Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110024 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mulyani
"Kematian akibat stroke semakin meningkat, diperkirakan 5,5 juta orang meninggal di seluruh dunia karena stroke dan diperkirakan pada tahun 2020 penyakit stroke akan menjadi penyebab terbanyak kasus kematian di dunia. Di Indonesia, berdasarkan laporan `Dltjen Yanfnedik Depkes RI bahwa penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit adalah atroke. Penclitian tentang ketahanan hidup pasien stroke dan faktor yang mernpengarnhinya akan dapat bermanfaai dalam melakukan pencegahan dengan cara mengendalikan falctor-faktor yang mernpengaruhinya sehingga angka kematian karena penyakit ini dapat dikurangi.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya probabilitas ketahanan hidup 1 tahmm pasicn stroke yang dirawat inap di RS Cipto Mangunkusmno Jakarta tahun 2003 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Desain penclitian ini adajah kohort retrospektif pada 375 subyek dengan menggunakan data rekam medik pada diagnosis tahun 2003 yang diikuti selama l tahun.
Hasil penelitian ini menmmjukkan bahwa probabilitas ketahanan hidup 1 tahun pasien stroke tergantung pada tipc stroke, tcmpat rawat dan penyakitjantung setelah dikontrol oleh variabel Umur. Probabilitas ketahanan hidup 1 tahun pasien stroke yang mcngalami serangan pertama tergantung pada tipe stroke, tempat rawat dan Penyakit Jantung. Probabilitas ketahanan hidup 1 tahun pada tipe stroke iskemik sebesar 63,7 % dcngan median 52 minggu sedangkan pada tipe stroke hemoragik scbesar 22,9% dengan median 4 minggu. Probabllitas ketahanan hidup 1 tahun pada tcmpat rawat Unit Stroke sebesar 70,4 % dengan median 52 xninggu sedangkan pada Ruang Neurologi sebesar 36,9 % dengan median 17 minggu. Pmbabilitas Ketahanan Hidup 1 tahun Pasien Stroke yang penyakitjanttmg 37,7% dengan median 12 minggu sedangkan tidak penyakit jantung 53,2% dengan median 52 minggu. Didapatkan hubungan yang bennakna antara Variabei Tipe Stroke, Variabel Tempat Rawat dan Variabel Penyakit Jantung dengan ketahanan hidup 1 tahun pasien stroke yang mengalarni serangan pertama kali seteiah dikontrol oleh Variabel Umur (Tempat Rawat: p=0.000, HR=2.77, CI =l.73-4.43; -Tipe stroke: p=0.000, HR=3.03, CI = 2.16-427; Penyakitjantung: p=o.os, I-[R=l.38, CI=0.98-l.9t). \
Berdasarkan penelitian disarankan kepada Direktur RSCM untuk meningkatkan standar penanganan pasien stroke yang ideal di seluruh bangsal seperti yang ada di Unit Stroke, meningkatkan kemampuan tim kesehatan khususnya perawat-perawat mahir stroke yang bersertinkat. Kepada Depkes agar dapat mengupayakan adanya kesinambungan antara perawatan pasien stroke di rumah sakit dan sepulangnya pasien dari mmah sakit dengan membuat rujukan ke Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan primer sehingga penoegahan stroke berulang dapat segera dilakukan dan angka kematian stroke dapat dikurangi. Kepada peneliti lain agar melakukan penelitian ketahanan hidup pasien stroke dengan desain dan analisis yang sama namun periode waktunya lebih lama ( S atau 10 tahun).

Death effect of stroke progressively mount, to be estimated by 5,5 million people die in all the 'world because stroke and estimated in the year 2020 stroke disease will become cause many death case in the world. In Indonesia, according to the report of Ditjen Yanmedik Depkes RI 2001 that especial disease of death cause at hospital is stroke. Research about survival stroke patient and factor influencing it will be able to be useful in conducting prevention by controling factors influencing it so that mortality because this disease can lessen.
The goals of this research is knowing of survival probability 1 taken care of to stroke patient year lodge in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta year 2003 and factors influencing it. this Research dcsain is retrospektif kohort at 375 subyek by using data medical record at] diagnosed by year 2003 followed by during l year.
Result of this research indicate that survival probability I year stroke patient depend on stroke type, place take care of and heart sickness after controlled by Age variable. Probability survival 1 year stroke patient of first attack depend on stroke type, place take care of and Heart Sickness. Probability survival l year at iskemik stroke type equal to 63,7 % with median 52 week while at hemoragik stroke type equal to 2?.,9% with median 4 week. Probabilitysurvival 1 year at place take care of Unit Stroke equal to 70,4 % with median 52 week while at Neurology ward equal to 36,9 % with median 17 week. Probability survival 1 Patient Stroke year which is heart sickness 37,7% with median 12 week while no heart sickness 53,2% with median 52 week. Having relation significantly between Variable Type Stroke, Variable Place Take care of and Variable Heart Sickness with survival lyaer stroke patient of attack first time after controlled by Variable Age ( Place Take care of: p=0.000, I-lR=2.77, CI = 1.73-4.43; Stroke type: p=0.000, HR=3.03, CI = 2.16-4.27; Heart sickness: p = 0.05, HR=1.38, CI = 0.98-1.91).
According to this research is suggested to Director RSCM to increase ideal stroke patient handling standard in all ward such as those which in Unit Stroke, improving ability of health team specially skilled nurse of stroke which is have certificate. To Depkcs can strive the existence of continuity among/between treatment of ill stroke patient at hospital and home care by making reference to Puskesmas as service unit health of primary so that prevention of recurrence stroke immediately be done and stroke mortality can lessen. To other researcher doing research of survival stroke patient with is same analysis and desain but its longer time period ( 5 or 10 year).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswaldi Ahmad
"Otomikosis telah lama diketahui sebagai salah satu penyakit infeksi liang telinga yang disebabkan jamur. Penyakit ini umumnya dijumpai di daerah tropik atau sub tropik oleh sebab itu penelitian tidak banyak dilakukan di negara barat . Suatu survey pada kepustakaan di Inggris menunjukkan bahwa otomikosis tidak pernah menempati urutan terdepan diantara penyakit-penyakit telinga lainnya di negara tersebut. Hal ini disebabkan antara lain karena kebanyakan para ahli beranggapan bahwa disamping jarang didapati, penyakit ini juga dapat diobati dengan Cara sederhana menggunakan beberapa preparat yang telah tersedia.
Sebaliknya penelitian penyakit ini banyak dilakukan oleh para ahli di daerah tropik seperti Mesir, India, Birma, Pakistan, Bahrain dan Israel disamping penelitian oleh beberapa ahli di Indonesia. Para peneliti Amerika baru tertarik akan penyakit ini setelah banyak diantara prajurit Amerika yang baru pulang dari daerah tropik menderita otomikosis.
Di Indonesia yang beriklim tropik, penyakit ini juga sering ditemukan tetapi penelitian yang dilakukan belum banyak. Para peneliti dalam dan luar negeri mendapatkan infeksi jamur di liang telinga sering bersamaan dengan infeksi bakteri tetapi sampai sekarang belum didapat kata sepakat apakah kuman atau jamur yang merupakan penyebab primer.
Faktor-faktor yang disebutkan berperanan dalam timbulnya otomikosis antara lain : kontaminasi jamur, suhu dan kelembaban?."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dieta Nurrika
"Ovarian cancer is one of the largest cause of death in women. It is often refered to as the silent killer because the symtoms remain unseen to the patient. The number of ovarian cancer cases varies in each country. For example, the rate of ovarian cancer in counties such as Asia and Africa lower rather than in most industrialized countries like Europe and North America, Rate of Epithelial ovarian cancer in women ages 45-49 was 16.4 cases per 100,000 people. The risk of being diagnosed increases with age. The risk more than doubles in women 60 and over with 40 cases per 100,000, and the highest rate at 61 cases to 100,000 is in the age group of women 80-84. Currently, informaiion regarding ovarian cancer in Indonesia is limited, but Dharmais Cancer Hospital found about 30 new cases of ovarian caricer every year.
The purpose of this study is to determine the probability of serum albumin levels in the survivors of epithelial ovarian cancer at Dharmais Cancer Hospital in Jakarta in 1996-2004. Design study is retvospective cohort usirg secondary data epithelial ovarian cancer patients at Dharmais Cancer Hospital. The study uses observations of 48 patients from the time of their diagnotion until they are cured, their death or they lost to follow up.
The data were analyzed using survival analysis. The resu!ts shows that overall probability five-year survival in patients with epithelial ovarian cancer at the Dharmais Cancer Hospital Jakarta in 1996-2004 is 26.2%. the probability of patients surviving five years on the serum albumin with > 3.6 mg / dl was 36.1% whichis higher than those of patients with serum albumin <3.6 mg / di at 15.7%. After controled by stage of the cancer, the ascites and hemoglobin levels of the patients with an albumin level of < 3.6 mg / dl had a risk of death 7.979 times higher than with an a!tumin fevel > 3.6 mg / dl. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33368
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Cherkayani Sejati
"Efusi pleura ganas (EPG) sebagai bentuk perluasan dari keganasan sering muncul pada penderita kanker paru, mempersulit penatalaksanaan kanker paru, dan membuat prognosis pasien memburuk dengan rerata angka ketahanan hidup 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan EPG di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 2009-2013. Desain penelitian ini adalah kohort longitudinal dengan analisis univariat dan ketahanan hidup. Sampel penelitian ini adalah pasien kanker paru dengan EPG (stadium IIIB atau IV) dari metastasis kanker paru berdasarkan pemeriksaan sitologi atau biopsi dan memiliki rekam medik lengkap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur pasien adalah 58,73 tahun, berjenis kelamin laki-laki, tidak merokok, dan status pekerjaan terbanyak adalah pensiunan. Mayoritas pasien mengeluhkan gangguan respirasi saat pertama berobat, memiliki jenis sel kanker adenokarsinoma, sudah mencapai stadium IV, dan lokasi efusi berada di paru-paru kanan. Sekitar 68.5% pasien bertahan hidup 6 bulan setelah diagnosis dan median survival adalah 12,5 bulan. Diharapkan ada KIE bagi masyarakat, terutama terkait kebiasaan merokok dan ditujukan untuk populasi berisiko, mengenai kanker paru untuk mengurangi jumlah pasien yang baru berobat setelah kanker mencapai stadium lanjut.

Malignant pleural effusion (MPE) often appears in patients with lung cancer and deteroriates prognosis of patients with mean survival rate of 6 months. This study aims to look at the characteristics and survival of lung cancer patients with MPE (stage IIIB or IV) at Dharmais Cancer Hospital Jakarta in 2009-2013. Study design was longitudinal cohort with univariate and survival analysis. Sample was lung cancer patients with metastatic MPE based on cytology test or biopsy with complete medical record.
Results showed average age of patients was 58.73; most were male, nonsmoker, and pensioner. Majority of patients had respiratory disorder, adenocarcinoma cancer type, reached stage IV, and effusion in the right lung. Approximately 68.5% of patients surviving 6 months after diagnosis and median survival were 12.5 months. IEC is needed for community; especially population with lung cancer risk, to help reducing number of new patients seeking treatment after cancer reaches advanced stage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Dzulita Nurdin
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tingkat pengetahuan keluarga terhadap kepatuhan pemberian terapi Antiretroviral pada klien HIV/AIDS di Pokdisus RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Desain penelitian yang digunakan deskriptif korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah kelompok keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita HIV/AIDS yang sedang dalam pengobatan Antiretroviral. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 30 orang. Data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh setiap responden. Instrumen yang digunakan terdiri dari data demografi dan pertanyaan tentang pengetahuan keluarga serta kepatuhan pasien. Setelah data terkumpul dianalisa dengan statistik univariat dan bivariat. Untuk menguji adanya perbedaan bermakna dilakukan uji hipotesa dua arah dengan derajat kemaknaan 0,05, hasil hipotesa didapatkan tidak adanya pengaruh yang bermakna antara tingkat pengetahuan keluarga terhadap kepatuhan klien dalam kepatuhan pengobatan Antirefroviral."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5536
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Wandasari Singgih
"Infeksi HIV dan penyakit AIDS saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Sejak awal abad ke 21 peningkatan jumlah kasus semakin mencemaskan di Indonesia. Penyebaran infeksi HIV biasanya terjadi pada perilaku seksual, tetapi beberapa tahun belakangan ini resiko penularan lebih banyak terjadi pada pengguna narkoba suntik.
Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan 164 sampel dan dilakukan selama juli-september 2012 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cara penularan terhadap ketahanan hidup 9 tahun pasien HIV/AIDS di RS Kanker Dharmais Jakarta Tahun 2003-2011 setelah dikontrol oleh variabel lain, dengan faktor confounding yaitu jumlah CD4, infeksi oportunistik, jenis kelamin, usia, status pernikahan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan daerah tempat tinggal. Data penelitian diperoleh melalui data rekam medis RS. Data dianalisis dengan menggunakan analisis survival metode kaplan meier dan dilanjutkan dengan analisis multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas kumulatif ketahanan hidup secara umum pada pasien HIV/AIDS cukup baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar CD4 terhadap ketahanan hidup (nilai p=0,03) dan infeksi oportunistik terhadap ketahanan hidup (nilai p=0,00. Faktor infeksi oportunistik dan jumlah CD4 memiliki hubungan dengan cara penularan untuk mempengaruhi ketahanan hidup 9 tahun pasien HIV/AIDS dan terbukti sebagai faktor confounding. Sedangkan faktor counfounding lain tidak menunjukkan adanya hubungan terhadap ketahanan hidup 9 tahun pasien HIV/AIDS.
Hal yang disarankan adalah menekankan penatalaksanaan yang lebih intensif terhadap pencegahan infeksi oportunistik pada pasien yang sudah positif HIV.

HIV and AIDS infection has been a pandemic health problem. Since the beginning of 21 century, case increasing in Indonesia has so disquiet. Infection transmission of HIV commonly happen to sexual activity, but the risk of transmission in drug user become more increase recently years.
This research use cohort retrospective design with 164 samples as long july until novemver 2012 which have purpose for knowing the relationship between transmission way to 9 years survival of HIV/AIDS patient at Dharmais Cancer Hospital, Jakarta 2003-2011 after adjustment with other variables. And also will discuss about CD4, opportunistic infection, other treatment history, sex, age, marriage state, type of occupations, education level, and domicile. Research data get from hospital medical record. Analized data use Kaplan meier survival analysis until multivariate test.
Research result show that survival cumulative probability of HIV/AIDS patients in generally is good. And also, there is a significant relation between CD4 to survival (Pvalue =0.03) and opportunistic infection to survival (Pvalue = 0.001). Opportunistic infection and CD4 proved as confounding factor between transmission way to survival. While, the other confounding factors haven’t significant relationship to 9 years survival of HIV/AIDS patients.
Recommended suggestion is to accentuating management for opportunistic infection prevention.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Gayatri
"Kematian akibat kanker di dunia semakin meningkat baik di negara maju maupun berkembang. Di Indonesia, data menunjukkan hal yang serupa. Badan Litbangkes melaporkan bahwa berdasarkan hasil laporan laboratorium Patologi Anatomi tahun 1990, kanker serviks menempati urutan pertama dari 3 kanker yang tersering dijumpai. Registrasi kanker di Indonesia yang berdasarkan kependudukan belum ada Berita penelitian yang berkaitan dengan ketahanan hidup kanker serviks sangat kurang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan stadium klinik dengan ketahanan hidup 5 tahun pada pasien kanker serviks setelah dikontrol oleh variabel konfounding. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif pada 451 subyek penelitian dengan mengunakan data rekam medis pada diagnosis tahun 1993-1996 yang diikuti selama 5 tahun. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa probabilitas ketahanan hidup 5 tahun pasien kanker serviks dengan stadium I sekitar 70%, stadium II sekitar 37,4%, stadium III sekitar 12,4%, dan stadium IV pada tahun kedua sudah menjadi 0%. Pada kadar Hb 10 gr/dl dan dikontrol oleh besar tumor dan jenis histologik maka peluang untuk meninggal pada stadium II sebesar 2,7 kali, Pada stadium III sebesar 19,2 kali. sedangkan stadium IV sebesar 6,6 kali dibandingkan dengan stadium I. Pada kadar Hb 10 gr/dl dan dikontrol oleh besar tumor dan jenis histologik maka peluang untuk meninggal pada stadium II sebesar 0,6 kali. pada stadium III sebesar 3.08 kali, sedangkan stadium IV sebesar 6,6 kali dibandingkan dengan stadium I, Berdasarkan hasil penelitian ini kepada masyarakat, disarankan untuk melakukan pemeriksaan dini. Kepada petugas rumah sakit dan pembuat kebijakan untuk melakukan promosi yang berkelanjutan tentang pentingnya pemeriksaan dini kanker serviks. Secara umum, juga disarankan agar dimulai registrasi kanker berdasarkan kependudukan untuk mempermudah penelitian yang berkaitan kanker terutama kanker serviks.

Cancer deaths in the world are increasing in both developed and developing countries. In Indonesia, data shows something similar. The Health Research and Development Agency reported that based on the results of the 1990 Anatomical Pathology laboratory report, cervical cancer ranks first out of 3 most common cancers. Cancer registration in Indonesia based on population does not yet exist. Research news related to cervical cancer survival is very lacking. The purpose of this study was to determine the relationship between clinical stage and 5-year survival in cervical cancer patients after being controlled by confounding variables. The design of this study was a retrospective cohort of 451 research subjects using medical record data at diagnosis in 1993-1996 which was followed for 5 years. The results of this study concluded that the probability of 5-year survival of cervical cancer patients with stage I is around 70%, stage II around 37.4%, stage III around 12.4%, and stage IV in the second year has become 0%. At Hb levels of 10 gr/dl and controlled by tumor size and histological type, the chance of dying in stage II is 2.7 times, in stage III it is 19.2 times. while stage IV is 6.6 times compared to stage I. At Hb levels of 10 gr/dl and controlled by tumor size and histological type, the chance of dying in stage II is 0.6 times. in stage III it is 3.08 times, while stage IV is 6.6 times compared to stage I. Based on the results of this study, it is recommended to the public to conduct early examinations. To hospital staff and policy makers to carry out ongoing promotion of the importance of early cervical cancer examinations. In general, it is also recommended to start cancer registration based on population to facilitate research related to cancer, especially cervical cancer.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indang Trihandini
"Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab utama kematian wanita.
Dalam kasus kanker, jumlah serum albumin adalah indikator prognostik
bertahan hidup yang penting, sementara probabilitas global pasien kanker
ovarium dengan serum albumin ≥ 3,6 g/dL dan ≤ 3,5 g/dL untuk bertahan
hidup lima tahun masing-masing 23% and 10%. Namun di Indonesia, keta-
hanan hidup pasien-pasien kanker ovarium epithelial belum diteliti secara
intensif. Penelitian yang dilaporkan ini bertujuan untuk menentukan proba-
bilitas ketahanan hidup pasien-pasien kanker ovarium epithelial menurut
tingkat serum albumin tertentu. Dengan menggunakan rancangan studi ko-
hort retrospektif dan analisis ketahanan hidup, 48 orang pasien Rumah
Sakit Kanker Dharmais Jakarta diamati sejak pertama kali mereka didiag-
nosis kanker ovarium epithelial sampai sembuh, meninggal atau tidak da-
pat ditindaklanjuti lagi. Ditemukan bahwa selama tahun 1996-2004, secara
umum probabilitas pasien dengan bertahan hidup lima tahun adalah 26,2%.
Secara spesifik, probabilitas pasien dengan serum albumin ≥ 3,6 mg/dL dan
< 3,6 mg/dL untuk bertahan hidup lima tahun masing-masing 36,1% dan
15,7%. Jika dikontrol dengan stadium kanker, kadar asite dan hemoglobin,
risiko mati pasien karena kanker ovarium epithelial dengan kadar serum al-
bumin < 3,6 mg/dL ternyata 2,077 kali lipat daripada pasien dengan serum
albumin ≥ 3,6 mg/dL. Disimpulkan bahwa di Indonesia ketahanan hidup li-
ma tahun pasien-pasien kanker ovarium epithelial lebih tinggi daripada
tingkat global.
Ovarian cancer is one of the largest causes of death in women. In cancer,
albumin serum level is an important prognostic indicator of survival, where-
as globally the probability of ovarian cancer patient with serum albumin ≥
3,6 g/dL and ≤ 3,5 g/dL to survive for five years is 23% and 10%, respec-
tively. In Indonesia, however, the survival of epithelial ovarian cancer patient
with respect to serum albumin level has not been investigated intensively.
The present study was to determine the probability of epithelial ovarian can-
cer patients to survive for five years at particular level of serum albumin.
Using retrospective cohort design with survival analysis, 48 patients of the
Dharmais Cancer Hospital Jakarta were observed from the time when the
epithelial ovarian cancer was first diagnosed until they were cured, death,
or lost to follow up. The results showed that during 1996-2004 the overall
probability of five-year survival was 26,2%. Specifically, the probability of pa-
tients to survive for five years at serum albumin level ≥ 3,6 mg/dL and < 3,6
mg/dL was 36,1% and 15,7%, respectively. When the cancer stages, as-
cites, and hemoglobin level were controlled, risk of death from epithelial
ovarian cancer of the patients with an albumin level of < 3,6 mg/dL was
2,077 fold higher than those with an albumin level of ≥ 3,6 mg/dL. It is con-
cluded that in Indonesia the five-year survival probability of epithelial ovari-
an cancer patients is higher than that the global rate."
Universitas Indonesia, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Syafitri
"Stroke iskemik menduduki urutan pertama dalam daftar 10 penyakit terbanyak di RS Pusat Otak Nasional (RSPON) tahun 2016-2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui probabilitas ketahanan hidup satu tahun pasien stroke iskemik yang dirawat di RSPON tahun 2016-2017 berdasarkan fase perawatan awal dan tingkat keparahan penyakit. Rancangan penelitian ini adalah kohort retrospektif. Populasi penelitian ini adalah pasien stroke iskemik yang dirawat di RSPON periode 1 Januari 2016 sampai 31 Desember 2017. Sampel terpilih sebanyak 232 pasien dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas ketahanan hidup satu tahun pasien stroke iskemik di RSPON adalah 58,2%. Regresi cox ganda menunjukkan bahwa setelah dikontrol oleh status gangguan jantung maka pasien dengan tingkat keparahan penyakit mengancam jiwa memiliki risiko mengalami kematian 4,484 kali dibanding pasien yang tidak memiliki gejala stroke.

Ischemic stroke ranks first on the list of 10 most diseases at the National Brain Center Hospital (RSPON) in 2016-2017. This study aims to determine the probability of one-year survival of ischemic stroke patients admitted to RSPON in 2016-2017 based on the initial treatment phase and the severity of the disease. The design of this study was a retrospective cohort. The population of this study was ischemic stroke patients admitted to RSPON for the period of January 1, 2016, until December 31, 2017. A total of 232 patients were selected by observing the inclusion and exclusion criteria. The results showed that the probability of one-year survival of ischemic stroke patients at RSPON was 58.2%. Multiple cox regression showed that after being controlled by heart disease status, patients with life-threatening disease severity had a risk of experiencing 4,484 deaths compared to patients with no symptoms of stroke."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>