Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunarni
"ABSTRAK
Analisa Sebab - sebab Kecelakaan Fatal pada Kegiatan Well Service dl
PT. X tahun 2005
Well Service atau Perawatan Sumur adalah salah satu kegiatan
penambangan minyak bumi yang tidak terlepas dari kemungkinan untuk
terjadi kecelakaan. Usaha untuk mengurangi kecelakaan_ salah satunya
adalah dengan mencari penyebab - penyebabnya.
Falctor tindakan tidak aman dan keadaan tidak aman dibahas untuk
melihat penyebab - penyebab dari keoelakaan. Dengan diketahuinya
penyebab langsung dan penyebab dasar kecelakaan, maka dapat dibuat
aturan dalam rangka untuk mencegah kecelakaan.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapaikan penyebab -
penyebab dari kecelakaan. Data - data yang digunakan diambil dari
dokumentasi yang ada di Direktorat Jenderal Minyak Dan Gas Bumi dan
dokumentasi dari perusahaan. Data - data tersebut selanjutnya dianalisa
dengan menggunakan metode Pohon Kegagalan atau Fauit Tree Analysis.
Penelitian dilakukan dengan mengambil data kecelakaan yang
mengakibatkan seorang karyawan PT. X meninggal saat melakukan
pekerjaan Perawatan Sumur Minyk ( We!! Sevice ) yang berlokasi di
Perairan A pada tahun 2005.
Hasii penelitian menunjukan bahwa kecelakaan yang terjadi adalah
akibat dari tindakan tidak aman yang disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan pekerja_
Saran yang dapat dibenkan adatah perbaikan pada alat pengaman
dan peningkatan kemampuan sumber daya manusianya dengan meralui
pelatihan - pelatihan dan atau pendidikan formal sesuai dengan pekerjaan
yang ditanganinya.

ABSTRACT
Analysis on the Causes of Fatal Incidents in Well Service Activities in
PT. X 2005
Well-service activities in petroleum mining cannot be liberated from
the possibilities of incidents. One ofthe efforts to reduce these incidents is by
finding out the causal factors.
Unsafe acts and unsafe conditions are the factors to be studied to find
the causes of incidents. By knowing the direct causes and basic causes of
incidents, hence can be made rules in order to prevent incidents to occur.
`l'his research intends to understand the causes of incidents in well-
servlce activities. The datas used in this research was collected from the
documentations by Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi and company?s
documentations. These datas hereinafter analysed by using Pohon
Kegagalan method or Fault Tree Analysis.
Research conducted by taking example from an incident that caused
the death of PT X's employee while doing well-sewice activities located in
Territorial-Water A (Perairan A) in 2005.
The outcome of this research shows that incidents occur due to
unsafe acts triggered by the lack of worker?s knowledge.
This research suggests to repair safety devices and the improvement
of human resources through trainings and/or formal educations as according
to job handled by each worker.

"
2007
T34508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Esthi Widiatmika
"Peristiwa peledakan bom yang terjadi di Kuta Bali pada tanggal 12 oktober 2002 yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Bom Bali I dapat dikatakan sebagai sebuah bencana besar bagi Indonesia, sehingga diperlukan adanya suatu tindakan-tindakan "istimewa" oleh pemerintah, khususnya Polri. Dalam peledakan yang menelan korban terbesar kedua setelah tragedi 11 September 2001 tersebut, Indonesia (khususnya Polri) dibantu oleh banyak negara-negara lain yang peduli akan peristiwa tersebut. Bantuan tersebut datang antara lain dari negara Inggris, Jerman, Jepang, Australia, New Zealand, Amerika, Perancis, Belanda, Swedia dan Singapura. Sementara untuk memfasilitasi koordinasi antar negara tersebut, Australia dipilih sebagai koordinatornya.
Bantuan dari negara-negara tersebut selain berupa bantuan kemanusiaan, juga dengan mengirimkan tenaga-tenaga ahli untuk mereka untuk dapat membantu proses identifikasi, investigasi dan bantuan forensik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada tahun 2002 (khususnya setelah peristiwa 12 Oktober) banyak kerjasama dalam bidang keamanan khususnya mengenai terorisme yang dilakukan oleh Pemerintah dengan negara-negara lain. Salah satunya yang akan dibahas disini adalah kerjasama keamanan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Australia melalui Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Australian Federal Police (AFP).
Terkait dengan penulisan ini, berdasarkan uraian singkat tersebut yang akan menjadi pokok permasalahan adalah Bagaimana ruang lingkup serta proses kerjasama Kepolisian Republik Indonesia dengan Australian Federal Police dalam penanganan terorisme di Indonesia (studi tentang pengungkapan kasus Bom Bali I)? Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menggambarkan tentang ruang lingkup serta proses kerjasama yang dilakukan oleh Polri dengan AFP dalam penanganan terorisme di Indonesia.
Dalam menganalisa permasalahan tersebut, penulis menggunakan konsep kerjasama keamanan yang diungkapkan oleh Albert Zaccor, sementara untuk kerjasama kepolisian digunakan konsep yang dikemukakan oleh Mathieu Deflem. Mengenai terorisme digunakan konsep yang kemukakan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah James Andrew Lewis. Adapun metode penelitian yang digunakan untuk membahas permasalahan tersebut adalah deskriptif analitis melalui penelitian kepustakaan atas dokumen-dokumen yang relevan.
Kerjasama yang dilakukan antara Polri dan AFP adalah ditujukan untuk peningkatan kapasitas atau capacity building Polri. Kerjasama tersebut sangat menekankan pada tingkat individu dan kelembagaan, dalam artian disini adalah kerjasama yang dilakukan tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas personil Polri dan lembaga Polri. Kerjasama yang dilakukan tidak menyentuh pada level sistem. Oleh karena itu kerjasama yang telah dilakukan selama ini walaupun telah memberikan kemajuan yang sangat berarti bagi Polri dalam penanganan masalah terorisme namun dirasakan masih belum maksimal.

The bombing that happens in Bali on October 2002, which latter known as 1st Bali Bombing can be categorized as a major incident for Indonesia, were taken as a special case to Indonesian National Police (Polri). That bomb incident costs a lot as they put it the worst incident that cost people?s life next to the 11 September 2001 incident in New York. Indonesian National Police were helped by various countries including England, Germany, Japan, US, France, Sweden and Singapore. In order to facilitate the coordination between countries, Australia were chosen as the coordinator. Various aids were sent to help Indonesia. The aids were related to humanitarian action. They also sent their experts to help the process of identification, investigation and forensic. Related to the aids that given after 12 October 2002, Indonesia has held a lot of cooperation with another countries. This thesis will describe the security cooperation that held by the Indonesian?s government that represented by the Indonesian National Police (Polri) and Australia that represented by the Australian Federal Police (AFP).
The subject of the study is the process of cooperation between Polri and AFP in handling terrorism in Indonesia (a case study of enlightening the first Bali bombing). The objectives of the study is to describe the scope and process of the cooperation between Polri and the AFP in handling the terrorism in Indonesia.
To analyze the subject, writer use the Albert Zaccor?s concept about Security Cooperation. For further explanations, writer use the Mathieu Deflem?s concept that explains Police Cooperation. To asserts the the definition of terrorism into the analysis, writer use various concepts, including the Concept of terrorism from James Andrew Lewis. The research methods that used in this study is an analytic descriptive thorough library study from the relevant documents.
The cooperation between POLRI and AFP were meant to enhanced the capacities of Polri. The cooperation also emphasize in individual and institutional level, which are means that the cooperation that been done is to enhance the capacity of Polri?s personnel and the Polri?s institution. The cooperation does not touch the level system. Never less, although the cooperation already give a lot to Polri development, but it is still not enough."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shoko Matsuoka
"Kejadian teror pada bulan Oktober tahun 2002 telah menewaskan 202 korban jiwa dan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap industri pariwisata di Bali, sebagai industri utama di wilayah setempat. Kejadian teror tersebut telah menyebabkan turunnya jumlah kunjungan para wisatawan asing karena mayoritas dari korban teror tersebut adalah wisatawan mancanegara. Namun demikian, khusus para wisatawan atau orang Jepang terus berdatangan ke Bali. Dalam tesis ini, penulis meneliti tentang latar belakang dan alasan mengapa jumlah wisatawan dan warga negara Jepang yang datang ke Bali pada periode 2002 -2004 meningkat. Tesis ini membahas faktor-faktor Internal dan eksternal yang mendorong para wisatawan Jepang terus berkunjung ke Bali dan warga negara Jepang terus menetap di Bali.
Faktor-faktor internalnya adalah:
A. Daya tarik Bali bagi turis Jepang,
B. Ketidaknyamanan situasi pariwisata di Jepang,
C. Ketidaksetaraan jender antara laki-laki di Jepang.
Sedangkan faktor-faktor eksternalnya adalah
A. Hubungan bilateral yang baik di antara Indonesia dan Jepang,
B. Keputusan perempuan Jepang untuk menikah dengan penduduk lokal dan bermukim di Bali,
C. Peningkatan infrastruktur penerbangan dan komunikasi, semakin memfasilitasi arus pergerakan manusia dari satu negara di negara lain.
Orang Jepang terus datang ke Bali setelah kejadian teror pada tahun 2002 dan hal itu mendorng peningkatan jumlah perempuan Jepang menikah dengan laki-laki Bali dan menetap di Bali.

Bali Terror Bomb case which occured in year 2002 had killed 202 inocent people and had a big influence on tourism industry in Bali. Tourism industry in Bali has long been the main industry in the region. Bom incident in Bali had decreased the number of the foreign tourists to Bali because the most of the people who were killed in the incident were tourists from all over the world. However, as for the Japanese tourists to Bali, the number had not decreased. In this thiesis, the writer will research about the background and the reason why numbers of the Japanese tourists to Bali did not decrease during the period of 2002-2004. This thesis will also examine internal and external facotors that pushed Japanese touris to Bali even after the Bomb incident in 2002.
There are 3 internal factors as the following.
A. Bali`s own attraction for the tourists
B. The bad condition of the tourism inside Japan
C. Jender unequality in Japan
There are also 3 external factors as the following.
A. Bilateral relationship between Indonesia and Japan which is relatively in good condition.
B. Japanese women?s choice to settle down in Bali
C. Advance on infrustructure, transportaion and comunication which enable more people to move across the borders."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T 19266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windchy, Eugene G.
New York: Doubleday & Co., 1971
959.704 WIN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
St. R.A.A. Umiatsih
Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alles Sandra Tardeli
"Kegiatan pertambangan merupakan industri yang padat modal dan padat risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3), yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian, pengangkutan dan pencucian serta pascatambang, yang pada umumnya dilaksanakan di area yang terpencil (remote area), oleh karena itu kegiatan pertambangan sangat rentan terhadap risiko K3 terutama kecelakaan tambang. Tujuan penelitian ini melakukan kajian analisis gap Human Factors dengan metode HFACS dan Interaksi antar faktor yang berkontribusi terhadap kejadian Kecelakaan Tambang Berakibat Fatal pada tahun 2022. Metode Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) dikembangkan oleh Wiegmann dan Shapell pada tahun 2003 yang didasarkan pada model swiss cheese, pada penelitian ini akan secara lebih mendalam mengungkap bahwa faktor kontribusi manusia yang tidak muncul secara tiba-tiba atau akibat pelanggaran individual pekerja namun ada kontribusi dari kegagalan pengelolaan organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain case study terhadap laporan Berita Acara hasil investigasi Kecelakaan Tambang berakibat 8 perusahaan pertambangan mineral dan batubara pada tahun selama periode bulan Januari sampai dengan Desember 2022. Hasil dari penelitian ini terdapat 43 penyebab dari sisi human factors, dengan distribusi terdiri atas skill-based error sebesar 2%, decision error sebesar 14%, perceptual error 2%, exceptional violation 0%, lingkungan fisik 5%, lingkungan teknis 9%, kondisi operator 7%, keterbatasan fisik/mental 0%, kegagalan pengelolaan pekerja 7%, kesiapan personil 2%, supervisi yang tidak memadai 16%, operasi yang tidak sesuai rencana 5%, gagal memperbaiki masalah 0%, pelanggaran kepemimpinan 2% dan proses organisasi sebesar 9%.

Mining activities are a capital-intensive and occupational safety and health (K3) risk-intensive industry, which includes the stages of general investigation, exploration, feasibility studies, construction, mining, processing and/or refining, transportation and washing and post-mining activities, which are generally carried out in remote areas, therefore mining activities are very vulnerable to K3 risks, especially mining accidents. The aim of this research is to study the Human Factors gap analysis using the HFACS method and the interactions between factors that contribute to fatal mining accidents in 2022. The Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) method was developed by Wiegmann and Shapell in 2003 which is based on the model swiss cheese, this research will reveal in more depth that the human contribution factor does not appear suddenly or as a result of individual workers' violations but there is a contribution from failure in organizational management. This research uses a qualitative method with a case study design on the Minutes of Mining Accident Investigation Reports affecting 8 mineral and coal mining companies in the period January to December 2022. The results of this research are 43 causes from the human factors side, with a distribution consisting of on skill-based error of 2%, decision error of 14%, perceptual error of 2%, exceptional violation 0%, physical environment 5%, technical environment 9%, operator condition 7%, physical/mental limitations 0%, worker management failure 7%, personnel readiness 2%, inadequate supervision 16%, operations not according to plan 5%, failure to fix problems 0%, leadership violations 2% and organizational processes 9%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Roosadiono
"Latar Belakang
Dari literatur tentang perdagangan internasional, analisis ekonomi tentang perdagangan bebas yang berdasarkan prinsip keuntungan komparatif dijelaskan bahwa spesialisasi internasional dalam produksi akan meningkatkan volume perdagangan internasional yang pada gilirannya akan meningkatkan konsumsi suatu negara dan dunia pada umumnya. Dengan perkataan lain sistem perdagangan bebas mampu meningkatkan kesejahteraan negara dan dunia.
Selanjutnya apabila teori positif tentang perdagangan internasional dikaitkan dengan teori normatif tentang kemakmuran masyarakat, maka sistem perdagangan babas secara teoritis mampu memenuhi kondisi optimalitas Pareto sehingga memungkinkan tercapainya kemakmuran masyarakat yang maksimum. Dengan perkataan lain sistem perdagangan bebas memungkinkan tercapainya kondisi 'terbaik pertama' yakni suatu kondisi tanpa distorsi harga, baik harga domestik maupun harga internasional atau secara teknis adanya kesamaan antara tingkat subsitusi marjinal konsumsi dengan tingkat tranformasi marjinal produksi, baik domestik maupun internasional. Dengan demikian, sistem perdagangan bebas selain menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien, juga dapat memaksimumkan kesejahteraan masyarakat suatu negara.
Penelitian empiris menunjukkan pula bahwa pengurangan tarif baik secara sepihak maupun bilateral akan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Dan penelitian empiris yang dilakukan oleh Grais, de Melo dan Urata (1986) menunjukkan bahwa pencabutan sistem kuota di Turki tahun 1978 mampu meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 5 persen serta penelitian Clareta dan Whally {1985) di Pilipina tahun 1978 menunjukkan pula bahwa dengan menghilangkan proteksi tarif kuota dan pajak ekspor akan meningkatkan Produk Nasional Bruto (PNB) sebesar 5.2 persen.
Dari gambaran di atas, dan dikaitkan dengan upaya banyak negara untuk mendorong perkembangan sektor industri pengolahannya, timbul pertanyaan mengapa hampir semua negara cenderung proteksionistis, terutama pada tahap awal perkembangan industrinya. Banyak argumentasi tentang perlunya proteksi suatu industri, baik argumentasi ekonomi maupun non-ekonomi. Salah satu argumentasi ekonomi yang umumnya diterima oleh para ekonom dan banyak dijadikan alasan oleh para pembuat kebijaksaaan proteksi adalah argumentasi infant industry. Dalam argumentasinya, dilihat dari segi jangka waktu, pemberian proteksi bersifat sementara, hal ini dikaitkan dengan sampai dicapainya economies scale suatu industri. Namun pertanyaannya berapa tahun waktu yang diperlukan untuk mencapainya, berapa besarnya tingkat proteksi dan berapa besarnya tingkat proteksi yang seharusnya diterima oleh masing-masing industri, apakah semua industri mendapat tingkat proteksi yang sama atau berbeda dan kalau berbeda berapa besar variasi perbedaaanya? Tidak terdapat petunjuk atau penjelasan tentang masalah di atas dalam argumentasi infant industri. Namun pengamatan empiris di negara berkembang yang dilakukan oleh Moh. Arsyad memberikan petunjuk bahwa terdapat hubungan negatif antara tingkat proteksi dengan perkembangan sektor industri pengolahan, yaitu bahwa tingkat proteksi yang digunakan untuk mendukung perkembangan industri pengolahan di negara berkembang yang kemudian mampu bersaing dengan barang impor dan bahkan mampu meningkatkan ekspornya (seperti misalnya Korea Selatan), tingkat proteksi serta berbagai fasilitas moneter dan fiskal yang diberikan selain relatif tidak besar juga pentahapan penurun fasilitasnya jelas."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khodijah
"Kegiatan hulu migas memiliki risiko tinggi terkait K3 dan kegiatan pemboran menjadi risiko paling tinggi. 80% penyebab kecelakaan pemboran disebabkan oleh human performance. Tahun 2020, aktivitas pemboran di PT. X menyumbang kecelakaan sebesar 3 dari 8 kecelakaan dan penyebab umum kecelakaan yang terjadi karena faktor manusia. Unsafe acts dianggap menjadi penyebab utama dalam kecelakaan pemboran di industri migas. Maka, penelitian ini membahas mengenai analisis kasus kecelakaan pemboran pada industri migas di PT.X dari sudut pandang faktor manusia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor kontribusi dari kegagalan aktif dan laten dan menganalisis kasus kecelakaan kerja dari sudut pandang faktor manusia pada aktivitas pemboran yang terjadi di PT. X tahun 2022, serta menentukan rekomendasi untuk perbaikan kedepannya dari kegiatan pengeboran di PT. X. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dari data sekunder dan hasil wawancara. Didapatkan hasil bahwa kondisi laten yang berkontribusi terhadap kecelakaan pemboran yang terjadi di PT. X pada tahun 2022 yaitu gagal mengupdate regulasi terbaru, pengendalian yang dilakukan masih bersifat administratif, kegagalan otoritas penerbit dalam mengecek kelengkapan berkas, tidak adanya pemeriksaan berkala yang terjadwal pada peralatan, gagal memastikan serah terima sumur dilakukan secara keseluruhan, penyusunan JSA kurang baik, gagal menyampaikan bahaya dan risiko secara detail, kegagalan koordinasi di internal kontraktor, gagal mengomunikasikan bahaya dan risiko yang sudah ada di risk assessment, dan kondisi jalan yang seharusnya sempit sehingga memilih permukaan yang miring. Sedangkan kegagalan aktif yang berkontribusi yaitu gagal menginterpretasikan peralatan yang rusak dan kondisi jalan yang berbahaya, tidak melalukan pengecekan kondisi sumur ketika hujan deras, dan pelanggaran SOP. Sehingga ditemukan bahwa kondisi laten lebih banyak berkontribusi sehingga menimbulkan kegagalan aktif atau unsafe acts. Kegagalan yang paling berkontribusi pada tiap layer HGACS-OGI yaitu organizational influences (organizational process), unsafe supervision (supervision violations), preconditions for unsafe acts (environmental factors - physical environment), dan unsafe acts (errors - perceptual errors). Sintesa dari hasil analisis didapat bahwa safety value belum tertanam di PT. X. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan K3 belum dilakukan secara menyeluruh di lapangan, sehingga safety belum terintegrasi di dalam kegiatan operasi. Sehingga rekomendasi yang diberikan penulis yaitu menjadikan K3 sebagai safety of work.

Upstream oil and gas activities have a high risk related to K3 and drilling activities are the highest risk. 80% of the causes of drilling accidents are caused by human performance. In 2020, drilling activities at PT. X accounts for 3 out of 8 accidents and common cause of accidents that occur due to human factors. Unsafe acts are the main cause of drilling accidents in the oil and gas industry. So, this study discusses the analysis of drilling accident cases in the oil and gas industry at PT.X from the point of view of human factors. The purpose of this study is to analyze the contributing factors of active and latent failure and analyze cases of work accidents from the point of view of human factors in drilling activities that occur at PT.X year 2022 and determine recommendations for future improvements from drilling activities at PT. X. This research method uses descriptive-analytical from secondary data and interview results. It was found that the latent condition contributed to the drilling accident that occurred at PT. X in 2022, namely the failure to update the latest regulations, the control carried out is still administrative in nature, the failure of the issuing authority to check the completeness of the files, the absence of scheduled periodic checks on the equipment, failing to ensure that the handover of the wells is carried out in its entirety, the preparation of the JSA is not good, failing to submit hazards and risks in detail, failure of internal coordination of contractors, failure to communicate the hazards and risks already in the risk assessment, and road conditions that should be narrow so that they choose a sloping surface. Meanwhile, active failures that contributed were failing to interpret damaged equipment and dangerous road conditions, not checking the condition of wells when it rained heavily, and violating SOPs. So, it was found that latent conditions contributed more to causing active failure or unsafe acts. The failures that contributed the most to each layer of HGACS-OGI were organizational influences (organizational process), unsafe supervision (supervision violations), preconditions for unsafe acts (environmental factors - physical environment), and unsafe acts (errors - perceptual errors). The synthesis of the analysis results obtained that the safety value has not been embedded in PT. X. This can be seen from the implementation of OHS that has not been carried out thoroughly in the field so safety has not been integrated into operational activities. The recommendation given by the author is to make OHS a safety of work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan perkawinan menurut UU No. 1 Tahun 1974 adalah
untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Namun, tujuan itu
tidak selamanya sesuai dengan yang diharapkan, sehingga
terbuka kemungkinan terjadinya perceraian. Dalam skripsi ini
yang menjadi pokok permasalahan adalah apakah yang menjadi
motivasi terjadinya perkara perceraian yang diajukan ke
Pengadilan Agama Cibinong pada tahun 2004, upaya-upaya apakah
yang dapat ditempuh oleh pihak suami isteri maupun Pengadilan
Agama sebelum putusnya hubungan perkawinan, akibat-akibat
apakah yang dapat ditimbulkan dengan adanya perceraian
berkaitan dengan hubungan suami isteri, anak-anak yang lahir
dalam perkawinan, juga bagaimana terhadap pengaturan tentang
harta yang diperoleh selama perkawinan dimana isteri
mempunyai hak yang sama dengan suami, ditinjau dari UU No. 1
Tahun 1974. Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam
penyusunan skripsi ini adalah menggunakan penelitian
deskriptif. Ada berbagai macam motivasi yang menimbulkan
terjadinya perkara perceraian yang diajukan ke Pengadilan
Agama Cibinong (penulis menyebutkan ada tujuh motivasi).
Upaya-upaya yang dapat ditempuh oleh suami isteri maupun
Pengadilan Agama sebelum putusnya hubungan perkawinan menurut
UU No. 1 Tahun 1974 dengan cara mempersulit terjadinya
perceraian. Pasal 39 UU No. 1 tahun 1974 menentukan
perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan
setelah pengadilan sudah berusaha dan tidak berhasil
mendamaikan kedua belah pihak dengan meminta bantuan kepada
Badan Penasihat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP-
4). Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan yang
diatur secara limitatif dalam Pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975,
dan tata cara perceraian diatur dalam peraturan perundangan
tersendiri. Dengan adanya perceraian terdapat akibat-akibat
yang dapat ditimbulkan berkaitan dengan hubungan suami
isteri, anak-anak yang lahir dalam perkawinan dan juga
berkaitan dengan harta yang diperoleh selama perkawinan
dimana isteri mempunyai hak yang sama dengan suami."
[, Universitas Indonesia], 2005
S21169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Casey Puspa Avriliantoro
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk analisis faktor risiko yang berkontribusi pada kecelakaan pemasangan perancah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis konten, yaitu memberikan gambaran secara jelas dengan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, dan fakta yang terjadi selama penelitian di lapangan. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif yaitu membanding proses investigasi dengan pedoman investigasi OSHA untuk menentukan sistem yang tidak berjalan dengan baik, observasi pada kecelakaan pemasangan perancah di PT. X. Hasil telitian menunjukkan sistem investigasi sudah baik namun pelaksanaannya belum mengacu pada pedoman OSHA. Faktor yang berkontribusi adalah man, machine, method, dan environment.

ABSTRACT
This study analyzed the risk factors that contribute to the installation of scaffolding accident. This is a descriptive study with the content analysis method, which gives a clear picture by revealing a problem, situation, and the facts that occurred during the study in the field. Data collected by observation and interview. Data were analyzed qualitatively comparing the process of investigation by OSHA investigation guidelines to determine that the system does not work well, observations on the installation of scaffolding accident at PT. X. The results of investigation system, has been good but still not refer to OSHA guidelines. Factor contributing is man, machine, method, and the environment.;ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk analisis faktor risiko yang berkontribusi pada kecelakaan pemasangan perancah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis konten, yaitu memberikan gambaran secara jelas dengan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, dan fakta yang terjadi selama penelitian di lapangan. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif yaitu membanding proses investigasi dengan pedoman investigasi OSHA untuk menentukan sistem yang tidak berjalan dengan baik, observasi pada kecelakaan pemasangan perancah di PT. X. Hasil telitian menunjukkan sistem investigasi sudah baik namun pelaksanaannya belum mengacu pada pedoman OSHA. Faktor yang berkontribusi adalah man, machine, method, dan environment.

ABSTRACT
This study analyzed the risk factors that contribute to the installation of scaffolding accident. This is a descriptive study with the content analysis method, which gives a clear picture by revealing a problem, situation, and the facts that occurred during the study in the field. Data collected by observation and interview. Data were analyzed qualitatively comparing the process of investigation by OSHA investigation guidelines to determine that the system does not work well, observations on the installation of scaffolding accident at PT. X. The results of investigation system, has been good but still not refer to OSHA guidelines. Factor contributing is man, machine, method, and the environment.;ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk analisis faktor risiko yang berkontribusi pada kecelakaan pemasangan perancah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis konten, yaitu memberikan gambaran secara jelas dengan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, dan fakta yang terjadi selama penelitian di lapangan. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif yaitu membanding proses investigasi dengan pedoman investigasi OSHA untuk menentukan sistem yang tidak berjalan dengan baik, observasi pada kecelakaan pemasangan perancah di PT. X. Hasil telitian menunjukkan sistem investigasi sudah baik namun pelaksanaannya belum mengacu pada pedoman OSHA. Faktor yang berkontribusi adalah man, machine, method, dan environment.

ABSTRACT
This study analyzed the risk factors that contribute to the installation of scaffolding accident. This is a descriptive study with the content analysis method, which gives a clear picture by revealing a problem, situation, and the facts that occurred during the study in the field. Data collected by observation and interview. Data were analyzed qualitatively comparing the process of investigation by OSHA investigation guidelines to determine that the system does not work well, observations on the installation of scaffolding accident at PT. X. The results of investigation system, has been good but still not refer to OSHA guidelines. Factor contributing is man, machine, method, and the environment.;ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk analisis faktor risiko yang berkontribusi pada kecelakaan pemasangan perancah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis konten, yaitu memberikan gambaran secara jelas dengan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, dan fakta yang terjadi selama penelitian di lapangan. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif yaitu membanding proses investigasi dengan pedoman investigasi OSHA untuk menentukan sistem yang tidak berjalan dengan baik, observasi pada kecelakaan pemasangan perancah di PT. X. Hasil telitian menunjukkan sistem investigasi sudah baik namun pelaksanaannya belum mengacu pada pedoman OSHA. Faktor yang berkontribusi adalah man, machine, method, dan environment.

ABSTRACT
This study analyzed the risk factors that contribute to the installation of scaffolding accident. This is a descriptive study with the content analysis method, which gives a clear picture by revealing a problem, situation, and the facts that occurred during the study in the field. Data collected by observation and interview. Data were analyzed qualitatively comparing the process of investigation by OSHA investigation guidelines to determine that the system does not work well, observations on the installation of scaffolding accident at PT. X. The results of investigation system, has been good but still not refer to OSHA guidelines. Factor contributing is man, machine, method, and the environment., ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk analisis faktor risiko yang berkontribusi pada kecelakaan pemasangan perancah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis konten, yaitu memberikan gambaran secara jelas dengan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, dan fakta yang terjadi selama penelitian di lapangan. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif yaitu membanding proses investigasi dengan pedoman investigasi OSHA untuk menentukan sistem yang tidak berjalan dengan baik, observasi pada kecelakaan pemasangan perancah di PT. X. Hasil telitian menunjukkan sistem investigasi sudah baik namun pelaksanaannya belum mengacu pada pedoman OSHA. Faktor yang berkontribusi adalah man, machine, method, dan environment.

ABSTRACT
This study analyzed the risk factors that contribute to the installation of scaffolding accident. This is a descriptive study with the content analysis method, which gives a clear picture by revealing a problem, situation, and the facts that occurred during the study in the field. Data collected by observation and interview. Data were analyzed qualitatively comparing the process of investigation by OSHA investigation guidelines to determine that the system does not work well, observations on the installation of scaffolding accident at PT. X. The results of investigation system, has been good but still not refer to OSHA guidelines. Factor contributing is man, machine, method, and the environment.]"
2015
S60016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>