Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38474 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Butar Butar, Siska
"Telinga adalah bagian dari indera yang membentuk persepsi ruang melalui proses mendengar. Mendengar terdiri dari berbagai tahapan dalam pembentukan interpretasi akan informasi yang didengar. Mendengar terdiri dari mengumpulkan sumber suara, klasifikasi suara, dan pergeseran perhatian akan suara. Proses mendengar sendiri memiliki hubungan dengan indera lain, terutama visual. Visual menjadi alat untuk melihat gerak dan event dalam ruang. Kumpulan informasi dari seluruh indera tersebut dapat membentuk pemahaman akan lingkungan di sekitar manusia.
Pemetaan digunakan untuk melihat cara kerja suara dan menghubungkan suara dan visual dalam pemahaman ruang. Metode soundwalk digunakan dalam mengambil rekaman suara yang dipadukan dengan pengambilan gambar dan rekaman video. Ketiga cara ini digunakan untuk melihat suara, relasi suara dan visual, serta keberadaan suara dan visual bersamaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa suara dan visual memiliki hubungan untuk dapat saling terhubung dan saling bertemu dalam gerak, event, dan ruang. Sehingga suara dan visual memiliki hubungan yang saling terkait dalam memperkaya pengalaman ruang.

Hearing is one of human senses which shapes our perception of space through process of listening. Listening consists of different stages that create interpretation of information from listening process. This stages composed of collecting sound sources, classification of sounds, and shifting our attention on sounds. Process of listening is related to other senses, particularly visual sense. Visual becomes a tool to observe movement and event in space. Accumulation of information can shape our understanding on the surrounding environment.
Mapping is used in order to reveal the mechanism of sounds and connect sound with visual. Soundwalk, is utilized as a method to record sounds in combination with photograph and video recording. This methods is used to explore sound, link sound with visual input, and to perceive sound and visual simultaneously. The analysis shows that sound and visual can affect each other and connect in movement, event, and space. Thus exploration of the connection of sound and visual is essential on enriching our understanding on spatial experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ibrahim Bagus Prawira
"Manusia yang memiliki dua telinga dan pendengaran normal memiliki kemampuan untuk melakukan lokalisasi suara dalam membaca ruang. Di masa dimana mata percaya apa yang mereka lihat, dapatkah manusia melihat melalui telinga? Manusia saling berhubung satu sama lain, mereka membutuhkan dan dibutuhkan, mereka membuat dan memakai. Bagaimana dengan suara yang mereka buat? Siapa yang terpengaruh dengan suara yang mereka buat? Tugas Akhir ini merupakan sebuah proyek studi dan rancangan yang membahas kemampuan manusia dalam membaca dan mendefinisikan ruang melalui suara dan gerakan. Pendekatan yang digunakan merupakan gabungan dari pendekatan intuitif dan teoritis. Proyek ini berakhir dengan ujung yang terbuka, menanti banyak eksplorasi dan aplikasi lebih lanjut.

People who are blessed with two ears and normal hearing have the ability to localize sound. The information from such work can be used as a way to read space. In time where eyes believe what they see, can people see through their ears? People always relate to each other, they have needs, and at the same time are needed by others. They give and they take. What about the sound they make? Who listen to their voice? This project is both a research and a design project. The topic is human ability to read and define space through sound and movement. Due to the rather arbitrary background of the topic, the approach of this project combines theoretical approach with intuitive approach. This result of this project is open-ended, longing for further exploration and application in the fields it may belong to."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atri Atikah
"Kegiatan berwisata adalah kegiatan perpindahan spasial untuk suatu tujuan tertentu yang berbeda dari rutinitas sehari-hari. Motif seseorang dalam melakukan kegiatan berwisata dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri maupun dari luar, salah satu faktor dari luar yag menarik adalah adanya representasi image ruang wisata yang ditampilkan memlaui media sosial. Dengan melihat image yang dihadirkan dalam media sosial secara tidak sadar dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam menentukan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata. Dengan melihat representasi visual suatu ruang seseorang dapat membayangkan pengalaman-pengalaman yang mungkin terjadi di ruang tersebut. Elemen-elemen yang diperhatikan dalam skripsi ini adalah elemen yang berpengaruh dalam membentuk pengalaman secara virtual dan pada keadaan sesungguhnya. Elemen-elemen tersebut adalah elemen townscape, infrastruktur perencanaan ruang wisata, dan karakter-karakter yang terdapat pada ruang wisata itu sendiri.

Travel activity is the spatial displacement for a specific purpose that is different from the daily routine. Internal and external factor can influence people rsquo s motivation to travel. One of those internal factor that interest writer is the image representation of one rsquo s travel area shown by social media that can influence person rsquo s decision regarding their visit. Visual representation of the travel area can help people imagine the experiences that may occur in there. This thesis considering elements that influence people rsquo s experience from virtual to reality. These elements are the elements of townscape, travel area planning infrastructure, and the the travel area 39 s characters itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arunee Sarasetsiri
"Dalam menyampaikan narasi, sebuah film membutuhkan ruang sebagai latar tempat terjadinya peristiwa. Skripsi ini membahas tentang pengaruh teknik pengambilan gambar terhadap penggambaran ruang di dalam film, yang kemudian berpengaruh terhadap pengalaman ruang yang dialami penonton. Penonton mengalami ruang melalui sudut pandang narator atau tokoh di dalam film. Pengalaman ruang dalam film dapat menyampaikan informasi seperti kualitas fisik, letak geografis, konteks sejarah dan sosial-budaya sebuah tempat, suasana, serta penjelasan mengenai karakter tokoh dalam film. Pada studi kasus film Hugo, dilakukan analisis formal dari teknik pengambilan gambar yang digunakan, gambaran ruang yang dihasilkan, hingga pengalaman ruang yang ditimbulkan dan kaitannya dengan narasi film. Penggambaran dan pengalaman ruang dapat menekankan narasi yang disampaikan sehingga membuat penonton lebih memahami dan terhubung dengan film tersebut.

In presenting a narrative, a film needs space as the background setting of events. This thesis discusses the effects of shooting techniques to the depiction of space in the film, which then affects the audience?s experience of that space. Audience experience space through the perspective of the narrator or character in the film. Spatial experience in the film may convey information such as its physical qualities, geographical, historical, sosial and cultural context of a place, mood or atmosphere, as well as description of characters. In the case study of the film Hugo, I do a formal analysis of the shooting techniques, the resulting space imagery, to the spatial experience and its relation to the narrative. Representations and experiences of space in film can emphasize the narrative."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Meydina Putri
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh kebudayaan pada pembentukan pola ruang rumah tinggal yang telah pindah keluar daerah asalnya. Pembahasan dilihat melalui perspektif arsitektur interior yang menitikberatkan pada pengaturan pola tatanan ruang dalam rumah. Pola tersebut ditinjau berdasarkan tingkatan intervensi penghuni terhadap rumahnya, organisasi ruang, tata letak elemen interior, dan pemanfaatan ruang. Studi kasus dilakukan pada dua rumah orang Betawi yang berada di Cimahi, Jawa Barat.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa keduanya masih mencerminkan pola kebudayaan dari daerah asal mereka, meskipun lokasinya sudah berada di luar daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam subconscious mind penghuni masih tertanam pola ruang tertentu yang berasal dari kebudayaan asal dan terus terbawa sehingga mereka cenderung membentuk rumahnya sesuai dengan pola tadi.

This study discusses the influence of culture on the configuration of house’s spatial pattern that had moved outside its origin place. This discussion is observed from the interior architecture perspective that focuses on the arrangement of space order pattern in the house. The pattern review based on the level of residents’ intervention toward their house, the space organization, the layout of the interior elements, and the space utilization. The case study was carried out in two Betawis’ houses in Cimahi, West Java.
The result showed that both of them are still representing its origin pattern, although the location is not in its origin place anymore. It indicates that the specific pattern which comes from its origin culture is still embedded and involved in the residents’ subconscious mind, so that they will configure their house accordance with that pattern.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Fikiriyanto
"Tulisan ini berisi tentang bagaimana menyentuh menggunakan indera peraba merupakan salah satu cara untuk memahami pengalaman ruang secara lebih intim. Beberapa aktivitas dalam menyentuh dapat merasakan bentuk rangsangan sentuh yang berbeda-beda pula. Material yang disentuh oleh indera peraba tersusun atas bentuk rangsangan yang berbeda-beda. Sehingga setiap material memiliki bahasa dan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. Dengan menggunakan metode layering pada material, akan dirasakan bentuk-bentuk rangsangan yang berbeda-beda. Material-material tersebut merupakan elemen penyusun ruang yang dapat dirasakan pengalaman ruangnya. Pengalaman ruang keseluruhan dapat dirasakan melalui bergerak, dan dengan menggunakan metode pemetaan dari gerakan. Dengan menggunakan rangkaian metode tersebut dapat menjelaskan bagaimana dimensi pengalaman ruang yang dirasakan melalui proses menyentuh.

The focus of the study is how touch using sense of touch could experiencing spatial experience intimately. There are activity of touch using sense of touch could sense different shape of touch. Materiality has own language that could give perception to people who touch it. Materials consist of many layers shape of touch that sense of touch could feel it. Therefore materials was the element of space that have spatial experience, and with these study we try to feel it using sense of touch. Mapping the move is another method to feel the wholeness of spatial experience.The whole method could give another dimension to sense the spatial experience."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Tresia Kesti Magdalena
"Skripsi ini membahas dan mendeskripsikan secara umum mengenai persepsi anak dalam melihat arsitektur. Pembahasan ini menggunakan beberapa teori psikologi perkembangan dan pengantar arsitektur untuk melihat bagaimana persepsi dapat terbentuk dan elemen arsitektur apa saja yang terdapat didalamnya.
Diadakan beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat keterkaitan antara persepsi anak dengan kegiatan mengeksplorasi dan mengalami ruang serta imajinasi yang masih berkembang dalam ranah mentalnya.Hasil penelitian yang menunjukan bahwa peranan skema (memori) cukup penting dalam pembentukan persepsi anak disamping kegiatan ?mengalami‟ dan dunia imajinasinya dalam memandang arsitektur.

This thesis discusses and describes generallyabout perception of the child in perceiving architecture. This discussion uses several theories of developmental psychology and introduction of architecture to see how perceptions can be formed and what are the architectural elements contained therein.
Held several studies conducted to see the relationship between perceptions of children with activities to explore and experience the space, and imagination that is still growing in the mental realm. The results of the studies show that the role of schemes (memories) is quite important in forming the perception of the child as well as the activities of 'experience' and the world of imagination in perceive at architecture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Octaviani Gunawan
"Skripsi ini membahas peran elemen aural dalam persepsi manusia yang selama ini didominasi oleh visual. Pembahasan dilakukan dengan mengkaji sistem visual dan auditori milik Gibson serta mengkaji kemampuan tuna netra yang mampu mengandalkan pantulan suara untuk mempersepsikan objek serta ruang di sekitarnya (echolocation) tanpa melibatkan kemampuan visual. Penelitian dilakukan melalui eksperimen pribadi dan pengamatan langsung tanpa menggunakan pengukuran teknis.Hasil penelitian berupa persepsi yang bersifat subjektif dan menunjukkan potensi elemen aural dalam membantu manusia mempersepsikan sekitarnya hingga mampu berorientasi dan bernavigasi di dalam ruang tanpa menggunakan bantuan pengelihatan.

This study focuses on the role of aural element in human perception, which has been dominated by visual. The study is based on Gibson’s visual and auditory system and also based on blind’s ability to use echo in perceiving object and space (echolocation) without using visual ability. This research is done through personal experience and observation without using any technical measurement. The result of this study is a subjective perception that shows the potential of aural element to help human perceives his surrounding so they can orient and navigate in space without any visual help."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Octiviani
"Fotografi adalah sebuah alat komunikasi yang dapat menangkap gambar secara objektif, fotografi merepresentasikan sesuatu yang nyata secara cepat. Arsitek kemudian memanfaatkan fotografi untuk merekam karya mereka yang nantinya dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti dokumentasi, materi pameran, dan juga sebagai pengganti interaksi langsung dengan bangunan. Arsitektur mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi melalui wujud dan ruang bangunannya, dimana manusia dapat mengalami dan berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui raga dan indra mereka. Sejak ditemukannya fotografi, arsitek telah memanfaatkan fotografi untuk mengkomunikasikan ide, konsep dan tujuan dari karya sang arsitek. Fotografer diharapkan dapat membantu arsitek untuk menciptakan sebuah ilusi pada fotografi, ilusi yang kemudian dapat membantu manusia dalam memvisualisasikan bangunan arsitektur melalui media dua dimensi atau bahkan merasakan pengalaman ruang tiga dimensi. Keberhasilan ilusi ini bergantung kepada bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang telah diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor konsep fotografi arsitektur dan bagaimana persepsi manusia dapat mempengaruhi cara manusia mencerna informasi. Dengan memahami cara kerja persepsi manusia, diyakini bahwa manusia dapat berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui foto sebagaimana manusia berinteraksi dengan ruang arsitektur secara langsung. Untuk mendukung dan menanggapi isu yang muncul, beberapa responden telah diwawancari dengan beberapa pertanyaan. Dengan menganalisa hasil dari wawancara dari responden dan teori-teori yang ada, penelitian ini akan menuntun kepada sebuah kesimpulan tentang bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang didapat dari sebuah fotografi arsitektur.

Photography is a communication tool that can capture an image objectively, it represents what exists with its brief moment. Afterwards Architects utilize it to record their works that can later be used for other purposes such as documentation, exhibition material, and also as a substitute of direct interaction with the building. Architecture has the ability to communicate through its form and space where people can experience and interact in it with their body and senses. Since the discovery of photography, architects have been taking advantage of the device with the intention of communicating their ideas, concepts, and purposes of their works. Photographers can hopefully aid the architects by using their skill to create an illusion in photography, which can helps people visualize the building in two-dimensional form or even offering the experience in three dimensional form. Such illusion can work depending on how the human percepts the information given.
This study will explore the concept of photography in architecture and how human perception can affect the way people perceived information. With understanding of the human’s working method in perception, it is believed that humans can interact with an architectural space through a photograph similar to the experience they would get in threedimensional form. Several people are interviewed to support and validate the issue that has been raised. Analyzing the informant’s point of view and several theories, this study will lead to a conclusion on how human percepts information from an architectural photography.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadyan Farizi
"Secara singkatnya, arsitektur adalah cara “membuat desain dari suatu ruang”, tetapi dia dibuat dari pelbagai elemen dan faktor (Merriam Webster). Memang bisa dinyatakan bahwa proses membangun suatu bangunan tidaklah terbatasi oleh bentuk luar bangunannya, melainkan dibentuk oleh berbagai analisa dari konteks tapak, material, tekstur, bebauan, dan akal sehat, namun itu merupakan pekerjaan dari arsitek tersebut untuk memanipulasi berbagai elemen arsitektur tersebut untuk membentuk suatu perjalanan yang baik bagi para pengunjung dalam suatu ruang tersebut. Maka dari itu, karya tulis ini akan fokus membuat analisa dalam proses membentuk mixed use development yang melingkupi lingkungan yang sehat dan ramah lingkungan melalui langkah langkah yang berbeda, seperti responsif atas konteks tapak secara natural dan kultur, dan pembentukan hubungan yang kuat antara arsitektur dan lokasi sekitarnya.

In short , architecture is the “act of planning and designing space”, but there are various more elements and factors that it constitutes (Merriam Webster). Indeed, the process of constructing a building is not solely limited to just creating the external form, but also accompanied by thorough analyses on the site conditions, materiality, textures, scents, and others more, to produce an immaculate atmosphere for living. This is because humans respond through their senses and reasoning, and it is therefore the job of the architect to manipulate architectural elements to produce the best living experience for the people. Consequently, this report will focus on the process of creating a mixed use development that embodies a healthy and sustainable environment for the people through multiple steps, such as by responding to the surrounding site’s natural and cultural conditions, and establishing a strong relationship between the architecture and its site."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>