Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135895 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siva Hamdani
"ABSTRAK
Saat ini pelayanan kesehatan di mmah sakit menjadi semakin kompleks dan hal
ini merupakan peluang untuk tenjadinya kesalahan. Keselamatan pasien -upaya
mencegah kesalahan medis- telah menjadi perhatian banyak pibak baik nasional maupun
intemasional. Sejalan dengan berbagai program dijalankan untuk meningkatkan
keselamatan pasien, diyakini bahwa kemampuan suatu institusi lmtuk rnencegah cedera
hanya dapat direalisasikan jika dapat membangun budaya kcselamatan diantara stafnya.
Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh rumah sakit dalam mengembangkan
program kcselamatan pasien adalah dengan melakukan survei budaya keselamatan
pasien pada staiimya. Penilaian budaya keselamatan bermanfaat sebagai alat diagnom
untuk mengidentitikasi area yang membutuhkan perbaikan, untuk mengevaluasi
program keselamatan pasien dan pemenuhan terhadap standar/peraturan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran budaya
keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Jakarta dari perspektif stat; tahun 2007.
Matcdc pcnclitim; addm pandekatau kuantitatif dengan menggunakan data pixma:
dan alat penelitiannya adalah kuesioner yang dibuat oleh AHRQ. Metode ini
digabungkan dengan metode lcualitatifl Respondcn pcncltian bcrjumlah 110 meliputi
kelompok tenaga medis, keperawatan dan penunjang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan proportional random sampling sehingga tiap kelompok tenaga terwakili.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
Islam Jakarta dikategorikan sedang (mean=3,60) dan memiliki ciri postive walaupun
belum kuat. Dari 12 variabel yang diteliti, staffing adalah dimensi dengan nilai mean
terendah (3,29) dan keljasama dalam unit merupakan dimensi dengan nilai mean
tertinggi (3,91) Terdapat semhilan butir pemyataan yang yang direspon negatif oleh
lebih dari 20% responden. Menurut kelompok tenaga medis, frekuensi dari pelaporan
kcjadian memiliki nilai mean terendah |f2,70) dan dimensi dengan nilai mean tertinggi
adalah keljasama dalam unit (3,95). Menurut kelompok tenaga keperawatan, umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan adalah dimensi dengan nilai mean terendah
(3,35) dan dimensi dengan nilai mean tertinggi adalah dimensi kcrjasama dalam unit
(3,96). Pada kelompok tenaga penunjang, staffing merupakan dimensi dengan nilai mean
terendah (2,95) dan dimensi dengan nilai tertinggi adalah dimensi komunikasi terbuka
(4,18). Pada analisis berdasarkan unit kerja, unit gawat darurat memiliki nilai mean
terendah umuk hampir semua variabel budaya keselamatan, kecuali staffing, dengan
nilai mean total 2,l8, namun hasil ini tidak sesuai dengan hasil wawancara.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah budaya kesclamatan pasicn di Rumah Sakit
Islam Jakarta dikategorikan sedang dan memiliki karakteristik budaya positif walaupun
belum kuat, dengan dimensi terlemah adalah staiing. Staff yang rigid terhadap
perubahan dapat menjadi ancaman bagi pengembangan program keselamatan pasien,
namun di sisi Iain rumah sakit memiliki peluang potensial yakni staf yang
berpendidikan tinggi. Unit gawat darurat merupakan merupakan unit yang perlu
mendapatkan perhatian lebih besar dalam mengembangkan progmm keselaman pasien.
Mengingat bahwa untuk mcngembangkan program keselamatan pasien
dibutuhkan Iaporan dari insiden, maka disarankan tim manajemcn risiko untuk secara
intensif mensosialisasikan pelaporan insiden dan manajemen rumah sakit dapat secara
aktif membantu untuk meningkatkan keterlibatan dolcter senior dalam program

ABSTRACT
Today?s, health care in hospital become more complex and the opportunities for
errors abound. Patient safety-the prevention of medical error-have become central
concems both nationally and internationally. While a variety programs are being pushed
to improve patient safety, the belief growing that institution?s ability to avoid harm will
be realize only when its able to create a culture of safety among its staff The first step to
improve patient safety program in hospital is get patient safety culture stuyey on their
staff Safety culture assessment can be used as diagnostic tools to identified areas for
improvement, to evaluate patient safety program, conduct internal and external
benchmarking and fulfill regulatory requirement.
The ptupose of this research is to know patient safety culture from Rumah Sakit
Islam Jal
approach using primary data and questionnaire funded by AHRQ as a tool combined
with qualitative approach. Respondents in this research are 110 staff include medical
staff group, nursing staff group and supporting staff group. Data source selection based
on proportional random sampling so that ali staff in group are represented
The research result indicates that patient safety culture in Rumah Sakit Islam
Jakarta categories mild (mean=3.6O) and have the positive characteristics event not
strong. From 12 variable, staffing is the dimension with lowest mean value (3.29) and
teamwork within unit is the dimension with highest mean value (3.9l). There are nine
items that responded negative by more than 20% respondents. According to medical
staff perspective, frequencies of event reporting has lowest mean value (2.70) and
dimension with highest mean value is teamwork within unit (3.94)_ According to nursing
staff group, feedback and communication to error has lowest mean value (335) and
dimension with highest mean value is teamwork within unit (3.96). According to
supporting staff group, staffing has lowest mean value (2.95) and dimension with
highest mean value is communication openness (4.18). In unit analysis, emergency unit has the lowest mean for almost all safety culture variable, except statiing, with total
mean value is 2.18, but this data is not appropriate with interview result
Thus, the conclusion of this research is patient safety culture in Rumah Sakit
Islam Jakarta categorized mild and have the positive characteristics event not strong
with staffing as the weakest dimension. Rigid staif could be thneat safety team in
promoting patient safety program, on the other side this hospital has potential
opportunities cause high educated staffl Emergency unit is the area that need more
attention in promoting patient safety program.
Considering to improve patient safety program, incident report is needed, it is
suggested risk management team be intensive in socialization reporting incident and
hospital management be actively push senior doctor to participate this program.

"
2007
T34583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaliyah Ulfah Ayudytha Ezdha
"Penerapan keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra belum berjalan dengan optimal maka perlu pengukuran budaya keselamatan pasien tertutama di kalangan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi perawat tentang budaya keselamatan pasien dan bagaimana penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi adalah seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit Setia Mitra yaitu 77 perawat dengan sampel 68 perawat.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi perawat tentang budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra yaitu 72.1% baik. Dimensi paling banyak dipersepsikan baik yaitu dimensi operan sebesar 75% dan paling sedikit dipersepsikan baik adalah dimensi dukungan manajemen sebesar 1.5%. Secara statistik usia (p value = 0.048), masa kerja (p value = 0.016) dan jabatan perawat (p value = 0.049) memiliki hubungan dengan persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien (p<0.05).
Pada penerapan sasaran keselamatan pasien yaitu 55.15% memahami dengan baik bagaimana penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra. Disarankan agar tim keselamatan pasien yang ada lebih dioptimalkan tugas dan fungsinya sehingga budaya keselamatan pasien di rumah sakit dapat terus ditingkatkan.

It is necessary to measure patient safety culture especially among nurses. This study aims to describe the nurses perception about patient safety culture and how the implementation of patient safety goals at Setia Mitra Hospital. This descriptive research conducted with quantitative and qualitative approaches. Population in this study is all nurses in Setia Mitra hospital that consist of 77 nurses with sample 68 nurses.
The result of study shows the nurse's perception about patient safety in Setia Mitra hospitals is 72.1% good. Dimension with the most good nurse perception is hospital handoffs and transitions dimension by 75% and at least perceived good is management support dimension of 1.5%. Statistically, age (p value = 0.048), work period (p value = 0.016) and the level of nurses (p value = 0.049) have a relationship with the nurses perception on patient safety culture (p <0.05).
In the implementation of patient safety goals in Setia Mitra Hospital, namely 55.15% with a good understanding. It is recommended that patient safety team in the Setia Mitra Hospital further optimized its duties and functions so that the patient safety culture in hospitals can be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Annisa Nuraeni
"Penelitian ini membahas tentang analisis budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor Tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor menggunakan kuesioner AHRQ Assosiations of Health Care Quality. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional dengan jumlah sample 75 perawat rawat inap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor memiliki budaya keselamatan baik sebesar 37,3 yang artinya budaya keselamatan ini termasuk kategori budaya keselamatan kurang. Peneliti menyarankan agar SDM RS AZRA Bogor memperhatikan kembali staffing dengan cara mengurangi tugas non core job-nya.

This study discuss the analysis of patient safety culture at Inpatient of AZRA Bogor Hospital in 2018. The purpose of this study is to get a description of the patient 39 s safety culture at Inpatient of AZRA Bogor Hospital using AHRQ Assosiations of Health Care Quality questionare. The method of this researching using quantitative with survey and cross sectional approach with total sample of 75 nurses.
The result showed Inpatient had a good patient safety culture of 37,3. It means this safety culture belongs to less safety culture category. This research recommends that the AZRA Bogor Hospital pay attention to staffing by reducing its non core job task.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanny Tiurni Ari
"ABSTRAK
Rumah sakit sebagai organisasi kesehatan harus mengembangkan budaya
keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanannya untuk
mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan. Untuk mengetahui tingkat
budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam dilakukan
pengukuran dengan tool Manchester Patient Safety Framework ( MaPSaF) yang
dipublikasilkan oleh National Patient Safety Agency (NPSA). Penelitian ini
merupakan jenis studi observasional dengan menggunakan desain semikuantitatif.
Dari hasil penelitian diperoleh Dimensi Budaya Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit St. Elisabeth Batam menurut tool MaPSaF berada pada tingkat antara
Birokratik dan Proaktif. Rumah sakit sudah memiliki sistem untuk keselamatan
pasien dengan memiliki kekuatan pada 5 dimensi yaitu komitmen, prioritas,
kesalahan sistem, evaluasi insiden serta pendidikan dan pelatihan. Sebaliknya
ditemukan kelemahan sistem pada beberapa dimensi yang menunjukkan bahwa
keselamatan pasien belum dilaksanakan secara komprehensif. Dengan adanya
kelemahan sistem budaya keselamatan di rumah sakit maka perlu dilakukan
pengembangan pada dimensi-dimensi yang menjadi tulang punggung keselamatan
pasien yaitu pada dimensi perekaman insiden, pembelajaran dan perubahan
perilaku, komunikasi, manajemen kepegawaian serta kerjasama tim keselamatan
pasien.

ABSTRACT
Hospital as a healthcare organization must develop a culture of patient
safety in an effort to improve the quality of service in order to prevent the
occurrence of adverse event. Measurement tool to determine the level of patient
safety culture in Santa Elisabeth Batam Hospital is the Manchester Patient
Safety Framework ( MaPSaF) which is published by the National Patient safety
Agency (NPSA).This research is an observational study using a design
semiquantitatively. The result showed Dimensional Patient Safety Culture in St.
Elisabeth Batam Hospital according to MaPSaF tool is at level between
Bureaucratic and Proactive. Hospital already has a system for patient safety by
having strenght on the dimension of commitment to continuos improvement,
priority given to patient safety, system errors and individual responsibility as
well as staf education and training of personal about patient safety. Instead
discovered weakness in the system on several dimensions indicate that patient
safety has not been comprehensively implemented. With the weakness of the
system of safety culture in hospital it is necessary to develop the dimensions of the
backbone, namely the dimension of recording incidents and best practice,
learning and effecting change, communication about safety issues, personnel
management and safety issues as well as teamwork patient safety."
2013
T40847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Manora
"Institusi rumah sakit seperti rumah sakit didesak untuk mengevaluasi budaya keselamatan pasien mereka untuk meningkatkan keselamatan, kualitas perawatan, dan penyembuhan pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran budaya keselamatan pasien di antara perawat rawat inap di rumah sakit Hermina. Penelitian ini menggunakan cross-sectional dengan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis data univariat menggunakan penelitian menggunakan instrumen kultur keselamatan pasien rumah sakit oleh AHRQ. Hasil penelitian menunjukkan ada empat budaya yang kuat (lepas tangan dan transisi, persepsi perawat terkait dengan keselamatan pasien, pembelajaran organisasi, umpan balik dan komunikasi kesalahan), empat budaya menengah (pelaporan insiden frekuensi, dukungan manajemen keselamatan pasien, keterbukaan komunikasi, kerja tim dalam unit), dan satu budaya lemah (staf). Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran budaya keselamatan pasien di rumah sakit Hermina adalah budaya sedang. Perbaikan Suggesterd diperlukan dalam setiap dimensi budaya keselamatan pasien terutama dalam budaya yang lemah.

Hospital institutions such as hospitals are urged to evaluate their patient safety culture to improve patient safety, quality of care, and healing. The purpose of this study was to obtain a picture of patient safety culture among inpatients at Hermina Hospital. This study uses cross-sectional quantitative descriptive methods with univariate data analysis using research using hospital patient safety culture instruments by AHRQ. The results showed that there were four strong cultures (hands off and transition, nurses' perceptions related to patient safety, organizational learning, feedback and communication errors), four intermediate cultures (frequency incident reporting, patient safety management support, communication openness, teamwork in unit), and one weak culture (staff). Overall, this study shows that the culture of patient safety in Hermina Hospital is a medium culture. Suggesterd improvement is needed in every dimension of patient safety culture, especially in a weak culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Eka Amanda Handika Putri
"Penelitian ini membahas budaya keselamatan pasien di RS Grha Permata Ibu tahun 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien di RS Grha Permata Ibu, dengan menggunakan kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture 2.0 dari AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 97 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RS Grha Permata Ibu memiliki budaya keselamatan pasien yang baik. Terdapat 3 dimensi budaya keselamatan dengan kategori baik (dimensi komunikasi tentang kesalahan, dimensi kerja sama tim, dan dimensi serah terima dan pertukaran informasi). Sedangkan dimensi budaya keselamatan dengan kategori sedang terdapat 7 dimensi (dimensi dukungan manajemen rumah sakit untuk keselamatan pasien, dimensi respon kesalahan, dimensi supervisor, manajer atau pemimpin klinis yang mendukung keselamatan pasien, dimensi pelaporan insiden keselamatan pasien, dimensi kepegawaian dan kecepatan kerja, dimensi keterbukaan komunikasi, dan dimensi pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi supervisor, manajer atau pemimpin klinis yang mendukung keselamatan pasien dengan asal unit pegawai. Saran perbaikan yang diperlukan yaitu penggunaan barcode yang berisikan google form pengisian pelaporan IKP, resosialisasi, monitoring, dan evaluasi budaya keselamatan pasien

This study discusses the patient safety culture at Grha Permata Ibu Hospital in 2022. The purpose of this study was to describe the patient safety culture at Grha Permata Ibu Hospital, using the Hospital Survey on Patient Safety Culture 2.0 questionnaire from AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality). This study used a quantitative research method with a cross-sectional approach with a total sample of 97 respondents. The results of the study show that Grha Permata Ibu Hospital has a good patient safety culture. There are 3 dimensions of safety culture with good categories (the dimension of communication about errors, the dimension of teamwork, and the dimension of hands-off and information exchange). While the dimensions of safety culture in the moderate category there are 7 dimensions (the dimension of hospital management support for patient safety, the dimension of response to error, the dimension of supervisors, managers or clinical leaders support for patient safety, the dimension of reporting patient safety events, the dimension of staffing and work pace, the dimension of communication openness, and the dimension of organizational learning and continuous improvement). The results also show a significant relationship between the dimension supervisors, managers, or clinical leaders support for patient safety and the origin of the employee unit. Suggestions for improvement needed are the use of a barcode that contains a google form for filling out IKP reporting, re-socialization, monitoring, and evaluating patient safety culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indera
"Penelitian menggunakan desain sequential explanatory melalui analisis kuantitatif menggunakan kuesioner Survei Farmasi dalam Budaya Keselamatan Pasien dari AHRQ dilanjutkan focus group discussion untuk merumuskan strategi dan kebijakan dalam membangun budaya keselamatan pasien di Instalasi Farmasi RS Santa Elisabeth Batam Kota.
Analisis budaya keselamatan pasien menghasilkan 4 dimensi kategori budaya sedang yang memerlukan perbaikan keselamatan pasien serta 7 dimensi kategori budaya baik yang menjadi kekuatan dalam keselamatan pasien. Pengorganisasian ketenagaan, beban kerja dan pola kerja; konseling pasien; keterbukaan komunikasi; dan respons terhadap kesalahan menjadi kelemahan budaya keselamatan pasien yang menjadi prioritas perbaikan. Tingkat pelaporan kejadian masih rendah dan harus mendapat perbaikan.

This research uses sequential explanatory design started from quantitative analysis using questionnaire The Pharmacy Survey on Patient Safety Culture (PSOPSC) from AHRQ followed by focus group discussion to formulate strategy to build patient safety culture.
Analysis of patient safety culture resulted in 4 dimensions of moderate cultural categories that require improvement and 7 dimensions of good cultural categories that be strength of the patient safety culture. Staffing, Work Pressure and Pace; Patient counseling; Communication openness; and Response to Mistakes is weakness of the patient safety culture that become priority improvement. Level of incident reporting is still low and need improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avicena Muhammad Iqbal
"Keselamatan pasien merupakan salah satu faktor penting di dalam pelaksanaan rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat kesiapan penerapan keselamatan pasien di RSIA Assalam. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metode survey dilakukan secara total sampling terhadap 59 pegawai, dan wawancara mendalam terhadap 5 informan. Hasil survey menunjukkan RSIA Assalam membudaya sedang dalam keselamatan pasien.
Dari hasil analisis menunjukkan belum siapnya RSIA Assalam dalam menerapkan budaya keselamatan pasien. Penelitian merekomendasikan penyusunan standar prosedur operasional tentang keselamatan pasien, meningkatkan jumlah pelaporan kejadian dan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh pegawai tentang keselamatan pasien.

Patient safety is one of the important factors in the implementation of the hospital. The purpose of this study to look at the implementation of patient safety preparedness in Assalam RSIA. The research was conducted using quantitative research and qualitative research. Methods of sampling survey conducted to 59 employees total, and depth interviews with 5 informants. The survey shows RSIA Assalam being entrenched in patient safety.
From the analysis of the readiness of the application of patient safety culture in hospitals shows RSIA Assalam unprepared to implement patient safety culture. Study recommends the creation of standard operating procedures on patient safety, increase the number of reporting events and providing education and training to all employees about patient safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wice Purwani Suci
"Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan champion keselamatan pasien terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Metode penelitian ini menggunakan pre-experiment design: pretest-posttest without control group design, sampel yang digunakan 81 perawat. Data analisis dengan menggunakan Mc Nemar.
Hasil menunjukkan terdapat peningkatan persentasi penerapan budaya keselamatan pasien setelah program pemberdayaan champion keselamatan pasien dengan pengaruh yang tidak bermakna secara statistik (p= 0,451; CI= 0.084-0.928).
Penelitian ini merekomendasikan perlunya pengembangan champion keselamatan pasien dengan memperhatikan kriteria kelayakan sebagai champion keselamatan pasien serta membangun program pemberdayaan champion keselamatan pasien berkelanjutan sesuai kebutuhan rumah sakit.

The culture of patient safety is the main foundation in the implementation of patient safety. This study aimed to determine the influence of the patient safety champion empowerment on the application of patient safety culture in Jakarta Hajj Hospital.
This research method used pre-experimental design: pretest-posttest without control group design, the sample was 81 nurses. Data were analyzed using Mc Nemar test.
The results showed there was an increase in the percentage of the implementation of a patient safety culture after the program of patient safety champions empowerment had been implemented, which was not statistically significant (p = 0.451; CI = 0084-0928).
It is recommended to develop the patient safety champions by taking into account the eligibility criteria as a patient safety champion and to build a sustainable program of patient safety champion empowerment that suitable to the needs of the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Sari Kusumawati
"Budaya keselamatan memiliki peran penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien. Masih ditemui masalah terkait budaya keselamatan pasien dan sikap pelaporan insiden keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien dapat berhubungan dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan cluster sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 400 perawat di tiga rumah sakit umum daerah di tiga kabupaten Derah Istimewa Yogyakarta.
Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien p=0,005 . Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi sikap pelaporan secara berurutan yaitu jabatan, budaya keselamatan pasien, level kompetensi, masa kerja, dan usia perawat R2=0,892.
Kesimpulan adalah bahwa budaya keselamatan pasien memiliki peran penting terkait sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien, upaya untuk memperkuat budaya keselamatan pasien dapat memperbaiki sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.
Rekomendasi yang diberikan yaitu perbaikan pengaturan staf di rumah sakit, penyelenggaraan pelatihan atau diskusi rutin sebagai tindak lanjut dari pelaporan insiden, menghilangkan budaya menyalahkan terkait pelaporan insiden, memberikan apresiasi kepada perawat yang bersedia melaporkan insiden, menumbuhkan budaya saling mendukung antar perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.

Safety culture has important role in realizing a safe nursing service for patients. Problems related to patient safety culture and patient safety incident reporting are still encountered. The safety culture of the patient may relate to the nurse 39 s attitude in incident reporting. This study aims to determine the relationship of patient safety culture with the attitude of the nurses in reporting patient 39 s safety incidents. Cross sectional study using cluster sampling was conducted by filling a questionnaire involving 400 nurses at three regional public hospitals in three districts in the province of Yogyakarta special region.
The result shows that there is a significant correlation between patient safety culture and nurse attitude in reporting patient 39 s safety incident p 0,005 . Linier regression result shows consecutively that their position, patient safety culture, level of competence, year of service and age affect their attitude in reporting an accident R2 0,892.
The conclusion is that the patient safety culture has an important role in the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident, efforts to strengthen the patient 39 s safety culture could improve the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident.
Recommendations include improvements in hospital staffing, regular training or regular discussions as a follow up to incident reporting, eliminating a culture of incident reporting error, giving appreciation to nurses willing to report incidents, fostering a mutually supportive culture among nurses in reporting patient safety incidents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>