Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitohang, Afrina Ferawati
"Salah satu intervensi kunci dan cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI adalah pertolongan persalinan berkualitas sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih, antara lain penggunaan partograf sebagai alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap penggunaan partograf pada pertolongan persalinan di Kabupaten Samosir tahun 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif observasional dengan desain cross sectional. Besar sampel menggunakan uji beda rata-rata dua proporsi dengan teknik sistematic random sampling. Jumlah sampel 96 orang sesuai kriteria inklusi. Pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi langsung menggunakan daftar tilik. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan yang patuh menggunakan partograf masih rendah yaitu 57,3%. Faktor yang berhubungan secara signifikan pada CI 95% antara lain: pengetahuan ( p-value 0,001), sikap (p-value 0,001), motivasi (p-value 0,003), keterampilan (p-value 0.001), pelatihan APN (p-value 0,025), alasan menggunakan (p-value 0,001). Melalui analisis multivariat diketahui faktor paling dominan adalah pengetahuan (p- value 0,000) OR 20.04. Disarankan kepada Dinas Kesehatan, puskemas dan organisasi IBI agar melakukan upaya peningkatan pengetahuan bidan melalui pelatihan, sosialisasi dan supervisi secara berkala.

One of the key interventions and the most effective way to reduce MMR is qualified according to standard delivery assistance by trained health personnel, among others, the use of partograph as a tool to monitor the progress of labor (Bappenas 2010). This study aims to determine the factors associated with adherence midwife to the use of partograph in attendance at the birth in Samosir regency in 2013. This study uses a quantitative observational approach with the cross-sectional design. Of the samples using different test average of two proportions with sistematic random sampling technique. Number of samples 96 people fit the inclusion criteria. Collecting data through questionnaires and direct observation using a checklist. Data analyzed using univariate, bivariate and multivariate analyzes. The results showed that the proportion of midwives who dutifully using partograph is still low at 57.3%. Factors significantly associated with 95% CI are: knowledge (p-value 0.001), attitude (p-value 0.001), motivation (p-value 0.003), skills (p-value 0.001), APN training (p- value 0.025), the reason for using (p-value 0.001). Through multivariate analysis known to most dominant factor is the knowledge (p-value 0.001) OR 20.04. Recommended to the Department of Health, Public Health Centers and organizations IBI that make efforts to increase knowledge for midwife through training, socialization and supervision perodically."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkya Aryun
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan data sekunder Susenas 2015 DAN Podes 2014,didapatkan hasil densitas bidan meningkatkan persalinan ditolong bidan sebesar 11 padamodel probit. Tujuan dari penelitian ini untuk memberi masukan pagi pembuat kebijakan agarpeningkatan densitas bidan diiringi dengan pemnfaatan persalinan ditolong bidan. Penelitian inidilakukan di Depok pada bulan Februari-Juni 2017. Penelitian menggunakan desain studi crosssectional. Sampel pada penelitian ini adalah individu yang menjadi sampel dalam data Susenas2015 dan Podes 2014 yang memenuhi prosedur sampling masing-masing survey dan memenuhikriteria inklusi dan eksklusi, populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 282.433 individu.Diketahui bahwa sebesar 51,3 ibu bersalin ditolong oleh bidan dan densitas bidan sebesar 74. Pada deskriptif faktor Predisposisi didapatkan bahwa rata-rata umur bersalin terdapat padakelompok umur 2, yaitu usia 20-29 tahun, dimana 50 ibu sudah memiliki jaminan kesehatan,dan berpendidikan SLTA/MA ke atas. Pada deskriptif faktor Enabling, didapatkan bahwa 15 dari ibu memiliki pengeluaran per kapita per bulan dibawah Rp. 350.000,00. Ibu yang tinggal diperkotaan sebanyak 45 dan yang tinggal di region pulau Jawa sebanyak 30. Pada model probit densitas bidan meningkatkan persalinan ditolong bidan sebesar 11 pada model probit.Variabel yang mempengaruhi persalinan ditolong bidan adalah umur 13 danpendidikan 70 serta urban 67,6. Saran bagi pemangku kebijakan untuk meningkatankompetensi dan kontrol terhadap praktek bidan sehingga angka densitas bidan yang terusmenambah akan berbanding lurus dengan pemanfaatan persalinan oleh bidan.

Based on the research conducted with secondary data of Susenas 2015 AND Podes 2014, theresult of midwife density increased delivery assisted by midwives 11 on probit model. The purpose of this research is to give policy makers morning input to increase midwife density accompanied by the delivery of childbirth assisted by midwife. This study was conducted in Depok in February June 2017. The study used a cross sectional study design. Samples in this study were individuals sampled in data of Susenas 2015 and Podes 2014 which fulfill the sampling procedure of each survey and fulfill the inclusion and exclusion criteria, the populational this study were 282,433 individuals. It is known that 51.3 of maternity mothers were helped by midwife and midwife density by 74 . In the descriptive Predisposisi factors found that the average age of maternal age group is found in age 2, the age of 20 29 years, where 50 of mothers already have health insurance, and educated high school MA and above. On the descriptive Enabling factor, it was found that 15 of mothers have per capita expenditure per month below Rp. 350,000.00. Mothers who live in urban as much as 45 and who live in the region of Java as much as 30 . In the probit model the density of the midwife increased the delivery assisted by the midwife 11 in the probit model. The variables affecting childbirth assisted by midwives are age 13 and education 70 and urban 67,6 . Advice for stakeholders to increase competence and control of midwife practices so that the increasing number of midwives density will be directly proportional to the utilization of birth by midwife."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Gustiawati
"Dampak dari kelalaian pengisian partograf adalah tidak terdeteksinya kelainan yang akan timbul pada saat persalinan, Hasil studi dari manfaat partograf yang baik dan benar, telah diuji coba pada multicenter kesehatan di beberapa Negara Asia Tenggara dengan melibatkan 35480 persalinan, menyatakan partograf dapat menurunkan kejadian partus lama dari 6,4% menjadi 3,4% dan angka pertolongan Sectio Caesaria dari 6,2% menjadi 4,5% (WHO, 1994).
Penelitian merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan partograf oleh bidan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2012 dengan jumlah sampel 79 bidan dengan metode quota sampling. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner dan lembaran observasi dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji kai kuadrat, uji t independen dan regresi logistik.
Hasil penelitian adalah masih adanya bidan yang tidak menggunakan partograf untuk memantau persalinan 46,8%, sebagian bidan menyatakan penggunaan partograf untuk pengklaiman jampersal, hanya 64,6% bidan yang mempunyai peralatan ;engkap dan hanya 62% bidan yang mempunyai keterampilan baik tentang partograf. Variabel pengetahuan, sikap dan dukungan pemimpin memiliki nilai yang rendah sedangkan untuk nilai rata-rata umur adalah 33,6. Setelah dilakukan analisis maka variabel alasan, keterampilan, ketersediaan alat, sikap dan dukungan atasan memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan partograf pada pertolongan persalinan.
Saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah membuat perencanaan untuk kegiatan pelatihan, penyediaan anggaran untuk peralatan dan pembuatan kebijakan untuk reward dan punishment, untuk Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Tanjung Jabung Barat agar dapat mendatangkan pelatih pada saat acara arisan IBI dan untuk Bidan agar dapat memperbaiki pelayanan dengan menambah pengetahuan dan keterampilan penggunaan partograf.

Impact of neglect of partograph fulfillment is undetected of abnormality which will appear at delivery. Study result of correct and clear partograph benefit had been tried and tested to multicenter health in some of South-East Asian Countries involving 35,480 labors, it stated that partograph could decrease old partus occurrence from 6.4% to 3.4% and Secsio Caesaria number from 6.2% to 4.5% (WHO, 1994).
This study is a observational quantitative one using cross sectional design to find factors related to utilization of partograph by midwife in West Tanjung Jabung Regency 2012 by number of samples are 79 midwifes carried in quota sampling method. Data were collected by questionnaire and observation paper using univariate and bivairate analysis and chi square test, t test independent and logistic regression.
Study result shows that some midwifes did not utilize partograph to monitor labor (46.8%), part of them stated that partograph utilization was for Jampersal claim, only 64.6% of midwifes have complete devices and only 62% of midwifes have good skill of partograph. Knowledge, attitude, and leader support variable have low value whilst average value of age is 33.6. After analysis had been carried on that reason, skill, devices availability, attitude and leader support variables have significant correlation to partograph utilization in labor support.
Suggestion to Health Agency of West Tanjung Jabung Regency is to make a planning about conducting of training activity, provide budgeting for devices and male a regulation about reward and punishment, and for Indonesia Obstetric Association (IBI) of West Tanjung Jabung Regency to invite trainer in IBI social gathering event and for midwife to improve their service dealing with knowledge and skill of partograph utilization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak khususnya pada saat persalinan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang terampil termasuk didalamnya bidan yang melakukan praktek swasta. Bertitik tolak dari masalah tingginya angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia diketahui bahwa kematian tersebut sebagian besar terjadi pada saat persalinan, sedangkan penyebab terbesar adalah penyebab langsung yang sering disebut dengan "bias klasik" yaitu perdarahan, pre-eklampsi dan infeksi. Berdasarkan data tahun 1997 dan 1998, perdarahan dan pre-eklampsi mengalami penurunan, namun kejadian infeksi justru sebaliknya yaitu mengalami peningkatan.
Cakupan pertolongan persalinan di kota Jambi tahun 2001 sebesar 84,6%, dari jumlah persalinan tersebut diketahui bahwa pertolongan persalinan sebagian besar dilaksanakan oleh tenaga bidan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perilaku pencegahan seseorang berbeda masing-masing setiap individu, perilaku tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi oleh bidan praktek pada waktu melakukan pertolongan persalinan di kota Jambi.
Penelitian ini bersifat deskriftif dan analitik yang dilakukan dengan menggunakan desain non experimental secara cross sectional. Besar sample sebanyak 55 orang yang terdiri dari bidan yang melakukan praktek swasta di kota Jambi dengan pengambilan sampel secara random.
Dari penelitian ini terungkap bahwa perilaku pencegahan infeksi responden pada pertolongan persalinan berada pada kategori kurang sebanyak 27 (49,1%) orang dan pada kategori baik sebanyak 28 (50,9%) orang.
Selanjutaya dari uji Chi-Square terbukti bahwa
1. Variabel faktor predisposisi: lama praktek, pengetahuan dan persepsi berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi, sementara. variabel umur dan tingkat pendidikan tidak berhubungan.
2. Variabel faktor pemungkin: fasilitas praktek berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responden, sementara variabel jumlah persalinan yang ditolong tidak berhubungan.
3. Variabel faktor penguat: pelatihan berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responder, sementara variabel bimbingan teknis dan pengawasan praktek tidak berhubungan.
Analisis multivariate diketahui bahwa variabel fasilitas praktek dan pelatihan merupakan variabel yang berhubungan secara signifikan, namun dari kedua variabel tersebut fasilitas praktek merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dengan OR 11,88 (CI: 2,77-50,99).
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada pertolongan persalinan oleh bidan praktek disarankan agar dinas kesehatan mengadakan evaluasi kebijakan tentang pemberian izin praktek bidan dengan terlebih dahulu mengadakan studi kelayakan terhadap fasilitas praktek sebelum mengeluarkan izin praktek sesuai dengan Kepmenkes nomor 900 tahun 2002, dan mengadakan pengawasan yang rutin secara bulanan maupun tribulanan baik dari aspek kuantitas maupun kualitas peralatan yang dimiliki praktek bidan. Untuk peningkatan keterampilan bidan praktek, dinas kesehatan kota Jambi perlu mengusulkan kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat mahir (skill proficiency), dengan melibatkan pihak terkait diantaranya organisasi profesi IBI dan POGI.
Daftar bacaan : 51 (1971-2002)

In order to improve mother and child health care particularly at delivery, support in term of skillful health personnel including private practicing midwives is necessary. High Maternal Mortality Ratio (MMR) and high Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia was mainly occurred at delivery and mostly caused by direct causes called as classical triad namely bleeding, pre-eclampsia, and infection. The 1997 and 1998 data indicated declines on bleeding and pre-eclampsia but an increase figure for infection.
Coverage of health personnel assisted delivery in City of Jambi in 2001 was 84.6%, mostly assisted by midwife. It is known that infection prevention behavior is differed among persons and was influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors.
The aim of this study is obtain information on factors related to infection prevention behavior among private practicing midwives at delivery in City of Jambi.
This study is descriptive and analytical conducted using cross sectional non-experimental design. There were 55 subjects (private practicing midwives in City of Jambi) who were randomly selected.
The study shows that 27 subjects (49.1%) were in poor category of infection prevention behavior at delivery and 28 subjects (50.9%).
The Chi-Square test shows that:
1. For predisposing factors: there were significant relationships between infection prevention behavior and length of practice, knowledge, and perception; while there were no significant relationship found for age and level of education.
2. For enabling factors: significant relationships were found for practice facility; while no significant relationship was found for number of assisted delivery.
3. For reinforcing factors: training was significantly related to infection prevention behavior while no significant relationships were found for technical assistance and practice monitoring.
The multivariate analysis shows that both practice facility and training on infection prevention were significantly related to infection prevention behavior with practice facility posed as the most dominant factor with OR of 11.88 (CI: 2.77-50.99).
In order to prevent infection at delivery care by private practicing midwives, it is suggested that health office evaluate the policy on licensing midwife practice by inserting a feasibility study on practice facility according to Kepmenkes No 900/2002, and conduct routine monitoring either monthly or tri-monthly on both quantity and quality of private practicing midwife facility. To improve midwife's skill, health office of City of Jambi should propose training activities as to enable midwives to achieve a level of skill proficiency collaborating with related institutions such as IBI and POGI.
References: 51 (1971-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pinantari Hanum
"Sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi masalah kependudukan yaitu jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Untuk mengatasi hal itu sejak tahun 1970 dimulai Program Keluarga Berencana, dengan tujuan menurunkan angka kelahiran sampai 50% nya pada tahun 2000 melalui upaya penurunan fertilitas. Salah satu upaya untuk menurunkan fertilitas adalah dengan pelayanan kontrasepsi. Tingkat pemakaian kontrasepsi di Indonesia sebesar 57% dengan pemilihan alat kontrasepsi dari urutan terbanyak hingga paling sedikit digunakan adalah suntik, pil, AKDR, norplan, dan metoda operasi (sterilisasi).
Sebagai dampak krisis moneter, harga obat/alat kontrasepsi menjadi mahal khususnya pil dan suntikan, maka AKDR menjadi altematif alat kontrasepsi yang harganya relatif murah, efektif dan praktis untuk mencegah dan mengatur kehamilan. Besamya minat masyarakat pada AKDR terus meningkat, tetapi angka putus pakainya juga meningkat.
Tingginya angka putus pakai pada AKDR di Kota Bogor sebesar 18,65% lebih tinggi dari angka nasional yaitu 12,3%, sehingga perlu dilihat penyebabnya. Dari hasil penelitian diketahui salah satu faktor penyebabnya adalah masalah kepatuhan bidan dalam menerapkan prosedur yang ditetapkan. Penelitian tentang kepatuhan bidan dalam menerapkan baku klinis, dilakukan secara cross sectional dengan sampel sebanyak 77 orang bidan atau total populasi bidan di 23 Puskesmas yang tersebar di Kota Bogor.
Untuk mengetahui kepatuhan bidan dalam menerapkan Baku klinis, dilihat dari faktor pengetahuan, sikap, pelatihan, masa kerja, kelengkapan sarana dan supervisi.
Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan bermakna (p < 0,05) adalah pengetahuan dan supervisi. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan, terungkap bahwa bidan yang berpengetahuan lebih akan lebih patuh dibandingkan dengan yang berpengetahuan kurang. Selain itu juga supervisi, bidan yang disupervisi lebih patuh daripada bidan yang tidak disupervisi.
Melihat hasil diatas, untuk perbaikan maka perlu dikaji kembali materi dan metoda pelatihan serta penerapan baku klinis pemasangan AKDR CuT 380 agar angka putus pakai kontrasepsi akibat efek samping dapat diturunkan.

As a developing country, Indonesia faces inhabitant problem i.e. high number of population and high population growth. To solve the problem, Family Planning program has been implementing since 1970 for the purpose to reduce the number of birth as much as 50% in year 2000 by decreasing fertility. One among the efforts to decrease the fertility is by giving service for contraception. The degree of the use of contraception in Indonesia is 57% where using injection is the most use and than followed by using pill, AKDR, implant and then the less is by using operation method/sterilization.
Due to the impact of crisis monetary where the price of medicine/contraception parts became expensive especially for pill and injection, hence AKDR became an alternative of contraception part because it has relatively lower price. Technically, AKDR is more practical, effective and economical to prevent and organize pregnant. People became more interest and the use of AKDR was increased, but the number of the drop out was also increased.
High number of the drop out of AKDR at Bogor is 18.65% which is higher than the drop out number of the national figure of 12.3°/x. Therefore, it is necessary to find out the cause. From the study, it is revealed that one among the factors causing this high number is the compliance factor of the midwife in implementing the procedure.
The study for the discipline of the midwife in implementing the clinical standard is performed with cross-sectional way with the number of sample as much as 77 (seventy seven) midwifes from the total population of midwife from as much as 23 Puskesmas located in Bogor city. In order to know the compliance of midwife in implementing the clinical standard, the study is performed on the followings factors: knowledge, attitude, training, work experience, availability of facility as well as supervision. The study indicates that the variable which has meaning correlation (p<0.05) is the knowledge and the supervision.
Based on the correlation between the knowledge and compliance, it is revealed that midwifes who have more knowledge will have more compliance compare those who has less knowledge. Other than that is supervision, where midwifes who get supervision will have more compliance than those who do not get supervision.
Based on the above finding, for the correction and improvement, it is necessary to review the material and method of the training as well as the implementation of the clinical standard of the installation AKDR CUT 380 in order to reduce the number of contraception drop out that caused by side effect.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milza N. Rosad
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi retensi bidan di RSIA Budi Kemuliaan. Penelitian ini merupakan penelitian dominan kuantitatif dan dilengkapi kualitatif menggunakan strategi explanatoris sekuensial dengan desain cross sectional yang dilakukan sejak Bulan Februari sampai dengan Mei 2013 di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta, dengan menggunakan total sampel yaitu 111 bidan dan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separoh bidan di RSIA Budi Kemuliaan mengatakan memiliki intensi di RSIA Budi Kemuliaan. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi retensi bidan adalah variabel umur, masa kerja, komponen organisasional dan peluang karier. Sedangkan faktor yang paling berhubungan adalah komponen organisasional.
Saran untuk RSIA Budi Kemuliaan berdasarkan hasil penelitian adalah mempertahankan nilai dan budaya organisasi yang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan organisasi, review dan evaluasi manajemen mengenai gaji dan insentif lain bagi bidan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan kepala unit dalam memberikan bimbingan dan motivasi bagi bidan untuk meningkatkan kinerja organisasi, perbaikan sistem perencanaan dan pengembangan karier serta melakukan review dan evaluasi beban kerja bidan.

This study aims to determine the factors that associated with retention Intention of midwives in RSIA Budi Kemuliaan. This research were mostly quantitative and complemented by qualitative research with cross sectional design conducted from February to May 2013 in the RSIA Budi Kemuliaan Jakarta, using the total sample of 111 midwives and using univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results showed that more than half of midwives in RSIA said Budi Kemuliaan had desired to remain in RSIA Budi Kemuliaan. The factors associated with retention intention of midwives were the variable age, job tenure, organizational components and career opportunities. While most related factor is the organizational component.
Based on research results we suggests that the value of maintaining an organizational culture that is applied in every aspect of organizational life, review and evaluation of management regarding salary and other incentives for midwives, increased knowledge and skills in giving head unit guidance and motivation for midwives to improve performance organization, system improvement planning and career development as well as conducting a review and evaluation of workload for midwives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guspianto
"Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan bahwa mutu pelayanan kesehatan khususnya layanan Antenatal (ANC) masih rendah. Secara umum kematian ibu dapat dicegah apabila adanya komplikasi kehamilan dan risiko tinggi terdeteksi secara dini dengan pelayanan ANC yang baik. Selain itu, pemanfaatan layanan ANC juga berdampak pada penurunan kejadian BBLR dan merupakan satu mata rantai yang tidak kalah pentingnya dalam upaya penurunan AKI. Kebijakan Depkes dalam upaya mempercepat penurunan AKI mengacu pada intervensi strategis "Empat Pilar Safe Motherhood' salah satunya adalah meningkatkan akses dan mutu layanan ANC dan strategi MPS (Making Pregnancy Safer) dimana bagi bidan di desa terfokus dengan melaksanakan Pelayanan Kebidanan Essensial dan Pertolongan Panama Gawat-darurat Obstetri dan Neonatal (PPGON) yang salah satu kegiatannya adalah deteksi dini kasus risiko tinggi melalui pelayanan ANC. Oleh karena itu, keberadaan bidan di desa sangat strategis dan mendukung kebijakan program pengembangan "Desa Siaga Tahun 2008".
Tingkat kepatuhan (Compliance Rate) bidan terhadap standar layanan ANC di Kabupaten Muam Jambi sebagai gambaran mutu pelayanan kesehatan masih di bawah standar minimal Quality Assurance (80%) yaitu pada tahun 2005 sebesar 64,9% dan tahun 2006 sebesar 66,54%. Kondisi ini diduga turut berkontribusi terhadap cakupan KI dan K4 yang masih di bawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC yaitu faktor individu meliputi variabel umur, pendidikan, pengetahuan, masa kerja, lokasi kerja, lokasi tempat tinggal, status perkawinan, dan status kepegawaian; variabel kepuasan kerja; dan faktor organisasi meliputi variabel komitmen organisasi, kelengkapan saran, supervisi, dan pelatihan. Desain penelitian yang dipilih adalah analitik kuantitatif rancangan cross sectional dengan responden yaitu bidan di desa sebanyak 141 orang pada 18 Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi (total sampel). Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan (observasi) dan wawancara menggunakan daftar tilik, serta menggunakan kuesioner yang dijawab atau diisi sendiri oleh responden (self administered questionaire).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar bidan di desa kurang patuh terhadap standar layanan ANC (62,4%). Rata-rata tingkat kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC sebesar 74,62% yang bervariasi antara 41,16% - 99,30%. Hasil analisis penelitian membuktikan bahwa variabel pendidikan, pengetahuan, lokasi tempat tinggal, status kepegawaian, kepuasan kerja, komitmen organisasi, kelengkapan saran, dan supervisi merniliki hubungan signifikan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC. Variabel supervisi merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC di Kabupaten Muaro Jambi.
Atas dasar basil analisis tersebut, dapat disarankan khususnya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dan Puskesmas untuk dapat melakukan upaya-upaya pengawasan dan pembanaan terhadap bidan di desa melalui kegiatan supervisi atau penyeliaan (pada program QA) yang efektif khususnya untuk meningkatkan kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC. Supervisi dilakukan secara kontinyu dan komperhensif mulai dari pengumpulan data untuk mengukur tingkat kepatuhan petugas terhadap standar ANC, menemukan penyimpangan atau masalah terhadap standar yang telah ditetapkan, melakukan pembahasan tentang segala kegiatan dan permasalahan yang ditemukan, mencari penyebab masalah, dan merumuskan upaya perbaikan secara sederhana, dan melakukan upaya-upaya perbaikan serta memberikan umpan balik sehingga peningkatan mutu layanan ANC dapat ditingkatkan secara terus menerus.

The high quantity of Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia shows that health service quality especially Antenatal Care (ANC) still low. Generally, maternal mortality could prohibit if pregnancy complication exist and high risk early detected with good ANC. Besides, ANC service utilization also influence BBLR issues reduction and one of the link that not less important in decreasing MMR. Department of Health policies in hastening MMR reduction is referring to strategic intervention of "Four Pillar Safe Motherhood", which one of it is improving access and quality of ANC services and MPS (Making Pregnancy Safer) strategy. Where midwife in village focused with implementing Essential Midwifery Assistance and First Aid Obstetric Emergency and Neonatal that one of the activity is early detection of high-risk cases through ANC services. Therefore, midwife in village existences are strategic and assist developing program policy of "Desa Siaga Tahun 2008".
Midwife compliance rate toward ANC service standard at Muaro Jambi Regency as health service quality representation is still below minimal standard of Quality Assurance (80%) that is in the year of 2005 equal to 64,9% and 2006 equal to 66,54%. This condition estimated also giving contribution toward K1 and K4 exposure that still below target of Minimal Service Standard (SPM).
Generally, this research intend to get midwife in village compliance representation toward ANC service standard and factors that related with midwife in village compliance toward ANC service standard that are individual factors covering variable of age, education, knowledge, work period, work location, residence location, marriage status, and employee status; work satisfactory variable; and organization factor that covering organization commitment variable, medium equipments, supervision, and training. Research design that selected is cross sectional quantitative analytical design with respondent that is midwife in village equal to 141 people in 18 Public Health Center at Muaro Jambi Regency area (total sample). Data gathering done by observation and interview using visit list, and using questioner that answered or self-filled by respondent (self-administrated questionnaire).
Research result shows that most of midwife in village are less compliance toward ANC service standard (62,4%). Average rate of midwife in village compliance toward ANC service standard equal to 74,62% that varying from 41,16% - 99,30%. Research analysis result shows that variables of education, knowledge, residence location, employee status, work satisfactory, organization commitment, medium equipments, and supervision have significant relation with midwife in village compliance toward ANC service standard. Supervision variable is the most dominant factor that related with midwife in village compliance toward ANC service standard at Muaro Jambi Regency.
Based on those analysis results, suggested especially to Muaro Jambi Regency Health Agency and Public Health Center to perform observation efforts and midwife in village comprehension through supervision activity or management (in QA program) that effective especially to improve midwife in village compliance toward ANC service standard. Supervision done continually and comprehensively started from data gathering to measure official compliance level toward ANC standard, finding deviation or problems toward settled standard, doing clarification about every activity and problems found, finding problems cause, abbreviating simple restoration effort, and doing restoration efforts along with giving feedback so that development of ANC service quality could be increased continually.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T19084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Jap
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini, maka peningkatan mutu pelayanan menjadi sesuatu yang mutlak harus diperhatikan oleh para petugas kesehatan. Salah satu dimensi mutu adalah kepatuhan petugas terhadap standar pelayanan. Semakin tinggi kepatuhan petugas penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap standar, maka akan semakin tinggi pula mutu pelayanan tersebut terhadap pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care (standar dari Depkes RI tahun 1997) yang merupakan salah satu kegiatan pokok di Puskesmas. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan kepatuhan bidan dengan karakteristik bidan serta faktor eksternal lainnya yang berhubungan, dan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care.
Jenis penelitian adalah cross sectional, dilakukan di Puskesmas se Kabupaten Sanggau pads bulan Oktorber 2000 sampai dengan Nopember 2000. Sampel penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di 27 Puskesmas se-Kabupaten Sanggau, sebanyak 30 orang.
Analisis yang digunakan adalah chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kepatuhan bidan di Kabupaten Sanggau masih sangat rendah, terutama pada komponen kegiatan pemberian tindakan/terapi. Dari analisis bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan bidan adalah usia, pengetahuan, sikap, dan supervisi. dan analisis multivariat didapat bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan adalah supervisi.
Dari hasil ini disarankan terutama kepada para kepala puskesmas agar melakukan supervisi internal kepada bidan di wilayah kerjanya secara kontinu dan berkesinambungan, minimal 3 bulan sekali, dalam rangka bimbingan teknis dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal di puskesmas.

Global era and free competition have great influence on today's health services. For that reason, the quality of services is undoubtedly becoming highly considered by health workers. One of quality dimensions is the providers? compliance to the service standard. The higher compliance of the provider health service the higher the quality of service to the patient will be.
This study aims to obtain the description of level midwives' compliance to antenatal care service standard (issued by Ministry of Health Republic of Indonesia,1997) that is one of public health center main activities. Moreover, this study was also focused on investigating the correlation between midwives' compliance to the standard and their characteristics as well as other external factors that correlate, and factor that predominant midwives' compliance to the antenatal care service standard.
This study, a cross sectional one, was carried out at all public health centers in Sanggau District from October 2000 to November 2000. The samples were all midwives serving at all of public health centres in Sanggau district, which were 30 peoples. The analysis techniques employed were chi square and logistic regression. The study results show that level of midwives' compliance to the standard is low, particularly on treatment/therapy item. Age, knowledge, attitude and supervision were significance correlated to midwives compliance while supervision was found as a predominant factor.
This study recommends chiefs of public health centers to perform internal supervision on midwives throughout their work area regularly and continuously at least once within three months, to give technical guidance and to improve the midwives knowledge and skills in providing antenatal care service at public health centers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suginarti
"Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan siswa bidan dalam pertolongan persalinan setelah semester 1 di Jawa Barat tahun 1997 dilakukan penelitian dengan rancangan Studi Penampang Analitik ,dilanjutkan dengan penelitian kualitatif melalui Diskusi Kelompok Terarah dan wawancara mendalam terhadap orang yang terkait.
Populasi adalah seluruh siswa bidan angkatan 1996/1997 di Jawa Barat yang telah menyelesaikan ujian semester I Math Ajaran Asuhan Kebidanan pada Ibu ( MA 110 ). Sampel diambil secara Sistimatik Random Sampling, dengan besar sampel adalah 409 siswa.
Untuk mendapatkan hubungan antara beberapa faktor dengan pengetahuan maupun ketrampilan dilakukan uji statistik Korelasi dan Uji t , dengan 95 % confidence Interval.Untuk mendapatkan faktor-faktor yang paling mempengaruhi pengetahuan atau ketrampilan dilakukan uji Muitipel Regresi Linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan siswa bidan pada pertolongan persalinan dipengaruhi oleh pengalaman siswa membantu menolong persalinan patologis sebelum dan sewaktu PPB .Sedangkan ketrampilan siswa pada pertolongan persalinan dipengaruhi nilai ujian semester I . pengetahuan pertolongan persalinan, anal SPK, dan persalinan patologis yang dilakukan siswa sendiri saat PPB.
Pada pemegang program pendidikan bidan disarankan pada saat seleksi siswa bidan sebaiknya diprioritaskan kepada peserta yang mempunyai pengalaman kerja di pelayanan , dilakukan realokasi kurikulum pada mata ajaran asuhan kebidanan ( MA 110 ), materi upaya rujukan ibu resiko tinggi, dengan mengajarkannya pada semester pertama. Hal ini dimaksud untuk menambah pengetahuan siswa bidan sedini mungkin dalam pertolongan persalinan. Sedangkan untuk menambah ketrampilan siswa dalam pertolongan persalinan dengan mentargetkan siswa melakukan tindakan awal pada upaya rujukan ibu/bayi resiko tinggi. Target tersebut harus dimulai sejak semester satu.
Pada pemegang program bidan desa ,apabila melaksanakan penyegaran mengenai upaya rujukan untuk ibu/bayi beresiko tinggi sebaiknya mengikut sertakan sekolah ataupun pembimbing lapangan siswa bidan .Hal ini dimaksud agar mereka mengajarkan ilmunya ke siswa bidan dengan benar.

To find out the factor influencing the knowledge and skill midwives student in delivery after first semester in West Java in 1997 have done research with study The Crossectional Analitic Design, and conducted with qualitatif research throgh Focused Group Discusion and deep interview to personal object.
The population are all midwives student periodic 1996/1997 in West Java which have finished the examine first semester I in Obsetric Care syllabus ( MA 110 ) .The Sample have taken with Random Sampling Systematic, with value the Samples are 409 students.
To get the relationship between some factors with the knowledge and the skill have examined the statistic corelation and " t test " , with 95 % cofidence interval
To get the facotrs most influencing the knowledge or the skill have Multiple Linear Regression examined.
The result of research showed the knowliedge of midwives student in delivery influenced by the student experience in delivery patologis before and in PPB. The student skill in delivery influenced by the score of first semester examination,the knowledge of delivery , The SPK origin and delivery patologis which done by student itself in PPB.
To midwifery educational programmers have suggested when selecting the midwives student is better to priority the student which have experience in service area , Realocation the curriculum in Obcetric Care syllabus ( MA 110) , the reference material with high risk pregnancy , though in first semester.
This fact is to add the knowledge midwives student as soon in delivery. To add the skill of student in delivery are to give the student target to do prelimenary action in high risk reference mother/baby.
The village midwives programmer , if to do refreshing in pregnancy high risk reference or neonatal high risk if followed the school ( PPB program ) or clinical instructional.
In this case mean that they teach their knowledge to midwives student with true.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riduwan
"Cakupan K4 menggambarkan tingkat perlindungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil. Pencapaian cakupan K4 di Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2012 sebesar 84,17%, ini jauh dibawah target. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi cakupan K4 oleh bidan di desa di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampel adalah seluruh bidan di desa di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variabel yang berpengaruh adalah lama kerja, pembinaan kelompok KIA, dan sarana. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program KIA perlu ditingkatkan kualitasnya. Bidan perlu dibekali alat yang lengkap dan sesuai standar.

Coverage of K4 describes the performance of midwives at the village level. Achievement of K4 coverage in South Bengkulu in 2012 was 84,17 %. Below the target. This study is aiming at determining the factors that effect the coverage of K4 by a midwife in South Bengkulu. This cross sectional study covered all midwives in South Bengkulu as samples.
The study revealed that length of employment, coaching for MCH groups and equipment were significantcy related to the K4 achivement. Implementation of the monitoring and evaluation of MCH programs need to be improved. Midwives need to be equipped with a complete set of tools and standards.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>