Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibadurrahman
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sikap implisit dan sikap eksplisit remaja terhadap iklan kondom sensual dan iklan kondom simbolik. Pengukuran sikap implisit menggunakan Implicit Association Test (IAT) dan pengukuran sikap eksplisit menggunakan skala semantik diferensial. Partisipan berjumlah 40 orang remaja berusia 16-18 tahun yang merupakan siswa SMA negeri di Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja memiliki sikap implisit yang positif terhadap iklan kondom sensual, sedangkan secara eksplisit remaja memiliki sikap yang positif terhadap iklan kondom simbolik. Berdasarkan hasil tersebut, penggunaan konten sensual pada iklan kondom dapat dilakukan.

The study was conducted to examine the implicit attitude and explicit attitude among adolescents toward sensual condom ads and symbolic condom ads. Implicit attitude was measured using the Implicit Association Test (IAT) and explicit attitude measured using a semantic differential scale. Participants are 40 adolescents, senior high school students, 16-18 years old in Jakarta.
The results of this study indicated that adolescents have a positive implicit attitude toward sensual condom ads, but have a positive explicit attitude toward symbolic condom ads. The result indicated that sensual condom ads can be used as a message content targeted to adolescent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Dwi Mustika
"Penelitian mengenai sikap orang tua dan siswa SLTP Tarakanita I terhadap Pemberian Pendidikan Seksualitas untuk Remaja di Sekolah ini dilakukan dengan alasan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan seksualitas untuk remaja. Kebutuhan ini muncul dengan makin maraknya kejahatan seksual yang alaupun meningkatnya kehamilan di luar nikah yang dialami remaja. Meskipun masih ada pro dan kontra di kalangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan seksualitas untuk remaja, namun para ahli berpandangan b^wa pemberian pendidikan seksualitas untuk remaja merupakan salah satu cara yang tepat untuk mengurangi fenomena negatif, seperti kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual, di kalangan remaja. Dengan mengetahui sikap orang tua dan siswa, dapat dicari jalan keluar untuk mengatasi pro dan kontra, sehingga pendidikan seksualitas dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan remaja dan keinginan orang tua.
Dengan menggunakan metode purposive sampling, responden penelitian yang dipakai dalam penelitian ini beijumlah 102 orang, yang terdiri dari 51 orang responden orang tua dan 51 orang responden siswa yang merupakan pasangan orang tua dan anak. Semua responden diambil pada SLTP Tarakanita 1, Jakarta, dimana anak duduk di kelas 3 SLTP yang telah mendapatkan pendidikan seksualitas di kelas 2 SLTP. Alat ukur yang digunakan adalah seperangkat kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan. Data yang diperoleh diukur dengan menggunakan metode Likert, dan dengan menggunakan SPSS 11.0 menghitung mean, A NOVA dan Hesl untuk menggambarkan sikap responden serta membandingkan antar komponen sikap yang diukur.
Dari data yang diperoleh, gambaran hasil penelitian dapat diuraikan secara singkal sebagai berikut; secara umum, responden orang tua adalah wanita yang berusia antara 35 hingga 50 tahun, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir adalah SMU keatas. Sedangkan responden siswa, sebagian besar berusia 14 hingga 15 tahun, dan perbandingan antara pria dan wanita hampir seimbang. Sedangkan sebagian besar responden berasal dari daerah Jawa. Dari hasil perhitungan mean, didapatkan bahwa hampir seluruh responden bersikap positif terhadap pemberian pendidikan seksualitas di sekolah. Artinya responden setuju dengan pemberian pendidikan seksualitas di sekolah.
Hasil perhitungan t-test, untuk membandingkan mean antar komponen sikap yang diukur, didapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antar komponen yang diukur. Hal ini berarti masing-masing komponen sikap hal yang sesuai dengan pengertiannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian diatas adalah sikap responden, baik responden orang tua maupun siswa, terhadap pemberian pendidikan seksualitas di sekolah adalah positif meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok responden. Saran yang dapat diberikan terbagi menjadi dua, yaitu saran untuk penelitian dan saran untuk pihak sekolah.
Saran untuk penelitian ditujukan agar pada penelitian lebih lanjut, peneliti dapat mengubah dan memperhatikan hal-hal tertentu, seperti item-item pemyataan, metode penelitian, sehingga hasil atau data dapat lebih akurat dan mewakili populasi yang sebenamya. Sedangkan saran untuk pihak sekolah lebih ditujukan agar pihak sekolah dapat mengadakan pendidikan seksualitas yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi orang tua dan siswa. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S2872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maio, Gregory R.
London: SAGE Publications, 2019
153.85 MAI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Silvy Noviana
"Attitude Toward Brand Serta dampaknya bagi Purchase Intention pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan dan interaksi antara iklan dan gender berpengaruh secara signifikan terhadap ketiga dependent variable secara simultan. Secara lebih spesifik, thinking ads lebih efektif untuk responden wanita sementara feeling ads lebih efektif untuk responden pria. Disarankan untuk melaksanakan penelitian lanjutan untuk low involvement product, thinking ads dan feeling ads yang menggabungkan antara efek kata-kata dengan efek visual, serta klasifikasi gender pada kelompok usia yang berbeda.

This thesis disscusses the effect of high involvement product (thinking product and feeling product), print advertisement (thinking ads and feeling ads), and gender (men and women) on attitude toward advertising, attitude toward brand and their impacts on purchase intention in undergraduate students of Faculty of Economics, University of Indonesia. This is a quantitative research using experimental design. The result showes that advertising and its interaction with gender significantly affect the three dependent variables simultaneously. Specifically, thinking ads is more effective for women while feeling ads is more effective for men. Based on this result, it is suggested that future research observe more on low involvement product, thinking ads and feeling ads which combine text effect and visual effect, and gender classification in different range of age.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poetry Arrum Kesuma
"ABSTRAK
Upaya persuasi aten lebih efektif pada saat seseorang tidak merasa sedang dipersuasl.
Pendapat itul^ V^ng ingin dilihat pada tulisan ini. Jika pemirsa biasanya menghindari
iklan dengan cara mengganti saluran televisi pada saat jeda iklan tfca, maka kini muncul
strategi pemasaran banj dimana pesan komersiaJ justai disisipkan kedalam program
televisi. Penyisipan merek kedal^ program televisi ini disebul program hibrida.
Penefrtian ini ingin membuktikan pendapat Bhatnagar, Aksoy & Malkoc (2002) bahwa
program hibrida lebffi unggul daripada iklan dalam mempersuasi pemirsa. Saat ini
muncul genre program baru yang potensial untuk dijadikan program hibrida yartu
program reality show.
Dua bentuk penyajian pesan yaibi secara iklan atau program hibrida bert)entuk reality
show ini tentu menimbulkan respon-respon dari pemisa antara lain ingatan terhadap
mereK asosiasi merek, sikap terhadap bentuk pesan. sikap terhadap merek dan intensi
membeli merek. Respon-respon inilah yang ingin dilihat dan dibandlngkan Selain itu
menurut Solomon & Englis (1994) terjadi beliefperseverance, sil^ dan interrsi pemirsa
tidak berubah setelah diberttahu bahwa merek membayar pada program agar bisa
muncul kedalam program.
Sebanyak 82 orang mahasiswa Fakuitas Keguruan dan llmu Pendidikan Unika Atmajaya
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menyaksikan program dengan iklan
unthuk mengukur respomne ntyerahkasdiakpa nt apyraonggrana,m pahritbirsiidpas wbi edribmeinnttau km ernegaliistiy ksuheoswio.n Kere.
Dari hasil perbandingan dapat disimpulkan bahwa program hibrida reality show memang
lebih efektif daripada iklan dalam ha! sikap terhadap bentuk pesan komersial, sikap
terhadap merek dan intensi membeli merek tapi tkjak pada brand recaU dan asosiasi
rrierek Belief perseverance sikap dan intensi membeli merek juga terjadi. Saran yang
diberikan adalah bagi penelitian selanjutnya dan implikasr praktis bagi pihak production
house atau perusahaan yang ingin memasarkan produknya dalam menyusun program
hibrida berbentuk rea/rfy show."
2004
S2826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Kershaw, 1977
152.4 ATT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
F.X. Sigit Eko Widyananto
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Gunawan
"Saat ini di Indonesia sedang diberlakukan peraturan baru yang mengharuskan para pengemudi mobil untuk menggunakan sabuk pengaman. Kebijakan ini berlandaskan UU No. 14/1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan diperkuat dengan Keputusan Menteri Perhubungan No.85 / 2002 tentang pemberlakuan kewajiban melengkapi dan menggunakan sabuk keselamatan. Berdasarkan peraturan ini, toleransi masih dapat diberikan pada pengemudi yang mobilnya belum dilengkapi dengan sabuk pengaman. Tapi mulai November 2005 sudah tidak ada alasan bagi pengemudi untuk tidak menggunakan sabuk pengaman. Hal ini berarti bahwa cepat atau lambat, masyarakat Indonesia harus membiasakan diri dengan penggunaan sabuk pengaman.
Masyarakat Indonesia saat ini belum terbiasa dengan peraturan baru tersebut. Kesadaran akan kegunaannya juga dianggap masih rendah. Meskipun pemerintah telah mengupayakan penegakkan peraturan tersebut dengan tindakan yang cukup tegas, masih belum dapat dipastikan efeknya secara luas mengingat data-data yang diperoleh masih terpusat pada kota-kota besar seperti Jakarta dan itu pun hanya pada daerah tertentu.
Berdasarkan latar belakang inilah penelitian dilakukan. Secara umum penelitian ingin mengetahui sejauh mana pengemudi mobil di Jakarta berniat untuk mengenakan sabuk pengaman saat mengemudi. Informasi ini dapat memberikan gambaran mengenai keberhasilan upaya sosialisasi dan penegakan hukum yang dilakukan pemerintah sehubungan dengan pemakaian sabuk pengaman. Tujuan lain adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang paling mempengaruhi intensi atau niat pengemudi di Jakarta untuk mengenakan sabuk pengaman. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan pendekatan atau metode sosialisasi yang paling efektif untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya sabuk pengaman.
Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini digunakan teori planned behavior dari Ajzen dan Fishbein (1980). Dalam teori ini disebutkan bahwa intensi atau niat untuk melakukan suatu perilaku ditentukan oleh interaksi dari tiga faktor yaitu sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan persepsi kontrol individu terhada perilaku (PBC) yang juga merupakan persepsi mengenai situasi-situasi yang menghambat atau mendukung dilakukannya suatu perilaku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, intensi untuk mengenakan sabuk pengaman cukup tinggi (mean 5.39). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketiga variabel independen memiliki hubungan dengan intensi. Meskipun demikian, diantara ketiga faktor tersebut, hanya faktor PBC yang memiliki sumbangan yang signifikan (beta 0.723 sig.0.01) ketika pengaruh dari ketiga variabel diukur secara simultan. Mesti hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap pengemudi cenderung positif (mean 29.53) dan dorongan sosial untuk mengenakan sabuk pengaman juga cenderung tinggi ( mean 303.66) hal ini tidak banyak berpengaruh terhadap niat dari pengemudi di Jakarta untuk mengenakan sabuk pengaman. Mereka cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor situasional seperti ada tidaknya pengawasan dari polisi, desain sabuk pengaman, dan kondisi dijalan raya.
Besarnya pengaruh faktor situasional berarti bahwa jika kita ingin meningkatkan intensi pengemudi untuk menggunakan sabuk pengaman maka perlu dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor situasional tersebut, terutama oleh pihak pemerintah. Hal-hal yang disarankan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini antara lain adalah, agar pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap pemakaian sabuk pengaman di sebanyak mungkin lokasi, jangan hanya terpusat di jalan-jalan utama. Pemerintah juga sebaiknya lebih terlibat secara aktif dalam mengontrol kualitas dan standar keamanan kendaraan, karena kendaraan yang beroperasi di Indonesia masih banyak yang kualitasnya dibawah standar keamanan dan kenyamanan yang layak. Penelitian terhadap sabuk pengaman juga harus ditingkatkan . Terakhir, dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sabuk pengaman, pemerintah sebaiknya jangan hanya berfokus pada aspek penegakan peraturannya saja tapi juga harus memberikan pendidikan kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah umum, dan sebagainya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerzamanti Lies Karmawati
"Program Promosi Kesehatan merupakan salah satu program pokok pembangunan kesehatan, untuk penatalaksanaan promosi kesehatan tersebut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1996 disusun Strategi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (SP2HBS) yang ditujukan agar terjadi perubahan perilaku hidup yang bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi 5 tatanan yaitu tatanan di rumah tangga, institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat umum dan tempat kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan intervensi pelatihan PHBS terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku dari petugas promosi kesehatan puskesmas di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental, dengan jumlah sampel 26 orang petugas promosi kesehatan puskesmas dari 26 puskesmas di Kota Depok. Metode pelatihan yang dipilih adalah metode ceramah, tanya jawab dan dinamika kelompok.
Hasil intervensi pelatihan PHBS secara umum menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku petugas berbeda yaitu meningkat secara bermakna ;.setelah pelatihan dibanding sebelum pelatihan, pada kemaknaan a < 0,05 dengan p.value 0,045.. Kesimpulan dari penilitian ini adalah bahwa intervensi pelatihan PHBS berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku petugas promosi kesehatan Puskesmas se Kota Depok.
Agar dapat mewujudkan peningkatan PHBS di tatanan institusi kesehatan maka disarankan kepada petugas promosi kesehatan puskesmas untuk melaksanakan pelatihan manajemen PHBS di tatanan institusi kesehatan dan membuat jadwal kegiatan program PHBS. Untuk puskesmas se Kota Depok disarankan membuat surat tugas untuk petugas promosi kesehatan puskesmas secara khusus (tidak tugas rangkap), deseminasi informasi program PHBS, melaksanakan manajemen promosi kesehatan melalui 4 fungsi tahapan manajemen promosi kesehatan puskesmas, membuat uraian tugas bagi petugas promosi kesehatan puskesmas, dan meningkatkan serta mempertahankan hasil penilaian klasifikasi PHBSnya. Untuk Dinas Kesehatan Kota Depok disarankan melembagakan pelatihan yang berkesinambungan bagi petugas promosi kesehatan puskesmas, menyediakan sarana yang diperlukan, melakukan bimbingan pelakasanaan pengkajian PHBS, monitoring evaluasi pelaksanaan PHBS, membantu proses penilaian, dan menindakianjuti hasil penilaian PHBS. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian secara bertingkat, studi kualitatif dan kuantitatif, atau melakukan eksperimental murni.
Daftar bacaan: 35 (1979 - 2003)

Effect from Clean and Healthy Life Behavior Training toward Knowledge, Attitude, and Behavior of Health Promotion Staff at Health Center in Depok City, West Java, 2003Health promotion program is one of the main health development program an to manage its program the Ministry of Health (MOH) of Republic of Indonesia has prepared Strategy of Increasing Clean and Healthy Life Behavior in 1996. The program encompasses 5 issues as follows: education institution, health institution, public facility, and work place. As mentioned by Green (1980) that health promotion is combination of health education, health service, organization resource, and health environment effort that aims to generate the behavior that is valuable to the health.
The objective of this study was to assess the effect of Clean and Healthy Life Behavior Training toward knowledge, attitude, and behavior of health promotion staff of health center in Depok City. This study used a quasi-experimental research design and took 26 health promotion staffs as samples out of 26 health centers in Depok City. The methods that used in this study were lecture, discussion, and group dynamic.
The result of the study showed that generally there was a significant relationship between the staffs knowledge and Clean and Healthy Life Behavior with alpha <0.05 (p value--0.000) as well as between the staffs behavior and Clean and Healthy Life Behavior (p value=0,000). Nevertheless, the result showed that there was no significant relationship between the staff's attitude and Clean and Healthy Life Behavior. In addition, there was a negative attitude change toward the lecture using cassette radio and group education at health center. The study concluded that Clean and Healthy Life Behavior Training affected to the knowledge and behavior of health promotion staff at health center in Depok City.
In order to accomplish the increase of Clean and Healthy Life Behavior surrounding health institution, it was recommended to conduct Clean and Healthy Life Behavior and to arrange the schedule of program. Besides, for all health centers in Depok City should conduct dissemination of information of the program, apply management of health promotion through 4 levels of function of health promotion in health center, set out the job description for health promotion staff in health center, and improve the evaluation result of the program as well. In addition, Health Office of Depok City should propose to publish regional regulation of health promotion, make the director regulation for health promotion staff of health center, provide the needed facilities, give technical assistance to the program, monitor and evaluate the program, facilitate the evaluation process, and follow up the evaluation result.
References: 35 (1979-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>