Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahel Rara Woda
"Masalah gizi di Indonesia masih besar, tidak hanya masalah gizi kurang tetapi juga gizi lebih. Salah satu faktor pcnycbab adalah pola makan dengan gizi seimbang. Tujuan dari pcnclitian ini adalah untuk melihat pcrubahan dalam pengetahuan, sikap dan praktik dari sckolah dasar anak-anak setelah menerima pelatihan tentang pedoman umum gizi seimbang dengan menggunakan buku saku yang dikembangkan oleh PKGK dan PUSKA FKMUI selama dua minggu. Rancangan penelitian ini adalah sebelum dan sesudah. Intewcnsi dilakukan terhadap 258 siswa kelas 4 dan 5 SD Mardi Yuana, Depok Jawa Barat oleh mahasiswa regular, ekstensi dan pasca saujanajuusan gizi FKMUI dan mahasiswa fakultas farmasi UI sebanyak dua kali. Siswa dan orang tuanya di wawancara dengan menggunakan kuesioner. Hasil menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata yang signitikan (p<0.05) antam sebelum dan sesudah intervensi yaitu pengetahuan 3,2%, sikap 3,4% dan 3,2% untuk pralctik. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan, sikap 'dan praktik' dapat dilakul-can untuk masyarakat sckolah dasar sehingga disarankan untuk menjadi bahan pcrtimbangan mcmasuldcan pengetahuan gizi seimbang dalam salah satu mata pelajaran sckolah seperti mata pelajaran kesehatan jasmani atau ilmu pengetahuan alam.

Nutrition problems in Indonesia is still challenge, not only under nutrition but also the over nutritions. One factor that caused malnutrition is diet with unbalanced nutrition. The purpose of this research is to find out the changes in knowledge, attitudes and practices of primary school children after receiving training on general guidelines for balanced nutrition with the pocket book developed by PKGK and PUSKA FKMUI for two weeks. The design study is pra-experimental by giving test before and attaer interventions conducted on 258 students grade 4 and 5 at Mardi Yuana primary school in Depok, West Java by regular students, extension and magister of nutrition FKMUI and faculty of phannacy UI. Students and parents were interviewed using questionnaires. Results showed that average scores increased significantly (p <0.05) between before and aiter the intervention. Knowledge increased by l3,2%, attitude 3,4% and practice 3,2%. These results indicate that changes in knowledge, attitudes and practices can be done for elementary school communities so that it can be advised to include the knowledge of balanced nutrition in one of the lesson,at school such as physical health or natural science."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34394
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Remaja sekolah membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi makanan berdasarkan kesenjangan gizi yang diidentifikasi menggunakan pemrograman linier (LP) dengan software Optifood. Sebuah studi potong lintang dilakukan dengan metode acak purposif sekolah yang berasal dari program "Gizi untuk Prestasi" by SEAMEO RECFON. Pengulangan diet 24 jam, pengukuran antropometrik, dan kuesioner terstruktur dilakukan di antara 186 siswa (laki-laki = 68, perempuan = 118, berusia 15-18 tahun), serta survei pasar. Remaja sekolah laki-laki memiliki dua masalah gizi absolut, yaitu kalsium dan folat. Sementara itu, remaja perempuan memiliki tiga masalah gizi absolut, kalsium, folat, dan zat besi. Makanan padat nutrisi yang dipilih untuk mengisi kesenjangan adalah susu fortifikasi, nasi putih, telur ayam, hati sapi, dan roti. Kombinasi akhir rekomendasi makanan mingguan untuk remaja sekolah laki-laki adalah 7 porsi telur, termasuk 5 porsi telur ayam, 7 porsi sumber protein nabati, 10 porsi sayuran berdaun hijau tua, 14 porsi nasi, dan 3 porsi susu fortifikasi. Sedangkan untuk remaja sekolah putri adalah 5 porsi buah, 14 porsi sumber protein hewani, termasuk 1 porsi hati sapi, 7 porsi produk sumber protein nabati, termasuk 5 porsi kedelai dan produknya, 7 porsi sayuran berdaun hijau tua, 3 porsi susu fortifikasi, dan 3 porsi roti.

School adolescents need an adequate nutrition to support their growth and cognitive development. This study aimed to develop food based recommendation based on nutrient-gap identified using linear programming (LP) with Optifood software. A cross-sectional study was done with purposive sampling of school obtained from “Gizi untuk Prestasi” program by SEAMEO RECFON. A repeated-24 hour dietary recall, anthropometric measurement, and structured questionnaire were conducted among 186 school adolescents (male= 68, female= 118, aged 15-18 years old), also market survey. Male adolescents had two absolute problem nutrients, namely calcium and folate. Whilst, adolescent females had three absolute problem nutrients, calcium, folate, and iron. The final combination of weekly FBR for male school adolescents were 7 serves of any eggs, included 5 serves of chicken egg, 7 serves of any plant protein sources, 10 serves of dark green leafy vegetables, 14 serves of cooked rice, and 3 serves of fortified milk. While for female school adolescents were 5 serves of fruits, 14 serves of animal protein sources, included 1 serves of beef liver, 7 serves of plant protein sources products, included 5 serves of soybean and products, 7 serves of dark green leafy vegetables), 3 serves of fortified milk,  3 serves of bread."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Maria Ulfa
"Malnutrisi didapat di rumah sakit dapat mempengaruhi proses kesembuhan pada pasien. Berbagai gizi diperlukan untuk mempercepat kesembuhan. Responden penelitian ini 138 data pasien anak berusia 1 bulan sampai usia 18 tahun masa perawatan Januari-Desember 2017. Penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional dengan model retrospektif. Pasien anak dengan organomegali, retensi cairan, dehidrasi, dan pasien dengan pulang atas permintaan pasien (APS) tidak masuk penelitian. Pengukuran status gizi menggunakan BB/TB untuk usia ≤ 5 tahun dan IMT/U untuk > 5 tahun. Hasil uji statistik antara status awal masuk RS dan lama rawat sebesar 0,689 untuk BB/TB dan 0,869 untuk IMT/U. Tidak ada hubungan antara status gizi awal masuk rumah sakit dan lama rawat (nilai P > α). Pemeriksaan awal terkait gizi sangat diperlukan untuk membantu dalam pemberian perawatan dari awal dan mempercepat proses penyembuhan.

Nutrition problem acquired in hospital effect to healing process. Nutritions need to recovery. This research used 138 respondent age between 1 month and 18 years old registered January to December 2017. Study Cross-sectional and retrospective. Patients with organomegaly, fluid retention, dehydration, and turn out of hospital by request exclude respondent. Nutritional status measured by weight for height (≤ 5 years old) and body mass index (BMI) for age (>5 years old). Statistic test between nutritional status at admission and length of stay is 0,689 for BB/TB and 0,869 for IMT/U. there is no correlation between nutritional status at admission and length of stay (P value > α). Nutrition screening at admission important to support giving early treatment and increasing recovery"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Andesbrenta Sadikin
"Literasi gizi adalah kemampuan sejauh mana individu dapat memperoleh, memproses, memahami, dan menggunakan informasi gizi dan diet, serta mengakses layanan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan gizi yang baik. Rendahnya literasi gizi dapat berdampak pada pola makan yang buruk dan berujung pada kejadian penyakit tidak menular terkait gizi, seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi. Mahasiswa rentan mengembangkan kebiasaan makan yang buruk apabila tidak didukung dengan literasi gizi yang baik. Penelitian ini mengukur perbedaan proporsi literasi gizi pada mahasiswa S1 reguler aktif di Universitas Indonesia berdasarkan rumpun ilmu, jenis kelamin, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, uang saku, dan penggunaan media. Desain studi yang digunakan adalah desain cross-sectional dengan metode quota sampling untuk mendapatkan 130 sampel mahasiswa dari Rumpun Ilmu Kesehatan dan 130 sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Non-Kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas mahasiswa UI pada tahun 2021 memiliki tingkat literasi gizi adekuat (62,7%). Hasil analisis bivariat juga menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan pada tingkat literasi gizi total mahasiswa berdasarkan rumpun ilmu (OR = 6,7, p-value < 0,01), jenis kelamin (OR = 2,25, p-value < 0,01), dan penggunaan media (OR = 4,36, p-value < 0,01).

Nutrition literacy is the ability to obtain, process, understand, and use nutritional and dietary information, as well as access the services needed to make good nutritional decisions. Low nutritional literacy can have an impact on poor diet and lead to the incidence of non-communicable diseases related to nutrition, such as diabetes, obesity, and hypertension. College students are prone to develop poor eating habits if not supported by good nutrition literacy. This study measured the difference in the proportion of nutritional literacy in regular active undergraduate students at the University of Indonesia based on the cluster of science, gender, paternal and maternal education level, pocket money, and media use. The study design used is a cross-sectional design with quota sampling method to get 130 samples of students from Health Science Cluster and 130 samples of students from Non-Health Science Cluster. The results of this study showed that the majority of the University of Indonesia students in 2021 has an adequete level of nutrition literacy (62,7%). The results of the bivariate analysis also showed a significant difference in proportion to the level of total nutrition literacy based on cluster of science (OR = 6.7, p-value < 0,01), gender (OR = 2.25, p-value < 0,01), and media use (OR = 4.36, p-value < 0,01)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bejo Waluyo
"Conditional cash transfer (CCT) yang dikenal dengan Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu instrumen bantuan sosial untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini menguji hubungan PKH dalam penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia serta perbedaan pengaruhnya pada daerah tertinggal dan non tertinggal. Penelitian ini menggunakan data panel dari 512 kabupaten/kota tahun 2015-2019 dengan metode estimasi fixed effect model (FEM). Hasil estimasi menunjukkan bahwa PKH memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia, baik di daerah tertinggal maupun non tertinggal, dimana pengaruhnya dalam penurunan tingkat kemiskinan lebih kecil di daerah tertinggal dibanding daerah non tertinggal. Hal tersebut dapat terjadi karena kondisi di daerah tertinggal pada umumnya memiliki kedalaman kemiskinan yang lebih tinggi, aksesibilitas wilayah yang sulit, faktor exclusion dan inclusion error yang cukup tinggi, serta fasilitas pendidikan dasar yang masih relatif terbatas dibanding daerah non tertinggal.

Conditional cash transfer (CCT), known as the Program Keluarga Harapan (PKH), is a social assistance instrument to reduce poverty in Indonesia. Therefore, this study examines the relationship of PKH in reducing the poverty rate in Indonesia and the differences in its effects on less-developed and developed regions. This study uses panel data from 512 districts/cities in 2015-2019 with the fixed-effect model (FEM) estimation. The results show that PKH has a negative and significant relationship to the poverty rate in Indonesia, both in less-developed and developed regions, where its effect in reducing poverty rates is smaller in less-developed regions than in developed regions. It can happen because conditions in less-developed regions generally have a higher poverty gap, difficult regional accessibility, fairly high exclusion and inclusion error factors, and relatively limited basic education facilities compared to developed regions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Rosalina
"Kewirausahaan secara luas diakui sebagai faktor penentu yang dapat meningkatkan pembangunan sosial dan ekonomi, baik di negara maju ataupun berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh efikasi diri kewirausahaan dan kepribadian proaktif terhadap niat berwirausaha melalui sikap terhadap kewirausahaan di antara mantan pekerja migran. Penelitian ini menggunakan metodologi berbasis survei dan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 27 item dengan  penilaian lima poin skala Likert untuk 195 mantan pekerja migran. Penelitian dilakukan di Kota/Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Selanjutnya, studi ini menggunakan pemodelan persamaan struktural dan confirmatory factor analysis untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perangkat lunak Lisrel digunakan untuk menganalisis dan menguji tujuh hipotesis yang dibuat berdasarkan model penelitian. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung pada hubungan antara kepribadian proaktif dan niat berwirausaha melalui sikap berwirausaha, namun efikasi diri kewirausahaan ditemukan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap niat berwirausaha. Selain memberikan kontribusi penting terhadap literatur kewirausahaan, temuan ini juga memberi wawasan baru bagi pembuat kebijakan dan pihak terkait untuk mengembangkan perilaku kewirausahaan para mantan pekerja migran, serta memberikan perhatian pada berbagai elemen kunci yang mempengaruhi proses pembentukan perilaku kewirausahaan.

Entrepreneurship is widely recognized as a determining factor that can improve social and economic development, both in developing and developed country. The purpose of this study is to examine the effects of entrepreneurial self-efficacy and proactive personality on entrepreneurial intentions among migrant returns through attitude toward entrepreneurship. This research employs a survey-based methodology and uses a 27-item questionnaire with five-point Likert for a total sample of 195 migrant returns. The research was conducted in Kupang City/Regency, East Nusa Tenggara province, Indonesia. Further, the study employs the structural equation modelling and confirmatory factor analysis to test the proposed hypotheses. Lisrel were used to analyse and test seven hypotheses derived from the research model. The results show the indirect effect on the relationship between proactive personality and entrepreneurial intention through attitude towards entrepreneurship, while entrepreneurial self-efficacy is found to have negative significant effect on entrepreneurial intention. By doing so, this study gives important contributions to the literature of entrepreneurship. The findings also provide policy makers with important insights how to develop entrepreneurial intentions on post migrant workers and give attention to key elements of the entrepreneurial process"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikrar Aulia Agustianto
"Tesis ini membahas tenta.ng sifat kewirausahaan yang mengacu pada tcori Meredith (2002), pada siswa Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) dan menganalisis faktor fe.ktor yang mempengaruhi perkembangannya.Objek penelitian ini adalah tiga SMK SBI (Sekolah Bcrtaraf lntemasional) di Jakarta, yakni SMK Negeri 27, SMK Negeri 57 dan SMK Negeri 33. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantito.tif Penentuan faktor yang rnempengaruhi sifat wirausaha berdasarkan teori Hisrich (2008) dan Wijaya (2007). Penelitian ini menghasilkan mmusan fhktor-fak.1:or apa saja yang mempengaruhi sifat wirausa.na pada siswa SMK dan saran-saran peningkatan sifat
kewirausahaan.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33480
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mu’amar Wicaksono
"Persoalan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan merupakan masalah-masalah utama yang dihadapi di dunia baik bagi negara maju dan berkembang. khususnya di Indonesia. Keduanya menjadi tujuan utama dari aksi global yang perlu dibenahi sebagaimana diamanatkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) melalui tema "Mengubah Dunia Ketiga: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan". Dalam rangka mendukung SDGs, Indonesia secara konsisten telah menerapkan desentralisasi melalui otonomi daerah dalam penyelenggaraan sistem pemerintahannya. Terdapat pembagian kewenangan antara pusat dan daerah melalui otonomi untuk menciptakan pembangunan sosial ekonmi secara berkelanjutan demi terciptanya kehidupan bermasyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Secara khusus, Indonesia juga menerapkan otonomi khusus yang diberikan kepada beberapa daerah yang memperooleh otonomi khusus berikut tambahan dana transfer daripemerintah pusat sebagai tindak lanjut dari otonomi khusus tersebut. Penelitian ini membuktikan bahwa kebijakan pemberian ootonomi khusus telah tepat dilakukan dalam rangka pengentasan kemiskinann dan mengurangi kerimpangan pendapatan, namun terdapat faktor eksternal yang perlu dibenahi yang mempengaruhi kebijakan otonomi khusus sehingga akan berjalan lebih efektif.

Poverty and income inequality are the main problems faced in the world for both developed and developing countries, especially in Indonesia. Both are the main goals of global action that need to be addressed as mandated in the Sustainable Development Goals (SDGs) through the theme "Changing the Third World: The 2030 Agenda for Sustainable Development". In order to support SDGs, Indonesia has consistently implemented decentralization through regional autonomy in the management of its government system. The authority between the central government and regional government is divided through autonomy to create sustainable socio-economic development for the creation of a fair and prosperous social life. In particular, Indonesia also implemented special autonomy which was granted to several regions receiving special autonomy along with additional transfer funds from the central government as a follow-up to this special autonomy. This study proves that the policy to offer special autonomy is appropriate in the context of poverty alleviation but has not succeeded in reducing income inequality."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hussein Shibghotulloh
"ABSTRAK
Tugas karya akhir ini membahas lembaga keuangan mikro dan kaitannya dalam praktek pembangunan sosial. Tulisan ini merupakan sebuah kajian dari beberapa literatur dan data sekunder lainnya, baik dalam konteks global maupun Indonesia. Untuk memperdalam kajian, tulisan ini mengambil contoh kasus lembaga keuangan mikro Koperasi Kasih dan UKM Center FEB UI untuk melihat program dan pendekatan apa yang digunakan. Hasil kajian tugas karya akhir ini menyimpulkan bahwa lembaga keuangan mikro yang menggunakan pendekatan terintegrasi dan poverty reduction driven termasuk sebagai praktek pembangunan sosial.

ABSTRACT
This paper discusses microfinance institutions and their implementation in social development practices. This paper is a study of some literature and other secondary data, both in the global and Indonesia context. To deepen the study, this paper takes the case of the microfinance institutions of Koperasi Kasih and UKM Center FEB UI to see what programs and approaches are they use. The results of this study conclude that microfinance institutions that using integrated and poverty reduction driven approaches are included as social development practices."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Astuti Ratna Kusumadewi
"Merebaknya virus corona (COVID-19) telah menyebabkan gangguan pada pola perjalanan dan aktivitas mobilitas.  Namun demikian, hal tersebut berubah pada saat epidemi virus ini mulai menurun. Pada periode Omicron, orang dianggap sudah memahami upaya pengurangan penyebaran virus dan mayoritas penduduk juga telah divaksin. Dengan penerapan protocol kesehatan, pekerja yang sebelumnya melakukan WFH sudah diharuskan WFO kembali. Wilayah pelayanan transportasi yang baik adalah apabila memiliki moda transportasi umum lengkap dengan kualitas yang baik. Dengan tujuan untuk mengetahui pola pemilihan transportasi umum berdasarkan kualitas pelayanan transportasi umum, studi ini menggunakan data sekunder dari instansi yang mengelola transportasi umum, dan kuesioner guna mengetahui karakteristik pelaku perjalanan dengan tujuan perjalanannya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang, sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perjalanan jarak pendek, responden tidak memperhatikan kualitas pelayanan moda transportasi, namun menggunakan moda transportasi yang paling mudah didapat. Pada perjalanan jarak sedang, responden memilih moda transportasi umum yang paling mudah dijangkau jaraknya, namun tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Untuk perjalanan jarak jauh, responden memilih moda dengan tarif yang murah, pelayanan yang baik dan dengan penerapan protocol kesehatan yang ketat. Kesimpulan menunjukkan bahwa wilayah dengan kualitas pelayanan moda transportasi terbaik tidak berarti memberikan lebih banyak pilihan.  Hal ini disebabkan karena pemilihan moda transportasi umum dipengaruhi oleh tujuan, penggunaan waktu dan jarak perjalanan, serta profil ekonomi responden.

The outbreak of the coronavirus (COVID-19) has caused major disruptions to travel patterns and mobility activities. However, that situation changed when the epidemic of this virus began to decline. During the Omicron period, people considered to have understood more about this disease, and the majority of residents had been vaccinated. Therefore, by implementing the health protocol, workers who previously carried out Work From Home necessary to return to Work From Office. A good transportation service area is when it has complete public transportation modes of good quality. This study uses secondary data from agencies that manage public transportation, and questionnaires to determine the characteristics of travelers with their travel destinations. Data processing was carried out using cross-tabulations, while analysis was carried out using a spatial approach. The results showed that on short-distance trips, respondents not paying attention to the service quality of the transportation modes but used the most accessible. On medium-distance trips, respondents chose the public transportation mode that was the easiest to reach but still paid attention to the implementation of the health protocol. For long-distance trips, respondents choose a mode with low fares, good service, and the application of strict health protocols. The conclusion shows that the region with the best service quality of transportation modes does not necessarily provide more choices. The choice of public transportation mode is influenced by the destination, use of travel time and distance, as well as the economic profile of the respondent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>