Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylvia Carolina Maria Juniati Murtiasari
"Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis dari tahap dewasa muda ke tahap
dewasa madya pada individu tengah baya Penelitian ini menggunakan landasan teoritis
kesejahteraan psikologis Ryff (1989) dan menggunakan teknik critical incidents yang
didasarkan metode refleksi kritis.
Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi dimana individu dapat mengambil peran dan tanggungjawabnya secara optimal dengan rnemiliki krlteria pokok yang dikemukakan oleh Ryff (1989a), yaitu memiliki penerimaan terhadap diri sendiri, relasi yang positif dengan orang lain, mampu bersikap otonom, mampu menghadapi lingkungannya., mempunyai tujuan hidup dan mempunyai pertumbuhan pribadi yang baik. Kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, status sosial, pengalaman hidup yang khusus dan budaya. Hasil penelitian Ryff (198921) dan Ryff & Singer (1996) menemukan bahwa terdapat perbedaan profil kesejahteraan psikologis pada individu dengan tahap perkembangan yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melihat gambaran kesejahteraan psikologis dari tahap dewasa muda ke dwasa madya pada individu yang sama dalam konteks Indonesia. Rentang waktu dari Inasa clewasa muda ke dewasa madya tentunya mempunyai peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus dalam
mempengaruhi hidup individu, khususnya dalam kesjahteraan psikologis.
Critical incidents merupakan telcnik dimana individu diminta untuk mengungkapkan pengalaman yang signiikan, sifatnya positif (antara lain, menyenangkan, membanggakan) dan negatif (antara lain, menyedihkan, mengecewakan, menimbulkan kemarahan). Teknik critical incidents didasarkan pada metode refleksi kritis yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan, bertujuan untuk mengumpulkan data berdasarkan pemaknaan terhadap peristiwa yang telah dialami individu. Penggunaan critical incidents didasarkan pada pendekatan fenomenologi yang secara khusus bertujuan memahami kerangka berpikir individu berdasarkan penghayatan atas peristiwa signifikan tadi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar rnendapatkan gambaran yang utuh mengenai penghayatan individu terhadap pengalaman yang signifikan. Jumlah subjek empat orang, dua laki-laki, dna perempuan dalam rentang usia tengah baya, berkeluarga, status ekonomi menengah, tingkat pendidikan minimal SLTA. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara rnendalam untuk mendapatkan pengalaman critical incidents subjek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis merupakan suatu proses yang terjadi separgiang hidup. Kualitas kesejahteraan psikologis individu merupakan hasil sinergi dari masing-masing dimensi. Kualitas kesejahteraan psikologis secara khusus dapat diinterpretasikan dengan melihat pertumbuhan pribadi seseorang yang dapat dianggap sebagai hasil dari proses terbentuknya kesejahteraan psikologis. Selain itu penguasaan lingkungan dan otonomi merupakan strategi penting bagi individu untuk mengatasi persoalan dalam mencapai tujuan hidup yang ingin dicapai. Sedangkan penerimaan diri dan relasi individu dengan orang lain merupakan aspek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pribadi individu.
Secara umum kesejahteraan psikologis individu dari masa dewasa muda ke dewasa madya relatif mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi sifatnya bervariasi pada setiap dimensi (aspek) kesejahteraan psikologis. Dimensi yang cenderung meningkat dari masa dewasa muda ke dewasa madya adalah penerimaan diri dan relasi positif dengan orang lain. Dimensi yang cenderung tetap adalah penguasaan lingkungan dan otonomi.
Perubahan yang terjadi dalam dimensi dapat dipengarubi oleh tuntutan peran dan tanggung jawab dalam urusan rumah tangga, pekemjaan maupun sosial masyarakat. Selain itu juga dipengaruhi oleh pengalaman keberhasilan atau kegagalan individu dalam mencapai harapan-harapan tertentu yang terkait dengan hal tersebut. Apabila harapan mereka dapat tercapai maka akan muncul pertumbuhan pribadi yang baik, namun apabila yang terjadi sebaliknya akan menimbulkan kekecewaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Meganingtyas Prabandari
"Perkembangan teknologi membantu aktivitas manusia pada saat ini. Salah satu dampak dari teknologi yaitu adanya layanan tele-counseling. Layanan tele-counseling yang masih terbilang baru ini masih perlu diperhatikan untuk melakukan inovasi berkelanjutan terhadap layanan dengan melihat faktor yang dapat memengaruhi intensi untuk menggunakan layanan tersebut. Penelitian ini berfokus pada peran kepercayaan sebagai mediator dalam pengaruh self-stigma terhadap intensi menggunakan tele-counseling, dengan menggunakan dasar teori kerangka Theory of Planned Behavior dari Ajzen. Penelitian ini dilakukan kepada 113 masyarakat umum Indonesia yang berumur 18 sampai 40 tahun dan pernah mendengar mengenai tele-counseling. Penelitian ini diukur menggunakan skala pengukuran Intentions to Seek Counseling Inventory – Online (ISCI), The Self Stigma of Seeking Help Scale – Online (SSOSH), dan Alat ukur kepercayaan yang diadaptasi dari Anwar dan Adidarma (2016). Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS dari Hayes dengan model 4, menunjukkan bahwa kepercayaan tidak memiliki efek mediasi yang signifikan pada pengaruh self-stigma terhadap intensi menggunakan tele-counseling (ab = -0.02, CI = [-0.20, 0.21]). Penelitian ini memberikan implikasi bagi penyedia layanan untuk melakukan inovasi ataupun perbaikan terkait layanan dengan melihat faktor lain selain self-stigma dan kepercayaan, dan juga meningkatkan psikoedukasi terkait isu kesehatan mental.

Technological developments help human activities at this time. One of the impacts of technology is the existence of tele-counseling services. This tele-counseling service, which is still relatively new, still needs attention to carry out continuous innovation of the service by looking at the factors that can influence the intention to use the service. This study focuses on the role of trust as a mediator in the influence of self-stigma on the intention to use tele-counseling, using the theoretical framework of Ajzen's Theory of Planned Behavior. This research was conducted on 113 Indonesian general public aged 18 to 40 years and had heard of tele-counseling. This study was measured using the Intentions to Seek Counseling Inventory – Online (ISCI) measurement scale, The Self Stigma of Seeking Help Scale – Online (SSOSH), and the confidence measuring instrument adapted from Anwar and Adidarma (2016). The results of the mediation analysis using Hayes' PROCESS model 4, showed that trust had no significant mediating effect on the effect of self-stigma on intentions to use tele-counseling (ab = -0.02, CI = [-0.20, 0.21]). This research provides innovation for service providers to make factors or improvements related to services by looking at other than self-stigma and beliefs, and also increasing psychoeducation related to mental health issues."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betariani Prawitasari Ediboedi
"Masa remaja awal (early adolescence) menandai permulaan masa remaja, mencakup berbagai transisi dari ketidak matangan atau immaturity menuju kematangan atau maturity (Amett & Taber, Graber & Brooks-Gunn, Hoffman dalam Steinberg, 2002). Usia ini dipandang saat yang tepat untuk memberikan intervensi atau pengarahan (Carnegie Council on Adolescent Development, Hamburg dalam Crockett & Crouter, 1995).
Prestasi menjadi pokok permasalahan di usia remaja awal (Steinberg, 2002). Namun transisi ke usia remaja membawa permasalahan. Ditemukan bahwa motivasi intrinsik untuk tugas-tugas akademik umumnya mengalami penurunan, demikian pula keseluruhan prestasi (urdan & Klein, 1998).
Ada perbedaan nyata antara remaja yang tidak dapat mempergunakan potensinya dengan remaja yang berprestasi tinggi. Hasil penelitian mengindikasi faktor yang sangat berperan di usia remaja dan berdampak positif pada kehidupan di usia dewasa (Clausen, Clausen &. Jones, dalam Shanahan, 2000; Clausen dalam Reynolds, Boyd, Burge, Harris, Robbins, 2004). Faktor tersebut adalah planful competence, yaitu kemampuan seseorang (remaja) untuk dapat memegang kendali atas perjalanan hidupnya, dengan memiliki tujuan yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau bidang pekerjaan, serta melakukan langkah-langkah untuk mewujudkannya.
Penelitian ini ingin mendapatkan gambaran planful competence pada remaja awal berprestasi di sekolah yang diduga memiliki planful comperence, serta peranan lingkungan sosialnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Wawancara digunakan sebagai alat memperoleh data, dilengkapi instrumen Rotter?s locus of control yang dianalisa secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan remaja yang memiliki planful competence dapat menjalani hidupnya secara lebih terarah karena memiliki tujuan dan minat yang lebih jelas. Mereka mempergunakan waktu lebih efisien dan efektif, untuk meiakukan usaha meningkatkan kemampuannya sejalan dengan arah minat dan cita-citanya. Karena umumnya remaja tersebut memiliki cita-cita yang berkaitan dengan bidang akademik, maka dengan sendirinya planfulness mereka mendukung usaha yang dilakukan di sekolah serta prestasi akademik yang dicapainya.
Peranan mikrosistem dan significant others sangat besar mendukung perkembangan planful competence. Orang tua dan guru dapat menjadi motivator sekaligus model untuk berprestasi dan bersikap planfull. Berbeda dengan peranan teman sebaya, yang justru menurunkan motivasi dan semangat berprestasi di sekolah.
Untuk penelitian mendatang perlu memperhatikan tipe sekolah dan jalinan rapport dengan subjek. Penelitian longitudinal bisa dilakukan. Penelitian dengan subjek orang-orang sukses juga dapat memberi masukan berharga mengenai keadaan nyata di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat menghubungkan planful competence dengan hal lain seperti strategi belajar, dan sebagainya.
Masukan untuk orang tua dan pendidik mengenai pentingnya menjadi model bagi remaja dan pentingnya mengembangkan sense of efficacy. Penting untuk memberi masukan mengenai berbagai bidang ilmu dan karir kepada remaja guna membentuk planfulness-nya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
Interest in community psychology, and its potential has grown in parallel with changes in welfare and governmental priorities"
Oxford : BPS Blackwell, cop, 2011
362.22 KAG c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Philadelphia J.B. Lippincott , 2005
616.028 CRI I (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran psychological well-being pada dewasa madya bersuku Jawa yang menikah dan lajang. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat utama dalam pengumpulan data. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ryff’s Scale of Psychological Well Being (RSPWB) yang telah berhasil diadaptasi oleh kelompok penelitian psychological well-being Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tahun 2012. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 90 orang yang terdiri dari 45 berstatus menikah dan 45 berstatus lajang. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa skor mean psychological well being dewasa madya bersuku Jawa yang menikah dan lajang tergolong tinggi dan tidak berbeda secara signifikan antara mean skor keduanya.

The present research aims to describe the psychological well-being among middle-aged Javanese married and single persons. This research is a quantitative research by collecting data through questionnaires. In this research, The Ryff’s Psychological Well Being Scale is used. This scale was adopted from previous research by a research team of psychological well-being in 2012. The data is analyzed using descriptive statistic technique. The research respondents are 90 middle-aged Javanese persons (45 married and 45 singles). The result shows that the mean value of psychological well-being among middle-aged Javanese married and single persons is high. There is no significant difference in the mean value between the two categories."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Berliana
"Perubahan iklim yang terjadi hingga saat ini dan berdampak pada kondisi fisik wilayah dan seluruh aspek kehidupan. Ancaman perubahan iklim membuat kondisi fisik wilayah menjadi rentan, salah satunya erosi yang membuat lahan menjadi terdegradasi dan tidak produktif lahan kritis, termasuk lahan kritis yang ada di Kabupaten Kebumen. Pemetaan untuk mengantisipasi ancaman perubahan iklim adalah dengan mengetahui persebaran keterpaparan lahan kritis terhadap perubahan iklim KLKPI. Penilaian KLKPI menggunakan data curah hujan harian dari 32 stasiun di Kabupaten Kebumen selama periode 1985-2015, dengan parameter frekuensi kejadian/tahun dan kecenderungan perubahan hujan normal 10-25mm/hari, hujan lebat 25-50 mm/hari dan hujan ekstrem >50mm/hari.
Analisis spasial menggunakan teknik overlay dan skoring menunjukan bahwa pola persebaran KLKPI di Kabupaten Kebumen memperlihatkan keterpaparan yang semakin meningkat dari barat menuju utara, terutama berada di wilayah kemiringan lereng lebih dari 40, ketinggian lebih dari 250 mdpl dan jenis batuan beku. Wilayah KLKPI kategori tinggi cenderung menghasilkan produktivitas padi lebih rendah dibandingkan wilayah KLKPI kategori sedang dan rendah. Ketela pohon yang dibudidayakan di wilayah KLKPI kategori tinggi menghasilkan produktivitas lebih tinggi, dibandingkan ketela pohon yang ditanam di wilayah KLKPI kategori sedang dan rendah.

Climate change is happening today and the impact on the physical conditions of the region and all aspects of life. The threat of climate change makes the physical condition of the area at risk, one of which erosion makes land becomes degraded and unproductive degraded land, including land degradation in Kebumen. Mapping to anticipate the threat of climate change is to know the distribution of critical land exposure to climate change KLKPI. Rate KLKPI used daily rainfall data from 32 stations in Kebumen during the period 1985 2015, the frequency of occurrence parameter year and the trend changes in the normal rainfall 10 25mm day, heavy rainfall 25 50 mm day and extreme rainfall 50 mm day.
Spatial analysis using the overlay technique and scoring showed that the pattern. Distribution KLKPI in Kebumen shows exposure increasing from west to north, mainly in the area of a slope of more than 40, a height of over 250 meters above sea level and type of igneous rock. KLKPI region of high category tends to produce rice productivity is lower than the area KLKPI medium and low categories. Cassava is grown in the high category KLKPI generate higher productivity, compared to cassava planted in the area KLKPI medium and low categories.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barzam Fathan
"Tingginya kasus bunuh diri baik secara nasional atau global membutuhkan perhatian khusus. Setidaknya ada satu kasus bunuh diri terjadi setiap 40 detik. Perawat memiliki peran dalam membantu upaya pencegahan bunuh diri pada klien. Salah satu intervensi yang bisa digunakan yaitu dengan menggunakan latihan afirmasi positif. Hambatan yang dialami oleh masyarakat di Indonesia adalah kesulitan untuk mendapatkan akses bantuan profesional. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan hasil pemberian asuhan keperawatan pada klien Nn. T (25 tahun) dengan risiko bunuh diri melalui latihan teknik afirmasi positif secara daring (dalam jaringan. Hasil yang didapatkan tingkat risiko bunuh diri klien mengalami penurunan tinggi ke rendah. Latihan afirmasi positif melalui pendampingan secara daring dapat menjadi solusi untuk mencegah klien dalam melakukan tindakan bunuh diri.

The high number of suicides nationally or globally requires special attention. At least one case of suicide occurs every 40 seconds. Nurses have a role in preventing suicide attempts on clients. One intervention that can be used is to use positive affirmation exercises. The obstacle experienced by most people in Indonesia is the difficulty in getting access to professional assistance. This paper will report the results of the nursing care to clients Ms. T (25 years-old) with the risk of suicide by practicing online positive affirmation techniques. The results obtained the clients risk of suicide decreased from high to low. Positive affirmation exercises through online mentoring can be a solution to prevent clients from committing suicide."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Dewi Kurniawati
"ABSTRAK
Bunuh diri merupakan kegawatdaruratan psikiatri yang bila tidak cegah dapat menyebabkan kematian. Bunuh diri menjadi pilihan karena kondisi stress yang berlebihan dan mekanisme koping maladaptif. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas latihan berpikir positif dan afirmasi positif pada Nn. M (18 tahun) dengan risiko bunuh diri melalui pendampingan secara daring. Intervensi standar asuhan keperawatan untuk pasien risiko bunuh diri yaitu dengan melatih klien untuk mengendalikan dorongan bunuh diri melalui latihan berpikir positif dan afirmasi positif aspek diri, keluarga, lingkungan, serta melatih harapan di masa depan. Hasil dari karya ilmiah ini menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan skor untuk risiko ide bunuh diri dari skor 52 menjadi 28. Hal tersebut menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan tanda dan gejala dari risiko bunuh diri yang dialaminya dengan menerapkan latihan berpikir positif dan afirmasi positif. Latihan berpikir positif dan afirmasi positif dapat terus diterapkan dalam pemberian intervensi keperawatan jiwa pada klien risiko bunuh diri dengan harapan dapat mengendalikan dorongan bunuh diri.

ABSTRACT
Suicide is a psychiatric emergency that will cause death if not prevented. Suicide is an option because of excessive stress and maladaptive coping mechanisms. This paper aims to analyze the effectivity of positive thinking and positive affirmation exercise on Ms. M (18 years old) with risk for suicide using online-based practice. Nursing care interventions for patient with risk for suicide are promoting patient to control suicidal impulses through positive thinking and positive affirmation exercise in which aspects are her true self, family, environment, and hope in the future. The results of this paper shows that the score of suicide ideation in patient has been decreased from 52 to 28. It shows that the patient has decreased signs and symptoms of the risk of suicide experienced by implementing positive thinking exercises and positive affirmations. Positive thinking and positive affirmation exercise can continue to be applied in providing mental health nursing interventions for patient with risk of suicide in the hope of controlling suicidal impulses.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Junardi
"Gejala positif, negatif, dan disorganized adalah tiga kategori gejala skizofrenia (Shives, 2005). Salah satu gejala negatif skizofrenia adalah isolasi sosial. Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan dan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain (Keliat, 2006). Isolasi sosial merupakan salah satu respon maladaptif dalam rentang respon neurobiologi selain delusi, halusinasi, gangguan emosi dan gangguan perilaku (Stuart & Laraia, 2005). Isolasi sosial berkontribusi terhadap perilaku bunuh diri dengan insiden 10-15% pada klien skizofrenia dan 15% pada klien depresi.
Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan penerapan terapi latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga pada klien dan keluarga klien dengan isolasi sosial dengan pendekatan teori tres adaptasi Stuart di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Jumlah klien yang dikelola sebanyak 46 orang dengan masalah keperawatan isolasi sosial dan 20 orang keluarga klien isolasi sosial.
Hasil yang diperoleh yaitu klien mampu berinteraksi dengan orang lain. Tugas utama perawat dalam teori Stuart ini adalah membantu klien agar dapat mengeksplorasi perasaan mereka untuk dapat menetapkan intervensi apa yang akan diberikan dengan peran perawat sebagai , narasumber, pendidik, pemimpin, wali, dan penasehat dalam memberikan layanan keperawatan.
Berdasarkan hasil di atas direkomendasikan bahwa terapi Latihan Keterampilan Sosial dan Psikoedukasi keluarga pada klien dan keluarga klien dengan isolasi sosial dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa dan perlu disosialisasikan pada seluruh tatanan pelayanan kesehatan.

Positive, negative and disorganized symptoms are three categories of Schizophrenia symptoms (Shieves, 2005). One of the negative symptoms of Schizophrenia is Social Isolation. Social Isolation is a condition where an individual is experiencing a decline in social interaction or even completely unable to interact with others (Keliat, 2006). Social isolation is one of the maladaptive response in the range of neurobiology response in addition to delusions, hallucinations, emotional disorders and behavioral disorders (Stuart & Laraia, 2005). Social isolation contributes to suicidal behavior with the incidence within 10-15% for schizophrenia clients and 15% for depressed clients.
The objective of this scientific work is to illustrate the application of Social Skills Training therapy on socially isolated clients by using the Approach of Adaptation Stress Theory Stuart at Marzoeki Mahdi Hospital Bogor. The numbers of clients were 46 individuals who were undergoing social isolation treatment.
The results obtained show that clients were able to interact with each other. The main task of a nurse in the application of Stuart Theory is to help the clients to explore their feelings in order to determine the types of interventions to be delivered, with the roles of the nurse as stranger, speaker, educator, leader, trustees and advisor in providing nursing care.
Based on the above results it is recommended that Social Skills Training therapy can be set as standard therapy of mental health care specialist and need to be socialize to the whole general health care units.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>