Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Redatin Retno Pudjiati
"Perkembangan berfikir pada manusia telah menarik perhatian para filsuf berabad-abad lamanya, dan dalam dekade terakhir ini penelitian-penelitian mengenai hal tersebut berkembang lebih pesat dibandingkan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya. Kegiatan berfikir atau juga dikenal dengan kognisi, mudah dan banyak diamati dalam penerapannya pada situasi belajar dan mengajar di sekolah.
Para ahli saat ini melihat belajar sebagai suatu proses membangunpengetahuan, seperti yang dikatakan oleh Resnick (1989) belajar adalah suatu proses untuk membangun pengetahuan, tergantung kepada pengetahuan terdahulu yang sudah dimiliki dan terkait dengan situasi dimana belajar itu terjadi. Sehingga dengan demikian anak dituntut memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengatur proses belajar mereka atau dikenal juga sebagai kemampuan
metakognisi, yang didalamnya tercakup mekanisme-mekanisme self- regu!ation seperti melakukan pengecekan (checking), perencanaan (plaming), pemantauan (monitoring), pengujian (testing), perbaikan (revising) dan evaluasi (evaluating).
Bertitik tolak dari pemikiran Piaget yang mengemukakan bahwa kesiapan anak secara berbed untuk belajar metakognitif berada pada tahap formal operasional, sementara dipihak lain para ahli menemukan bahwa dalam usia yang lebih muda anak ternyata sudah lebih siap untuk mengerti bahan bacaan, maka penulis tertarik unluk meneliti “Proses perkembangan self-regulated learning yang diperoleh melalui pemahaman bacaan dan membuat ringkasan pada anak
SMU Dalam penelitian ini, anak akan diberi pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sley-regulated learning mereka. Pelatihan diberikan pada anak SMU karena diperkirakan mereka berada pada rentang usia 14 sampai dengan 18 tahun. Pada rentang usia ini diharapkan kemampuan anak untuk beriikir abstrak lebih berkembang. Jumlah sample dalam penelitian adaiah 16 orang.
Penelitian ini menemukan bahwa latihan memahami bacaan dan membuat ringkasan ternyata meningkatkan kernampuan self regulalea' learning anak secara umum. Ada peningkatan penggunaan strategi pada sesi setelah latihan dibandingkan sebelum latihan pada pertemuan kedua mulai nampak peningkatan penggunaan strategi terutama pada strategi evaluasi diri dan pemantauan (self-evaluation & moniroring) serta penetapan tujuan dan perencanaan (goal selling & straregic planning). Dalam penelitian ini ternyata anak palling banyak menggunakan strategi evaluasi diri dan pemantauan (self evaluation & monitoring), sementara yang paling sedikit digunakan adalah pemantauan strategi keluaran (strategic out come monitoring). Sebelum pelatihan rata-rata jumlah strategi anak berada dibawah 2, sementara setelah pelatihan jumlah strategi yang digunakan oleh anak mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4. Sedangkan jumlah kenaikan pcnggunaan slrategi yang paling menonjol terjadi pada pelatihan keempat.
Sementara itu perkembangan anak membuat ringkasan setelah pelatihan secara umum juga mengalami kenaikan dibandingkan sebelum pelatihan, begitu juga dengan nilai ulangan biologi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Djokosetio Sidiarto
Jakarta: UI-Press, 2007
612.5 LIL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysia N. Ismanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan perkembangan kemampuan bahasa dan kemampuan sosial dari anak-anak usia prasekolah yang selama ibunya bekerja dititipkan di Tempat Penitipan Anak atau tidak dititipkan di Tempat Penitipan Anak tetapi dimasukkan ke Kelompok Bermain yang pada saat penelitian ini dilakukan baru belajar selama dua bulan. Pemilihan pokok permasalahan dengan memilih anak dari ibu yang bekerja, dilandasi dari adanya pemikiran bahwa pada saat ini jumlah ibu bekerja di Indonesia semakin meningkat, sedangkan pada sisi yang lain, kualitas tumbuh kembang anak usia prasekolah (balita) sangat menentukan kualitas anak tersebut di masa mendatang. Dapat dikatakan bahwa masa balita (usia prasekolah) adalah masa terpenting dalam perkembangan hidup seorang anak.
Penelitian dilakukan di Jakarta, tahun 1992 dengan melibatkan 76 anak usia prasekolah yang berusia 3 - 4 tahun dengan perincian: 38 orang anak dititipkan di Tempat Penitipan Anak Bina Balita Mitra, Sasana Balita Mekar, Taman Harapan Ibu dan 38 orang lainnya yang tidak dititipkan di Tempat Penitipan Anak. Ibu bekerja dari anak-anak tersebut yang berjumlah 76 orang juga menjadi subyek penelitian.
Disain penelitian yang dipilih adalah Ex Post Facto, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Random Sampling.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa/ komunikasi anak usia prasekolah adalah modifikasi dari Primary Progressive Assessment Chart (P-PAC) dan Pro gressive Assessment Chart I (PAC I). Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan sosial anak berupa rating scale yang diadaptasi dari Primary Progressive Assessment Chart (P-PAC) dan Progressive Assessment Chart I (PAC I). Sedangkan untuk menilai sikap ibu terhadap pekerjaan, digunakan alat ukur dalam bentuk "semantic scale" dan disusun berdasarkan aspek-aspek yang dihadapi dalam pekerjaan sesuai dengan pendapat Baruch, Barnett dan Rivers. Untuk menilai persepsi ibu terhadap perannya sebagai pendidik anak, digunakan instrumen yang berbentuk "semantic scale" dan merupakan adaptasi dari teori yang dikemukakan Duvall dan Clarke-Stewart.
Teknik analisis data menggunakan teknik ANOVA untuk melihat perbedaan kemampuan Bahasa anak yang dititipkan di Tempat Penitipan Anak dengan yang tidak dititipkan, serta untuk melihat perbedaan kemampuan sosialnya.
Sedangkan teknik korelasi Product Moment dari Pearson digunakan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antara: sikap ibu terhadap pekerjaan dengan kemampuan bahasa anak usia prasekolah, sikap ibu terhadap pekerjaan dengan kemampuan sosial anak usia prasekolah, persepsi ibu terhadap perannya sebagai pendidik anak dengan kemampuan bahasa anak usia prasekolah, persepsi ibu terhadap perannya sebagai pendidik anak dengan kemampuan sosial anak usia prasekolah, sikap ibu terhadap pekerjaan dengan persepsi ibu terhadap perannya sebagai pendidik anak, kemampuan bahasa dengan kemampuan sosial anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbedaan yang bermakna dalam kemampuan bahasa anak yang dititipkan di Tempat Penitipan Anak dengan yang dimasukkan ke Kelompok Bermain, dengan kemampuan bahasa anak yang dititipkan di Tempat Penitipan Anak lebih tinggi dari kemampuan bahasa anak yang tidak dititipkan di Tempat Penitipan Anak. Begitu juga dengan kemampuan sosialnya. Kemampuan sosial anak yang dititipkan di Tempat Penitipan Anak lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak dititipkan di Tempat Penitipan Anak.
Hubungan antara sikap ibu terhadap pekerjaan dengan kemampuan bahasa dan kemampuan sosial anak tidak terbukti secara signifikan dalam penelitian. Demikian juga hubungan antara persepsi ibu terhadap perannya sebagai pendidik anak dengan kemampuan bahasa dan sosial anak, tidak terbukti secara signifikan.
Korelasi positif dan signifikan diperoleh pada hubungan antara sikap ibu terhadap pekerjaan dan persepsinya terhadap pendidikan anak.
Dari penelitian juga didapat hasil bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara kemampuan berbahasa anak usia prasekolah dengan kemampuan sosialnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang menarik untuk didiskusikan lebih lanjut, antara lain bahwa anak usia prasekolah yang dititipkan di Tempat Penitipan Anak memiliki kemampuan yang lebih baik daripada anak seusianya yang hanya diasuh di rumah dan dimasukkan ke Kelompok Bermain selama ibu bekerja. Ini disebabkan karena adanya program pendidikan yang terarah, teratur sesuai dengan kebutuhan anak yang telah disusun di Tempat Penitipan Anak.
Tidak ditemukannya signifikansi keterkaitan sikap ibu terhadap pekerjaannya dengan Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Prasekolah khususnya dengan kemampuan anak usia prasekolah baik kemampuan bahasa, maupun kemampuan sosial anak, ternyata lebih dipengaruhi oleh positif tidaknya sikap ibu terhadap pekerjaannya, dan berhubungan dengan kepuasan yang diperolehnya dalam pekerjaannya. Seorang ibu yang merasa puas dapat mempertahankan kualitas pengasuhannya.
Diskusi mengenai tidak didapatnya keterkaitan antara sikap ibu terhadap perannya sebagai pendidik/pengasuh anak dengan aspek-aspek perkembangan anak usia prasekolah adalah bahwa proses perkembangan anak usia prasekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di antaranya bahwa anak-anak tersebut mengikuti program-program prasekolah yaitu dititipkan di Tempat Penitipan Anak atau masuk ke Kelompok Bermain sebanyak tiga kali dalam seminggu selama ibu bekerja.
Keterkaitan antara sikap ibu terhadap pekerjaannya dengan sikap/ persepsi ibu terhadap perannya sebagai pendidik/ pengasuh anak memperkuat pemahaman akan kebenaran teori bahwa ibu yang mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya cenderung memiliki keadaan emosi yang stabil dan konsep diri yang lebih baik, sehingga dapat melakukan hubungan yang lebih hangat dengan anak-anaknya serta tanggapterhadap kebutuhan-kebutuhan anaknya.
Adanya hubungan yang bermakna antara kemampuan bahasa dan kemampuan sosial anak terlihat dalam penelitian ini. Dengan demikian makin diperkuatlah pemahaman teori Vygotsky yang dikutip Tough (1984) bahwa bahasa anak pada dasarnya bersifat sosial, karena bahasa berkembang dalam interaksi antara anak dengan orang lain.
Akhirnya dalam penelitian ini juga diberikan beberapa saran yang berguna bagi penelitian sejenis di masa mendatang. Saran antara lain adalah pada segi penyusunan instrumen yang baku mengenai Ibu bekerja dan berbagai aspek yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak balita (usia prasekolah). Perlu juga dilakukan penelitian sejenis dengan memperluas variabel penelitian. Untuk lebih menyempurnakan hasil dan kegunaan penelitian, khususnya dalam kaitannya dengan ibu pengganti, maka perlu dilakukan penelitian dengan melibatkan kelompok anak usia prasekolah yang hanya tinggal di rumah bersama ibu pengganti dan tidak dimasukkan ke salah satu institusi tertentu."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ediasri T. Atmodiwirjo
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0391
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzia Aswin Hadis
"Penelitian ini ialah mengenai Gagasan Orang Tua dan Perkembangan Anak yang dikaji melalui penelitian tentang gagasan orangtua mengenai perkembangan dan pendidikan anak, tindakan orang tua yang berbentuk strategi pengajaran orang tua dan tindakan orang tua yang berbentuk cara menyiapkan lingkungan belajar bagi anak di rumah serta meneliti hubungan antara gagasan orang tua dan dampaknya terhadap kemampuan intelektual anak.
Minat penulis terhadap topik ini beranjak dari pertanyaan bagaimana sesungguhnya pikiran orang tua tentang anaknya dan bagimana caranya memacu perkembangan anak. Pertanyaan sederhana yang sering muncul dalam diri orang tua adalah: "Menjadi manusia seperti apakah anak saya kelak ? " dan "Apa yang harus saya lakukan agar keinginan saya itu tercapai ? " Kedua pertanyaan tersebut secara mendasar berkaitan dengan gagasan orang tua dan tindakan mereka dalam pengasuhan sehari-hari ; hal yang penting bagi pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas seperti tertera dalam GBHN 1988 mengenai tujuan pendidikan nasional kita.
Penelitian Palacios tentang gagasan orang tua mengenai perkembangan dan pendidikan anak memperlihatkan bahwa : 1) faktor sosial demografik mempengaruhi gagasan orang tua, 2) orang tua dapat dikelompokkan berdasarkan gagasan mereka, 3) masing-masing kelompok mempunyai karakteristik sendiri.
Penelitian dalam rangka disertasi ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan bagian pertama akan diteliti mengenai gagasan orang tua tentang perkembangan dan pendidikan anak, sedangkan pada bagian kedua, akan diteliti mengenai strategi pengajaran orang tua dalam proses pengajaran ?pembelajaran. Pada penelitian utama, akan diteliti hubungan antara gagasan dan tindakan, dan juga hubungan antara gagasan dan kemampuan intelektual anak.
Dalam penelitian pendahuluan bagian pertama, sampel dipilih secara purposive, yaitu orang tua (pasangan suami isteri); mempunyai anak usia prasekolah (4-6 tahun); berpendidikan rendah, menengah atau tinggi; dan bermukim di daerah perkotaan dan pedesaan. Responden yang terpilih berjumlah 300 orang, terdiri dari 149 pasangan suami isteri dan 2 orang isteri, yang bertempat tinggal di DKI Jakarta, Bogor Kota dan Desa Sukaluyu Kecamatan Nanggung Kab. Bogor. Wawancara (Kuesioner Gagasan Orang tua) dengan pasangan suami isteri berisi pertanyaan terbuka mengenai gagasan mereka tentang perkembangan dan pendidikan anak. Wawancara dilakukan secara terpisah. jawaban orang tua ditulis secara verbatim oleh pewawancara; kategorisasi jawaban dilakukan oleh penulis. Data ini diolah melalui analisis korespondensi ganda untuk memperoleh deskripsi gagasan orang tua dan dilanjutkan dengan pengolahan melalui analisis komponen utama dan prosedur fastdus dari SAS guna mengelompokkan orang tua berdasarkan gagasan mereka. Ditemukan tiga kelompok besar orang tua. Pertama yang disebut orang tua tradisional, kedua modern dan ketiga, "ambivalensi? dengan deskripsi masing-masing. Ditemukan pula 48 pasangan orang tua yang tergolong dalam kelompok yang lama. Pada penelitian pendahuluan bagian kedua dan pada penelitian utama, dari ke-48 pasangan orang tua tersebut, 44 orang ibu bersama anaknya yang berusia prasekolah dijadikan responden. Kepada ibu diminta untuk mengajar anak dengan menggunakan empat alat yang telah disiapkan selama 12 menit (tiga menit untuk setiap alat).
Ucapan-ucapan ibu selama mengajar anak dicatat dan dikategorisasikan sesuai dengan format yang telah disiapkan. Data diolah melalui komponen utama analisis faktor. Ditemukan empat cara mengajar:l) mengontrol perilaku anak, 2) distancing strategy, 3) menggunakan atibusi, 4) upaya memusatkan perhatian anak. Dengan menggunakan inventors HOME diteliti cara ke-44 orang tua menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. ada penelitian utama, diiihat hubungan antara gagasan orang tua (kelompok orang tua) dan strategi ibu mengajar serta hubungan antara gagasan orang tua dan cara ibu menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. Diteliti pula dampak gagasan orang tua terhadap kemampuan intelektual anak yang diukur dengan skor IQ anak melalui test Stanford Binet Data diolah melalui berbagai analisis statistik sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan. Khi kuadrat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan; anova satu arah untuk mengetahui pengaruh gagasan kepada tindakan orang tua dan dampak gagasan terhadap kemampuan intelektual anak; t test untuk membandingkan penggunaan cara mengajar oleh setiap kelompok; dan analisis regresi ganda metode stepwise untuk mengetahui besarnya sumbangan tindakan orang tua terhadap kemampuan intelektual anal(Hasil penelitian utama menunjukkan adanya hubungan antara gagasan orang tua dan tindakan orang tua, empat jenis cara mengajar dipergunakan secara berbeda oleh ketiga kelompok ibu, ibu modern lebih banyak memberikan rangsangan yang meningkatkan kemampuan kognitif anak, sumbangan terbesar terhadap kemampuan intelektual anak diberikan oleh lingkungan belajar anak di rumah, dan IQ anak dari kelompok ibu modern lebih tinggi dari anak kelompok ibu tradisional, tetapi sama dengan IQ anak dari kelompok ibu ambivalen.
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk pemahaman tentang gagasan orang tua, pemahaman tentang perkembangan kognisi sosial orang dewasa, pegembangan metode penelitian gagasan orang tua, membantu merancang program peningkatan pengasuhan dan pendidikan anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D137
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aliyah Said Utriyani Adilah
"ABSTRACT
Prevalensi gangguan perkembangan anak di Indonesia cukup tinggi, diperkirakan mencapai 10 . Kelainan ini dapat memengaruhi berbagai aspek keterampilan anak kelak, mulai dari motorik kasar dan halus, keterampilan berbicara atau berbahasa, hingga kemampuan sosial dan adaptasi. Faktor ekstrinsik termasuk lingkungan mini dan lingkungan mikro dapat memengaruhi perkembangan anak, di antaranya kondisi air, sanitasi, dan perilaku higienis water, sanitation, and hygiene/WASH , tingkat pendidikan orang tua, pemenuhan kasih sayang oleh orang tua, pengetahuan orang tua mengenai perkembangan anak, dan penolong persalinan ibu. Provinsi Nusa Tenggara Timur NTT diketahui memiliki profil yang buruk terkait beberapa faktor ekstrinsik di atas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran skor KPSP anak usia 2-5 tahun di Provinsi NTT dan hubungan di antara skor KPSP dengan faktor-faktor ekstrinsik tersebut. Studi potong lintang ini menggunakan data sekunder dari 249 subjek penelitian. Skor KPSP rendah diperoleh pada 37,3 anak, skor KPSP sedang pada 33,7 anak, dan skor KPSP tinggi pada 28,9 anak. Hasil penelitian menunjukkan skor KPSP subjek penelitian tidak memiliki hubungan bermakna dengan WASH p=0,186 dan tingkat pendidikan p=0,450 , sedangkan faktor ekstrinsik lainnya memiliki hubungan bermakna, yaitu pemenuhan kasih sayang p=0,013 , pengetahuan orang tua mengenai perkembangan anak p=0,026 , dan penolong persalinan ibu p=0,012.

ABSTRACT
Prevalence of children developmental disorder or delay has been relatively high, reaching about 10 . The abnormality may cause many aspects of later children skill, such as gross and fine motor, language, and social or adaptive ability. Extrinsic factor including mini and micro, such as condition of water, sanitation, and hygiene WASH , parents rsquo education level, affection fulfilment by parents, parents rsquo knowledge about children development, and mothers rsquo delivery care provider. Nusa Tenggara Timur NTT is known for owing low profile of those extrinsic factors. This study aimed on knowing the prevalence of each KPSP score category among children age 2 5 in NTT and the association between it and the related extrinsic factors. The cross sectional study used secondary data from 249 subjects. Low KPSP score were observed on 37.3 subjects, medium score on 33.7 subjects, and high score on 28.9 . Results of the study showed KPSP score of subjects had no significant association with WASH 0.186 and parents rsquo education level p 0.450 meanwhile, other extrinsic factors had the association, they are affection fulfilment by the parents p 0.013 , parents rsquo knowledge about children development p 0.026 , and mothers rsquo delivery care provider p 0.012."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hurlock, Elizabeth Bergner, 1898-
Jakarta: Erlangga, 1978
155.4 HUR ct
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Masa 0-3 tahun merupakan golden periode bagi perkembangan anak tapi kurangnya pengetahuan ibu tentang perkembangan anak menyebabkan masa ini terlewatkan begitu saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan motivasi ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan kognitif pada Batita. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pondok Cina, Depok dengan jumlah responden 92 orang dengan kriteria ibu yang memiliki anak usia 0-3 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan instrumen menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan motivasi ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan kognitif pada Batita (p value 0,006; α= 0,05). Penelitian ini juga melihat hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan ibu dan status ekonomi dengan motivasi ibu untuk melakukan stimulasi kognitif pada Batita dan ternyata didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan ibu dan status ekonomi dengan motivasi ibu untuk melakukan stimulasi kognitif pada Batita. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa pengetahuan ibu merupakan faktor yang paling mempengaruhi motivasi. Oleh karena itu peneliti menyarankan kepada tenaga kesehatan untuk meningkat pengetahuan ibu melalui program-program kesehatan yang ada di posyandu agar motivasi ibu untuk rnelakukan stimulasi perkembangan kognitif pada Batita juga meningkat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5503
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ngurah Sugitha Adnyana
"Latar Belakang: Bayi berat lahir rendah(<2500 gram) atau prematur merupakan salah satu kondisi bayi risiko tinggi. Keterlambatan perkembangan bahasa dan kognitif merupakan salah satu gangguan yang sering dijumpai pada anak dengan riwayat berat lahir rendah/prematur. Bayi berat lahir rendah lebih sering disertai dengan kondisi medis yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Tujuan: Mendapatkan prevalens dan faktor risiko keterlambatan perkembangan bahasa dan kognitif pada anak usia 12-18 bulan dengan riwayat berat lahir rendah.
Metode: Rancangan penelitian adalah potong lintang untuk menilai perkembangan bahasa dan kognitif dengan menggunakan alat skrining Capute scales pada anak usia 12-18 bulan yang mempunyai riwayat berat lahir rendah. Sampel diambil secara konsekutif di poliklinik anak RSUP Sanglah Denpasar, Agustus 2015-April 2016.
Hasil Penelitian: Subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini sebanyak 160 orang. Usia rerata subyek adalah 15,69 (SB 2,19) bulan. Prevalens keterlambatan perkembangan bahasa dan kognitif pada anak dengan riwayat berat lahir rendah sebesar 28,1%. Analisis multivariat didapatkan berat lahir <1500 gram merupakan faktor risiko terjadinya keterlambatan perkembangan bahasa dan kognitif (visio-motor) sebesar 10,2 kali lebih banyak dibandingkan berat lahir 1500-<2500 gram (RP 10,260; IK95% 2,265-46,478; P 0,003).
Simpulan: Prevalens keterlambatan perkembangan bahasa dan kognitif pada anak usia 12-18 bulan dengan riwayat berat lahir rendah sebesar 28,1%. Bayi berat lahir <1500 gram sebagai faktor risiko keterlambatan perkembangan bahasa dan kognitif.

Background: Low birth weight (LBW) (<2500 g) or premature baby is one of thehigh-risk conditions. Language and cognitive developmental delay is one of the disorders are often found in children with low birth weight/preterm. Infant with low birth weight more frequently accompanied by a medical condition that affects growth and development.
Objective: To find the prevalence and risk factors of language and cognitive developmental delay in children aged 12-18 months with low birth weight.
Methods: A cross-sectional study design was to assess language and cognitive development by using Capute scales screening tool in children aged 12-18 months who have low birth weight. Samples are taken consecutively in a child outpatient clinic Sanglah Hospital Denpasar, August 2015-April 2016.
Results: Subjects who meet the inclusion and exclusion criteria in the study of 160 people. The average age of the subjects was 15.69 (SD 2.19) months. Prevalence of language and cognitive developmental delay in children with low birth weight was 28.1%. On multivariate analysis, obtained birth weight <1500 g is a risk factor for language and cognitive (visio-motor) developmental delay of 10.2 times more often than the birth weight 1500 to <2500 g (PR 10.260; 95%CI from 2.265 to 46.478; P 0.003).
Conclusions: The prevalence of language and cognitive developmental delay in children aged 12-18 months with low birth weight is 28.1%. Birth weight <1500 g is risk factor of language and cognitive developmental delay.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Rachim Mosad
"Penelitian ini tentang studi perbandingan dalam penanaman nilai kepada anak yang dilakukan oleh pengasuh di TPA dan pengasuh di rumah. Penanaman nilai ini dilakukan oleh pengasuh ketika anak tersebut dititipkan oleh kedua orang tuanya karena bekerja.
Masalah penelitian ini diajukan karena pada masa sekarang ini terutama dikota-kota besar seperti Jakarta, banyak kita jumpai sebuah keluarga dimana suami dan isterinya bekerja di luar rumah. Diantara keluarga-keluarga tersebut terdapat Pula keluarga-keluarga muda dan tentunya memiliki anak yang masih kecil yang masih memerlukan pengawasan dari kedua orang tuanya, namun dilain pihak kedua orang tuanya harus tetap bekerja dalam mengejar karier. Ketika kedua orang tua mereka bekerja, biasanya ibulah yang paling merasa bertanggung-jawab ketika harus meninggalkan anak-anak dan sebagai konsekuensinya anak yang masih kecil tersebut harus dititipkan dan kemudian diperlukan orang lain untuk merawat, menjaga dan mengawasinya.
Saat ini banyak alternatif yang dapat dipilih seorang ibu untuk menitipkan anak-anaknya, diantaranya adalah anak dititipkan di rumah dengan pengasuh atau pembantu rumah tangga yang sekaligus sebagai orang yang dapat dipercaya untuk merawat, menjaga dan mengawasi anak selama kedua orang tua mereka bekerja. Alternatif yang kedua adalah dimana saat ini juga sudah banyak lembaga-lembaga sosial yang menyediakan pelayanan sosial berupa penitipan anak dimana kedua orang tua dapat menitipkan anakanaknya pada lembaga tersebut selama mereka berdua bekerja.
Dari kedua alternatif pilihan tersebut tentunya masing-masing pilihan memerlukan pertimbangan yang matang dari kedua orang tua sebelum mempercayakan anaknya pada pengasuh, namun kedua orang tua tentunya tidak akan mengabaikan aspek keselamatan, keamanan serta pemenuhan kebutuhan dari anak selama dia dititipkan pada pengasuh.
Masalah penelitian tersebut dijabarkan dalam permasalahan penelitian yang meliputi:
1) Bagaimana taman penitipan anak dapat berperan dalam menanamkan nilai-nilai pada anak yang dititipkan,
2) Bagaimana perbedaan yang ada di dalam penanaman nilai-nilai pada anak yang dititipkan pada pengasuh di taman penitipan anak dengan anak yang dititipkan pada pembantu rumah tangga. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai yang diberikan oleh para pengasuh anak di taman penitipan anak maupun di rumah, dan mengetahui bagaimana perbedaan dalam penanaman nilai-nilai antara anak yang dititpkan pada taman penitipan anak dengan anak yang dititipkan pada pembantu rumah tangga.
Dalam mencapai tujuan penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan membagi informan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok ibu-ibu yang anaknya dititipkan pada pengasuh di lembaga penitipan anak dan kelompok ibu-ibu yang anaknya dititipkan pada pengasuh atau pembantu dirumah. Pada kedua kelompok ini dilihat bagaimana penanaman nilai-nilai pada anak yang dilakukan oleh pengasuh baik di lembaga penitipan anak (TPA) dan pengasuh atau pembantu rumah tangga dirumah. Data kualitatif diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan studi dokumentasi, sedangkan pemilihan informan secara purposive dengan theoretical sampling, informan penelitian dipilih sesuai dengan topik penelitian dan dengan jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 13 (tiga belas) orang.
Adapun nilai-nilai yang dilihat dan digambarkan adalah nilai-nilai nurani yang terdiri dari nilai ketakwaan, nilai kejujuran, nilai keberanian, nilai cinta damai, nilai keandalan diri dan potensi, nilai disiplin dan tahu batas. nilai kemurnian dan kesucian, serta nilai-nilai memberi yang terdiri dari nilai kesetiaan, nilai hormat, nilai cinta dan kasih sayang, nilai peka dan tidak egois, nilai baik hati dan ramah, dan nilai adil dan murah hati.
Gambaran yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan di dalam penanaman nilai yang dilakukan oleh para pengasuh baik di TPA dengan pengasuh atau pembantu rumah tangga di rumah. Perbedaan tersebut pada kelompok anak yang dititipkan pada pengasuh di TPA dengan anak yang diasuh oleh pengasuh di rumah dapat dilihat dalam hal penanaman nilai nurani yang terdiri dari nilai ketakwaan, nilai keberanian, nilai cinta damai, nilai keandalan diri dan potensi, nilai disiplin diri dan tahu batas, dan nilai kemurnian dan kesucian.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dalam penanaman nilai-nilai yang dilakukan oleh pengasuh di taman penitipan anak maupun di rumah, memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>