (P<0,05) and on digit V (P<0,05), 'loop ulna' pattern type on digit III (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit V (P<0,05) was found. There are no significant differences between right and left finger for the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit I and digit III for the 'arch' pattern type, on digit I and on digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Redyawati Obstetrica
"Pengetahuan mengenai gambaran sulur dan pola sulur kulit yang terdapat pada ujung jari tangan dan telapak "tangan serta ujung jari kaki dan telapak kaki, disebut dermatoglifi. Obyek penelitian dikhususkan pada anak perempuan penderita thalassaemia dan perempuan nonthalassaemia. Untuk mengetahui adanya perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan dan telapak tangan antara kedua kelorapok tersebut, telah dilakukan analisis dermatoglifi. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah'mencetak dermatoglifi ujung jari tangan dan telapak tangan sesuai dengan Cummins dan Midlo. Hasil analisis dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan anak perempuan penderita thalassaemia menunjukkan frekuensi tipe pola "whorl" 35,3%, "loop" ulna 62,3%, "loop" radial 0,7%, dan "arch" 1,7%, dengan indeks Dankmeijer 4,7 dan indeks Furuhata 56,1; sedangkan pada perempuan nonthalassaemia frekuensi tipe pola "whorl" 31,3%, "loop" ulna 64,3%, "loop" radial 3,3%, dan "arch" 1,0%, dengan indeks Dankmeijer 3,2 dan indeks Furuhata 46,3. Rata-rata jumlah total triradius pada ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia 13,40; sedangkan pada perempuan non-thalassaemia 13,10. Rata-rata jumlah semua sulur pada ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia 129,00; sedangkan pada perempuan non-thalassaemia 128,23. Rata-rata besar sudut atd pada kedua telapak tangan anak perempuan penderita thalassaemia 91,03; sedangkan pada perempuah non-thalassaemia 80,93. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari basil penelitian ini adalah: (1) Dermatoglifi ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia tidak berbeda dengan perempuan non-thalassaemia; (2) Dermatoglifi telapak tangan (sudut atd) anak perempuan penderita thalassaemia berbeda dengan perempuan non-thalassaemia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Fachruliansyah
"Proses perubahan evolusioner di dalam populasi (mikroevolusi) berpengaruh terhadap variasi ciri fisik suatu populasi. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa mekanisme baik biologi maupun kultural. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tekanan selektif dari luar yaitu lingkungan kultural dapat mempengaruhi variasi fisik di dalam suatu populasi. Pengaruh tersebut tergambarkan dalam genetik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dermatoglifi sebagai studi mengenai gambaran serta pola sulur kulit telapak jari-jari atau tangan/kaki digunakan sebagai alat untuk melihat tingkat variasi yang muncul pada tipe pola sidik jari. Sidik jari merupakan ciri herediter yang menggambarkan ciri fisik suatu individu dan populasi.
Studi ini mengambil masyarakat etnis Baduy sebagai sampel populasi dari kajian. Sampel populasi dalam tulisan ini akan dibagi dua bagian berdasarkan pengelompokan sosial Baduy Dalam dan Baduy Luar. Pemilahan itu dipertimbangkan untuk melihat bagaimana perbandingan variasi ciri fisik dari kedua kelompok tersebut dan menganalisa pengaruh dari pemilahan kelompok dan konteks perkawinan endogaminya. Penelitian ini berusaha menggambarkan tingkat variasi pada tipe pola sidik jari inter-seks dan inter-populasi antara masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar dengan menggunakan kajian dermatoglifi. Penelitian ini menggunakan kajian tersebut sebagai alat untuk melihat tingkat variasi yang muncul. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat variasi yang rendah baik pada tipe pola sulur sidik jari maupun ridge count dikedua populasi tersebut. Hal ini disebabkan oleh endogami sebagai tekanan lingkungan kultural yang mempengaruhi rendahnya tingkat variasi fisik.

The process of evolutionary change within populations (microevolution) has effect on the variation of the physical characteristics of a population. These changes are influenced by several mechanisms of both biological and cultural. This study aimed to see how selective pressures which are the cultural environment may influence physical variations within a population. That influence has been expressed in genetically were passed down from generation to generation. Dermatoglyphics as a study of ridge pattern of fingers or palms of the hands/feet are used as a tool to see the level of variation that appears in the fingerprint pattern types. Fingerprints are hereditary traits that describe the physical characteristics of an individual and population.
This study took Baduy ethnic community as the population of the study sample. The sample population in this paper will be divided into two sections based on social groupings Inner Baduy and Outer Baduy. Segregation was considered to see how the physical characteristics of the variation ratio of the groups and analyze the effect of sorting groups and the context of endogamous marriage. This study attempted to describe the level of variation in the type of fingerprint pattern of intersex and inter-population between the Inner and Outer Baduy community using dermatoglyphics study. This study uses these studies as a tool to see the level of variation that appears. Results from this study show that low levels of variation of ridge patterns and fingerprint ridge count in both populations. This is caused by endogamy as environmental pressure which is cultural that affecting low levels of physical variation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8277
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Siti Rafiah
"Hasil penelitian beberapa peneliti terdahulu menyatakan bahwa, dermatoglifi tipe pola dan jumlah sulur ujung jari tangan dapat digunakan untuk membedakan ras, populasi, dan kasta. Penurunan (heritabilitas) intensitas dari tipe pola, dan jumlah semua sulur ujung jari tangan sangat tinggi.
Variasi dermatoglifi pada populasi dapat terjadi karena adanya beberapa faktor seperti, seleksi, isolasi, dan genetic drift. Populasi dalam strata pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan lapisan masyarakat berdasarkan dermatoglifi, karena pada setiap kenaikan tingkat pendidikan seseorang berlaku seleksi.
Sampel populasi dalam penelitian ini diambil dari beberapa lapisan masyarakat berbagai suku dengan strata pendidikan berbeda yang terdiri atas non sarjana, sarjana dan doktor. Sampel populasi non sarjana ialah mereka yang berpendidikan SD, SLTP, dan SLTA, sedangkan sampel populasi sarjana dan doktor, ialah mereka yang tamat dari pendidikan perguruan tinggi.
Tujuan penelitian dermatoglifi ialah untuk mengetahui apakah ada perbedaan tipe pola dan jumlah sulur ujung jari tangan antara populasi non sarjana, sarjana, dan doktor. Dari tipe pola yang dibedakan meliputi 3 tipe pola dasar, yaitu tipe pola arch, loop dan whorl. Kemudian dilakukan perhitungan indeks Dankmeijer, indeks Furuhata dan indeks intensitas pola. Dari jumlah sulur yang dihitung ialah rata-rata jumlah semua sulur (JSS), rata-rata jumlah sulur (tipe pola loop, tipe pola whorl), dan rentang rata-rata jumlah semua sulur. Data-data tersebut dianalisis menurut cara yang dilakukan oleh Holt (1968).
Hasil penelitian analisis tipe pola dan jumlah sulur ujung jari tangan dari sampel populasi non sarjana, sarjana, dan doktor menunjukkan bahwa:
I. Tipe pola ujung jari tangan
1. Ada perbedaan frekuensi tipe pola arch, tipe pola loop dan tipe pola whorl antara sampel populasi, kecuali antara populasi sarjana dan doktor.
2. Indeks Dankmeijer yaitu indeks arch/whorl pada sampel populasi non sarjana lebih tinggi dari pada sarjana dan doktor.
3. Indeks Furuhata yaitu indeks whorl/loop pada sampel populasi non sarjana lebih rendah dari pada sarjana, dan doktor.
4. Indeks intensitas pola yaitu rata-rata jumlah triradii ujung jari tangan pada sampel populasi non sarjana lebih rendah dari pada sarjana, dan doktor.
II. Jumlah sulur ujung jari tangan
1. Ada perbedaan frekuensi rata-rata jumlah semua sulur (JSS) ujung jari tangan antara sampel populasi, kecuali antara populasi sarjana dan doktor.
2. Ada perbedaan rata-rata jumlah sulur tipe pola loop dan tipe pola whorl antara populasi, kecuali antara populasi sarjana dan doktor.
3. Ada perbedaan rentang rata-rata jumlah semua sulur antara non sarjana di satu pihak dengan populasi sarjana dan doktor di pihak lain.
Dari keterangan I dan II terlihat ada perbedaan antara populasi non sarjana di satu pihak, dengan populasi sarjana dan doktor di pihak lain.
Menurut Holt (1968) untuk membedakan antar populasi, umumnya dipakai indeks Dankmeijer. Pada populasi non sarjana, populasi suku Jawa (Satmoko, 1981), dan populasi umum (Rafiah dkk, 1979; Sutanto, 1989) ditemukan adanya persamaan indeks Dankmeijer, yaitu di atas 6. Sebaliknya populasi sarjana dan doktor, serta pada populasi mahasiswa (Tadjudin dkk, 1970; Suhadi, 1974) mempunyai persamaan indeks Dankmeijer, yaitu di bawah 6.
Selain itu untuk membedakan antar populasi menurut Pollitzer & Plato (1979), digunakan rata-rata jumlah semua sulur ujung jari tangan. Pada populasi non sarjana, dan populasi umum (Rafiah dkk, 1979; Sutanto, 1989), mempunyai persamaan rentang rata-rata jumlah semua sulur ujung jari tangan, yaitu 124-135. Sedangkan pada populasi sarjana dan doktor dengan populasi mahasiswa (Suhadi, 1974), ada persamaan rentang rata-rata jumlah semua sulur ujung jari tangan, yaitu 143-151.
Kesimpulannya, ada 2 lapisan masyarakat Indonesia berdasarkan dermatoglifi ujung jari tangan. Pertama, lapisan masyarakat dengan indeks Dankmeijer di atas 6, dengan rentang rata-rata jumlah semua sulur 124-135. Kedua, lapisan masyarakat dengan indeks Dankmeijer di bawah 6, dengan rentang rata-rata jumlah semua sulur 143-151.
Terjadinya variasi dermatoglifi ujung jari tangan antara kedua lapisan masyarakat tersebut di atas, disebabkan karena adanya seleksi, dan faktor lain yang menyebabkan terjadinya variasi dermatoglifi di antara dua lapisan masyarakat, yaitu kemungkinan karena adanya isolasi reproduksi.

The Dermatoglyphics of Finger Pattern Types and Finger Ridge Counts In Several Educational Levels In The Indonesian SocietyThe dermatoglyphics of finger pattern types and finger ridge counts can be applied to classify race, population and caste. The heritability of total finger pattern intensity and total finger ridge counts is very high.
Variation in biological characters such as dermatoglyphic variation can exist due to various factors, like selection, isolation, and genetic drift. The population at different education levels can be used to detect differences between society levels based on dermatoglyphics, because at each higher level of educational selective processes are active.
The population sample of this research is derived from several levels of Indonesian society and educational strata consisting of no graduate, graduate, and PhD populations. The non-graduate population consists of people who have never had tertiary education, while the graduate and the PhD population consist of people who are graduates from a university.
The purpose of the present study is to know whether there are differences in finger pattern., types and finger ridge counts between the non graduate, graduate, and Ph.D populations. Pattern types are classified into three basic pattern, i.e. the arch, loop, whorl. Furthermore the Dankmeijer index, the Furuhata index, and the pattern intensity index are also calculated. Finger ridge counts performed are the mean total finger ridge counts, the mean ridge count of loops and whorls, and the range of the mean total finger ridge counts. These data are analyzed according to the method used by Halt (1968).
The results of analysis of the finger pattern type and finger ridge counts of the non-graduate, graduate and PhD population samples show that:
I. The finger pattern type:
1. There are significant differences in arch, loop, and whorl between population samples, except between the graduate and the PhD populations.
2. The Dankmeijer's index, or the arch/whorl index of the non-graduate is higher than the graduate and the PhD populations.
3. The Furuhata's index, or the whorl/loop index of the non-graduate is lower than the graduate and the PhD populations.
II. The finger ridge counts:
1. There are significant differences in the mean total finger ridge counts between the populations, except between the graduate and the Ph.D. populations.
2. There are significant differences in the mean ridge count of loops and whorls between the populations, except between the graduate and the PhD populations.
3. There are significant differences in the range of mean total finger ridge count between the non-graduate on one side and the graduate + Ph. D populations on the other side.
From the results described in I and II, it can be concluded that there are differences between the non graduate population on one side, and the graduate, PhD population on the other side.
In general, according to Holt (1968), the Dankmeijer index has been widely used to distinguish populations. In the non-graduate population, the Javanese population (Satmoko, 1971), and the general population (Rafiah et al., 1979; Sutanto, 1989), it has been found that the Dankmeijer index is above 6. On the other hand in the graduate and the Ph.D. populations also in student populations (Tadjudin et al., 1970; Suhadi, 1974) the Dankmeijer index is below 6.
To make a more detailed classification among populations, according to Pollitzer & Plato (1979), the total finger ridge counts can be used. In the non-graduate population and the general population (Rafiah et el., 1979; Sutanto, 1989) the range of the mean total finger ridge counts is between 124-135. While in the graduate + PhD populations and also in a student population (Suhadi, 1974), the range of the mean total finger ridge counts is between 143-151.
The conclusion of this study is that according to the pattern type and ridge counts, the three populations can be divided into two levels. The first is the level with Dankmeijer index above 6 and the range of the total finger ridge counts between 124-135, the second is the level with Dankmeijer index below 6 and the range of the total finger ridge counts between 143-151. The existence of dermatoglyphic variation between the two levels may be due to selection, and the possibility of reproductive isolation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
D275
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gergorius Satria Martriatmoko
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai Analisa kegunaan sidik jari pada akta autentik menurut Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Pada Undang-undang tersebut Notaris diwajibkan meminta pembubuhan sidik jari para penghadap yang selanjutnya dilekatkan pada Minuta akta. Kewajiban tersebut merupakan hal yang baru terhadap Notaris, yakni jika dilihat dari pengaturan kewajiban Notaris sejak mulai berdiri di Indonesia, Keberlakukan sidik jari pada minuta akta banyak menimbulkan kebingungan kepada Notaris, ini dilihat bahwa tidak terjadi keseragaman dalam prakteknya sehari-hari. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder dan wawancara dengan informan serta dilakukan analisa dengan metode kualitatif. Setelah dilakukan penelitian dengan wawancara terhadap informan dapat disimpulkan diperlukannya suatu ketentuan khusus yang mengatur penerapan sidik jari pada minuta akta dan perlu adanya sosialiasi kepada seluruh Notaris di Indonesia dengan bekerjasama dengan instansi yang berwenang yang memahami mengenai sidik jari serta perlu meningkatkan pengawasan terhadap Notaris agar dapat menjalankan tugas dan fungsi Notaris secara benar dan mengabdi kepada Masyarakat dan Negara. Kata Kunci : Akta Autentik, Sidik Jari, Undang-Undang Jabatan Notaris.

ABSTRACT
This thesis discusses a more comprehensive approach of the use of finger print on an authentic deeds issued by a Notary as is stipulated in the Law No 2 Year 2014 regarding the Law of Notary. In the Law, Notary is obliged to request finger print from clients that will be placed on the deeds. This obligation is newly introduced in the 2014 Law compared to that of previous Law which was not regulated. The placement of finger print on the deeds raises confusion among Notary. This could be seen in the ambiguity of interpretation of the Law by Notary proven by the result in this Thesis. The research method used in this thesis is a juridical normative and interview with informans furthermore analyzed using the qualitative method. From numerous interviews, could be concluded that there should be another Law which regulates specify stipulations regarding the use of finger prints on the deeds and there should be socialization to all notary in Indonesia from institutions that have specialization/skills regarding the use of finger print, furthermore increase supervision to all Notary in Indonesia hence they could do their job as stated in the Law."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Ramdani
"Penggunaan citra sidik jari untuk berbagai macam aplikasi telah banyak dikembangkan, antara lain untuk sistem keamanan, klasifikasi sidik jari, identifikasi manusia dan digunakan oleh kepolisian untuk mengidentikasi orang yang dicurigai atau terlibat dalam suatu kejahatan. Pada identifkasi tersebut masih sering digunakan metode konvensional, yaitu dilihat secara visual berdasarkan pada parameter yang ada pada buku pedoman dan petunjuk identifkasi di kepolisian. Dari beberapa metode yang telah dikembangkan untuk mengganti metode konvensional tersebut, diperlukan parameter pengontrol yaitu nilai bobot yang sesuai agar kesalahan (error) pelatihan dan pengecekan mendekati nol. Sehingga dalam mendapatkan nilai parameter yang sesuai tersebut dilakukan dengan coba-coba (trial and error) dan epoch yang besar serta dibutuhkan waktu yang lama.
Dalam penelitian ini, mengembangkan pemrograman modul pemrosesan citra menggunakan software Matlab versi 6.5 untuk mendapatkan data sudut rata-rata alur sidik jari (code arah) dan bifurkasi, serta proses pengenalan pola sidik jari menggunakan sistem penalaran adaptif yaitu sistem yang dapat mengontrol kesalahan (error) pelatihan dan pengecekan berbasis jaringan saraf dan logika fuzzy (neurofuzzy) dengan menggunakan tools Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) yang ada di Matlab. Adapun sistem pengenalan pola sidik jari dilakukan dalam dua modul yaitu modul pemrosesan dan modul pengenalan. Pada modul pemrosesan terdiri dari proses pengambilan data citra yang berbeda dengan menggunakan scanning, proses perubahan citra sidik jari menjadi citra hitam-putih (biner), prosess penipisan (thinning) dan selanjutnya dilakukan ekstraksi citra sidik jari. Dalam modul pengenalan, dilakukan proses pengenalan data-data kode arah dan bifurkasi dari citra sidik jari yang berbeda menggunakan sistem penalaran adaptif berbasis neuro fuzzy.
Dari hasil penelitian, waktu untuk proses pengenalan dan pengecekan pola sidik jari menggunakan sistem penalaran adaptif berbasis neuro-fuzzy 6 detik dan epoch 100, lebih cepat dibandingkan dengan pengenalan pola sidik jari berbasis jaringan saraf (neural network) selama 14 detik Semakin kecil error rata-rata pengenalan pola sidik jari maka prosentase kemiripan watt kecocokan dengan citra target semakin besar. Prosentase kemiripan pada pengenalan pola sidik jari berdasarkan data kode arah mencapai 99%, jauh lebih tinggi dan lebih baik prosentasenya dibandingkan dengan pengenalan pola sidikjari berdasarkan data bifukasi yang hanya mencapai 76%.

Fingerprint images that used for divers kinds of application has been developed among others for security system, classification of fingerprint, identification of human being and also used by the police to identify any suspects or those engaged in a crime. The conventional identification method is frequently used, namely by means of visual identification based on the existing parameters in the directory of identification book From some methods that have been developed to replace the conventional method, appropriate control parameters are needed so error in training and checking is close to zero, therefore trial and error is carried out to get such appropriate parametric values and great epoch with time is longer.
In this research, we developed programming of the image processing module used Matlab software version 6.5 to have bifurcation code data and bifurcation data, and fingerprint pattern recognition process using adaptive reasoning system, namely a system which can control error of training and checking close to zero based on neural network and fuzzy logic with used Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) tools in Matlab. The fingerprint pattern recognition system is carried out in two modules, that is processing module and recognition module. The processing module consists of a process of image data collection, which is different from the one, which uses scanning; a process of changing fingerprint images to black and white (binary) images, followed then by a process of thinning and then fingerprints extraction. In the recognition module, a process of identification of data on code of direction and bifurcation of fingerprint images, which is different from the one, which uses adaptive reasoning system, based on neuro-fuzzy.
From the result of research, we have time of fingerprint recognition using adaptive reasoning system based on neuro-fuzzy is 6 second and epoch 100, it is faster then fingerprint recognition using neural network If average errors is small then percentage of similarity input images with target fingerprint images are bigger. Percentage of similarity fingerprint recognition based on direction code is 99%, it is higher and most good then percentage fingerprint recognition based on bifurcation data that just result is 76%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariati Soetijono
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapat kejelasan tentang korelasi asimetri bilateral pola dermatoglifi pada ujung jari tangan manusia. Ingin mengetahui apakah tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan berkorelasi dengan tiap ujung jari tangan kiri. Untuk ini penelitian mengenai korelasi tipe pola dermatoglifi ujung jari tangan telah dilakukan pada 30 orang mahasiswa dan 30 orang mahasiswi.
Pola dermatoglifi dibuat dengan bantuan sebuah roler,tinta sidik jari khusus dan dicetak pada sehelai kertas putih (kartu dermatoglifi). Hasil cetakan dianalisis dengan sebuah stereoskop dan lup, dan dilakukan pemeriksaan terhadap korelasi tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan dengan tiap ujung jari tangan kiri.
Dari keempat tipe pola dermatoglifi yang diteliti, pada laki-laki korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari I (P<0,01), tipe pola 'loop radial' pada ujung jari II (P<0,05) dan tipe pa--la 'whorl pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari II (P,0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe polo 'arch', tips polo 'loop radial' dan tipe pale 'whorl' Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'loop ulna' pada uj;~ng jari III (P<0,05) dan pada ujung jari IV (P<0,05).
Pada wanita korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'arch' pada ujung jari III (P<0,05) dan ujung jari V (P<0,05), tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari. III (P<0,05) dan tipe pola 'whorl' pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari V (P<0,05).Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'loop radial' dan tipe polo 'whorl'. Ada perbedaan bermakna pada tipe polo 'arch' pada ujung jari I (P<0,05) dan ujung jari III (P<0,05) dan tips pola 'loop ulna' pada jari I (P<0,05) dan ujung jari IV (P<0,05).

ABSTRACT
This investigation was done in order to look at the existence of bilateral asymmetric correlation in dermatoglyphic pattern on the finger prints of humans especially the dermatoglyphic pattern type,on each finger. A study on the dermatoglyphic pattern type on the finger was done on 30 male students and 30 female students. The dermatoglyphics patterns were taken with the aid of a roller and special finger printing ink on a sheet of paper (dermatoglyphic card). The prints were analyzed through a stereoscope or a loupe and studies were done on the correlation of each dermatoglyphic pattern on correspond gingers of the four dermatoglyphic patterns type studied in men, a significant correlation on the 'loop ulna' pattern type on digit I (P<0,01), 'loop radial' pattern type on digit II (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit II (P<0,05) was found.
There are no significant differences between right and left finger in men for the 'arch' pattern type, the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit III and digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
In women a significant correlation on the 'arch' pattern type on digit III (P<0,05) and on digit V (P<0,05), 'loop ulna' pattern type on digit III (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit V (P<0,05) was found.
There are no significant differences between right and left finger for the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit I and digit III for the 'arch' pattern type, on digit I and on digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghulam Izzul Fuad
"Teknologi lokalisasi dalam ruangan berkembang pesat karena keterbatasan GPS di lingkungan tertutup. WiFi fingerprinting menjadi solusi menjanjikan karena ketersediaannya yang luas dan biaya rendah. Penelitian ini bertujuan menentukan posisi access point ilegal di dalam ruangan menggunakan infrastruktur WiFi Aruba dan klasifikasi berbasis machine learning. Pendekatan ini melibatkan dua fase utama. Pertama, fase konstruksi fingerprint database di mana data kekuatan sinyal WiFi dikumpulkan dari berbagai lokasi di dalam ruangan dan disimpan dalam database. Kedua, fase klasifikasi berbasis machine learning yang menggunakan algoritma seperti K-Nearest Neighbor (KNN), Random Forest (RF), Extreme Gradient Boosting (XGBoost), dan Artificial Neural Network (ANN) untuk mengklasifikasikan lokasi access point ilegal berdasarkan fingerprint received strength signal (RSS). Model dievaluasi menggunakan metric accuracy dan f1-score. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa untuk dataset NTUST, model yang paling sesuai adalah model dengan algoritma XGBoost dengan label jenis satu, tanpa augmentasi, dan dengan hyperparameter tuning yang memiliki skor accuracy sebesar 0.793 dan skor weighted average f1-score sebesar 0.792. Untuk dataset UI, model yang paling sesuai adalah model dengan algoritma XGBoost dengan label jenis satu, dengan augmentasi, dan tanpa hyperparameter tuning yang memiliki skor accuracy sebesar 0.591 dan skor weighted average f1-score sebesar 0.582.

Indoor localization technology is rapidly developing due to the limitations of GPS in enclosed environments. WiFi fingerprinting has become a promising solution due to its wide availability and low cost. This study aims to determine the position of illegal access points indoors using Aruba WiFi infrastructure and machine learning-based classification. This approach involves two main phases. First, the fingerprint database construction phase, where WiFi signal strength data is collected from various locations indoors and stored in a database. Second, the machine learning-based classification phase, which uses algorithms such as K-Nearest Neighbor (KNN), Random Forest (RF), Extreme Gradient Boosting (XGBoost), and Artificial Neural Network (ANN) to classify the location of illegal access points based on received strength signal (RSS) fingerprints. The model is evaluated using accuracy and f1-score metrics. Experimental results show that for the NTUST dataset, the most suitable model is the one using the XGBoost algorithm with label type one, without augmentation, and with hyperparameter tuning, achieving an accuracy score of 0.793 and a weighted average f1-score of 0.792. For the UI dataset, the most suitable model is the one using the XGBoost algorithm with label type one, with augmentation, and without hyperparameter tuning, achieving an accuracy score of 0.591 and a weighted average f1-score of 0.582."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>