Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33051 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Diana Dewi
"Program revitalisasi gerokan Pramuka yang telah digulirkan sejak 2006, belum mampu memberikan perubahan yang signifikan dalam gerakan Pramuka itu sendiri pada kenyataannya di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya minat para pemuda dan pellljar di Indonesia untuk aktif dalam kegiatan kepramukaan, walaupun secara tertulis jumlab anggota Pramuka adalah 16.374.299 orang. Fokus penelitian ini adalah posisi gerakan Pramuka di dalam benak stakeholders, dan strategi untuk mereposisi gerakan Pramuka sebagai wadah pengembangan kepemimpioan pemuda.
Berdasarka penelitian melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori Kriteria Positioning dan Alasan Reposisi oleh Hermawan Kertajaya (2004), diperoleh kesimpulan bahwa stakeholders memposisikan Gerakan Pramuka hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ataupun di perguruan tinggi dan mereka meni!ai tidak ada kepentiogan bagi mereka untuk berpartisipasi aktif didalamnya. Gerakan Pramuka perlu melakukan reposisi dengau strategi PNU3P (!. Pasar. Perluas target pasar sarnpai pra siaga, fokus pasar Penegak dan Pandega pada basis pembioaan di masyarakat, 2. Nilai. Tarnbabkau nilai-nilai modernisme, 3. Unggul. Tunjukkan keunggulan dengan membuat tagline, 4. Unik. Tunjukkan keunikan, 5. Ubah. Lakukan perubahan pada atribut dan buat positioning statement yang menarik6. Promosi. Lakukan promosi melalui keJja sama dengan berbagai pihak).

The scout revitalization program which has been done since 2006in realityhas not yet given a significant change for the scout movement itself. This fact can be seen from the declining of interest of the youth and students in Indonesia to actively take a part in the scout activities; yet, it is claimed that there are 16. 374.299 members of Indonesia scout The focus of this research is the position of scout in stakeholders' perspective, and the strategy to reposition the scout movement as a media of youth leadership development Based on the research conducted in qualitative approach by using Positioning Criteria and Reposition Reasons Theory by Hem1awan Kertajaya (2004).
It is concluded that the stakeholders position scout movement only as an extracurricular activity at school or university, and they think that there is no importance for them to be actively involved in it The scout movement needs to do a reposition by applying PNU3P strategy (I. Pasar- Market; Enlarge the market target up to pre- 'siaga'' focus on "penegak" and "pandega" in educational base within society; 2. Nilai -Value; add the modernism ·values; 3. Unggul- Strong, show the streng by making a tagline; 4. Unik - Unique, demonstrate the uniqueness; 5. Ubah - Change, make changes on the attributes and create an interesting positioning statement; 6. Promosi - Promotion. do promotion through cooperation with other stakeholders).
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33500
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Puji Rahayu
"Tantangan bangsa Indonesia di masa depan membutuhkan hadirnya konsorsium kepemimpinan nasional dalam 3 (tiga) kelompok yaitu kelompok pemimpin politik, pemimpin masyarakat, dan pemimpin ekonomi. Kepemimpinan pemuda sebagai solusi dengan OKP sebagai iron stock mensyaratkan sistem pengembangan kepemimpinan yang komprehensif pada OKP. Sistem pengembangan kepemimpinan tersebut dilakukan untuk memenuhi kompetensi kepemimpinan pemuda. Kepemimpinan pemuda adalah konsorsium kepemimpinan yang memiliki karakteristik dan sifat yang idealis, dinamis, kreatif, proaktif dan responsif terhadap perubahan dalam kelompok kepemimpinan politik, kepemimpinan masyarakat, dan kepemimpinan ekonomi. Proses pengembangan kepemimpinan pemuda dilaksanakan dengan berbagai jalur pendidikan, pelatihan dan pengembangan baik formal, informal maupun aktivitas di lapangan. Model pengembangan yang utama dalam proses pengembangan kepemimpinan tersebut adalah melalui pelatihan yang didesain secara khusus. Model pengembangan tersebut mengacu pada model pelatihan kepemimpinan pemuda. Berdasarkan studi dokumen dan wawancara, dirumuskan kompetensi kepemimpinan pemuda yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) dimensi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap dimensi mengandung unit kurikuler yang dikembangkan untuk mencapai kompetensi kepemimpinan pemuda. Dirumuskan pula 10 materi dalam pelatihan yaitu ideologi, kepemimpinan, manajemen, organisasi, komunikasi, resolusi konflik, wawasan kebangsaan dan nasionalisme, wawasan internasional, dan kewirausahaan. Proses pelatihan kepemimpinan pemuda di gambarkan dalam model pelatihan kepemimpinan pemuda yang dilaksanakan dalam 3 (tahapan) yaitu tahap "kesadaran", tahap "interaksi", dan tahap "integrasi". Analisis terhadap 3 (tiga) OKP yaitu HMI, GMNI, dan GMKI menunjukkan bahwa secara umum sistem perkaderan di OKP masih menitikberatkan proses perkaderan yang menghasilkan kepemimpinan di bidang politik dan kemasyarakatan. Pengembangan kepemimpinan pemuda pada kelompok kepemimpinan ekonomi belum optimal.

The future challenge of Indonesia needs the concepts of national leadership divided into three groups; they are the politic leaders, society leaders, and economic leaders. Youth Leadership, as a solution, by using The Youth Leadership Organization as the iron stock requires the development of comprehensive leadership system in The Youth Leadership Organization. Those development leadership systems are realizable for filling the youth leadership competence. The youth leadership is a leadership consortium, which has characteristics and idealistic quality, dynamic, creative, proactive, and responsive of the changing in a politic leadership group, society leadership group, and economic leadership group. The process of development youth leadership is enforceable by using many education paths, trainings, and informal as well as formal development activities in the field. The main development model uses the specific designed training in the process of the leadership development. The model tends to the youth leadership-training model. Based on the documents research and interviews, the competence of youth leadership consists of three dimensions; they are cognitive, affective, and psychomotoric. Every dimension contains curricular units that developed to gain the youth leadership competency. It also explains ten subjects in the training; those are ideology, leadership, management, organization, communication, conflict resolution, nationality concept and nationalism, international concept and entrepreneurship. The model of leadership training illustrates the youth leadership inauguration, it is enforceable through three steps: "awareness", "interaction", and "integration". The analysis of three Youth Leadership Organization such as HMI, GMNI, and GMKI generally shows the system of cadre in Youth Leadership Organization still focuses on its process which is producing leadership in politics and society. The development of youngster leadership in the economic leadership group has not been optimum yet."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T 304.34 / 2009 (28)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saepuloh
"Dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan nasional sesuai dengan visi bangsa Indonesia menuju bangsa yang mandiri. rnaju, adi! dan makmur perlu didukung oleh komitmen dari kepemimpinan nasional yang kuat dan demokratis" Daiam kerangka ini dapat dipastikan bahwa peran serta kaum muda yang berkualitas sebagi · potential leader" di masa-depan akan sangat penting khususnya sebagai "driving force" pembangunan nasional.
Pentingnya kepemimpinan kaum muda dalam menunjang pembangunan nasional mensyaratkan kemampuan pemuda yang tidak hanya didapatkan dari pengalaman organisasi tetapi juga harus didukung oJeh kemarnpuan yang diperoleh secara sistematis dan terencana untuk menCetak seorang pemimpin yang handal dan berkuatitas.
Atas dasar pemikiran tersebut, sejak tahun 2007 dirintis dan direahsasikan pembentukan pusat kajian kepemimpinan kepemudaan dengan melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi X melalui Program Studi Pengkajian Ketahanan Nasional Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan sebagai sar,ana untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan pemuda. Oleh karena itu diperlukan suatu ana!isis berkaitan dengan program pendidikan kepemimpinan pemuda ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mellhat persepsi alumni terhadap program pendidikan kcpemimpimm pemuda dengan mclihat persepsi terhadap pengalaman belajar, persepsi terhadap kompetensi yang dikuasai setelah pendidikan dan relevansinya terhadap organisasi, serta pcrscpsi terhadap prinsip praktek-praktek kepemimpinan yang dipelajari dalam pendidikan dan pelaksanaannya dalam organisasi, Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara survey alumni denganjumlah srunpel penelitian sebanyak 30 orang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi alumni terhadap pengalaman pembelajaran yang berkontribusi terhadap kepemimpinan di dalam organisasi adalah pengalaman di masyarakat denganpersepsi dalam pengalaman proses belajar dinilai memuaskan oleh alumni. Untuk persepsi terhadap kompetensi lulusan dan relevansinya terhadap organiasasi menilai menguasai kompetensi dan adanya relevansi pada kategori sesuai dan untuk persepsi alumni terhadap praktek-praktek kepemimpinan berada pada kategori sesuai.

In realizing the success of national development in accordance with the vision of the Indonesian nation as an independent nation, progressive fair and prosperous society needs to be ba-cked by the commitment of strong national leadership and democratic. In this framework t::an he ascertained that the participation of young people who qualified as a "potential leader" in the future wilt be very important, especially as the "driving force" of national development
The importance of youth leadership in supporting national development requires the ability of young people who not only obtained from the experience of the organization but also to be supported by the ability acquired in a systematic and planned to print a reliable and qualified leaders.
On the basis of such consideration, since the year 2007 initiated and realized by the formation of youth ieadership studies center with a joint venture with X Higher Education through the National Resilience Studies in Strategic Leadership Development as a means to increase· youth leadership capacity. Therefore, it required an analysis of educational programs related to youth leadership.
This study aims to look at perceptions of graduates of the youth leadership education programs by looking at perceptions of the learning experience, perception of competence is mastered after education and its relevance to the organization. and perception of the principles of leadership practices that arc learned in education and its implementation within the organizution. This study uses a quantitative approach by surveying graduates wirh the number of samples is 30 people.
Based on research results indicate that the perception of gradt.mtes of ieaming experiences that contribute to leadership in the organization is the experience in the community with the perception in the learning experience is considered satisfactory by the alumni. For the perception of the competence of graduates and the relevance to the organization assess the competence and the relevance of mastering are in the appropriate category) and for graduates perceptions of leadership practices are in the appropriate category.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33526
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Pratama Nugraha
"Pemuda merupakan komponen penting bagi Indonesia saat memasuki fase bonus demografi. Menurut Ngurah (2013), peran pemuda adalah untuk mempersiapkan kepemimpinan masa depan. Kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan sebuah organisasi atau komunitas. Pada tahun 2015, di Kota Bandung berdiri sebuah komunitas yang fokus pada pembinaan pemuda yakni Komunitas Gerakan Pemuda Hijrah atau Komunitas Shift yang didirikan oleh Tengku Hanan Attaki. Penelitian ini bertujuan menganalisa perkembangan seperti apa yang terjadi pada Komunitas Shift dan juga Gaya Kepemimpinan seperti apa yang diterapkan oleh Tengku Hanan Attaki di Komunitas Shift  ini. Thoha (2001) berpendapat bahwa istilah gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan oleh seorang pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya. Penelitian menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil analisa, penulis menyimpulkan bahwa saat ini Komunitas Shift mengalami perkembangan yang baik dalam waktu yang tidak terlalu lama sejak didirikan. Terlihat dari jumlah program kerja yang cukup banyak dan terlaksana dengan baik yang selalu mampu menarik jumlah peserta yang hadir di setiap program yang mereka adakan serta dinilai dari jumlah pengikut di sosial media khususnya Instagram dan Youtube. Faktor kepemimpinan Tengku Hanan Attaki sangat berpengaruh dalam hal ini.  Tengku Hanan Attaki telah menjalankan Gaya Direktif, Gaya Partisipatif dan Gaya Orientasi Prestasi menurut Teori House serta Gaya Konsultasi menurut Teori Hersey dan Blanchard. Kepemimpinan Tengku Hanan Attaki juga telah menjalankan beberapa prinsip dalam empat dimensi kepemimpinan transformasional menurut Teori Bernard Bass.

Youth is an important component for Indonesia when entering the bonus demographic phase. According to Ngurah (2013), the role of youth is to prepare for future leadership. Leadership is very closely related to an organization or community. In 2015, in Bandung City stood a community that focused on youth development namely the Hijrah Youth Movement Community or Shift Community founded by Tengku Hanan Attaki. This study aims to analyze developments such as what happened to the Shift Community as well as the Leadership Style as applied by Tengku Hanan Attaki in this Shift Community. Thoha (2001) argues that the term leadership style is a method used by a leader in influencing his followers. The study used a qualitative method of case study approach using interview, observation and documentation techniques. The results of the analysis, the authors conclude that the Shift Community is currently experiencing good development in short time since it was founded. It can be seen from the number of work programs that are quite numerous and well implemented which are always able to attract the number of participants participated in each program they hold and are judged by the number of followers on social media especially Instagram and Youtube. The leadership factor of Tengku Hanan Attaki was very influential in this matter. Tengku Hanan Attaki has carried out the Directive Style, Participatory Style and Achievement Orientation Style according to House Theory and Consultation Style according to Hersey and Blanchard Theory. Tengku Hanan Attaki's leadership has also carried out several principles in the four dimensions of transformational leadership according to Bernard Bass's Theory."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmalita
"Tesis ini membahas tentan hubungan antara aspirasi karir terhadap proses pengembangan kepemimpinan pemuda dengan menjadikan objek penelitian pada empat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), yaitu Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Pusat, Youth Leadershp Center (YLC), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Depok, dan Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (IPRMI). Dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner ditemukan bahwa hubungan hubungan aspifasi karir dalam proses pengembangan kepemimpinan adalah signiiikan. Sehingga dalam menciptakan kepemimpinan yang terus berkesinambungan peneliti menyarankan agar penerapan aspirasi karir dapat diperhatikan oleh para pemimpin OKP.

This thesis discuss the relation of the career aspiration toward the process of the youth leadership development program by using four youth organizations as the research object, which are the national- board of the Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Youth Leadership Center (YLC), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) in Depok, and Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMD. With quantitative approach and questionnaire method in gathering the data, it is concluded that the relation of the career aspiration toward the process of the youth leadership development program is significant. Therefore, in creating a sustainable leadership, the researcher suggests that the application of the career aspiration can be concerned by the leaders of the youth organizations."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29427
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Misrakandi
"Fokus penelitian ini adalah Strategi Revitalisasi Gerakan Pramuka dalam Pengembangan Kepemirnpinan Pemuda terkait erat dengan program-program yang dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka. Penelitian ini menggunakan teori revitalisasi dari Gouilartn dan Kelly (1995) yang diarahkan untuk lebih mendekatkan program dengan linglcungan stakeholders dalam hal ini pemuda dan anggota pramuka melalui Pencapaian Fokus Pasar, Penciptaan Bisnis Baru, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi. Revitalisasi Gerakan Pramuka dalam Pengembangan Kepemimpinan Pemuda menjadi sebuah prioritas sehingga proses pembinaan dan pengembangan kepernimpinan pemuda menjadi lebih terarah dan tepat sasaran berlandaskan kcbutuhan dan harapan pemuda sebagai pemimpin saat ini dan masa depan.

The focus of this research is the Scout Movement Revitalization Strategy in the Youth Leadership Development is closely related to the programs implemented by the Scout Movement. This study uses the theory of revitalization Gouilartn and Kelly (1995) is directed to approach the program with more environmental stakeholders in this case the youth members and scouts through Achievement Focus Market, New Business Creation and Utilization of Information Technology. Revitalization Movement in the Scout Youth Leadership Development as a priority so that the process of guidance and leadership development of youth to become more effective and targeted on the needs and expectations of youth as leaders at this time and the future."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lativ Shaykhoni
"Pengembangan kepemimpinan pemuda di sektor kebaharian sebagai salah satu bidang yang menjadi bagian penting dari suatu ketahanan negara mengingat Indonesia adalah negara maritim yang memiliki lautan 2/3 lebih luas daripada daratan. Program Kapal Pemuda Nusantara tahun 2012 menjadi salah satu strategi pengembangan kepemimpinan pemuda dalam mencapai ketahanan bahari nasional. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis kepemimpinan di sektor kebaharian Indonesia dan menganalisis strategi pengembangan kepemimpinan pemuda di sektor kebaharian dalam mempertahankan ketahanan bahari nasional dengan studi kasus program Kapal Pemuda Nusantara KPN tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan strategi pengembangan kepemimpinan pemuda pada program Kapal Pemuda Nusantara KPN tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan kepemimpinan pada program KPN tahun 2012 belum berjalan maksimal yang didasari beberapa hal, diantaranya : belum ada database purna program sebagai media pengawasan pasca kegiatan, perlunya pembenahan dalam sistem seleksi daerah untuk memilih peserta yang memiliki minat khusus di bidang kepemimpinan di sektor kemaritiman, dan belum adanya kegiatan pre-departure training sebagai kegiatan pemahaman sebelum program, serta kegiatan post-program sebagai media evaluasi purna program secara berkelanjutan.

Youth leadership development in the maritime sector as one of the area that is an important part of a country 39 s resilience considering that Indonesia is a maritime country that has an ocean 2 3 wider than the mainland. Youth Ship Archipelago Program in 2012 became one of the youth leadership development strategy in achieving national marine resilience. This thesis aims to analyze the maritime sector leadership in Indonesia and analyze strategy for leadership development of youth in the maritime sector in maintaining the resilience of marine national, case study in Youth Ship Archipelago Program KPN in 2012. This study used qualitative methods to describe the strategy for leadership development of youth in the Youth Ship Archipelago Program KPN in 2012. The results showed that the strategy of leadership development has not maximal which is based on several things, including no database as a media to monitoring the post activity program, the need for improvements in the system the selection area to select participants who have a special interest in the areas of leadership in the maritime sector, and the lack of pre departure training activities as the activities of prior understanding of the program and post program activities as a full evaluation of media programs.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayah Sukmaraga
"Dalam mewujudkan cita-cita Nasional yang terdapat di dalam pembukaan UUD 1945 maka Indonesia membutuhkan Pemimpin Bangsa yang memiliki Ideologi yang sesuai dengan Konstitusi dan mewarisi nilai-nilai yang diamanatkan oleh para Pendiri Bangsa. Pemuda sebagai Calon Pemimpin Masa Depan harus dipersiapkan untuk mewujudkan hal tersebut. Untuk mendapat nilai-nilai yang dapat dijadikan dasar Pengembangan Kepemimpinan Pemuda ini, maka dilakukan analisis terhadap Pidato Sukarno 1 Juli 1945 tentang "Lahirnya Pancasila". Nilai-nilai ini diharapkan dapat ditanamkan pada generasi muda dan dapat menjadi dasar dalam Pengembangan Kepemimpinan Pemuda di Indonesia sehingga dapat menggantikan nilai-nilai (liberalisme,individualisme dan kapitalisme) yang merupakan pengaruh dari Globalisasi saat ini.

In realizing national ideals contained in the preamble to UUD 1945, Indonesia requires a leader who has the ideology of the Nation in accordance with the Constitution and the inherited values that are mandated by the Founders of the Nation. Youth as Future Leaders Candidates should be prepared to make this happen. To get the values that can be used as the basis of the Youth Leadership Development, then performed an analysis of the July 1, 1945 Sukarno's speech on "Lahirnya Pancasila". These values are expected to be inculcated in young people and can be the basis of the Youth Leadership Development in Indonesia so it can replace the values (liberalism, individualism and capitalism) which is the effect of globalization today.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Surtina
"Studi ini merupakan evaluasi kinerja program pengembangan olahraga pemuda oleh Lembaga Pedang Mas (Pemuda Bangkit Mandiri Sejahtera) untuk strategi pencegahan konflik. Evaluasi dilakukan bertujuan sebagai acuan bagi pengelola untuk pengembangan program kedepannya. Alat evaluasi yang tepat digunakan adalah Analytical Categories untuk mengukur aspek relevansi, efektivitas, dampak, keberlanjutan, dan analisis SWOT dalam menilai kinerja tata kelola program. Adapun, penilaiannya didapatkan dari penerima manfaat, dan tata kelola dari pengelola program. Hasil temuan evaluasi menunjukkan aspek yang paling memiliki kesesuaian yakni aspek relevansi dan aspek dampak. Dari aspek relevansi, program sesuai dengan kebutuhan pemuda yang mengalami hambatan infrastruktur dan fasilitas penunjang olahraga tidak layak. Program dapat mewadahi produktifitas pemuda dengan mencegah potensi terjadi konflik melalui perkumpulan pemuda, yang mengarah kepada kenakalan seperti, meminum-minuman keras, berjudi, mencuri dan tindakan kriminalitas. Kemudian, dari aspek dampak, program dapat mencegah perilaku destruktif pada pemuda yang dapat mengarah pada kriminalitas ataupun permasalahan yang lebih besar. Olahraga berperan sebagai wadah untuk menciptakan kondisi kondusif, dengan demikian pengembangan olahraga tepat bagi pemuda sebagai sarana konstruktif, khususnya pada daerah yang memiliki potensi konflik tinggi.

This study is an evaluation of the performance of the youth sports development program by the Pedang Mas Institute for conflict prevention strategies. The evaluation is carried out as a reference for managers for future program development. The right evaluation tool used is Analytical Categories to measure aspects of relevance, effectiveness, impact, sustainability, and SWOT analysis in assessing program governance performance. Meanwhile, the assessment is obtained from the beneficiaries, and the governance is from the program manager. The evaluation findings show that the aspects that have the most conformity are aspects of relevance and aspects of impact. From the aspect of relevance, the program is in accordance with the needs of young people who experience obstacles to infrastructure and inadequate sports support facilities. Programs can accommodate youth productivity by preventing potential conflicts through youth associations, which lead to delinquency such as drinking, gambling, stealing, and criminal acts. Then, from the aspect of impact, the program can prevent destructive behavior in young people that can lead to crime or bigger problems. Sport plays a role as a forum to create conducive conditions. Thus, the development of sports is appropriate for young people as a constructive means, especially in areas that have high potential for conflict."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Agustina
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis proses kaderisasi kepemimpinan yang dilakukan oleh Karang Taruna di wilayah DKI Jakarta serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara, kaji pustaka, dan penelusuran dokumen penelitian. Penelitian ini menjelaskan kaderisasi kepemimpinan yang dilakukan oleh Karang Taruna tingkat Kelurahan, Forum Pengurus Karang Taruna tingkat Kecamatan, tingkat Kota, sampai tingkat Provinsi di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Analisis dilakukan menggunakan tahapan succession planning yang diutarakan oleh Matan (2010). Hasil penelitian menyarankan bahwa kaderisasi kepemimpinan di Karang Taruna harus terus dioptimalkan melalui konsolidasi yang baik di antara pengurus Karang Taruna. Terutama dengan lebih mengoptimalkan lagi proses rekrutmen, seleksi, serta pengembangan dan pelatihan kepemimpinan.

This study aims to analyze leadership regeneration process carried out by Karang Taruna in DKI Jakarta area as well as to determine its influence factors. The data in this study collected through interviews, literature review, and document research. This study describes the leadership regeneration carried out by Karang Taruna at Village level, Forum Pengurus Karang Taruna at District level, State level, to the Provincial level in the DKI Jakarta area. This study is a descriptive qualitative research design. Analyses were performed using succession planning steps expressed by Matan (2010). The result of this study suggests that the leadership regeneration carried out by Karang Taruna should be optimized through good consolidation among Karang Taruna members. Especially with further optimizing the recruitment process, the candidate selection, and also the development and training future leaders."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>