Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Berbagai krisis yang terjadi di masyarakat kita yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari menimbulkan pertanyaan akan efelctivitas pendidikan agama di
sekolah. Pendidikan ini seharusnya menjadi dasar bagi tumbuhnya perilaku yang baik
pada anak bangsa. Namun sayangnya, pendidikan agama nampaknya kurang
dirasakan manfaatnya oleh sebagian alumni SMU. Mereka merasa cukup mendapat
bekal pengetahuan, namun tidak menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
l-:arena itu, menarik untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan agama, khususnya
pendidikan Agama Islam, dari segi afektif
Walaupun pendidikan agama pentlng untuk mulai diberikan sejak dini, namun
bam pada masa remaja inclividu mendapatkan makna yang berbeda mengenai
pendidikan agama. Dengan perkembangan kognitifnya yang berada pada tahap formal
operasional dari Piaget, remaja sudah mampu berpikir secara abstrak (Turner &
Helms, 1995), sehingga memungkinkan remaja untuk memahami konsep-konsep
agama dengan baik. Pada masa ini pula remaja berusaha menemukan identitas diri
mereka (Erikson, 1970 dalam Santrock, 2001). Dalam menyelesaikan krisis ini,
remaja membutuhkan suatu ideologi yang dapat mereka anut, dimana salah satu
ideologi ini adalah agama. Paloutzian dan Santrock (2001) menyatakan bahwa isu
agama adalah isu yang panting bagi remaja.
Berdasarkan teori tentang perkembangan remaja dan pentingnya peranan
agama pada masa ini, maka kegiatan evaluasi akan membatasi diri pada siswa kelas
III SMU, yang diasumsikan berada pada tahap perkembangan remaja dan telah
mengenyam hampir tiga tahun masa pendidikan Agama Islam di SMU, selain juga
ketika duduk di jenjang pendidikan sebelumnya Tujuannya adalah untuk melihat
hasil belajar dari pelajaran tersebut dari segi afektif.
Hasil helajar pelajaran Agama Islam berorientasi pada aspek afektif dan
psilcomotor. Sementara Ruang lingkup pendidikan Agama Islam sendiri terdiri dari
lima aspek, yakni: A] Qur'an, keimanan, ibadah, akhlak, dan tarik. Kegiatan evaluasi
ini membatasi pada aspek materi keimanan akidah, karena keimanan adalah hal yang
sangat penting bagi seorang muslim. Mengacu pada Surat Al-Furqan ayat 23, Shihab
(1996) menyatakan bahwa amal baik yang dikerjakan tanpa dilandasi oleh iman
adalah amal yang sia-sia.
Keimanan yang merupakan karakteristik afelctif ini alcan dilihat perkembangan
intemalisasinya pada siswa kelas Ill SMU dengan taksonomi hasil belajar domain
afektif dari Krathwoh (1964, dalam Anderson & Bourke, 2000)l. Urutan taksonomi
ini dari jenjang internalisasi yang paling rendah adalah: Receiving Responding
Valuing Organization, dan Characrerizarion by value or value complex. Standar
kompetensi pelajaran Agama Islam akan digunakan sebagai pembanding atau kriteria
tercapai atau tidaknya tujuan belajar pelajaran Agama Islam di sekolah. Lfntuk ilu,
Fathia Saripuspita,
standar kompetensi ini diterjemahkan dan diklasifikasikan sebagai tahap Valuing dari
Taksonomi Domain Afektif Krathwohl
Berdasarkan Taksonomi Domain Afektif Krathwohl (1964, dalam Anderson &
Bourke, 2000) dan cakupan materi keimanan dalam Agama Islam, evaluator
mengembangkan alat ukur instrumen berupa kuesioner. Analisa hasil akan
mendapatkan data mengenai tahapan setiap siswa, dan rata-rata tahapan siswa di
sekolah tersebut. Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMUN 8 Jakarta.
Nilai rata-rata ini akan dibandingkan dengan kriteria yang dijadikan pembanding
untuk menentukan apakah tujuan pendidikan Agama Islam di SMUN 8 Jakarta sudall
tercapai atau belum.
Analisa dari data yang didapat dari 198 orang siswa kelas [II SMUN 8 Jakarta
yang mengambil jurusan IPA adalah bahwa tahapan yang mendapat persentase
terbanyak adalah tahap Characterization by value or value complex, Responding dan
Valuing dari domain afektif Krathwohl (1964, dalam Anderson & Bourke, 2000),
Sementara itu, rata-rata siswa kelas III SMUN 8 Jakarta telah mengintemalisasi nilai
keimanan Agarna Islam pada tahap Vahring, hal ini berarti bahwa tujuan pelajaran
Agama Islam di SMUN 8 Jakarta telah dicapai oleh rata-rata siswa kelas III di sekolah
Tersebut.
Selain itu, penelitian ini juga memperlihatkan bahwa semua siswa mengakui
penghayatan nilai keimanan Agama lslam mereka dipengaruhi oleh lebih dari satu
agen. Oleh karena itu, tercapainya kompetensi dasar pelajaran Agama Islam dalam hal
keimanan tidak hanya dipengaruhi oleh penyelenggaraan pendidikan agama di
sekolah tersebut.
Banyaknya siswa yang mengintemalisasi nilai keimanan Agama Islam dengan
baik, yakni pada tahap Characreriznrforr by valure dan Valuing, dapat dijelaskan oleh
teori perkembangan remaja. Asumsi baiknya perkembangan kognitif siswa sekolah
unggulan ini memungkinkan lebih memahami konsep ajaran Agama Islam dan
memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari, termasuk masalah pencarian
identitas diri. Kedekatan dengan teman yang penting pada masa ini membuat mereka
memiliki teman berdiskusi yang bisa membantu mereka memeoahkan masalah krisis
identitas mereka.
Sementara itu, menurut teori perkembangan moral dari Kohlberg (1986, dalan
Santrock, 2001) dan perkembangan perilaku religius dari Fowler (1996, dalan
Santrock, 2001), remaja masih mengikuti aturan yang diberikan orang lain kepada
mereka karena ingn memuaskan pihak lain atau menghindari pihak lain tidak
menyulcai mereka. Penjelasan ini sejalan dengan tahapan sebagian besar siswa yang
berada pada tahap Rexgporrdifrg.
Sementara untuk mereka yang berada pada tahap Chraracretization dan
Valuing, penjelasan mengenai karakteristik khusus siswa SMUN 8 Jakarta perlu
ditambahkan. Sebagai sekolah unggulan siswa SMU ini juga dianggap lebih patuh
kepada guru dan berdedikasi tinggi pada kegiatan akademis dibanding sekolah lain.
Kecenderungan patuh dan dedikasi mereka ini bisa saja juga teljadi dalam hal
mengikuti ajaran agama. Akibatnya diasumsikan siswa yang menginternalisasi nilai
keimanan pada tahap Valuing dan Characterization, bisa saja mencapai tahap ini
karena secara siap menerima nilai yang dikenakan pada mereka. Dengan kata lain
mereka tidak melalui proses mempertanyakan ajaran ataupun ideologi.
Kesimpulan yang dibuat dalam kegiatan evaluasi ini hanya didasarkan pada
data kuesioner. Data tambahan masih dibutuhkan untuk mempertajam kesimpulan."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ikha Deviyanti Puspita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat retensi pengetahuan, sikap, dan perilaku pasca pelatihan gizi seimbang pada tahun 2012 dengan jumlah responden penelitian sebanyak 669 orang yang terdiri dari siswa kelas 5 dan 6 dari 10 SD terpilih di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012, menggunakan metode campuran (mixed methode) atau mengkombinasikan kualitatif dan kuantitatif dengan desain crossectional. Analisis yang digunakan adalah Uji T dan analisa kualitatif. Hasil penelitian ini ialah terdapat perbedaan perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi seimbang Post test I dan Post test II terhadap pengetahuan total gizi seimbang (p=0,000), pengetahuan sumber zat gizi (p=0,000), pengetahuan fungsi zat gizi (p=0,000), sikap total gizi seimbang (p=0,000), sikap konsumsi (p=0,000), sikap tabu dan persepsi (p=0,000), sikap olah raga dan air putih (p=0,000), praktik gizi seimbang (p=0,000), perilaku sarapan (p=0,000), dan perilaku frekuensi (p=0,001). Sikap dan perilaku gizi seimbang Post test II terhadap pendidikan Ayah (p=0,000).
Pengetahuan gizi seimbang Post test II terhadap pekerjaan Ibu (p=0,000). Serta, perubahan perilaku total gizi seimbang Post test II terhadap pendidikan Ibu (p=0,000). Selain itu, paparan informasi gizi seimbang yang dilakukan 1 semester 2 kali oleh guru mempengaruhi retensi pengetahuan dan sikap ke arah positif, sedangkan untuk aspek perilaku belum sepenuhnya terlihat. Siswa kelas 5 dan 6 mempunyai retensi baik setelah 16 bulan diberikan intervensi pengetahuan dan sikap gizi seimbang, namun untuk retensi perilaku belum sepenuhnya terlihat perubahan ke arah positif. Agar retensi perilaku gizi seimbang dapat meningkat, maka direkomendasikan untuk menambah frekuensi pembelajaran melalui media yang mudah diingat siswa secara berkesinambungan di lingkungan SD maupun orangtua siswa dan membuat pedoman membaca Pedoman Gizi Seimbang.

This aims study to see the retention of knowledge, attitudes, and behavior of after nutrition balanced education in 2012 with the number of survey respondents as many as 669 people consisting of students in grade 5 and 6 of the 10 selected Elementary Schools in the Depok city, West Java. The study was conducted in March through May 2012, using mixed methods or a combination of qualitative and quantitative with crossectional design. The analysis used T test and qualitative analysis. The results of this study is that there are differences significant in changes in knowledge, attitudes, and behavior of balanced nutrition post test I and post test II for total balanced nutrition knowledge (p = 0.000), knowledge of nutrient sources (p = 0.000), knowledge of nutrient function (p = 0.000), total balanced nutrition attitude (p = 0.000), consumption attitudes (p = 0.000), taboo attitudes and perceptions (p = 0.000), attitude and water sports (p = 0.000), the practice of balanced nutrition (p = 0.000 ), the behavior of breakfast (p = 0.000), and the behavior of the frequency (p = 0.001). Attitudes and behavior of balanced nutrition post test II's for education father (p = 0.000).
Balanced nutrition knowledge post test II to work mother (p = 0.000). As well, total behavior change post test II balanced nutrition for mother education (p = 0.000). In addition, exposure to information balanced nutrition made 1 semester 2 times by the teacher affects the retention of knowledge and attitude towards positive, while for the behavioral aspects not yet fully visible. Students grades 5 and 6 have good retention after 16 months of intervention provided balanced nutrition knowledge and attitudes, but for the retention behavior is not fully visible change in the positive direction. So that the retention behavior of balanced nutrition can be improved, it is recommended to increase the frequency of learning through the media that is easy to remember the students on an ongoing basis within the school and the parents of students and make reading the guidelines Balanced Nutrition Guidelines.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31315
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa yang kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, meliputi kompetensi guru, komitmen mengajar, dan efektifitas proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh kompetensi guru dan komitmen mengajar terhadap efektifitas proses pembelajaran serta implikasinya pada hasil belajar siswa baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory survey method dengan teknik pengumpulan data angket skala lima kategori likert terhadap 60 orang guru SMA di Kota Tasikmalaya. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan langsung dan tak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa, efektifitas hasil pembelajaran, kompetensi guru dan komitmen mengajar guru SMA di Kota Tasikmalaya termasuk dalam kategori tinggi dan terdapat pengaruh kompetensi guru dan komitmen mengajar terhadap hasil belajar siswa melalui efektifitas proses pembelajaran."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Nurhuda Nelson
"Riset ini bertujuan mengevaluasi tata kelola dan dampak program pembelajaran yang dilaksanakan oleh NGO pada pelajar dari kelas menengah bawah perkotaan. Studi sejenis menunjukan kecenderungan evaluasi hanya sampai ke tataran output, sehingga dampak kurang menjadi perhatian. Salah satunya karena keterbatasan metode yang valid dan reliabel untuk mengukur dampak. Riset ini mengevaluasi Program Education Centre sebagai program pendidikan berkarakteristik community development yang diimplementasikan dalam bentuk kursus bimbingan belajar gratis. Adapun evaluasi ini akan membandingkan efektivitas capaian dampak antara metode pembelajaran luring dan daring. Evaluasi dilaksanakan menggunakan metode SWOT untuk mengkaji aspek tata kelola program, dan metode SROI untuk memetakan dan menilai dampak. Hasil SWOT menunjukan kekuatan, potensi, dan keberhasilan yang menonjol pada metode pembelajaran luring dibandingkan daring. Kekuatan utama dari adalah dapat diakses oleh kalangan ekonomi lemah, potensi utamanya adalah lingkungan pembelajaran yang kondusif, sementara standarisasi materi menjadi sorotan kelemahan utama. Terdapat dua aspek utama yang menjadi perbedaan dari kedua metode ini, yakni aspek komunikasi dan aspek aksesibilitas dari program. Di sisi lain hasil SROI menunjukan adanya outcome yang bervariasi dengan nilai monetisasi yang jauh lebih besar pada dampak implementasi melalui metode luring. Nilai dampak program secara luring adalah Rp. 10,8 : 1, sementara nilai dampak pembelajaran daring hanya sebesar Rp. 5,26 : 1. Evaluasi ini merefleksikan bahwa substansi program yang diimplementasikan dengan metode yang berbeda, meskipun pada segmentasi penerima manfaat yang sama, dapat bermuara pada hasil dan dampak program yang berbeda secara signifikan. Program ini tidak hanya menyelesaikan permasalahan kesulitan akses akibat keterbatasan sumber daya, melainkan secara laten juga mendorong perubahan normatif dalam pandangan mengenai pendidikan yang dianggap mahal.

This research aims to evaluate the impact of learning programs implemented by NGOs on students from the urban lower middle class. Similar studies show a tendency for evaluation to only reach the output level, so that impact is less of a concern. This is partly due to the lack of valid and reliable methods to measure impact. This research evaluates the Education Centre Program as an educational program with community development characteristics implemented in the form of free tutoring courses. The evaluation will compare the effectiveness of impact achievement between offline and online learning methods. The evaluation is conducted using SWOT method to assess the governance aspect of the program, and SROI method to map and assess the impact. The SWOT results show the strengths, potentials, and successes that stand out in the offline learning method compared to online. The main strength is that it is accessible to the economically weak, the main potential is the conducive learning environment, while the standardization of materials is the main weakness. There are two main aspects that make the difference between these two methods, namely the communication aspect and the accessibility aspect of the program. On the other hand, the SROI results show that there are varied outcomes with a much greater monetization value on the impact of implementation through the offline method. The impact value of the offline program is Rp. 10.8: 1, while the impact value of online learning is only Rp. 5.26 : 1. This evaluation reflects that the substance of the program implemented with different methods, even in the same beneficiary segmentation, can lead to significantly different program results and impacts. This program not only solves the problem of access difficulties due to limited resources, but also latently encourages normative changes in the view of education that is considered expensive."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putriana Kristanti
"Pendidikan memegang peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Pendidikan dalam perguruan
tinggi diberikan kepada mahasiswa melalui sistem
belajar-mengajar. Dalam jangka waktu tertentu sistem
belajar-mengajar yang diselenggarakan perlu dievaluasi
untuk mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lingkungan internal maupun eksternal. Evaluasi akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensinya. Faktor
terpenting dalam sistem belajar-mengajar yang akan
mempengaruhi efektifitas dan efisiensi adalah pengajaran
dosen. Pernbahasan dan penulisan karya akhir ini
difokuskan pada evaluasi terhadap pengajaran dosen.
Tujuan dan kegunaan penelitian ini mengevaluasi
pengajaran dosen, mencari upaya perbaikan, serta
melakukan manajeinen audit terhadap salah satu program
fakultas. Penelitian dilakukan dengan inenggunakan metode
penelitian yaitu studi kasus, studi pustaka dan penerapan
teknik manajemen audit dalaìu mengumpulkan fakta.
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana (FE
UKDW) berkedudukan di Yogyakarta menjadi obyek penelitian
ini. Secara menyeluruh dapat disimpulkan bahwa kualitas
pengaj aran dosen FE UKDW cukup bagus. Tujuan pendidikan
cukup jelas, sehingga tidak sulit untuk mencapainya.
Juntlah dosen yang dimiliki sudah iuencukupi, hanya
khususnya untuk bidang Akuntansi masih perlu ditarnbah
sebagai persiapan pernbukaan Jurusan Akuntansi yang segera
akan dilakukan. Persyaratan dalam penerimaan dosen,
evaluasi rutin, program pendidikan dan pelatihan
mengajar, serta program studi lanjut yang diselenggarakan
senantiasa akan meningkatkan kualitas dosen.
Saran terpenting yang perlu diberikan kepada FE UKDW
adalah meningkatkan penghargaan kepada dosen yang
berprestasi, serta berupaya meningkatkan status f akultas.
Penghargaan yang tinggi terhadap dosen akan memudahkan
fakultas dalam mencari dan memiliki dosen yang
berkualitas tinggi. Peningkatkan status fakultas akan
meriingkatkan keunggulan FE UKDW dibandingkan dengan FE
perguruan tinggi lain. Hal ini akan memudahkan dalam
Inencari dan merniliki kualitas mahasiswa yang bagus pula.
Kualitas dosen dan mahasiswa yang bagus akan memperinudah
peningkatan efektifitas dan efisiensi sistern belajar
inenciaiar FE UKDW."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganefi Evita Burhan
"Masalah pendidikan merupakan hal yang esensial untuk mcmbentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Di Indonesia, masalah pendidikan tampaknya kurang mendapat perhatian dilihat dari besamya angguran yang disediakan. Untuk itu, perlu kesadaran dan keljasama dari pihak sekolah, orang tua maupun siswa agar kualitas pendidikan tidak mengalami penurunan. Proses belajar merupakan faktor penting dalam pendidtkan karena ikut menentukan keberhasi1an siswa dalam mencapai prestasinya. Regulasi diri dalam belajar merupakan salah satu bentuk strategi dalam belajar. Penelitian Pintrich dan De Groot (1990) menemukan bahwa siswa dengan prestasi tinggi kebanyakan menggunakan aktivitas regulasi diri dalam proses belajarnya.Ornng tua berpenan dalam pembentukan regulasi diri dalam belajar anak. Orang tua dapat memberi dukungannya dalam memonitor aktivitas belajar anak, sebagaimana disebutkan oleh Schunk dan Zinunerman (1996) bahwa dukungan orang tua berpenan dalam perkembangan rcgulasi diri dalam belajar anak. Penelitian dati Lyons, Robbins dan Straith (1983) menunjukkan bahwa hila ornng tua membantu anak dalam belajar, mereka dapat berprestasi lebih baik. Sekolah dalam bal ini dapat rnembantu meningkatk:an regulasi diri daiam belajar siswa secara tidak Iangsung melalui pemberian pekerjaan rumah atau yang dikenal dengan istilah PR. Togas PR memberi kesempalan pada siswa untuk mengulangi pelajaran di rumah. Di samping itu, menurut Cooper ( 1989) manfaat jangka panjang PR adalah membentuk kebiasaan belajar yang lebih baik.
Atas dasar uraian di atas, penelitian ini rnengungkapkan penanan tugas PR dan keterlibatan orang tua terhadap regulasi diri dalam belajar. Lebih jauh, penelitian ini juga rnelihat peranan tugas PR, regulasi diri dalam belajar dan keterlibatan orang tua terhadap preslasi belajar dalam pelajaran maternatika.
Regulasi diri dalam belajar menunjuk pada proses belajar dimana siswa menggunakan pikiran, perasaan, strategi dan perilakUllya untuk mencapai sasaran belajar mereka (Schunk & Zimmerman, 1998). Dalarn penelitian ini regulasi diri dalam belajar ditinjau melalui dimensi-dimensi psikologis yang terkait (Zimmerman, 1994) yaitu motif, metode, hasil kinerja dan lingkungan sosial. Dimensi tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Keterlibatan orang tua dilihat dari usaha mereka menciptakan lingkungan belajar positif, interaksi dalam belajar dan nilai terhadap pendidikan. Keterlibatan orang tua diukur juga dengan menggunakan alat ukur kuesioner. PR dilihat dari nilai-nilai tugas PR matematika selatna Cawu I sedangkan prestasi belajar dilihat dari nilal Evaluasi Hasil Belajar matematika Cawu II.
Pengambilan sampel dlakukan dengan cara pwposive sampling. subyek adatah siswa kelas V SDN 01 Pasar Minggu. Penggunaan hanya satu sekolah adalah agar tingkat kualitas pengajaran yang diberikan guru sama. Jumlah sarnpel adalah 45 sisiwa. Orang tua subyek daiam penelitian juga digunakan untuk menglsi kuesioner keterlibatan orang tua. Untuk menguji reliabilitas dan validitas item-item dalam kuesioner digunakan tehnik reliabilitas Cronbach-Alpha, sedangkan untuk melihat masing-masing sumbangan variabel digunakan annlisis regresi Hasil penelitian tidak menunjuk.kan adanya sumbangan yang signifikan dari masing-masing variabel. Siswa kelas V SD yang tergolong dalam anak usia sekolah ini kemungkinan belum teriatih untuk menggunakan strategi regulasi diri dalam belajar. Di samping itu, kemungkinan lain adalah bahwa pelajaran matematika keas V SD kurang menekankan pemahaman lebih jauh tentang rnateri pelajaran sehingga dirnensi psikologis regulasi diri dalam belajar yang ingin diungkap dalam penelitian ini tidak rnuncul. Fakto r lain yang kurang mendukung dalarn penelitian adalah kemungkinan karena jumlah sampe1 yang tcrbatas sehingga mempengaruhi perhitungan statistik. Namun demikian ditemukan bahwa keterlibatan orang tua dalarn bentuk dimensi 'nilai terhadap pendidikan dan PR' memberikan sumbangan yang signilikan terhadap dimensi 'metode belajar regulasi diri siswa'. Hal ini kemungkinan disebabkan karena nilai positif orang tua terhadap pendidikan dan PR mendorong anak untuk merniliki sikap positif terhadap kegiatan nkademik sehingga anak mernahami langkah-langkah dalam metode belajar yang seharusnya dilakukan pada saat rnenekuni tugas-tugas akademiknya.
Saran yang diajukan untuk penelitian berikut antara lain penggunaan sampel yang lebih banyak, pengambilan data tidak banyak dari nilai PR tetapi juga proses mengerjakan tugas PR dan rnata pelajaran diperluas. Alai ukur disusun sedernikian rupa untuk meminimalkan item-item yang mengandung social desirablitity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini menjelaskan penggunaan pendekatan lesson study pada mata kuliah Microteaching di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Bengkulu. Kegiatan ini dibagi menjadi dua seksi, yaitu pengembangan ketrampilan yang terdiri dari diskusi dan sesi praktek mengajar. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa penerapan pendekatan lesson study pada mata kuliah Microteaching secara efektif meningkatkan pengalaman mengajar calon guru."
FKP 30:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan sebagai sebuah aktivitas penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia mengalami perkembangan yang begitu pesat. Pendidikan sebagai sebuah aktivitas penting tentunya memiliki sebuah proses yang disebut dengan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses belajar yang terjadi baik secara langsung dengan menggunakan tutor maupun secara tidak langusng dengan memanfaatkan media. Media yang umum digunakan dalam proses belajar adalah buku. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) didapatkan hasil bahwa minat baca cukup rendah terutama dikalangan siswa. Dengan dmeikian, tentu perlu adanya alternatif media untuk terus meningkatkan minat baca dikalangan siswa. Alternatif media yang saat ini bayak dikembangkan adalah video tutorial. Pengembangan media alternatif ini perlu diujikan untuk melihat dampak yang terjadi dikalangan siswa. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menyebarkan kuesioner. Populasi yang digunakan adalah siswa SMA dan SMK Negeri yang ada di Kota Denpasar. Hasil yang diperoleh adalah penggunaan media berbasis audio video lebih menarik dibandingkan dengan media yang berbasis teks.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Daud Ali
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1998
297.64 MOH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>