Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Sajidah
"Hal yang paling mendasar yang menjadikan sebuah bangsa maju atau tertinggal adalah besar atau tidaknya etos kerja yang dimiliki masyarakatnya. Di beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, etos kerja yang lemah seringkali menjadi permasalahan yang cukup serius dan memerlukan penyelesaian yang komprehensif dan gradual. Tentang peranan agama sehubungan dengan perkembangan kehidupan manusia, Soejatmoko (1985) tidak ragu-ragu menyatakan bahwa agama merupakan faktor utama yang berperan dalam mewujudkan pola-pola persepsi dunia bagi manusia. Dan persepsi ada relevansinya dengan aktivitas keduniaan yang dimotivasi oleh sistem keyakinan agama. Dalam agama Islam begitu banyak nilai-nilai yang menganjurkan umatnya untuk beretos kerja tinggi. Karakteristik etos kerja Islami digali dan dirumuskan berdasarkan konsep iman sebagai fondasi dan amal shaleh. Karena etos kerja tidak menjadi Islami bila tidak dilandasi konsep iman dan amal shaleh, sebab sekalipun kerja itu bermanfaat dan bersifat keduniaan bagi banyak orang, tanpa dasar iman tidak akan membuahkan pahala di akherat kelak. Di antara nilai-nilai yang diyakini dan mempengaruhi etos kerja yang tinggi atau Islami adalah sikap tawakal pada seseorang dan yakin atau percaya akan kemampuan diri sendiri. Oleh karena itu, variabel-variabel dalam penelitian ini adalah tawakal, percaya diri dan etos kerja. Adapun rumusan masalahnya adalah apakah ada hubungan antara tawakal dan percaya diri dengan etos kerja? Etos kerja perspektif Islam adalah etos kerja yang merupakan pancaran keyakinan seorang muslim bahwa kerja berkaitan dengan tujuan mencari ridha Allah. Dalam hal ini indikatornya adalah niat ikhlas karena Allah untuk mencari rida-Nya, bekerja keras dan memiliki cita-cita yang tinggi. Tawakal memiliki pengertian sebagaimana yang peneliti lansir dari Al-Tabari adalah sikap seorang muslim yang menggantungkan kendali urusan mereka hanya Allah, menerima ketentuannya dan yakin akan pertolongannya. Dengan demikian indikator dari variabel ini adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin, menerima akan takdir-Nya dan yakin akan pertolongan-Nya. Adapun percaya diri memiliki pengertian sbb, yaitu kemampuan seseorang dalam menyatukan dan menggerakkan motivasi sehingga menghasilkan tindakan yang sesuai harapan. Dalam hal ini percaya diri memiliki 5 indikator, yaitu: optimis, memiliki motivasi berprestasi lebih tinggi, mandiri, berani mencoba dan selalu introspeksi. Penelitian ini dilakukan di PT. Pandu Siwi Sentosa dengan populasi 506 orang. Adapun sampel yang diambil oleh peneliti adalah 100 orang. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisa korelasi ganda dan partial, untuk mengetahui hubungan antara tawakal, percaya diri dan etos kerja, Selain itu Juga menggunakan analisa regresi linier berganda untuk menggambarkan sumbangsih kedua variabel, yakni tawakal dan percaya diri secara bersamaan dalam menjelaskan varian variabel etos kerja. Dari uji anova variabel tawakal bersama percaya diri, memiliki nilai probabilitas ρ < 0,05 dan pada model ini menunjukkan .000 􀀀 , maka ini berarti hipotesa alternatif yaitu variabel tawakal dan percaya diri mempunyai hubungan terhadap etos kerja dapat dipertahankan. Dalam hal ini variabel tawakal bersama percaya diri memberikan kontribusi terhadap etos kerja sebesar 22,3%. Adapun kontribusi tawakal saja terhadap etos kerja bernilai 19,5%. Sedangkan percaya diri sangat kecil, yaitu 1,21%.
Berdasarkan hasil kesimpulan dan hasil analisa yang ada, peneliti memberi saran kepada berbagai pihak terkait akan pentingnya digalakkan program yang bertujuan untuk meningkatkan ketawakalan bagi para karyawan. Dengan pemahaman tawakal yang baik, maka diharapkan karyawan pun dengan sendirinya memiliki etos kerja yang lebih baik. Selain itu perlu ditingkatkan sikap percaya diri agar para karyawan memiliki semangat yang tinggi untuk menuju kepada etos kerja yang lebih baik pula. Hendaknya ada simulasi dalam pelaksanaannya hingga sikap itu mampu dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan bukan karena paksaan.

The most fundamental thing that makes a nation is behind or ahead of, or not job ethos of the community. In some countries the majority of the populations are Muslim, work ethos that are often weak enough to be a serious problem and requires a comprehensive and gradual. About role of religion referring to the development of human life, Soejatmoko ( 1985) doesn't hesitate expressing that religion is primary factor standing in realizing perception patterns of world for man. And perceptions there are the relevancy with mundane activity motivated by religion confidence system. In Islam so much values suggesting the believer for having ethos high job. Job ethos characteristic Islam dug and formulated based on believe concept as foundation and pious charitable. Because job ethos doesn't become Islam when is not based on believe concept and pious charitable, because even if the useful job and haves the character of mundane for many people, groundless of believe will not produce fruit reward in eternity/the beyond later. Among values believed and influences high job ethos or Islam is position tawakal at someone and is sure or believes in oneself ability. Therefore, a variable in this research is tawakal, self confidence and job ethos. As for the problem formula are there relation between tawakal and self confidence with job ethos? The Job Ethos in perspective of Islam is job ethos which is radiation of confidence a moslem that job relates to purpose of looking for ridha God. In this case the indicator is candid intention because God to look for His rida, strives and has high aspiration. Tawakal has understanding as which researcher publishes from Al-Tabari was position a moslem draping business control they God only, receives the rule and is sure the help would. Thereby indicator from this variable is deliver all business to God after trying maximum, receives His destiny to and is sure His help would. As for self confidence has understanding as follows, that is ability of someone in uniting and moves motivation causing yields action appropriate hope. In this case self confidence has 5 indicator, that is: optimism, has motivation of higher achievement, self-supporting, dare to try and introspecting. This research done in PT. Pandu Siwi Sentosa with population 506. As for sample taken by researcher is 100. Examination of this research hypothesis applies double correlation analysis and partial, to know relation between tawakal, self confidence and job ethos, Besides Also applies doubled linear regression analysis to depict second contribution of variable, namely tawakal and self confidence concurrently in explaining job ethos variable variant. From test anova variable tawakal with self confidence, has probability value? < 0,05 and at this model shows . 000 ? , hence this means hypothesizing alternative of that is variable tawakal and self confidence has relationship to defensible job ethos. In this case variable tawakal with self confidence gives contribution to job ethos equal to 22,3%. As for contribution of just tawakal to valuable job ethos of 19,5%. While very small self confidence, that is 1,21%.
Based on result of the conclusion and analysis result, researcher gives suggestion to various related partieses for the importance of emboldened program with aim to increase ketawakalan to all employees. With understanding of tawakal which is good, hence expected employee also by itself has better job ethos. Besides need to be improved position of self confidence that the employees have spirit of high for towards to better job ethos also. Shall there are simulation in the execution is finite is the position can be executed with eyes open and not because of constraint."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32874
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Felicia
"Saat ini pekerjaan dan keluarga telah menjadi tujuan yang sama pentingnya bagi seorang wanita karier yang berkeluarga. Oleh karenanya mereka akan berupaya untuk dapat mempertahankan keduanya. Pada kenyataannya masing-masing peran, yaitu dalam pekerjaan dan keluarga memiliki harapan dan tuntutan masing-masing yang kadang bertentangan dan muncul pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menimbulkan konflik peran yang dikenal dengan work-family conflict. Work-Family Conflict merupakan sumber stress dan indikasi negatif lainnya yang dapat menggangu kesejahteraan hidupseseorang dan lingkungan sekitarnya. Untuk itu perlu diketahui variabel-variabel yang dapat memodifikasi pengalaman stress konflik peran. Dalam penelitian ini variabel variabel tersebut adalah tawakal dan dukungan sosial. Responden penelitian berjumlah 150 orang wanita karier yang berkeluarga yang memiliki anak minimal 1 orang yang usianya di bawah 18 tahun. Responden penelitian diambil dari 2 buah instansi pemerintah dan 2 buah perusahaan swasta di Jakarta yang diambil menggunakan teknik 'incidental sampling'. Alat ukur yang digunakan adalah skala stress konflik peran, skala tawakal dan skala dukungan sosial. Uji validitas alat ukur menggunakan metode internal consistensy, sedangkan perhitungan reliabilitas alat ukur menggunakan metode Cronbach alpha. Pengolahan data menggunakan teknik analisis multiple regression.
Hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis multiple regression. Menunjukan bahwa dukungan sosial dan tawakal secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 52,6% untuk menurunkan stress konflik peran. Dimana Sumbangan tawakal sebesar 43,82%, sedangkan dukungan sosial memberikan sumbangan sebesar 6,15%. Saran yang diajukan adalah wanita karier yang berkeluarga hendaknya lebih meningkatkan lagi kedekatan dengan Tuhan agar dapat mengamalkan nilai-nilai tawakal dengan lebih baik lagi salah satunya adalah melalui ta'lim dan tarbiyah secara konsisten. Bagi perusahaan dan instansi hendaknya memfasilitasi karyawannya dengan pengajian berkala dan bimbingan konseling Islami. Bagi penelitian dengan topik sejenis selanjutnya disarankan untuk lebih mengembangkan alat ukur yang lebih islami, kedua menggunakan variabel-variabel yang berasal dari khazanah Islam seperti raja', syukur dan sebagainya.

ABSTRACT
Nowadays, career and family are both important to married career women. Because of that reason, they will always try to balance the two. In reality, each role has its own requirements and job scopes that may clash with each other. It can cause a conflict that is called a work-family conflict. Work-family conflict is a source of stress and a negative indication that can disturb one's own life and his/her surroundings. For that matter, we need to know the variables which can affect the existence of conflicts in the roles. In this research, the variables are 'tawakal' or 'constant belief' and social supports. The respondents of this research are 150 married career women who have at least one child below 18 years old. The respondents are from 2 government institutions and 2 private companies in Jakarta using 'incidental sampling' method. The measurements used are role-conflict scale, 'tawakal'-scale, and social support scale. The internal consistency method is used as a measurement validity test, whereas Cronbach alpha method is used to test the measurement calculation reliability. Multiple regression method is used for the data analysis part.
The result gotten by using the multiple regression method shows us that both 'tawakal' and social supports contribute 52,6% to the decreasing of role-conflicts stress. 'Tawakal' contributes 43,82 % in the reduction of role-conflicts stress, where as social support contributes 6.15%/ It is advisable for married career women to be more devoted to the God so that they can practice more of the values of tawakal through consistent 'ta'lim' and 'tarbiyah'. For companies and institutions, it's advisable to facilitate their employees with routine religious gathering and Islamic-related counseling. For the next researches using the similar topic, it is advisable to improve more on the Islamic variables, such as 'raja', 'syukur' (gratitude), etc."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T29206
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Salma Hanifaa
"Perkembangan teknologi secara cepat pada saat ini, memunculkan banyak perusahaan startup di Indonesia. Budaya kerja pada perusahaan startup dapat menyebabkan karyawan mengalami stres kerja. Ketika karyawan mengalami stres kerja dapat berdampak pada kualitas tidur yang dialaminya. Salah satu hal yang dapat membantu menjaga dampak stres kerja terhadap kualitas tidur adalah kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kualitas tidur, dan peran kontrol diri sebagai moderator pada karyawan perusahaan startup di Jabodetabek. Partisipan penelitian ini berjumlah 150 karyawan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Job Stres Survey (JSS), dan Self Control Scale (SCS). Berdasarkan analisis statistik moderasi, hasil penelitian menemukan bahwa model statistik signifikan (p<.05) dengan 16.18% skor kualitas tidur dijelaskan oleh stres kerja dan kontrol diri. Stres kerja (β=.1691, t(146)=4.4491, p<.05) dan kontrol diri (β=-.0633, t(146)=-2.6081, p<.05) berhubungan dengan kualitas tidur karyawan secara signifikan. Hasil analisis moderator menunjukkan, kontrol diri tidak ditemukan memoderatori hubungan stres kerja dengan kualitas tidur karyawan (β=.0047, t(146)=1.1392, p>.05). Hasil temuan dari penelitian menjelaskan kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh stres kerja dan kontrol diri.

The rapid development of technology at this time, gave rise to many startup companies in Indonesia. Work culture at startup companies can cause employees to experience work stress. When employees experience job stress can have an impact on the quality of sleep they experience. One of the things that can help maintain the impact of job stress on sleep quality is self control. This study aims to determine the relationship between job stress and sleep quality, and the role of self-control as a moderator in startup company employees in Jabodetabek. The number of participants in this research was 150 employees. Measuring instruments used in this study were the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Job Stress Survey (JSS), and Self Control Scale (SCS). The results found that the statistically significant model (p <.05) with 16.18% sleep quality score was explained by job stress and self control. Job stress (β=.1691,t(146)=4.4491, p<.05) and self-control (β=-.0633,t(146)=-2.6081,p<.05) correlate significantly with employee sleep quality. The results of the moderator's analysis showed that self control was not found to moderate the relationship of job stress with the sleep quality of employees (β=.0047,t(146)=1.1392,p<.05). The findings of the study explain the quality of sleep can be influenced by work stress and self control.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fierza Mucharam
"Penyalahgunaan NARKOBA secara diagnostik dapat digolongkan menjadi suatu bentuk gangguan kejiwaan, dan secara hukum Islam segala sesuatu yang berkaitan dengan NARKOBA (memperdagangkan, memproduksi serta menggunakannya) tidak dengan tujuan yang diperbolehkan seperti dalam pengobatan, hukumnya menjadi haram dan segala kegiatannya dikategorikan sebagai perbuatan dosa.
Seorang dapat menjadi penyalahguna NARKOBA bisa dikarenakan kegagalan dalam pemenuhan fungsi-fungsi yang ideal dalam dirinya. ditemukan bahwa adanya suatu pola kepribadian spesifik diantaranya adalah ketidakmampuan dalam mengatasi frustrasi, ketidakmampuan dalam mengatasi kecemasan dan tekanan merupakan pencetus kecanduan akan NARKOBA. Kecemasan sendiri bisa muncul melalui faktor penerimanan diri yang buruk serta ketidakmampuan untuk merasa nyaman dalam bertindak jujur terbuka di lingkungan sosialnya.
Dalam konteks Psikologi Islami akhlak yang buruk akan kecanduan tersebut terlebih dahulu harus diketahui keadaan dan kondisi jiwanya. Hal itu dapat tergambarkan melalui suasana perasaan yang dimilikinya. Kecemasan dapat dikaitkan dengan kondisi penyerahan dirinya kepada sumber Kekuatan Agung yaitu Tuhan yang tergambarkan melalui tingkat tawakalnya dan juga terlihat dari bagaimana membina hubungan dengan orang lain yang tergambarkan melalui tingkat Perilaku Asertifnya.
Penelitian ini dilakukan di Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi (BKSPS) serta Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur. Kedua tempat tersebut digunakan dengan asumsi bahwa setiap Mien yang mendapatkan pelayanan di kedua lembaga tersebut merupakan para pecandu NARKOBA yang sedang dalam proses recovery. Jumlah sample yang diperoleh peneliti sebanyak 95 pecandu, dengan rincian, 54 dari BKSPS dan 45 dari RSKO.
Hasil penelitian ini menunjukkan dua hipotesa alternatif, yaitu : pertama, ada hubungan antara tawakal dangan kecemasan, kedua tidak ada hubungan antara perilaku asertif dengan kecemasan.
Dengan mengetahui gambaran tawakaI akan dapat membantu pecandu untuk melepaskan diri dari permasalahan kecanduan, ketika mulai disadari ketidakberdayaannya di hadapan NARKOBA maka pecandu akan berusaha mencari bantuan. Pada tahap ini dengan memberikan suatu harapan dan keyakinan altar. penyerahan diri kepada Tuhan serta keberanian untuk menjaga akhlak dengan berani menolak tawaran penggunaan NARKOBA akan dapat mengurangi kecemasan pada diri mereka. Diharapkan pada gilirannya mereka akan terbantu dalam proses recovery untuk menuju kehidupan baru yang babas dari kecanduan.

Abuse of DRUGS can be diagnostically classified as a type of mental disorder while in the perspective of Islamic Law, it is anything associated with DRUGS (dealing, producing and consuming) for unauthorized purpose other than medical treatment, in other words, it is forbidden by religion and all such related activities shall be categorized as sinful acts.
A person is vulnerable to be a DRUGS abuser due to failure in fulfilling ideal functions in his/her own life. It is discovered that a pattern of specific personality includes inability to cope with frustration, inability to control nervousness and pressure will initiate addiction to DRUGS. Self-anxiety will emerge on account of poor self-acceptance factor and inability to feel comfortable to act honestly and open in his/her society.
In the context of Islamic psychology, poor morality to addiction can be first identified by taking into careful consideration into the individual mental state. This can be revealed from the emotional condition, Anxiety can be associated with his/her submission to the almighty God which can be represented by the level of Tawakal and the way how such individual maintain his/her relationship to other people as also shown by the level of Assertive Behavior.
This research was conducted in Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi (BKSPS) and Drug Addiction Hospital (RSKO) Cibubur. The two places were selected assuming that each client obtaining services in such two institutions are DRUG Addicts in recovery process. The quantity of sample taken by the researchers totaled 95 male addicts, in more detail 50 from BKSPS and 45 from RSKO.
This research concluded two hypotheses. First; there is a relation between Tawakal and Anxiety, second, there is in relation between assertive behavior and Anxiety.
By identifying the view of Tawakal that helps the addicts to get rid of their addiction, realizing their being powerless for DRUGS, they will start to seek for help. At this stage, by giving hopes and confidence of submission to God and the courage to maintain their morality refusing the offer to use DRUGS will reduce their nervousness. In turn, they will be assisted during the recovery process leading to the new state of life free of addiction.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Employee performance is the level of achievement of the implementation of certain tasks in this regard include individual performance, group performance, company performance is influenced by internal and external. Employee performance will be influenced by many factors, some of which is personality, ability, and motivation. The objectives of this study is to know and to analyze the influence of personality, ability, and motivation on employee outsourcing performance at PT. Catur Karya Sentosa Medan. The method used in this study is the survey approach, the study was descriptive quantitative and the nature of the research is explanatory research. The population in this study was all employees outsourcing at PT. Catur Karya Sentosa Medan, with the amount to 42 employees, and sample in this study all population. Data were collected by doing interviews, documentation study and giving questionnaires. Variables examined by using a likert scale. First questionnaires was tested by using the validity and reliability test. Processing data with SPSS software version 17.0 ware analyzed by using descriptive analysis an hypotesis testing with multiple linear regression."
JEBUHN 2:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Yosephine
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara perilaku inovatif dengan stres kerja pada karyawan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi Tenaga Surya. 216 karyawan dari Perusahaan Tenaga Surya di Indonesia menjadi partisipan dalam penelitian ini. Perilaku inovatif diukur dengan menggunakan Innovative Work Behaviour Scale, Janssen (2000) yang terdiri dari tiga tahapan, yakni generalisasi ide, promosi ide, dan implementasi. Stres kerja diukur melalui Job Stress Scale yang dibuat dan dikembangkan oleh Parker dan DeCotiis (1983).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif dan signifikan antara perilaku inovatif karyawan dengan stres kerja pada karyawan Perusahaan Tenaga Surya (R = -0.329, n = 216, p<0.01). Selain itu, partisipan dalam penelitian ini memiliki skor perilaku inovatif yang tinggi dan stres kerja yang rendah.

This research was conducted to investigate the correlation between innovative work behaviour and job stress on Employees Solar Photovoltaic Energy Company 216 employee were completed all questionnaires of innovative work behaviour and job stress. Innovative work behavior was measured by Innovative Work Behavior Scale (IWB Scale) which was constructed by Janssen (2000) and consist of three stages of innovative work behavior, namely idea generation, championing or supporting idea, and implementation. Job stress was measured by Job Stress Scale which was constructed and developed by Parker and DeCotiis (1983).
The results show that there was a negative and significant correlation between innovative work behavior and job stress on Employees Solar Photovoltaic Energy Company Surya (R = -0.329, n = 216, p<0.01). Besides, participant in this research had a high score on innovative work behavior and a low score on job stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fatimah
"Stres akademik merupakan jenis stres yang dipicu oleh stressor berupa beban akademik. Jenis stres ini memberikan pengaruh negatif dalam proses belajar dan prestasi mahasiswa. Salah satu upaya untuk mengurangi stres akademik adalah dengan pengembangan self-regulated learning, sebuah perilaku dimana seseorang mampu mengelola proses belajar mereka sendiri. Di sisi lain, dalam ajaran Islam dikenal sebuah sikap yang dianjurkan bagi muslim yaitu tawakal. Tawakal adalah sikap berusaha dan berserah diri kepada Allah, sikap ini dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan termasuk dalam belajar yang digambarkan dengan kesungguhan dalam belajar dan berserah diri kepada Allah setelah berusaha.
Pengertian tawakal bagi muslim saat ini hanya fokus terhadap berserah diri kepada Allah dan kurang fokus terhadap usaha sebelum berserah diri. Tawakal dalam penelitian ini akan fokus terhadap usaha dan penyerahan diri kepada Allah dalam kegiatan belajar mahasiswa.
Penulis dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah self-regulated learning memiliki pengaruh signifikan terhadap stres akademik. Kemudian penulis juga ingin mengetahui apakah tawakal dalam belajar juga memiliki pengaruh signifikan terhadap stres akademik di kalangan mahasiswa. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-regulated learning dan sikap tawakal dalam belajar secara bersamaan terhadap stres akademik pada mahasiswa.
Dengan menggunakan metode kuantitatif, penelitian ini melibatkan 150 mahasiswa aktif muslim pada jenjang S1 dan setara S1 (D4 dan S1 ekstensi) di universitas-universitas baik Negeri maupun swasta di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self-regulated learning memiliki pengaruh signifikan terhadap stres akademik Tawakal dalam belajar juga terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap stres akademik. Kemudian self-regulated learning dan tawakal dalam belajar secara bersamaan terbukti memberikan pengaruh terhadap stres akademik pada mahasiswa.

Academic stress is a type of stress triggered by a stressor in the form of academic burden. This type of stress has negative influence on the learning process and student's achievement. One of the efforts to reduce academic stress is by developing self-regulated learning, a behavior in which a person is able to manage their own learning process. On the other hand, there is an Islamic teaching known as tawakal or the attitude of trying and surrendering to Allah. This attitude of allegiance can be applied in variety of activities including learning, which is conceived with sincerity in learning and surrendering to God after trying.
Understanding tawakal for most Muslims today only focuses on surrendering to Allah and focusing less on the effort before surrendering. Tawakal in this study will focus on the effort of learning and surrendering to God in student learning activities.
The author in this study wanted to find out whether self-regulated learning has a significant influence on academic stress. Also, the author wants to find out whether tawakal in learning also has a significant influence on academic stress among students. This study aims to determine the effect of self-regulated learning and tawakal in learning simultaneously, against the academic stress in students.
By using quantitative methods, this study has involved 150 active Muslim students at S1 level and equivalent to S1 (D4 and S1 extensions) in both public and private universities in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi.
The results of this study indicate that self-regulated learning has a significant influence on academic stress, Tawakal in learning also has a significant effect on academic stress. Then self-regulated learning and tawakal in learning simultaneously proved to have an effect on academic stress on students.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Irene
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara occupational self-efficacy dan job insecurity pada tenaga kerja outsourcing. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian non-eksperimental dan desain field study. Partisipan dalam penelitian adalah 127 orang tenaga kerja outsourcing yang bekerja di PT. X. Alat ukur yang digunakan terdiri dari dua buah alat ukur, yaitu adaptasi dari alat ukur occupational self-efficacy yang dikembangkan oleh Sychns dan von Collani (2002) dan modifikasi dari alat ukur job insecurity yang dikembangkan oleh Ashford, Lee, dan Bobko (1989).
Berdasarkan hasil korelasi Pearson product moment satu-ujung didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar -0.2 yang signifikan pada l.o.s 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara occupational self-efficacy dan job insecurity pada tenaga kerja outsourcing. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan independent sample t-test diketahui bahwa ada hubungan antara job insecurity dan jenis kelamin, dimana wanita memiliki tingkat job insecurity yang lebih tinggi dibandingkan pria.

The purpose of this research is to find out the correlation between occupational self-efficacy and job insecurity on outsourcing workers. This is a quantitative research with non experimental type and field study research design. Participants of the research are 127 outsourcing workers who work at PT. X. There are two scales used in this research, adaptation of occupational self-efficacy scale by Sychns and Von Collani (2002) and modification of job insecurity scale by Ashford, Lee, and Bobko (1989).
The result of correlation Pearson product moment one-tailed is -0.2 which is significant at l. o. s 0.05. This indicates that there's a negative significant correlation between occupational self-efficacy and job insecurity on outsourcing workers. Besides, the result of independent sample t-test found that there's a correlation between job insecurity and gender, which is women has a higher job insecurity than men."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
658.314 22 IRE h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap mutu pelayanan kesehatan tergantung dari manajemen keperawatan, dan salah satu ukuran keberhasilan pelayanan keperawatan, adalah seberapa besar produktifitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada klien dan keluarganya. Untuk mencapai pertumbuhan produktivitas kerja yang optimal diperlukan beberapa faktor pendukung antara lain adalah adanya iklim kerja yang harmonis, etos kerja yang baik dan disiplin kerja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara iklim kerja, etos kerja, dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja para perawat pelaksana non militer di RSAL dr. Ramelan Surabaya.
Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel iklim kerja, etos kerja dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja perawat non militer di RSAL dr. Ramelan Surabaya. Jumlah sampel 170 orang dari 302 populasi yang diambil dengan sistematis random sampling. Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan analisis data dengan uji univariat, bivariat dan multivariat.
Dengan tingkat kepercayaan α=0,05, didapatkan hasil yang berhubungan signifikan dengan produktivitas kerja adalah iklim kerja (p=0,032), dimensi psikologis (p=0,00), dimensi sosial (p=0,012), etos kerja (p=0,035), disiplin kerja (0,038), kepatuhan terhadap waktu kerja (p=0,014), kepatuhan terhadap tata tertib (p=0,000), kepatuhan terhadap standart (p=0,024) dan kepatuhan terhadap atasan (p=0,014). Analisis multivariat menunjukan bahwa umur (p=0,000) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan produktivitas kerja.
Rekomendasi untuk kepala dan manajemen keperawatan RSAL dr. Ramelan Surabaya, perlu dikembangkan lebih lanjut standart kinerja dan standart asuhan keperawatan, standart disiplin kerja, pengembangan team sharing dan pemberlakuan sistem penghargaan yang adil bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar. Dengan dilaksanakan program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, termasuk didalamnya manajemen keperawatan.

Contribution of nursing service to the quality of health service depended upon nursing management, and one of the indicator of excellence in nursing is how much the productivity of the staff nurse in providing a good care to client and family. To achieve the optimal productivity growth needs some supporting factor includes conducive work, climate work, good work ethos and high discipline. This research aims at identifying the relationship between work climate, ethos, and discipline with work productivity of non military nurses at RSAL dr. Ramelan Surabaya".
The design of this research was a descriptive correlation. The number of sample was 170 of 302 total population, obtained through a systematic random sampling technique. The univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between the independent and dependent variables.
Using the level of significance (α=0,05), the bivariate analysis identified a relationship between work productivity and work climate (p=0,032), psychological (p=0,00), and social dimensions (p=0,012), ethos (p=0,035), discipline (p=0,028), compliance to the schedule (p=0,014), local policy (p=0,00), standard (p=0,024) and direct superior (p=0,014).The multivariate analysis showed that age (0,000) represents most related to work productivity.
Recommendation is directed to the director and nursing manager at dr. Ramelan Surabaya Hospital, that performance of nursing care, work discipline standards and team building development, fair reward system for high work performance and penalty for low work performance need to be developed further. In turn, all components mentioned above will improve work productivity as a final goal of management especially nursing management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>