Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmawati Noor
"ABSTRAK
Pada setiap perusahaan terdapat tiga komponen pokok yaitu pekerja, alat
kerja dan Iingkungan kerja di mana satu dengan yang lainnya saling
memepengaruhi produkrivitas kerja karyawannya. Setiap pekerja mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja
guna mewujud kan produktivitas kerja yang optimal.
Pabrik daur uiang batere Pb, akan melepaskan berton-ton Pb ke
Iingkungan jika tidak dikendalikan. Pb yang di cairkan pada proses daur ulang
akan menghasilkan fume dan debu Pb yang termasuk Iogam berat. Ketika
masih di udara logam berat ini dapat saja terabsorbsi ke dalam tubuh manusia
melalui jalur pernafasan, pencernaan dan kulit.
Peneritian ini dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan
dengan kandungan timbal di dalam darah pekerja pabrik daur ulang batere
timbal (Pb) PT. X.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode cross sectional
karena pengukuran paparan dan akibat yang ditimbulkan dibuat pada waktu yang sama dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Data primer
didapatkan dari observasi Iangsung di PT. X, dan wawancawa dengan pekerja
dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Pb di ruang kerja
berhubungan dengan kandungan Pb di dalam darah pekerja pabrik PT X.
Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan alat pelindung diri
dengan kandungan Pb di dalam darah pekerja. Di samping itu tempat kerja,
yaitu ruang produksi atau ruang kantor, juga merupakan faktor yang
berhubungan dengan kandungan Pb di dalam darah pekerja pabrik PT X.
Saran bagi pabrik PT X, adalah penambahan exhaust fan di area mehfing,
penunjukan pengawas pemakaian APD, dan sosiafisasi kembali tentang bahaya
Pb dan penggunaan APD kepada para pekerja.

ABSTRACT
Every company has three main component, i.e. workers, equipment and
working environment. These componets are interacted each other to create
worker productivity. Every worker has right to be protected of their occupational
health and safety to optimize the productivity.
Lead battery recycling factory, will generate tons of Pb to the environment
if it is not managed. Lead melting proces will generate Pb fume and dust that
categorized as heavy metals and hazardous. The fume and dust can be
absorbed to workers body through inhalation, ingestion and skin.
This research is conducted to assess factors that related to blood lead in
workers of lead battery recycle factory PT. X.
Method used in this research is cross sectional due to exposure is
measured at the same time with the consequence. The research used primary
and secondary data. Primary data is get through observation at PT. X and
distribute quetionnaire to the workers. The result shows that there is relation between Pb concentration in
working area and workers blood Pb. There is signiticant relation between used
of personal protective equipment (PPE) and workers blood Pb. The other factor,
i.e, working place, is related to workers blood Pb significaltly as well.
Some recommendation for PT X, includes add of exhaust fan at melting
area, appoint supervisor to control use of PPE and re-socialize hazard Pb and
use of PPE to workers.

"
2007
T34524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andang Tjahjandi
"Penggunaan BBM di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan bensin bertimbal, sehingga makin besar konsumsi energi BBM dari bensin bertimbal, maka makin tinggi tingkat pencemaran timbal (Pb) di udara ambien. Efek Pb terhadap sistem haemapoietic menyebabkan berkurangnya synthesis haemoglobin dan rnenyebabkan anemia. Di Kota Sukabumi saat ini penggunaan bahan bakar minyak (BBM) masih didominasi oleh penggunaan bensin bertimbal. Salah satu pekerja yang memiliki resiko tinggi terpapar Pb adalah pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pb di udara ambien dan hubungannya dengan Pb dalam darah serta kejadian anemia pada pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Tahun 2007.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dan sampel adalah pegawai UPTD Terminal, dengan besar sampel sebanyak 44 pegawai yang diambil secara total sampling. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi dan uji chi square.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa : ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb di udara ambien pada lingkungan kerja dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai, ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb dalam darah dengan kadar Hb darah pada pegawai, dan ada hubungan yang signiiikan antara umur dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai UPTD Terminal. Selanjutnya, didapat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara; kebiasaan merokok, memakai masker, dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai UPTD Temainal.
Hasil penelitian ini semakin memperjelas betapa pentingnya pengendalian pencemaran udara khususnya pencemaran Pb di udara Upaya penghapusan bensin bertimbal sudah tidak dapat ditunda lagi untuk mencegah dampak kesehatan dan kerugian biaya yang ditanggung oleh masyarakat.

BBM usage in Indonesia still dominated by lead gasoline, so that consumption of BBM energy from lead gasoline increasing, then lead (Pb) pollution level in ambient air is more and more increasing. Pb effect toward haemopoietic system caused the decreasing of hemoglobin synthesis and causing anemia. At Sukabumi recently, BBM usage still dominated by lead gasoline usage. One of the workers that has high risk of exposed to Pb is Terminal UPTD employee of Sukaburni City Transportation Department. The purpose of the study is to find out the relation between Pb in the ambient air and Pb in blood and anemia cases of transportation department a employees of UPTD terminal at Sukabumi 2007.
Research design used is cross sectional. Population and sample are Tenninal UPTD employee, with total samples of 44 employees that gathered by total sampling. Further obtained data processed statistically using analysis technique of frequency distribution and chi square test.
From research result, obtained that: there is significant relation between Pb level in ambient air of working environment with Pb level in employees blood, there is significant relation between Pb level in blood and blood Hb in employees, and there is significant relation between age and Pb level in employees blood of Terminal UPTD. Accumulation of Pb level could not define in those employees blood because exposed to Pb in ambient air of work environment Furthermore, obtained that there are no signiiicant relations between smoking behaviors along as well as using mask with Pb level in employees? blood of Terminal UPTD.
The result of this research clarifies the importance of controlling air pollution especially from Pb contamination. The effort for elimination of gasoline containing Pb can not be delay to prevent the impact to health and the loss of expense that burden by the people."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T23770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Fajar Wicaksono
"Latar belakang dan Tujuan Indonesia saat ini masih mcnggunakan bensin bertimbal dengan tingkat pencemaran timbal di udara tinggi. Jakarta Barat merupakso wilayab di DKI Jakarta yang paling padat dilalul kendaraan bermotor.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kadar timbal di dalam darah terbadap terjadinya hipertensi pada polisi yang bekerja di jalan dan faktor-faktor lain, seperti obesitas, riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok. konsmnsi kopi, perilaku memakai masker dan olahraga dengan terjadinya hipertensi.
Metode penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayab kerja polsek Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah polisi yang bekerja di jalan. Disain penelitian adalah studi Cross Sectional, dengan analisis kasus konlrol, 30 kasus dan 60 konlrol dillrutsertakan ) da1am penelitian ini. Kastt; diperoleh dengan cam consecuiive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darab dan analisis kadar timbal dalam darah.
Hasil penelitian Rerata kadar timbal di dalam darah adalab 19.83 , dengan nilai median 18.80. Terdapat hubungan yang signifikan antarn faktor obesitas (OR = 5,1) riwayat keluarga hipcrtensi (OR=l7,68) dan kadar Pb dalam darab (OR=4,5) dengan kejadian hipertensi.
Kesimpulan dan Saran
Ada pengarah kadar timbal di dalam darah, dengan kejadian hipertensi. Saran yang diajukan adalah melakukan pemeriksaan kadar timbal dalam darah minimal sekali setahun, termasuk melakukan upaya penurunan pajanan timbal, dan menurunkan berat badan polisi yang bekerja di jalan.

Tile Background and Tbe Objectives
Most of the cities in Indonesia are still using head gases which causes high lead level pollution. West Jakarta is one of the .areas that high burden of motor vehicles and is among the worst polluted area in Jakarta city. The aim of this study is to identify the relation of blood lead levels and hypertension among traffic police and other related factors such as obesity ,family history of hypertension, smoking,. consumption of coffee, use of mask as protection and physical exercise.
The Research Method
This research was carried out in the work territory Sector Police West Jakarta. The research population was traffic police assigned on the road. A cross sectional study design was used with case control analysis. Sixty cases and 30 controls Were recruited for this study Cases were recruited consecutively. Data was'collected by interviews, physical examination and measuring blood lead level.
The Conclusion and the Reccomendation
A significant relationship was'found between blood lead level and hypertension incident. Police with the blood lead level ?: 18,80 JWdL had a risk almost of 6,5 times higher to get hypertension. It is recommended that blood lead level should be measured at least once a year and reduce police weight that worked in the road."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T21022
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarah Hajar
"Beban penyakit akibat pajanan timbel terus meningkat. Timbel mengganggu hidroksilasi 25(OH)D dan transportasi kalsium sehingga aktivitas osteoklastik dan resorpsi tulang meningkat. Pyridinoline crosslinks (PYD) sebagai indikator kerusakan tulang lebih dini dari pencitraan. Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dari penelitian primer yang berjudul Korelasi Kadar Serum 25(OH)D dengan Penanda Biologis Kardiovaskular pada Pekerja Terpajan Timbel. Penelitian berdesain potong lintang ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kadar 25(OH)D serum dengan rasio PYD/kreatinin urin pada pekerja terpajan timbel. Penelitian berlokasi di Kabupaten Tegal, Kabupaten Tangerang, Kota Surabaya, dan Kabupaten Bogor. Subjek adalah bagian dari seluruh pekerja terpajan timbel yang terdaftar sebagai responden dalam penelitian primer dan memenuhi kriteria, didapatkan total 104 subjek. Instrumen yang digunakan adalah formulir karakteristik subjek, pemeriksaan fisik, Global Physical Activity Questionnaire, Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire, hasil pemeriksaan fungsi ginjal dan hepar, kadar timbel dalam darah, kadar 25(OH)D serum, dan sampel urin pagi. Median kadar timbel dalam darah 6,3 (1,2-35,5) µg/dL, indeks pajanan timbel kronik 35,3 (1,2-535,8) tahun µg/dL, kadar 25(OH)D serum 22 (8-52) ng/mL, dan rasio PYD/kreatinin urin 5,3 (3,6-28,1).10-6. Sebagian besar (86,5%) subjek memiliki kadar 25(OH)D serum yang tidak adekuat. Studi menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kadar 25(OH)D serum dengan rasio PYD/kreatinin urin pada pekerja terpajan timbel (r = -0,39, p < 0,001), dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara indeks pajanan timbel kronik dengan rasio PYD/kreatinin urin (r = 0,21, p = 0,036).

The burden of disease due to lead exposure continues to increase. Lead interferes with 25(OH)D hydroxylation and calcium transport, increasing osteoclastic activity and bone resorption. Pyridinoline crosslinks (PYD) as an indicator of bone damage that can be seen earlier than imaging. This study is a secondary study of the primary study entitled Correlation of Serum 25(OH)D Levels with Cardiovascular Biological Markers in Workers Exposed to Lead. This cross-sectional study was conducted to determine the correlation between serum 25(OH)D levels and the urinary PYD/creatinine ratio in workers exposed to lead. The study was located in Tegal Regency, Tangerang Regency, Surabaya City, and Bogor Regency. The subjects were part of all lead-exposed workers who were registered as respondents in the primary study and met the criteria, resulting in a total of 104 subjects. The instruments used were subject characteristic form, physical examinations, Global Physical Activity Questionnaire, Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire, kidney and liver function test results, blood lead levels, serum 25(OH)D levels, and morning urine samples. Median blood lead levels were 6.3 (1.2-35.5) µg/dL, chronic lead exposure index 35,3 (1,2-535,8) years µg/dL, serum 25(OH)D levels were 22 (8-52) ng/mL, and urinary PYD/creatinine ratio was 5.3 (3.6-28.1).10-6. Among the most population (86.5% of subjects) had inadequate serum 25(OH)D  the study showed a significant negative correlation between serum 25(OH)D levels and urinary PYD/creatinine ratio in workers exposed to lead (r = -0.39, p < 0.001). There was also a significant positive correlation between chronic lead exposure index and the urinary PYD/creatinine ratio (r = 0.21, p = 0.036)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Taat Tagore Diah
"Pajanan Pb dapat terakumulasi di dalam darah manusia sesuai lama waktu pajanan dan berdampak pada kesehatan. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis lama waktu pajanan terhadap kadar Pb, kadar Haemoglobin, kadar Kreatinin dan Blood Urea Nitrogen (BUN) dalam darah sehingga dapat diketahui perbedaannya dan dampak kesehatannya_ Responden dibagi 3 kelompok berdasarkan lama kerja berturut-turut 1 tahun, 5 tahun dan 10 tahun masing-masing kelompok 30 responden kemudian diambil darah vena ± 9 cc. Analisis Pb dengan alat Atomic Absorbance Spectrofotometer Graphite Furnace (AAS-GF), analisis kadar Haemoglobin menggunakan Haematology Analiser Otomatic dengan metoda Siarunethemoglobin. Kadar 1Creatinin dart BUN diukur dengan alat Autoanaliser Spectrofotometer, dengan metoda Jaffe untuk kreatinin dan metoda Kinetik UV untuk BUN. Rata-rata kadar Pb sopir dengan lama ketja 10 tahun adalah 86,747 ± 25,712; 5 tahun 65,360 ± 18,098 dart < 1 (alum : 53,107 ± 20,950 dengan peningkatan secara signiftkan sesuai larna keda (P < 0,000) kadar 14 mg/dl di temukan pada kelompok 10 tabon sebanyak 43,3 %, kelompok 5 Whim 3,3% dan kelompok 5. 1 tahun sebanyak 10 % dengan peningkatan secara signifikan sesuai lama kerja ( P <0,000). Rata-rata kadar Kreatinin sopir dengan lama kerja kelompok 10 tahun : 0,874 0,098, kelompok 5 tahtm : 0,843 ± 0,077 dan kelompok < 1 talum : 0,828 + 0,102, tidak ada perhedaan hermakna (P < 0,707). Terdapat perbedaan yang bermakna (P< 0,012) pada rata-rata kadar BUN kelompok sopir lama ketja 10 tahun, 5 tahun dan < I tahun, yaitu herturnt-turut 24,767 ± 5,036 ; 22,367 ± 3,819 dan 21,267 ± 4,727. Kesimpulan lama waktu pajanan Pb berpengaruh terhadap tinggi kadar Pb dalam darah (terakumulasi) sehingga meningkatkan angka kejadian anemia, dan meningkatkan kadar BUN dalam daralt, teiapi tidak mempengaruhi kadar kreatinin darah.

Pb exposure can be accumulated in human blood in proportion to the exposure duration and it impacts on health_ The purpose of this research was to analyze the influence of exposure duration on Pb content, hemoglobin content, creatinin content, and Blood Urea Nitrogen (BUN) in blood so as to find out its differences and its impact on health. The respondents were divided into 3 groups based on the working duration of respectively 1 year, S years. and 10 years, each consisting of 30 respondents, and then vena blood of _± .9 cc was taken. The analysis of Pb was by Atomic Absorbance Spectrophotometer Graphite Furnace (AAS--GF), whereas the analysis of Hemoglobin content used Hematology Analyzer Automatic by Sianmethemoglobin method. Creatinin and BUN contents were measured by Autocznalyzer Spectrophotometer, by using fee method for c..reatinin and UV Kinetics method for BUN. Average Pb content of drivers with a 10-year working duration was 86.747± 25.772; 5 years: 65.360 43.3% d- 18.098; and < 1 year: 53.107 ± 20.950, with a significant increase in proportion to the working duration (P <0.000). Jib content < 14 mg/d1 was found in the 10-years group of 43.3%, 5-years group of 3_3%, and < 1-year group of 10%, with a significant increase in proportion to the working duration (P<0.000). The average creatinin content of the drivers with a working duration qf 10- years group: 0.874 ± 0.098. 5-years group: 0.843 .± 0.077, and S 1-year group: 0.828 d.0.102, there is an insignificard dOerence (P<0.707). There is a significant difference (P<0.012) in the average BUN content of the drivers of 10-years, 5-years, and <1-year groups, that is, 24.767 ± 5.036. 22.367 .± 3.819, and 21.2671-4.721 respectively. Conclusion: the duration of Pb exposure has influence on Pb content in blood (accumulated) so that it increases incidence rate of anemia, and it also increases BUN content in blood, but it has no influence on blood creatinin content."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tiuedinawaty
"Keterpajanan timbal di udara ambien pada anak-anak yang berasal dari pembakaran bahan bakar kenderaan bermotor, dapat tezjadi jika terhimp senyawa timbal tersebut selama dipeljalanan dari rumah ke sekolah, Emisi tersebut merupakan basil samping pembakaran yang teljadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa zerramelkvl-lead dan ietraetlzyl-lead yang selalu ditambabkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor tersebut. Dimana iimbal yang dibuang ke udara melalui asap buang kendaraan bermotor iersebut menjadi sangar tinggi, apabila terhirup dalam sistem pemafasan akan dapat meningkalkan kadariimbal dalam darah anak-anak..
Tujuan dari penelitian ini ingin rncngetahui hubungan keterpajanan timbal di udara ambien dengan kadar timbal dalam darah siswa sekolah dasar kelas empat, lima dan enam di kecamatan Cikarang. Penelitian ini mempnmyai keraugka konsep bahwa keterpajanan tirnbal di udara ambien yang diukur dengan lama dijalan sebagai variabel independen akan mempengamhi kejadian kadartimbal dalam daxah siswa sebagai variabcl dcpenden. Juga diteliti fakbor bebas lain, yang dapat mempalgaruhi variabel dependen seperti status gizi, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekeljaan ayah, pekeljaan ibn, riwayat batuk kronis, riwayat minurn obat casing, konsumsi susu, kebiasaan merokok dan pengeluaran orang fua.
Penelitian ini menggnmakan disain Cross Sectional, dengan jumlah populasi 160 orang siswa sekolah dasar kelas empat, lima dan enam di kecamatan Cikarang. Data dalam peneiitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara pengisian kuesioner, untuk mengetahui lama dijalan dari rumah kesekolah (ekwosnre/Sfariabel independen) dan kadar timba! dalam darah diukur dengan menggunakan AAS (outcome/variabel dependen). Hasil penelitian memmjukkan bahwa 62,4% siswa yang terpajan' lebih mernpunyai kadar timbal tinggi dalam damh pada siswa sekolah dasar kelas empat, lima dan enam di kecarnatan Cikarang. Kesimpulan pcnclitian ini adalah bahwa siswa yang telpajan lebih mempnmyai resiko 9 kali utuk mempunyai kadar timbal tinggi didalam darah dengan can of point median (S.72pg/dl) setelah dikontrol dengan pendidikan ayah dan kebiasaan merokok.

Lead exposure in children is sourced automotive combustion, while inhaled lead for trams road to go to school. Emission is e.Hected combustion vehicle machines, content tetramethyl lead and tetraethyl lead always added vehicle gasoline. Lead depletion is throwaway air automotive combustion, is very high. Metal lead, if inhaled in breathing system is etfect to up blood lead level children.
Purpose of the research is knowing correlation lead exposure ambient with blood Icad level elementary. school tbrth, fifth, sixth at Cikarang. This research has concept that exposure lead in ambient that’s measure time at the road as variable indepaident is effecting blood lead level schoolchild as variable dependent. Thus researcher has researched mother factor which influence variable dependent as nutrition status, ihthefs education, mother’s education, thtliefs work, mother’s work, cough chroniw, helmint’s drug milk consumption, smoking habit and parcnt’s consumption.
This research use cross sectional design, with 160 population schoolchild elementary school forth, iitih, sixth at Cikarang This data is taken lbr measurement time of the road fiom the house until to school (exposurefvariable independent) and blood lead level measurement AAS (outcome/variable dependent). The summaly showed that 62,4% child more exposure has high blood lead level at schoolchild elementary school Ruth, iiiih, sixth at Cikarang. Schoolchild’s more exposure has 9 time risk ibr has blood lead level, with cut of point median (5,72 pg/dl ) aher is controlled by father’s education and smoking habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Naria
"Sungai Cipinang adalah salah satu sungai di Jakarta yang dimanfaatkan sebagai penampung limbah dari berbagai jenis industri dan rumah tangga, sehingga pada sungai Cipinang terdeteksi adanya logam berat timbal. Sungai ini diperuntukkan bagi keperluan pertanian dan usaha perkotaan. Air sungai Cipinang telah dimanfaatkan secara langsung sebagai penyiram tanaman sayuran di bantaran sungai. Tanaman tidak memerlukan timbal, tetapi dapat mengabsorbsinya dan terakumulasi dalam jaringan tanaman sehingga akan terbawa saat panen dan selanjutnya akan dikonsumsi manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyiraman air tanah dan air sungai terhadap kandungan timbal dalam tanaman sayuran, dan keamanan sayuran untuk dikonsumsi. Rancangan penelitian adalah Eksperimental Sederhana dalam bentuk faktaria1 2 x 3, yaitu 2 jenis air penyiraman (air tanah dan air sungai) dan 3 jenis tanaman sayuran yaitu selada (Lactuca sativa), bayam (Amaranthus hybridus), kangkung (Ipomoea reptairs Pair). Pengukuran kandungan timbal dilakukan pada awal tanam, 14 hari setelah tanam, dan 26 hari setelah tanam terhadap air penyiraman, tanah penanaman, dan tanaman sayuran selada, bayam, dan kangkung.
Hasil pengukuran kandungan timbal air penyiraman pada awal tanam adalah 0,011 ppm (air tanah) dan 0,118 ppm (air sungai). Kandungan timbal pada 14 hari setelah tanam adalah 0,011 ppm (air tanah) dan 0,059 ppm (air sungai). Kandungan timbal pada 26 hari setelah tanam adalah 0,011 ppm (air tanah) dan 0,013 ppm (air sungai).
Hasil pengukuran kandungan timbal tanah penanaman pada awal tanam adalah sama untuk keseluruhan yaitu 0,116 ppm. Kandungan timbal tanah untuk penyiraman air tanah pada 14 hari setelah tanam rata-rata adalah 0,148 ppm, dan 26 hari setelah tanam rata-rata adalah 0,060 ppm Kandungan timbal tanah untuk penyiraman air sungai pada 14 hari setelah tanam rata-rata adalah 0,160 ppm, dan 26 hari setelah tanam rata-rata adalah 0.083 ppm.
Hasil pengukuran rata-rata kaudungan timbal tanaman sayuran selada, bayam, dan kangkung pada 14 hari setelah tanam untuk penyiraman air tanah adalah 1,52 ppm (selada), 1,15 ppm (bayam), 1,13 ppm (kangkung). Rata-rata untuk penyiraman air sungai adalah 1,42 ppm (selada), 0,99 ppm (bayam), 0,69 ppm (kangkung). Rata-rata kandungan timbal tanaman pada 26 hari setelah tanam untuk penyiraman air tanah adalah 2,45 ppm (selada), 1,71 ppm (bayam), 1,56 ppm (kangkung). Rata-rata untuk penyiraman air sungai adalah 2,72 ppm (selada), 1,98 ppm (bayam),1,80 ppm (kangkung).
Uji Anova kandungan timbal pada tanaman sayuran selada, bayam, dan kangkung seperti berikut. Pada 14 hari setelah tanam, untuk penyiraman air tanah tidak terdapat perbedaan (p>0,05), untuk penyiraman air sungai terdapat perbedaan (p<0,05). Pada 26 hari setelah tanam, untuk penyiraman air tanah maupun untuk penyiraman air sungai, terdapat perbedaan (p<0,05). Tanaman sayuran yang berbeda kandungan timbalnya adalah selada dengan bayam, dan selada dengan kangkung. Sedangkan bayam dengan kangkung tidak saling berbeda.
Perbandingan kandungan timbal pada masing-masing jenis tanaman sayuran untuk penyiraman air tanah dan penyiraman air sungai dilihat dengan menggunakan uji t. Hasil uji t secara keselumhan untuk masing-masing jenis sayuran tidak berbeda nyata (p>0,05).
Tanaman sayuran dapat menyerap timbal dan terakumulasi dalam jaringan tanaman. Disarankan untuk mempertimbangkan jenis tanaman yang diusahakan di bantaran sungai. Diperlukan juga penelitian tentang penyerapan timbal oleh tanaman yang berasal dari air penyiraman, tanah, dan udara sekaligus, untuk mengetahui kondisi lingkungan yang cocok agar tanaman sayuran tidak terkontaminasi timbal secara berlebihan.

The Effect of Watering of Cipinang River Water and Ground Water on Lead Content in Several Vegetable CropsCipinang is one of the rivers in Jakarta and used for industrial and domestic wastes dumping, so some metals are detected in this river. Water of the Cipinang river is directly used for watering vegetable crops on its flood plain. Although lead is not an essential to the crops, this metal can be absorbed and accumulated in their tissues which is finally are consumed by human.
Of this research is to understand effect of watering by Cipinang river water and ground water on lead content in vegetable crops and to elicidate whether or not the crops are safe to consume. The Research design is true experimental on factorial of type 2 x 3. namely 2 types of waters (ground water and Cipinang river water) and 3 types of vegetable crops (lettuce ;Lactuca saliva, spinach ; Amaranthus hybridus. `kangkung'Ipomoea reptans Poir). Lead content analysis is conducted at the beginning of planting, 14 days after planting, and 26 days after planting, in ground water, Cipinang water, soil, lettuce, spinach, and `kangkung', respectively.
The analyses showed that lead content in water at the beginning of planting are 0.011 ppm (ground water = g w) and 0.118 ppm (Cipinang water = C w), while lead content at 14 days after planting are 0.011 ppm (g w) and 0.059 ppm (C w), whereas 26 days after planting are 0.011 ppm (g w) and 0.013 ppm (C w).
In the mean time lead content in soil at the beginning of planting is 0.116 ppm, while lead content in soil after treatment with ground water at 14 days after planting is 0.148 ppm and at 26 days after planting is 0.060 ppm, respectively lead content in soil after treatment with Cipinang river water at 14 days after planting is 0.160 ppm and at 26 days after planting is 0.083 ppm.
The result shows that the average lead content for lettuce, spinach, and `kangkung' at 14 days after planting for ground water watering are 1.52 ppm (letttuce), 1.15 ppm (spinach), and 1.13 ppm (`kangkung').The average lead content for Cipinang water watering are 1.42 ppm (lettuce), 0.99 ppm (spinach), and 0.69 ppm ('kangkung'). Lead content on 26 days after planting for ground water watering are 2.45 ppm (letttuce), 1.71 ppm (spinach), and 1.56 ppm (`kangkung'), for Cipinang water watering are 2.72 ppm (lettuce), L98 ppm (spinach), and 1.80 ppm ('kangkung').
One way Anova test of lead content in lettuce, spinach, and `kangkung' at 14 days after planting for ground water watering is not significant (p>0.05), while for Cipinang water is significant (p<0.05). Further, one way Anova test of lead content at 26 days after planting for both Cipinang water watering and ground water watering is significant (p<0.05). The significance of lead content is between lettuce and spinach and between lettuce and `kangkung', whereas between spinach and `kangkung' is not significant.
Lead content of each vegetable crops between ground water and Cipinang water watering are compared by t test. The tests showed that the lead content in vegetable crops is not significant (p>0.05).
As vegetable crops can absorb and accumulate lead in their tissues, we suggest to plant appropriate vegetable crops on flood plain of the river. Research on the lead absorbtion from watering, soil, and air by vegetable crops is needed further to explore the optimal condition by which the crops will not be contaminated by lead excessively.
References : 39 (1965 - 1998).
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Amir Amrullah
"Penggunaan solven sebagai pelarut zat pewarna dalam industri sandal dan sol sepatu adalah sangat penting Solven digunakan untuk memberi warna ,menghaluskan dan mengeringkan hasil cetakan. Solven yang digunakan merupakan campuran dari 18 macam zat termasuk toluene, methyl iso butil ketone, methyl etil ketone yang dapat menyebabkan kerusakan bagi fungsi tubuh bila terinhalasi. Berdasarkan penelitian efek solven pada hewan coba , mekanisme terjadinya kerusakan organ adalah akibat terbentuknya senyawa radikal bebas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan inhalasi solven pewarna sepatu terhadap kadar radikal bebas darah. Penelitian dilakukan pada industri sandal dan sol sepatu, peserta adalah karyawan departemen 250 dan berasal dari ruang yang sama dan terpapar oleh solven yang sama, laki-laki ,usia 17-40 tahun, lama bekerja 5 tahun , tidak menderita penyakit kronik, tidak bekerja berat sebelumnya. Jumlah peserta yang memenuhi keriteria adalah menggunakan masker 7 orang , dan 11 orang yang tidak menggunakan masker. Responden diambil darahnya 2cc , kemudian di keringkan dan selanjutnya dihitung jumlah triplet radikal , biradikal ,radikal bebas dengan menggunakan alat elektron spin resonance.
Hasil penelitian semua responden mempunyai kadar radikal yang tinggi dan dari uji statistik diperoleh bahwa kadar radikal pada kelompok yang menggunakan masker lebih rendah dibanding kelompok yang tidak menggunakan masker. Dengan demikian penggunaan masker berhubungan dengan peningkatan kadar radikal. Penelitian ini sebaiknya ditindak lanjuti untuk mencari faktor-faktor penyebab tingginya kadar radikal pada pekerja.

The Comparisons of Blood Free Radicals Concentrations Due to Cronic Inhalation of Dipping Solvents Between Workers Who Is Used Masker And Workers No Used Masker In Shoe's Industry.Solven as solutions are important in shoe's Industry.The function are given colour, softener, and dryness of end product. Dipping Solvents are composed Of chemichal substances like toluene, methyl ethyl ketone, methyl iso butil ketone, etc. Many studies of animals have shown toluene, methyl ehtyl ketone, methyl iso butil ketone to be carcinogen and toxic on body . The mechanisme toxic are due to free radicals productions.
The purpose study is to showing a link between dipping solvents and blood free radical concentration. Responden are taken from 250 departemen , a man, 17-40 old age, had no cronic disease, did not heavy activity before. A total responden are 7 from masker group and 11 from no masker group. All responden to be taken 2 cc of blood, then dryed it, and count radicals with Electron Spin Resonance later.
A result, All responden had highly radicals concentrations. Statisticals test showing a worker used a masker has lower concentrations a blood radicals than workers no used a masker. A conclusions we get a link between used a masker and radicals concentrations. We offer that this research will be confirm for search any factors which caused highly radical concentrations in worker.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Fitrah Naufal
"ABSTRAK
American Dream adalah etos nasional dari negara Amerika Serikat; sebuah konsep dimana semua orang bisa menjadi sukses di Amerika Serikat jika bekerja keras. Meskipun terkesan positif, sisi lain dari American Dream yang bisa menjadi berbahaya bagi orang-orang yang mempercayainya sering menjadi tema dari banyak karya literatur dan film. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis There Will Be Blood, sebuah film karya sutradara Paul Thomas Anderson yang dirilis tahun 2007, sebagai kritik kepada konsep American Dream. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa film There Will Be Blood ini menunjukkan konsep American Dream itu tidak seideal kelihatannya

ABSTRACT
The American Dream is the national ethos of the United States; a dream that everyone has a chance to success through hard work. The possibility that the pursuit of American Dream can be dangerous and lethal is used as a recurring theme in many literature works and films. This paper attempts to analyze There Will Be Blood, a 2007 film by Paul Thomas Anderson, as a critique to American Dream concept. This research will use James Truslow Adams definition of American Dream as a framework. The result of the study shows that the concept of American Dream is not as ideal as it seems in the movie There Will Be Blood."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>