Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Sugiarto
"ABSTRAK
Tumpahan minyak mentah (sludge oil) di sepanjang pantai Majene pada tanggal
11 Januari 2009 menyebabkan kerusakan lingkungan dan berdampak negatif
terhadap sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui
sejauh mana dampak dan seberapa besar nilai kerugian sosial-ekonomi
masyarakat yang ditimbulkan oleh tumpahan minyak mentah serta intervensi apa
yang harus dilakukan terhadap dampak tersebut sebagai bagian dari upaya
pembangunan berkelanjutan pesisir Majene. Metode penelitian yang digunakan
adalah ekspost facto, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
kualitatif dianalisis secara deskriptif analitik, sementara pendekatan kuantitatif
dianalisis dengan analisis citra dan analisis valuasi ekonomi berdasarkan manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dampak tumpahan minyak (jenis sludge oil) di pantai Tammeroddo Sendana
Kabupaten Majene telah menimbulkan kerusakan ekosistem mangrove seluas 7,3 Ha,
ekosistem padang lamun seluas 1,5 ha dan tercemarinya pasir pantai
sepanjang 7 km. Dampak sosial yang ditimbulkan berupa penurunan pendapatan
nelayan, hilangnya kesempatan melaut, pengecatan perahu, pencucian perahu,
peningkatan biaya operasional melaut dan kerusakan alat tangkap. Hasil valuasi
ekonomi memperlihatkan nilai total kerugian sebesar Rp. 21.874.907.863,-
(terdiri dari kerugian pemerintah sebesar Rp. 18.125.000,-; kerugian lingkungan
sebesar RP. 19.012.496.363,-; kerugian masyarakat sebesar Rp. 2.844.286.500,-)."
2010
T33356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chiquita Tri Rezki
"Kesiapsiagaan tumpahan minyak dapat dilakukan dengan upaya terintegrasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk meminimalisasi dampak lingkungan. Upaya tersebut mencakup penyusunan rencana penanggulangan tumpahan minyak; penyediaan alat dan bahan penanggulangan tumpahan minyak; pembentukan organisasi penanggulangan tumpahan minyak yang terdiri atas pemerintah, perusahaan, dan masyarakat; serta pelaksanaan latihan penanggulangan tumpahan minyak. Masalah yang diidentifikasi adalah belum terintegrasinya partisipasi masyarakat dalam rencana penanggulangan tumpahan minyak karena terbatasnya pengetahuan masyarakat terkait penanggulangan tumpahan minyak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah membuat model peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan tumpahan minyak melalui partisipasi masyarakat. Metode yang digunakan adalah campuran antara kuantitatif dan kualitatif, metode kuantitatif dengan permodelan, statistic dan permodelan System Dynamics. Metode kualitatif dengan deskriptif untuk menjelaskan maknda dari hasil metode kuantitatif. Hasil dari penelitian adalah prakiraan pergerakan tumpahan minyak di perairan Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap sesuai dengan pola arus permukaan perairan tersebut. Berdasarkan hasil prakiraan, tumpahan minyak pada musim Barat mengarah ke Timur, dan pada musim Timur mengarah ke Barat. Waktu tercepat tumpahan minyak mencapai daratan adalah 1 jam dengan total panjang garis pantai yang terkena dampak adalah 9,4 km. Garis pantai yang terkena dampak terdiri atas pantai wisata Teluk Penyu, permukiman masyarakat, tempat berlabuh kapal nelayan, tempat penangkapan ikan nelayan, dan hutan bakau. Pengetahuan dan pendidikan masyarakat tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap upaya penanggulangan tumpahan minyak, karena beberapa faktor lainnya, seperti kehilangan kesempatan melaut dan penurunan pendapatan dari hasil melaut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesiapsiagaan penanggulangan tumpahan minyak dapat dimaksimalkan dengan upaya terintegrasi antara partisipasi perusahaan dan masyarakat dengan peningkatan pengetahuan melalui pelibatan masyarakat dalam latihan penanggulangan tumpahan minyak gabungan.

Oil spill preparedness can be done with integrated efforts between government, companies, and communities to minimize environmental impacts that arise. The preparedness consists of oil spill contingency plan; oil spill response equipments and materials; oil spill response organization consisting of governments, companies and communities; and the implementation of oil spill response training and exercises. The problem that identified was the lack of integration of community participation in the oil spill contingency plan due to the limited knowledge of the community regarding the handling of oil spills. The main objective of this research is to develop a model to improve the oil spill preparedness through community participation. The method used is a mixmethod, quantitative methods for oil spill modeling, statistics, and system dynamics modeling. Qualitative methods for questionnaires and structured interviews based on questionnaires. The results of the study are forecasts of oil spill moves to the East in the Nortwest monsoon, and to the Weat in the Southeast monsoon. The fastest time an oil spill reaches land is 1 hour with a total length of coastline reaching 9.4 km consisting of Teluk Penyu tourism beaches, community settlements, fishing boats, fishing grounds, and mangrove forests. Knowledge and education of the community does not have a significant influence on efforts to overcome oil spills. The conclusion of this study is that oil spill preparedness can be maximized with the integration between company and community participation by increasing knowledge through community involvement in combination of oil spill response exercises."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trigunawan Jayawardana
"Tumpahan minyak di laut menyebabkan kerusakan sumberdaya alam dan Iingkungan. Berbagai kasus tumpahan minyak di laut yang mencemari biota laut dan berdampak negatif terhadap sosial ekonomi masyarakat telah terjadi di Indonesia. Salah satu kasus pencemaran akibat tumpahan minyak dari kapal adalah tumpahan limbah kerak minyak mentah (sludge oil) dari Kapal MT. Panos G di perairan Balikpapan dan ditemukan terdampar di pantai dan teluk Balikpapan pads tanggal 25 Juni 2004.
Pencemaran minyak di perairan Balikpapan dapat menimbulkan dampak terhadap ekosistem teluk dan aktivitas ekonomi masyarakat pantai Balikpapan. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diketahui dampak apa saja dan seberapa besar nilai kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh tumpahan minyak dari Kapal MT. Panos G. Nilai kerugian ekonomi sangat diperlukan sebagai dokumen tuntutan ganti rugi terhadap pihak pencemar. Berkaitan dengan peristiwa tersebut Pemerintah Kota Balikpapan telah mengajukan tuntutan ganti rugi lewat jalur pengadilan sebesar Rp. 6.635.432.804,-.
Penelitian ini bertujuan untuk: (I) mengkaji dampak ekologis dan ekonomi yang terjadi akibat tumpahan sludge oil MT. Panos G di Pantai dan Teluk Balikpapan; (2) menganalisis dan menghitung kerugian ekonomi (materiil) dengan metode valuasi yang sesuai dengan data yang diperoleh di lokasi penelitian; (3) untuk mengetahui prosedur pengajuan klaim ganti rugi dan kerugian apa saja yang dapat dituntut akibat tumpahan minyak di laut sesuai dengan landasan hukum yang ada.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) Akibat tumpahan sludge oil MT. Panos G sebesar 500 Ton yang mencemari ekosistem pesisir Balikpapan menyebabkan gangguan terhadap penghasilan masyarakat; (2) Metode pendekatan yang digunakan dalam perhitungan nilai kerugian ekonomi tiap variabel kerusakan lingkungan berbeda dengan metode yang digunakan oleh pihak Pemerintah Kota Balikpapan, sehingga besarnya nilai kerugian tidak sama.
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Pantai dan Teluk Balikpapan. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode ekspost fakto, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dianalisis secara deskriptif analitik, sedangkan pendekatan kuantitatif dianalisis dengan metode valuasi yaitu (1) kerugian pemerintah menggunakan metode harga perbaikan; (2) total nilai ekonomi lingkungan (pendekatan penilaian kerugian lingkungan) dengan metode benefit transfer; (3) kerugian masyarakat dihitung bcrdasarkan harga pasar.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dampak tumpahan minyak (jenis sludge oil) di pantai dan teluk Balikpapan pada Tahun 2004 telah menimbulkan kerusakan ekosistem mangrove seluas 18 ha, rusaknya 4 ha wilayah rehabilitasi mangrove, rusaknya ekosistem lamun seluas 1 ha dan tercemarinya pasir pantai Balikpapan sepanjang 5 km. Kerusakan lingkungan tersebut sebagai akibat matinya anakan mangrove, matinya padang lamun, menimbulkan dampak berupa terganggunya tempat hidup berbagai jenis hewan laut berupa ikan, udang yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat. Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan berupa penurunan pendapatan nelayan, pedagang antara, pengolah basil perikanan dan perikanan budidaya. Hasil valuasi ekonomi memperlihatkan nilai total dampak materil sebesar Rp. 10.267.907.465,- (terdiri dari kerugian pemerintah sebesar Rp.1.827.905.000,-, kerugian lingkungan sebesar Rp. 2.166.579.798, kerugian masyarakat sebesar Rp. 6.273.422.667,-). Pengajuan tuntutan ganti rugi melalui proses pengadilan telah dilakukan oleh pihak Pemerintah Kota Balikpapan dan hingga penelitian ini dilakukan keputusan pengadilan belum keluar.
Kesimpulan penelitian ini adalah (1) tumpahan minyak di perairan Balikpapan pada tanggal 25 Juni 2004 telah menimbulkan dampak kerusakan mangrove, padang lamun dan pasir pantai dan menyebabkan gangguan ekonomi masyarakat berupa penurunan penghasilan utamanya nelayan, pedagang perikanan, pengolah basil laut dan perikanan budidaya. (2) pencemaran di pantai dan teluk Balikpapan menyebabkan kerugian ekonomi (materiil) sebesar Rp. 10.267.907.465 yang merupakan penjumlahan kerugian pemerintah, kerugian lingkungan hidup dan kerugian masyarakat;(3) pengajuan klaim ganti rugi akibat tumpahan minyak di pantai dan teluk Balikpapan dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara yaitu melalui jalur pengadilan dan di luar pengadilan, dengan mengajukan kerugian materiil yang terdiri dari kerugian masyarakat, kerugian lingkungan dan kerugian pemerintah sebagai total klaim.
Saran dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mendapatkan nilai kerugian lingkungan yang valid akibat kasus pencemaran tumpahan minyak maka sebaiknya setiap daerah dilengkapi data base nilai tiap ekosistem. (2) Sebaiknya tuntutan ganti rugi pencemaran minyak di laut diupayakan melalui jalur di luar pengadilan (negoisasi, mediasi) agar nilai ganti rugi didapatkan sesuai dengan besarnya kerugian, melihat banyaknya kendala apabila melalui jalur pengadilan seperti waktu yang lama, dana besar dan sulitnya pembuktian nilai kerusakan lingkungan. (3) Mengingat tuntutan ganti rugi akibat pencemaran merupakan salah satu instrumen pengendalian kerusakan lingkungan, dan Indonesia telah meratifikasi kesepakatan internasional CLC 1992, maka sebaiknya diikuti dengan peraturan (undang-undang, keppres) yang menjadi payung hukum untuk pengajuan klaim ganti rugi yang sesuai dengan besarnya kerugian.

Oil spilling to the sea causes damage to natural resources and the environment. There- have been many cases of oil spill polluting marine biota and adversely affecting people's social and economic conditions in Indonesia. An example of such incidents was the sludge oil spilling from the Panos G vessel and polluting the waters of Balikpapan. The vessel was found on the coastal area of Balikpapan on June 25, 2004.
The oil spill could have an impact on the ecosystem as well as on the economic activities of the communities living along the coastline. Therefore, it would be necessary to identify the level of impact and the resulting financial losses. Finding out the value of the economic losses would be required in filing a claim for damages against the polluting party. FoIIowing the incident, the city administration of Balikpapan had filed to the court a claim of Rp 6,635,432,804.
This research aims : (1) analyzing the ecologi and economic impact of the Panos G sludge oil spill to the coast and bay of Balikpapan; (2) analyzing and calculating the economic losses with valuation method according to the data taken from research location; and (3) identifying procedures for filing a claim for oil spill damages on the sea according to the exist law.
Hypotheses proposed in the research were as follows: (1) the impact of oil spilled on the coast and bay of Balikpapan amount 500 ton, this had resulted in economic losses suffered by the communities; (2) approaching methode which using in to the calculation of economic amount every single variable of environment damage are different each with methode using by the government of Balikpapan, so the result of every amount are definietely different.
The research was conducted on the coast and bay of Balikpapan using the ekrpost fakto method with qualitative and quantitative approaches. With qualitative approach analysis was done descriptive-analytically; while with quantitative approach analysis was done using economic valuation, i.e. (I) revised price for government losses; (2) benefit transfer for the total of environmental economic value (environmental loss assessment approach); and (3) market value of losses suffered by the communities.
The research results showed that the sludge oil spill on the coast and bay of Balikpapan had damaged the ecosystem of mangrove forest covering an area of 18 hectares, and destroyed the 4-hectare mangrove rehabilitation zone as well as one hectare of sea grass. The spill also polluted approximately five kilometers of sand along the coastline of Balikpapan. The environmental destruction as a result of dead young mangrove trees and sea grass affected the area where a number of marine species live such as fish and shrimp - all have economic value enjoyed by the communities. Social impacts included lower income earned by fishermen, brokers, and people processing fishing and farm-fishing products. The economic valuation results indicated material impact total value of Rp 10.267.907.465 (made up of Rp 1.827.905.000 government losses; Rp 2.166.579.798 of environmental losses and Rp 6.273.422.667 of losses suffered by the communities). A claim for damages had been filed to the court by the city administration of Balikpapan, and by the time this research was on-going, a court decision had not been made.
The research concluded that (1) the oil spill occurred on the sea of Balikpapan had disturbed the life of ekosistem I impact of mangrove, seagrass and beach on the coastal area of Balikpapan, and this had resulted in economic losses suffered by the communities, in particular fishermen, brokers as well as fishing and farm-fishing industries; (2) the Balikpapan oil spill material impact which was valued at Rp 10.267.907.465, which accumulation of government losses, environmental losses, and losses suffered by the communities; (3) the damage claim filing procedure the oil spilled on the coast and bay of Balikpapan can be using 2 methode are settle out of court and in of court, by propose material losses which contain of community losses, environmental losses, and government losses as a total claim.
The research suggests the following: (I) in order to obtain valid environmental loss values resulting from a case of oil spill pollution, each administrative region should have a database of values of all the region's ecosystems; (2) a claim for damages resulting from oil spilling to the sea should be settled out of court (through negotiation or mediation) so that the money paid can cover all the losses. Sawing many problem if claim in the court, such as money, time and value of ecosistem; (3) considering that a claim for pollution damages is an instrument for controlling environmental destruction, and Indonesia has ratified the 1992 CLC international treaty, regulations (laws, presidential decrees) should be stipulated and enforced to provide a legal foundation for filing a damage claim covering all losses.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanda Rizky Gani
"Skripsi ini membahas tentang dampak dari beroperasinya jalur kereta api dan dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Priangan (1921-1930). Karya penelitian ini berbeda dengan karya sebelumnya yang hanya membahas pembangunan jalur kereta api Banjar-Cijulang. Sementara itu, karya penelitian ini lebih memfokuskan kepada dampak dari beroperasinya jalur kereta api Banjar-Cijulang terhadap sosial ekonomi masyarakat di Priangan. Dari hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa beroperasinya kereta api berdampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Priangan. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari masyarakat yang kemudian mulai terbiasa menggunakan moda transportasi kereta api. Setelah jalur kereta api Banjar-Cijulang selesai dibangun dan mulai beroperasi, daerah yang sebelumnya terisolasi di sekitar Timur dan Tenggara Priangan dapat terhubung dengan daerah-daerah lainnya di pulau Jawa. Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah. Skripsi ini menggunakan data yang didapatkan oleh penulis melalui studi literatur berupa arsip, koleksi terjilid, buku, karya yang belum diterbitkan, koran, gambar, dan peta.

This thesis discusses the impact of the railway and its impact on the socio-economic life of the people in Priangan (1921-1930). This research is different from the previous which only discussed the construction of the Banjar-Cijulang railway line. Meanwhile, this research focuses more on the operation of the Banjar-Cijulang railroad on the socio-economic community in Priangan. From the results of this study can be discussed that the operation of the railroad has a direct impact on the socio-economic life of the people in Priangan. This can not be separated from the people who then start using railroad transportation modes. After the Banjar-Cijulang railroad was built, East and Southeast Priangan can connect with other regions on the island of Java. In the discussion of this thesis, the author uses historical research methods. This thesis uses data obtained by the author through literature studies consisting of archives, bound collections, books, unpublished research works, newspapers, images, and maps."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia,
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Setiawan
"ABSTRAK
Pelaksanaan program Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan
atau Reducing Emissions from Deforestasi and forest Degradation plus (REDD+)
mensyaratkan adanya efektivitas, efisiensi dan kesetaran (equitable) sebagai
perdekatan mitigasi perubahan iklim untuk menguji opsi-opsi usulan dan hasilhasil
atau mengevaluasi hasil aktual. Riset ini bertujuan memahami dan
menganalisis pengaruh kegiatan ujicoba REDD+ pada lingkungan dan sosialekonomi
masyarakat sekitar hutan, serta mengkaji persepsi warga masyarakat
setempat atas manfaatnya dari kegiatan ujicoba REDD+ dan penilaian masyarakat
dalam melihat keterkaitan antara program tersebut dengan perubahan iklim.
Populasi riset berada di tujuh desa di wilayah kerja kegiatan ujicoba REDD+
Kabupaten Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah, dengan lokasi sampel berada di
Desa Mantangai Hulu, Desa Katunjung dan Desa Petak Puti. Jumlah sampel 66
orang dengan unit analisis adalah keluarga. Hasil riset ini menunjukkan bahwa
dari kegiatan ujicoba REDD+ di lokasi sampel telah memberi pengaruh terutama
terhadap kondisi lingkungan (lahan hutan) dan tingkat pendapatan, serta pengaruh
terbatas terhadap aspek pendidikan, kesehatan dan kondisi tempat tinggal.
Berbagai pelatihan, kegiatan dan sosialisasi tentang REDD+ telah meningkatkan
manfaat tambahan berupa kapasitas personal, tata kelola lahan, pemahaman dan
persepsi masyarakat atas manfaat ujicoba REDD+, dan melihat hubungan
kegiatan ujicoba REDD+ dengan perubahan iklim.

ABSTRACT
Implementation of the Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation (REDD+) program requires the effectiveness, efficiency and equity
(equitable) as approach of mitigation on climate change to examine the options
proposed and outcomes or evaluate the their actual results. This research aims to
identify and analyze the impact of REDD + pilot activities on the environment
and socio-economics of forest communities, as well as assessing the perception of
local residents on their benefits of REDD + pilot activities and communities?
perception on its program relationship with climate change. Research population
is seven villages on the region of REDD + pilot activities Regency Kuala Kapuas,
Central Kalimantan, with the sample villages are Mantangai Hulu Village,
Katunjung and Petak Puti. Numbers of samples were 66 respondents with the unit
of analysis is the household. The research results show that the demonstration
activities of REDD+ have been delivered influence mainly on environment (forest
vegetation) and their income, limited influence on education aspect, health and
living conditions. The trainings availability, activities and socialization by
REDD+ project proponent have been obtained co-benefits for local communities
on their capacity building, forest and land use governance, their knowledge and
understanding on REDD+ benefits and their perception on REDD+ and climate
change relationship concept"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chesya Sera De Claresya
"Pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak dapat berasal dari kegiatan migas. PT XYZ salah satu perusahaan migas bertugas mengoperasikan FSRU yang terletak dilepas pantai Labuhan Maringgai. Untuk memenuhi kebutuhan operasional, FSRU melakukan bongkar muat BBM di tengah laut dengan metode STS. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis wilayah prioritas penangangan pencemaran tumpahan minyak berdasarkan dampak ekonomi dan sosial. Metode yang digunakan adalah campuran antara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dengan pemodelan. Metode kualitatif dengan deskriptif dari hasil kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah pemodelan pergerakan tumpahan minyak Musim Timur ke arah Barat, Barat Daya dan Barat Laut dan berdampak ke tambak udang dan mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai. Penyebaran tumpahan minyak mencapai daratan pada jam ke-39 dengan panjang garis pantai terdampak sepanjang + 56 km. Mitigasi yang dilakukan jika terjadi tumpahan minyak adalah penanganan wilayah prioritas di Kecamatan Labuhan maringgai yaitu Kelurahan Sukorahayu, Margasari, Sriminosari, Muara Gading Mas dan Bandar Negeri.

Environmental pollution due to oil spills can come from oil and gas activities. PT XYZ, one of the oil and gas companies, is tasked with operating the FSRU which is located off the coast of Labuhan Maringgai. To meet operational needs, FSRU carries out loading and unloading of fuel in the middle of the sea using the STS method. The main objective of this study is to analyze priority areas for handling oil spill pollution based on economic and social impacts. The method used is a mixture of quantitative and qualitative. Quantitative method with modelling. Qualitative method with descriptive of quantitative results. The results of this study are modeling the movement of the East Season oil spill to the West, Southwest and Northwest and impacting ponds and mangroves in Labuhan Maringgai District. The spread of the oil spill reached land in the 39th hour with a length of affected coastline of + 56 km. Mitigation carried out in the event of an oil spill is the handling of priority areas in Labuhan Maringgai District, namely Sukorahayu, Margasari, Sriminosari, Muara Gading Mas and Bandar Negeri Villages."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohiman
"Skripsi ini bertujuan untuk meneliti dampak usaha komunitas terhadap perubahan sosial melalui pendekatan maqashid syariah indeks yang dikemukakan oleh Imam Abu Zahrah, Imam AM Najjar dan Imam Asy-Syatibi serta menggunakan metode T-Paired Test dalam melihat dampak sebelum dan sesudah adanya usaha tersebut Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer melalui survei dan data sekunder dari Pemerintah Desa Bandok dan lembaga-lembaga terkait. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya usaha peternakan ayam tersebut berdampak positif signifikan terhadap perubahan sosial, perubahan linkungan, perubahan spiritualitas dengan nilai Maqashid Syariah Indeks (MSI) sebesar 2,00.1,65 dan 2,75. Namun berdampak positif tidak signifikan terhadap perubahan ekonomi dengan nilai rata-rata MSI gabungan sebesar 0,481. Kemudian hasil pengujian T-Paired Test diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perubahan tingkat pendapatan yang didorong oleh adanya penyerapan tenaga kerja serta perubahan jenis pekerjaan kepala keluarga sebelum dan sesudah adanya usaha tersebut

This Study aims to analyze the impact of community business on social economic change and social welfare using the maqashid sharia index approach proposed by Imam Abu Zahrah, Imam AM Najjar and Imam Asy-Syatibi and using T-Paired Test Method to see the impact before and after the existence of the Business. This Type research is quantitative descriptive using primary data through surveys and secondary data from the Bandok Village government and related institutions. From this research it can be concluded that thec chicken farming business has a positive significant impact on social, environmental and spirituality change with maqashid sharia Index (MSI) values of 2,00. 1,65 and 2,75. However, there is no positive significant impact on economic changes with an average combined MSI of 0.481. Then the results of the T-Paired Test showed that there were significant impact in income level which were driven by absorption of labor and changes in the type of work of the head of the family before and after the existensce of business."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Indrastuty
"Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya melampaui defisit -2 standar deviasi di bawah median panjang atau tinggi badan. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita mulai dari faktor gizi sampai faktor sosial ekonomi. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, praktik pemberian air susu ibu, umur kepala rumah tangga, usia ibu pertama kali melahirkan, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan rumah tangga, daerah tempat tinggal, dan juga sarana sanitasi. Multi dimensi faktor yang menyebabkan stunting memiliki dampak bagi kehidupan balita dan mempengaruhi perekonomian bangsa akibat meningkatnya pembiayaan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak stunting terhadap sosial ekonomi rumah tangga di Indonesia, menggunakan data panel Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 1993 dan IFLS 2014. Unit analisis penelitian ini adalah individu bayi usia 0-59 bulan (balita) dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 1.295 individu. Analisis multivariat pada data dilakukan dengan pendekatan Propensity Score Matching (PSM) untuk melihat pencocokan nilaikedekatan antar dua kelompok. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, tempat tinggal, sanitasi pembuangan kotoran manusia dan pendapatan rumah tangga memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian balita stunting. Dampak stunting terhadap pendidikan anak ketika dewasa sebesar 2,3%, dampak stunting terhadap status pekerjaan sebesar 3,7% dan dampak stunting terhadap status ekonomi sebesar 8,3%.

Stunting is a problem of growth and development in children under five who are malnoutrished because children lack -2 deviation standart below the median length or height. Many factors improve nutrition in toddlers ranging from nutrition to socio-economic factors. Malnutrition occurs from the womb baby and at the beginning of life after birth, the practice of giving mothers milk, the age of the housewife, the age of the mothers first childbirth, the mothers education level, mothers employment status, household income, housing, and sanitation facilities. Multi-dimensional factors that cause stunting have an impact on the lives of toddlers and have an impact on improving state finances to improve publi finances. This study aims to analyze the impact of stunting on household socioeconomics in Indonesia, using a panel data of Indonesian Family Life Survey IFLS) in 1993 and 2014. The unit of analysis of this study was individuals aged 0-59 months with a number of samples fulfilled the inclusion and exclusion criteria of 1,295 individuals. Multivariate analysis of the data was carried out with the aim of Propensity Score Matching (PSM) to see the value of proximity between two groups. The results of research obtained from maternal education factors, maternal employment status, place of residence, sanitation of human waste and household income have a significant relationship to the incidence of stunting in children under five. Stunting effect the education of adult is 2.3%, stunting effect on employment status is 3.7% and stunting effect on economic status is 8.3%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Wahyu Widiatmika Ariasa
"Suatu eksperimen penetesan butir air (droplet) pada minyak goreng (nabati) panas dengan temperatur di bawah titik nyalanya dilakukan untuk memahami fenomena percikan dan letupan minyak goreng yang dikaitkan dengan metode pengendalian api yang berasal dari minyak goreng. Beberapa faktor yang berpengaruh berupa ketinggian penetesan, diameter droplet, temperatur minyak goreng akan memberikan fenomena yang berbeda terutama dalam hal pembentukan kawah yang terjadi, cipratan, intensitas dan kekuatan letupan serta pengaruhnya terhadap fluktuasi temperatur minyak goreng. Sebagai pembanding, penyemprotan kabut air pada minyak goreng dapat memberikan referensi analisis yang memudahkan dalam memahami fenomena yang terjadi. Penetesan droplet pada minyak goreng menghasilkan fenomena yang menarik dikarenakan temperatur minyak goreng yang jauh di atas temperatur didih droplet air. Akan ada suatu efek Leidenfrost yang mana droplet air tidak akan langsung mengalami evaporasi akibat adanya lapisan uap yang menyelimuti droplet. Sementara itu pada penyemprotan minyak goreng dengan menggunakan kabut air akan memberikan fenomena yang berbeda dimana efek cipratan dan letupan akan jauh berkurang serta letupan bisa terjadi akibat kontak antara zat cair dengan cat cair. Hal yang juga perlu diperhatikan adalah penetesan droplet akan memberikan efek berupa fluktuasi temperatur sesaat setelah letupan. Setelah itu penurunan temperatur minyak goreng akan lebih cepat dibandingkan dengan tanpa adanya penetesan.

An experimental study of a water droplet impinging upon a pool of hot cooking oil below of auto ignition temperature has done to known splashing and explosion phenomena of a hot cooking oil and associated with cooking oil fire suppression method. Some factors that influence such as heigh of impinging droplet, droplet diameter, cooking oil temperature will give different phenomena especially for crater forming, splashing, intensity and the power of explosion and also the influence of cooking oil temperature fluctuation. For comparison, water mist suppression system for cooking oil can give analysis reference that make us easy to understand about the phenomena. Water droplet impinging upon a pool of hot cooking oil give some interested phenomena because of the cooking oil temperature is higher than boiling temperature of water droplet. There are Leidenfrost effect that make surface of the water droplet completely covered by a vapor blanket, so that the water droplet slowly boil. In the mean time, for cooking oil water mist suppressing system resulted different phenomena for less splashing and explosion effect. The explosion can also happen in contact of liquid-liquid substance. We must also concern about the faster reduction of cooking oil temperature depend without impinging water droplet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50933
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Eki Daysita
"ABSTRAK
Tumpahan minyak adalah bencana ekologis yang memiliki dampak besar terhadap
lingkungan dan dapat dikategorikan sebagai bencana lingkungan yang serius.
Fokus makalah ini adalah untuk membahas risiko dan kesiapan tanggapan
tumpahan minyak yang terjadi di Selat Madura. Tulisan ini menawarkan garis
besar teori holistik, tidak hanya membahas aspek lingkungan, tetapi aspek sosial
masyarakat (nelayan). Tujuannya adalah untuk menganalisis potensi risiko
tumpahan minyak pada industri minyak dan gas, menganalisis kesiapan dan
kesadaran masyarakat sekitar dalam menangani pencemaran tumpahan minyak.
Metode penelitian dalam makalah ini adalah kuantitatif dan kualitatif yang
mengacu pada analisis statistik. Makalah ini meneliti persepsi masyarakat dalam
menangani pencemaran tumpahan minyak berdasarkan wawancara dengan 100
informan nelayan. Studi ini akan menentukan peringkat risiko terburuk tumpahan
minyak yang terjadi berdasarkan indeks sensitivitas lingkungan berdasarkan aspek
holistik, lingkungan, sosial dan ekonomi. Kognisi masyarakat akan mempengaruhi
dalam kesiapan masyarakat untuk menangani tumpahan minyak, dan kesiapan
dapat mengurangi risiko tumpahan minyak. Temuan ini adalah pemahaman
memiliki pengaruh namun tidak signifikan, aspek yang paling berpengaruh adalah
kesiapsiagaan. Temuan ini berkontribusi terhadap sasaran SDG nomor 11 dan 14
yang merupakan kota dan masyarakat yang berkelanjutan serta kehidupan di
bawah air. Studi ini penting karena tumpahan minyak menimbulkan risiko
signifikan terhadap keanekaragaman hayati baik di laut maupun di masyarakat.

ABSTRACT
Oil spills are ecological disasters that have a major impact on the environment and
can be categorized as serious environmental disasters. The focus of this paper is to
discuss the risks and readiness of the oil spill response occurring in the Madura
Strait. This paper offers an outline of holistic theory, not only about
environmental aspects, but social aspects of society (fishermen). The objective is
to analyze the potential risks of oil spills in the oil and gas industry, analyze the
preparedness and awareness of nearby communities in handling oil spill
contamination. The research method in this paper is quantitative and qualitative
which refers to statistical analysis. This paper examines the public perception in
handling oil spill contamination based on interviews with 100 fishermen
informants. This study will determine the worst rating of oil spills that occur
based on environmental sensitivity index based on holistic, environmental, social
and economic aspects. Community cognition will affect people's readiness to deal
with oil spills, and readiness can reduce the risk of oil spills. This finding is a
notion of influence but insignificant, the most influential aspect is preparedness.
These findings contribute to SDG targets number 11 and 14 which are cities and
communities that are sustainable and life under water. This study is important
because the oil spill poses significant risks to biodiversity both at sea and in the
community."
2018
T50359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>