Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwanti
"Kurang tidur dapat memberikan dampak buruk bagi pekerja terutama pekerja shift Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan produktivitas kerja Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dan melibatkan 114 pekerja shift di PT MWT Cikarang Instrumen yang digunakan adalah the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI dan kuisioner produktivitas kerja.
Hasil penelitian menunjukkan 63 3 pekerja dengan kualitas tidur baik memiliki tingkat produktivitas tinggi Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan produktivitas kerja p 0 026 0 05 Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi perawat kesehatan kerja dalam menjalankan perannya sebagai edukator dan advokat.

Lack of sleep can have a negative impact for workers especially shift workers This study aimed to examine the relationship between sleep quality with work productivity This study used a correlation descriptive design with cross sectional approach and involved 114 shift workers at PT MWT Cikarang The instrument used the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI and work productivity questionnaire.
The result showed that 63 3 shift worker with good sleep quality had high productivity level Based on Chi Square test there was a significant relationship between sleep quality and work productivity p 0 026 0 05 The results can be used as consideration for occupational health nurses in their role as an educator and advocate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Darmawi
"ABSTRAK
Prevalensi obesitas meningkat di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Obesitas merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit yang dapat
menyebabkan turunnya performa dan produktifitas pekerja. Salah satu faktor yang
dihubungkan sebagai faktor risiko obesitas adalah kerja gilir. Kerja gilir lazim
digunakan oleh pekerja dibidang pelayanan kesehatan seperti perawat. Penelitian
ini bertujuan untuk menilai pengaruh kerja gilir terhadap risiko berat badan berlebih
dan obesitas serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya pada perawat di rumah
sakit.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain comparative cross sectional
membandingkan IMT 43 perawat kerja gilir dengan 43 perawat bukan kerja gilir.
Dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor risiko yang dinilai dapat meningkatkan
risiko berat badan berlebih dan obesitas antara lain jenis kelamin, usia, status
perkawinan, riwayat obesitas dalam keluarga, kebiasaan olahraga, riwayat merokok,
jumlah jam tidur dan asupan kalori.
Hasil: Prevalensi berat badan berlebih dan obesitas pada perawat kerja gilir di
rumah sakit adalah 69.8% dan prevelensi berat badan berlebih dan obesitas pada
perawat bukan kerja gilir di rumah sakit adalah 48.4%, ditemukan hubungan
bermakna antara kerja gilir dengan berat badan berlebih-obesitas dengan OR =
2.418 (1.000 ? 5.851). Faktor risiko yang meningkatkan risiko berat badan berlebih
dan obesitas adalah kerja gilir, jumlah jam tidur kurang dari 7 jam dan asupan kalor
berlebih.
Kesimpulan: Dari semua faktor, asupan kalori berlebih merupakan faktor risiko dominan dengan OR = 4.473 (1.781-11.235).ABSTRACT
The prevalence of obesity is increasing worldwide, including in
Indonesia. Obesity is a risk factor for many diseases that can cause a decline in the
performance and productivity of workers. One factor that is associated with obesity
is shift work. Shift work is commonly needed for health care workers, including
nurses. This study aimed to assess the association of shift work with overweight
and obese as well as other related factors among hospital nurses.
Method: This study used a comparative cross-sectional design comparing the Body
Mass Index (BMI) of 43 nurses working shifts with 43 nurses who only work
regular hours. An assessment was conducted of the risk factors that are considered
increasing the risk of being overweight and obese among others gender, age, marital
status, family history of obesity, exercise habits, smoking history, number of hours
of sleep and calorie intake.
Results: The prevalence of being overweight and obese in hospital nurses on shift
work was 69.8% and in nurses not on shift work at the hospital was 48.4%. A
significant relationship between shift work with overweight-obesity with OR =
2.418 (1.000-5.851) was found. Risk factors that increase the risk of overweight
and obesity were shift work, number of hours of sleep less than 7 hours and intake
of excessive calories.
Conclusion: Of all the factors, excessive caloric intake is the dominant risk factor with OR = 4.473 (1.781-11.235).;Background: The prevalence of obesity is increasing worldwide, including in
Indonesia. Obesity is a risk factor for many diseases that can cause a decline in the
performance and productivity of workers. One factor that is associated with obesity
is shift work. Shift work is commonly needed for health care workers, including
nurses. This study aimed to assess the association of shift work with overweight
and obese as well as other related factors among hospital nurses.
Method: This study used a comparative cross-sectional design comparing the Body
Mass Index (BMI) of 43 nurses working shifts with 43 nurses who only work
regular hours. An assessment was conducted of the risk factors that are considered
increasing the risk of being overweight and obese among others gender, age, marital
status, family history of obesity, exercise habits, smoking history, number of hours
of sleep and calorie intake.
Results: The prevalence of being overweight and obese in hospital nurses on shift
work was 69.8% and in nurses not on shift work at the hospital was 48.4%. A
significant relationship between shift work with overweight-obesity with OR =
2.418 (1.000-5.851) was found. Risk factors that increase the risk of overweight
and obesity were shift work, number of hours of sleep less than 7 hours and intake
of excessive calories.
Conclusion: Of all the factors, excessive caloric intake is the dominant risk factor with OR = 4.473 (1.781-11.235).;Background: The prevalence of obesity is increasing worldwide, including in
Indonesia. Obesity is a risk factor for many diseases that can cause a decline in the
performance and productivity of workers. One factor that is associated with obesity
is shift work. Shift work is commonly needed for health care workers, including
nurses. This study aimed to assess the association of shift work with overweight
and obese as well as other related factors among hospital nurses.
Method: This study used a comparative cross-sectional design comparing the Body
Mass Index (BMI) of 43 nurses working shifts with 43 nurses who only work
regular hours. An assessment was conducted of the risk factors that are considered
increasing the risk of being overweight and obese among others gender, age, marital
status, family history of obesity, exercise habits, smoking history, number of hours
of sleep and calorie intake.
Results: The prevalence of being overweight and obese in hospital nurses on shift
work was 69.8% and in nurses not on shift work at the hospital was 48.4%. A
significant relationship between shift work with overweight-obesity with OR =
2.418 (1.000-5.851) was found. Risk factors that increase the risk of overweight
and obesity were shift work, number of hours of sleep less than 7 hours and intake
of excessive calories.
Conclusion: Of all the factors, excessive caloric intake is the dominant risk factor with OR = 4.473 (1.781-11.235)."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sukmawardhani
"Berat badan lebih dan obesitas permasalahan yang meningkat pada pekerja. Salah satu faktor yang dianggap berhubungan adalah kerja gilir.
Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah pekerja wanita di pabrik sepatu di Jawa Barat. Subyek dengan IMT ≥ 23 disebut kelompok kasus dan subyek dengan IMT < 22,9 disebut kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan adalah demografi, status gizi, asupan kalori, pola makan, aktivitas fisik, masa kerja dan pola kerja gilir. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur (timbangan berat badan dan pita pengukur) serta wawancara menggunakan kuesioner.
Dari 490 sampel, subyek yang kerja gilir (shift) sebanyak 201 orang. Sejumlah 51,7% dari yang bekerja gilir memiliki berat badan lebih/obesitas. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kerja gilir dengan berat badan lebih/obesitas. Pada analisis multivariat didapatkan bahwa subyek yang berusia lebih dari 30 tahun, menikah, memiliki riwayat berat badan lebih dalam keluarga, asupan kalori lebih, serta kebiasaan konsumsi karbohidrat dan protein yang sering dalam enam bulan terakhir memberikan pengaruh terhadap berat badan lebih/obesitas.
Kerja gilir bukan merupakan faktor risiko terhadap berat badan lebih/obesitas. Usia, status pernikahan, riwayat berat badan dalam keluarga, asupan kalori, kebiasaan konsumsi karbohidrat dan protein, merupakan risiko untuk terjadinya obesitas pada pekerja wanita di pabrik sepatu.

Overweight and obesity are increasing in worker. Being overweight and obesity leads to degenerative diseases which effect on absenteeism and employees? productivity.
The design of this study is case control. Population of research is female workers in shoes manufacturer. Subject with BMI ≥ 23 grouped as case and subject with BMI <22.9 grouped as control. Data are demography data, nutrition status, calorie intake, feeding habit, physical activities, work period, and work pattern. Data collected by using measurement tools (body weight and height measurement) and questionnaire.
From 490 samples, 201 people work in shift. 51.7% from them are overweight/obese. Shift work is not the risk factor of overweight/obese. Multivariate analysis found that subjects more than 30 year old, married, with family obesity history, high calorie intake, and high carbohydrate and protein consumption habit in the past six months related to overweight/obese.
Shift work has no significant relation with overweight/obese. Age, marriage status, history of overweight in the family, calorie intake, carbohydrates and protein consumption are the risk of overweight/obesity on female worker in shoes manufacturer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eureka Arifiani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemikiran berulang terkait pekerjaan
memediasi hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur pada sampel karyawan startup.
Penelitian sebelumnya menemukan pemikiran berulang signifikan memediasi hubungan
antara kelelahan bekerja dan kualitas tidur hanya pada dimensi affective rumination saja.
Responden penelitian ini berjumlah 150 orang karyawan perusahaan startup dengan
lokasi kantor yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Sebagai perusahaan baru, jumlah
karyawan startup masih tergolong sedikit dengan beban kerja yang cukup tinggi karena
harus selalu mengikuti perkembangan pasar dan teknologi. Kualitas tidur diukur dengan
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), stres kerja diukur melalui Job Stress Survey
(JSS), dan pemikiran berulang diukur dengan Work-Related Rumination Questionnaire
(WRRQ). Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat indirect effect (ab =
0,036, p < 0,05) dan direct effect (c’ = 0,114, p < 0,05) hanya pada dimensi affective
rumination saja.

This study aims to see whether work-related rumination mediate the relationship
between work stress and sleep quality in a sample of startup employees. Previous
research has found that work-related rumination significantly mediates the relationship
between work fatigue and sleep quality only in the affective rumination dimension. The
respondents of this study were 150 startup company employees with offices located in
the Greater Jakarta area. As a new company, the number of startup employees is still
relatively small with a fairly high workload because they because they have to follow
the development of markets and technology. Sleep quality is measured by the Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI), work stress is measured through the Job Stress Survey
(JSS), and work-related rumination is measured by Work-Related Rumination
Questionnaire (WRRQ). The results of the mediation analysis showed that there were
indirect effects (ab = 0.036, p <0.05) and direct effects (c' = 0.114, p <0.05) only in the
affective rumination dimension.
"
Depok: 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vary Prameswari
"Kenaikan angka turnover pada Generasi Y dibandingkan generasi sebelumnya menjadi perhatian bagi perusahaan.Work values terbukti secara teoritis memiliki hubungan dengan turnover karyawan (Steers danMowday, dalam Lyons 2004). Saat ini Generasi X dan Generasi Y adalah kelompok yang mendominasi ketenagakerjaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan work values antara Generasi X dan Generasi Y, mengingat setiap generasi memiliki nilai-nilai tertentu. Work values terdiri dari tiga dimensi yaitu kognitif, instrumental, dan afektif.
Teknik analisis penelitian ini adalah dengan independent sample t-test. Sampel penelitian ini adalah karyawan Generasi X dan Generasi Y. Total responden berjumlah 273 (Generasi X = 105; Generasi Y=168). Alat ukur yang digunakan adalah Work Values Questionnaire(WVQ) (Elizur et al., 1991). Hasil ditemukan dimensi kognitif berbeda signifikan antara Generasi X dan Generasi Y dan dimensi instrumental dan afektif tidak berbeda signifikan dan afektif antara Generasi X dan Generasi Y.

The increase in turnover among Generation Y as compared to the previous generations caught the attention of companies. Work values was proven theoretically to have a correlation with employee turnover ( Steers dan Mowday, in Lyons 2004). Concurrently Generation X and Generation Y dominates the workforce. This research purposed to identify work values differences among Generation X and Generation Y, with regards to each of them having distinct characteristics. Work values consists of three dimension which are cognitive, instrumental and affective.
This research used independent sample t-test to analyze the data. The sample were Generation X dan Generation Y employees. The total respondents in this study were 273 whereby 105 of them were Generation X and the remaining 168 were Generation Y. Data was collected using the Work Values Questionnaires developed by Elizur et al. (1991). The results concluded that there is a significant difference in cognitive dimension among Generation X and Generation Y. However, it was found that there was no significant difference between the instrumental dimension and affective dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Husairi
"Operator haul truck merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja fatigue disebabkan oleh penerapan shift kerja, gangguan kuantitas dan kualitas tidur, serta pengaruh berbagai faktor lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara shift kerja, kuantitas dan kualitas tidur, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada operator haul truck. Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisioner Fastigue Assessment Scale FAS, pengukuran tingkat stress menggunakan alat cocorometer, serta pengukuran kuantitas dan kualitas tidur menggunakan alat fitbit di antara 196 responden laki-laki yang bekerja sebagai operator haul truck. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kuantitas tidur OR = 3,222, p = 0,028 dan kualitas tidur OR = 2,800, p = 0,025 dengan kelelahan, sedangkan shift kerja tidak memiliki hubungan yang signifukan dengan kelelahan. Faktor risiko lain yang juga memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan pada operator haul truck di PT X adalah beban mental OR = 2,296, p = 0,027 , lingkungan kerja OR = 2,400, p = 0,014, monotoni pekerjaan OR = 3,371, p = 0,002, usia OR = 2,708, p = 0,005, dan sleep hygiene OR = 3,840, p = 0,001.

Haul truck operator is one of the high risk occupations in experiencing fatigue caused by the implementation of shift work, sleep quantity and quality disturbance, other related factors. The objective of this study was to analyze the relationship between shift work, quantity and quality of sleep, and other factors associated with fatigue on the haul truck operator. A cross sectional study was conducted in this study using questionnaires of Fatigue Assessment Scale FAS, measurement of stress using cocorometer, and measurement of sleep quantity and quality using fitbit among 196 male respondents who work as haul truck operator. The result of this study shown there is a significant correlation between the quantity of sleep OR 3,222, p 0,028 and fatigue, also between the quality of sleep OR 2,800, p 0.025 and fatigue. However, shift work has no significant correlation with fatigue. Other factors, including mental workload OR 2,296, p 0,027, work environment OR 2,400, p 0,014, monotonous work OR 3,371, p 0,002, age OR 2,708, p 0,005, and sleep hygiene OR 3,840, p 0,001 also have significant correlation with operator fatigue in PT X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
"ABSTRAK
Aktivitas pengambilan keputusan hampir setiap saat kita lakukan ketika
kita dihadapkan pada suatu masalah atau alternatif pilihan. Untuk situasi
keputusan yang sifatnya kurang penting dan rutin sehari-sehari, kita dapat
menentukan alternatif melalui judgment yang sederhana. Namun untuk situasisituasi
yang memiliki kompleksitas lebih tinggi dan sifatnya jangka panjang,
seperti memilih jurusan dalam pendidikan atau menentukan bidang pekerjaan
dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis agar diperoleh hasil optimal.
Carrel dkk.(1992), Hom & Griffeth (2001), Harvey & Stalker (2002)
menyatakan bahwa keputusan individu untuk pindah kerja (turnover) merupakan
suatu proses yang kompleks. Penyebab-penyebab yang mendasari keputusan
pindah kerja ini melibatkan faktor internal dan eksternal. Mobley (1982),
mengelompokkan faktor-faktor penentu dari pindah kerja ke dalam 4 faktor
umum, yaitu: faktor ekonomi eksternal, faktor keorganisasian, faktor individual
yang berkaitan dengan pekerjaan, dan faktor individual yang tidak berkaitan
dengan pekerjaan. Dalam pandangan Mobley (1982) keputusan pindah kerja
merupakan hasil dari rangkaian proses kognitif dimana faktor ketidakpuasan
terhadap pekerjaan turut menentukan keputusan individu untuk pindah kerja. Ia
mengembangkan model teoritis dari proses pengambilan keputusan pindah kerja
yang tersusun dalam tahapan-tahapan. Model teoritis ini mengasumsikan bahwa
individu secara rasional mengikuti proses (tahapan-tahapan) yang berurutan ketika
mereka memutuskan pindah kerja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
faktor-faktor yang dipertimbangkan individu dalam memutuskan pindah kerja,
proses (tahap-tahap) yang dilalui individu dalam pengambilan keputusan pindah
kerja, dan hasil pengambilan keputusan pindah keija, Peneliti menggabungkan 2
pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel
penelitian ini adalah karyawan dari perusahaan yang pernah melakukan pindah kerja, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Occidental sampling.
Jumlah sampel penelitian kuantitatif sebanyak 40 orang, sementara itu untuk
penelitian kualitatif 3 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Kuesioner penelitian
terdiri dari 3 bagian, yaitu: bagian A, mengukur faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam memutuskan pindah kerja; bagian B, mengukur tahaptahap
pengambilan keputusan pindah kerja, dan bagian C yang mengukur hasil
pengambilan keputusan pindah kerja. Untuk mengukur tahap kepuasan kerja,
digunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) di kuesioner bagian BI.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor keorganisasian menjadi
pertimbangan pertama dalam memutuskan pindah kerja, disusul dengan faktor
ekonomi eksternal, faktor individual yang berkaitan dengan pekerjaan, dan faktor
individual yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Terdapat 55,0% subyek yang
cenderung melalui tahap-tahap pengambilan keputusan pindah kerja yang rasional
sesuai dengan model teori Mobley (1977). Saat bekeija di perusahaan yang
terakhir, mayoritas subyek mengalami kepuasan kerja yang rendah terhadap aspek
ekstrinsik dari pekerjaan. Sementara itu terhadap pekerjaan secara menyeluruh
dan aspek intrinsik dari pekerjaan, tingkat kepuasan keija subyek tergolong
sedang. Ketidakpuasan ini bagi 80% subyek cenderung menimbulkan pikiran
untuk pindah kerja. Terdapat 75% subyek yang cenderung mencari pekerjaan
alternatif saat memutuskan pindah kerja dan 85% subyek cenderung mengevaluasi
pekerjaan alternatif ketika mengambil keputusan pindah kerja. Sementara itu,
subyek yang cenderung membandingkan pekerjaan alternatif dengan pekerjaannya
yang terakhir sebanyak 82,5%. Keputusan pindah kerja yang telah dilakukan
subyek menghasilkan keputusan yang memuaskan. Artinya keputusan pindah
kerja dari perusahaan terakhir ke perusahaan alternatif memberikan hasil yang
cenderung cukup tepat, cukup sesuai dengan harapan, cukup benar dan cukup
menguntungkan bagi subyek penelitian.
Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa 3 subyek melalui proses-proses,
dan rentang waktu yang berbeda dalam mengambil keputusan pindah kerja. Dua
subyek cenderung rasional saat memutuskan pindah kerja dengan melalui tahaptahap
model pengambilan keputusan pindah kerja Mobley (1977). Sementara itu 1
subyek cenderung tidak melalui. Ketiga subyek mengalami ketidakpuasan
terhadap pekerjaan saat bekerja di perusahaan terakhir, namun ketiganya
mempunyai intensitas yang berbeda untuk melakukan pindah kerja. Keputusan
pindah kerja pada subyek yang tidak melalui tahap-tahap pindah kerja dari
Mobley (1997), menghasilkan keputusan yang kurang optimal. Sementara itu,
bagi 2 subyek yang melalui, keputusan pindah kerja ke perusahaan alternatif
menghasilkan keputusan yang memuaskan,
Untuk memperoleh hasil optimal dalam mengambil keputusan pindah
kerja, disarankan individu melalui prosedur-prosedur yang lebih rasional yaitu
dengan mengumpulkan informasi yang relevan, mempertimbangkan faktor-faktor
yang berkaitan, serta menilai dan membandingkan keuntungan-keuntungan
maupun kerugian-kerugian dari setiap aspek pekerjaan."
2004
S3322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie, Seng Cuan
"Buku ini membahas tentang bekerja yang penuh dengan tanggung jawab,totalitas dan sempurna."
Bandung: Visi Anugrah Indonesia, 2015
658.3 LIE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Rohita
"ABSTRAK
Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, diantaranya adalah jenis pekerjaan lebih menantang, imbalan yang dirasakan sesuai dengan harapan , kondisi lingkungan kerja yang nyaman, dan keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan (worklife balance) (Robbin, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengaturan jadwal shift dan worklife balance perawat dengan kepuasan kerja pada perawat perempuan. Desain penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasional dengan pendekatan pendekatan cross sectional. Proportionate stratified random sampling adalah teknik sampel yang digunakan dengan jumlah sampel 100 orang. Uji bivariat menggunakan chi-square menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kepuasan kerja (p value = 0,008 & OR = 1,40), Pengaturan jadwal shift dengan kepuasan kerja (p value = 0,006 & OR = 3,083), worklife balance dengan kepuasan kerja (p value = 0,016 & OR = 2,827). Organisasi juga dapat membantu karyawan agar memiliki work life balance yang lebih baik dengan cara memberlakukan kebijakan organisasi yang bersifat ramah keluarga (family friendly) seperti jam kerja fleksibel dan sebagainya.

ABSTRACT
Many factors affect job satisfaction, among others are more challenging job types, rewards that are felt in accordance with expectations, comfortable working environment conditions, and balance of personal life and work (Robbin, 2012).The aim of this study was to recognize relationship between setting schedule shift and worklife balance nurse with job satisfaction at female nurse. The research design used is quantitative method with approach of cross sectional approach. Proportionate stratified random sampling is a sample technique used with a sample size of 100 people. Bivariate test using chi-square showed a significant correlation between level of education with job satisfaction (p value = 0,008 and OR = 1,40), shift schedule with job satisfaction (p value = 0,006 and OR = 3.083), Worklife Balance with job satisfaction (p value = 0,016 and OR = 2,827).Organizations can also help employees to have a better work life balance by enacting family friendly organization policies such as flexible working hours and so on"
2017
T48613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>