Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32225 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Taufiq Ramadhan
"Penelitian ini menitikberatkan kepada perancangan dan realisasi bentukan 3D scaffold menggunakan biomaterial (PLA) dengan variasi ukuran dan geometri tertentu. Variasi parameter tersebut akan menghasilkan scaffold dengan porositas tertentu yang memiliki korelasi terhadap nilai modulus elastisitas (E) yang diuji melalui uji tekan (compressive test). Sistem fabrikasi fuse deposition modelling (FDM) digunakan untuk fabrikasi scaffold dibantu dengan CAD software dalam proses perancangannya. Melalui pengolahan data eksperimen, dihasilkan bahwa persentase porositas berbanding terbalik dengan nilai E yang dihasilkan pada masing-masing ukuran dan geometri scaffold. Dari penelitian yang dilakukan, scaffold yang dihasilkan memiliki porositas berkisar 24%-77% dengan modulus elastisitas berkisar 1,6-4,5 Mpa.

This research focuses on the design and realization of 3D scaffold using biomaterial (PLA) with certain variations in size and geometry. Variations of these parameters will result in a certain scaffold with a porosity that have a correlation to the value of the modulus of elasticity (E) were tested via compressive test. Fabrication system fuse deposition modeling (FDM) used for scaffold fabrication assisted by CAD software in the design process. Through processing of the experimental data, resulting that the percentage of porosity is inversely proportional to the value of E is generated for each size and geometry of the scaffold. From the research, the resulting scaffold has a porosity ranging from 24% -77% with a modulus of elasticity ranging from 1.6 to 4.5 MPa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S46228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Reza Fauzi
"Di dalam Geometri Lobachevsky, ada sedikitnya dua garis yang sejajar dengan suatu garis yang diberikan melalui suatu titik di luar garis yang diberikan tersebut. Namun, di Geometri Euclid, hanya ada tepat satu garis yang sejajar dengan suatu garis yang diberikan melalui suatu titik di luar garis yang diberikan tersebut. Perbedaan sifat kesejajaran tersebut mengakibatkan perbedaan-perbedaan lain antara Geometri Lobachevsky dan Geometri Euclid. Di dalam skripsi ini, dipelajari beberapa karakteristik poligon dan fungsi luas di Geometri Lobachevsky, terutama perbedaannya dengan Geometri Euclid. Struktur geometri yang diperhatikan hanyalah geometri dalam bidang.

In Lobachevskian Geometry, there are at least two lines parallel to a given line through a given point not on the line. But, in Euclidian Geometry, there’s only a single line parallel to a given line through a given point not on the line. The parallelism characteristics difference implies other differences between Lobachevskian Geometry and Euclidean Geometry. In this thesis, some characteristics of polygons and area function in Lobechevskian Geometry are studied, especially differences compared to Euclidean Geometry. Geometric structure considered is only plane geometry.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Luhur Bhakti Imanudin Firdaus
"Geometri hiperbolik H^n, n>=2, merupakan salah satu contoh geometri non-Euclid. Pada artikelnya, Jeffers (2000) memberikan teorema mengenai bijeksi yang mempertahankan geodesik. Teorema tersebut menyatakan bahwa bijeksi yang mempertahankan geodesik di H^n adalah isometri. Pada kajian ini diberikan rincian bukti teorema di bidang hiperbolik H^2 dengan menggunakan model upper half plane.

Hyperbolic geometry H^n, n>=2, is one of the example of non-Euclid Geometry. In his article, Jeffers (2000) present a theorem regarding bijection that preserves geodesic. The theorem states that bijection which preserves geodesic in H^n is an isometry. In this paper the proof of theorem in hyperbolic plane H^2 will be given with detail using upper half plane model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuznetsov, Sergey P.
"This book presents recent progress on uniformly hyperbolic attractors in dynamical systems from a physical rather than mathematical perspective (e.g. the Plykin attractor, the Smale – Williams solenoid). The structurally stable attractors manifest strong stochastic properties, but are insensitive to variation of functions and parameters in the dynamical systems. Based on these characteristics of hyperbolic chaos, this monograph shows how to find hyperbolic chaotic attractors in physical systems and how to design a physical systems that possess hyperbolic chaos. "
Heidelberg : [Springer, ], 2012
e20425079
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Pretty Hidayaturrahmi
"Penelitian ini membahas tentang mechanical properties dari multimaterial berupa bahan polimer dan hydrogel dalam pembuatan konstruksi multiple layer dengan tujuan untuk mendapatkan sifat dan struktur mekanikal yang kuat sebagai scaffold dalam aplikasi rekayasa jaringan lunak. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLA (poly lactic acid) sebagai bahan polymer dan gelatin sebagai hydrogel dengan tambahan starch komersil sebagai penguat gelatin. Terdapat dua metode dalam pembuatan scaffold yaitu casting untuk fabrikasi scaffold PLA dan gelatin, hybrid bioprinting untuk fabrikasi scaffold gelatin dan starch. Variasi pengujian dilakukan dengan memberikan perbedaan volume gelatin terhadap PLA dan perbedaan konsentrasi starch dalam campuran gelatin. Hal ini bertujuan untuk membandingkan mechanical properties scaffold yang dibentuk oleh PLA dan gelatin pada volume berbeda dan mechanical properties scaffold dari gelatin dan konsentrasi starch berbeda. Dari pengukuran dan pengujian mechanical properties berupa uji tekan (compressive test) akan didapatkan bentuk struktur yang cocok dan sifat mekanik dari sistem multimaterial scaffold. Untuk fabrikasi scaffold didapatkan nilai young modulus, E= 5.8 MPa pada scaffold campuran gelatin dan starch.

This study discusses about mechanical properties of multimaterial scaffold which is constructed by polymer and hydrogel to get good mechanical properties and structure scaffold for soft tissue engineering application. The materials for this study are PLA (poly lactid acid) as polymer and gelatin as hydrogel with commercial starch. There are two methods to fabricate scaffold, they are casting for PLA and gelatin scaffold fabrication and hybrid bioprinting for gelatin and starch scaffold fabrication. Variation testing is done by giving difference volume between PLA and gelatin, and difference consentration of starch. From the measurement and mechanical properties test by compressive test will be obtained suitable structure and mechanical properties for multimaterial scaffold. The lowest yopung moduslus is E=5.8 MPa which fabricated by gelatin and starch.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusyda Fajarani
"Kerusakan tulang adalah salah satu penyebab utama kecacatan manusia yang secara keseluruhan menyebabkan penurunan kualitas hidup. Teknologi rekayasa jaringan telah dikembangkan untuk solusi kerusakan tulang dengan menerapkan perancah berbasis biomaterial. Berbagai material polimer alami dan sintesis dapat digunakan sebagai material perancah tulang untuk membantu adhesi dan proliferasi sel. Material konduktif berbasis karbon juga dapat dikombinasikan dalam perancah tulang dan telah diteliti dapat meningkatkan kekuatan mekanis perancah serta membantu proses pertumbuhan sel. Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan perancah tulang menggunakan material kolagen, hydroxypropyl methylcellulose (HPMC), dan poly(vinyl alcohol) (PVA), dengan penambahan material multiwalled carbon nanotube (MWCNT) dan reduced graphene oxide (rGO). Material kolagen diekstraksi secara mandiri menggunakan metode deep eutectic solvent dari sumber ikan king kobia. Kolagen hasil ekstraksi dikarakterisasi secara fisika kimia dengan SEM, FTIR, XRD, dan DSC, dengan hasil karakterisasi menunjukkan kolagen mengandung gugus amida dan memiliki struktur triple helix khas kolagen. Dengan demikian kolagen king kobia hasil ekstraksi cocok untuk dilanjutkan sebagai material perancah. Fabrikasi perancah dilakukan menggunakan freeze-drying, kemudian dikarakterisasi secara fisika kimia dengan mengamati morfologi melalui SEM, identifikasi gugus fungsi melalui FTIR, sifat mekanik tekan, porositas, wettability, swelling, dan laju degradasi. Hasilnya menunjukkan perancah berpori dan struktur saling terhubung dengan kekuatan mekanik sekitar 9 MPa yang telah sesuai dengan tulang trabekular, porositas tinggi mencapai 90%, swelling tinggi mencapai 300% tetapi dapat tetap mempertahankan integritas perancah, laju degradasi yang sesuai dengan kehilangan massa perancah yang kurang dari 20% dalam 28 hari, serta sifat hidrofilik dengan sudut kontak air kurang dari 90o. Hasil ini menunjukkan perancah yang difabrikasi dapat menjadi kandidat yang potensial dalam aplikasi rekayasa jaringan tulang. Selain itu, karakteristik konduktivitas perancah dievaluasi melalui pengukuran elektrokimia menggunakan cyclic voltammetry (CV), menghasilkan perancah konduktif yang ditandai dengan pembentukan puncak redoks.

Bone damage is one of the leading causes of human disability which leads to an overall decrease in quality of life. Tissue engineering technology has been developed for bone damage solutions by applying biomaterial-based scaffolds. Various natural and synthetic polymeric materials can be used as bone scaffold materials to facilitate cell adhesion and proliferation. Carbon-based conductive materials can also be combined in bone scaffolds and have been investigated to increase the mechanical strength of the scaffold and assist the cell growth process. In this research, bone scaffolds were developed using collagen, hydroxypropyl methylcellulose (HPMC), and poly(vinyl alcohol) (PVA), with the addition of multiwalled carbon nanotube (MWCNT) and reduced graphene oxide (rGO) materials. Collagen material was extracted independently using deep eutectic solvent method from king cobia fish source. The extracted collagen was characterized physically and chemically by SEM, FTIR, XRD, and DSC, with the characterization results showing that collagen contains amide groups and has a typical triple helix structure of collagen. Thus, the extracted king cobia collagen is suitable to be continued as a scaffold material. The scaffolds were fabricated using freeze-drying and characterized physically and chemically by observing morphology through SEM, functional group identification through FTIR, compressive mechanical properties, porosity, wettability, swelling, and degradation rate. The results showed porous scaffolds and interconnected structures with mechanical strength of about 9 MPa which is compatible with trabecular bone, high porosity of up to 90%, high swelling of up to 300% but still maintaining the integrity of the scaffold, suitable degradation rate with mass loss of less than 20% in 28 days, and hydrophilic properties with water contact angle of less than 90o. These results suggest the fabricated scaffold could be a potential candidate in bone tissue engineering applications. In addition, the conductivity characteristics of the scaffolds were evaluated through electrochemical measurements using cyclic voltammetry (CV), resulting in conductive scaffolds characterized by the formation of redox peaks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, K.
Jakarta: Mutiara, 1978
516 PER i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Qosim
"Studi ini bertujuan untuk mengembangkan produk implan tulang maksilofasial berbasis biomaterial titanium. Prototipe implan yang terdiri dari screw dan miniplate telah berhasil didesain dan difabrikasi masing-masing menggunakan metode machining dan EDM, dengan 85 toleransi geometri yang dapat diterima. Dilakukan rekayasa permukaan secara mekanis, fisika, kimiawi, dan biologis untuk mengevaluasi performa-performa permukaan implan yang terdiri dari kekasaran, formasi lapisan oksida, deposit unsur kontaminan, dan toksisitas.
Hasil rekayasa menunjukkan bahwa pengetsaan dengan HCl 37 memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kekasaran permukaan EDM menjadi kategori moderately rough dengan Ra 0,92 m ?Ra 54, serta mampu mengikis habis unsur kontaminan dari permukaan spesimen. Namun, metode ini cenderung menurunkan wt O sebesar 69 dari kondisi semula. Sebagai proses tambahan, PVD coating mampu meningkatkan wt O spesimen tersebut sebesar dua kali lipat.
Di sisi lain, metode biomachining dengan bakteri A. ferrooxidans tidak dapat bekerja secara optimal untuk merekayasa permukaan Ti6Al4V. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa prototipe screw tidak berpengaruh terhadap proliferasi dan viabilitas sel punca mesenkimal.
Hasil sebaliknya ditunjukkan oleh prototipe miniplate yang kemungkinan disebabkan oleh deposit unsur kontaminan pada permukaannya. Setelah dilakukan rekayasa permukaan, proliferasi tertinggi ditunjukkan oleh spesimen yang dietsa dengan HCl, dengan persentase sel hidup 92,24 , sehingga memenuhi syarat untuk dapat dikategorikan memiliki biokompatibilitas yang baik.

This study aims to develop titanium biomaterial based maxillofacial bone implant products. Implants consisting of screw and miniplate were successfully designed and fabricated by using machining and EDM method respectively, with 85 of acceptable geometrical tolerances. Mechanical, physical, chemical, and biological surface treatments were employed to evaluate the performances of implant surface such as roughness, formation of the oxide layer, deposition of the contaminant element, and toxicity.
The results show that acid etching with HCl 37 takes the best effect of decreasing the surface roughness of original EDM to the moderately rough category, with Ra of 0.92 m Ra 54 , and able to perfectly eliminate the contaminant elements from the specimen surface. However, this method tends to decrease wt O about 69 from its initial condition. As an additional process, PVD coating is able to increase this wt O by twice as much.
On the other hand, the biomachining with A. ferrooxidans bacteria can not optimally work to remove Ti4Al6V surface. Toxicity test results show that the screw prototype has no effect on the proliferation and viability of mesenchymal stem cells.
The opposite result is shown by the miniplate prototype which is likely to be caused by the deposition of the contaminant elements on its surface. After engineered, the highest proliferation is acquired by specimens etched with HCl, with 92.24 of living cells, so that it is eligible to be categorized as having good biocompatibility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refanka Nabil Assalam
"Divais pemindai tiga dimensi (3D) mulai menarik perhatian dunia medis rekonstruksi kosmetik, khususnya ranah kedokteran Anaplastology. Dalam memberikan pelayanan terbaiknya, ranah yang bertugas untuk merestorasi bagian tubuh yang tidak sempurna ini, memanfaatkan kemampuan pemindai 3D dalam membuat replika prostetik yang menyerupai bentuk aslinya dengan cepat. Teknik pemindaian dengan bantuan metode cahaya terstruktur berpola banyak digunakan untuk menghasilkan gambar dengan kualitas resolusi tinggi dan dapat dapat memindai objek tanpa tekstur seperti kulit manusia. Meskipun pemindai 3D ini berpotensi untuk menggantikan metode terdahulunya yang dinilai tidak efektif dan kurang akurat, pemindai 3D memiliki harga yang cukup mahal. Skripsi ini bertujuan untuk melakukan analisis uji similaritas berbagai model permukaan 3D yang dapat merepresentasikan model hasil pemindaian 3D yang dirancang lebih murah (Intel® RealSense SR300) dibandingkan dengan pemindai 3D Einscan Pro 2X sebagai referensi (akurasi hingga 0,05 mm). Analisis similaritas diolah menggunakan bahasa Python dengan perhitungan distribusi bentuk (Shape Distribution). Proses pengukuran similaritas melalui dua tahapan utama yaitu mendapatkan descriptor dari transformasi model 3D dengan fungsi bentuk (shape function) D1 menjadi bentuk 1D dan membandingkan dengan metode pembanding distribusi probabilitas menggunakan Jensen-Shanon Distance (JSD). Perhitungan ini akan menghasilkan tingkat kesamaan geometris kedua hasil pemindaian. Hasil perbandingan terbaik melalui proses pemodelan 3D hingga fabrikasi prostesis serta dilakukan pengujian secara kuantitatif dengan analisis similaritas dan kualitatif dengan analisis data Likert.

Divais pemindai tiga dimensi (3D) mulai menarik perhatian dunia medis rekonstruksi kosmetik, khususnya ranah kedokteran Anaplastology. Dalam memberikan pelayanan terbaiknya, ranah yang bertugas untuk merestorasi bagian tubuh yang tidak sempurna ini, memanfaatkan kemampuan pemindai 3D dalam membuat replika prostetik yang menyerupai bentuk aslinya dengan cepat. Teknik pemindaian dengan bantuan metode cahaya terstruktur berpola banyak digunakan untuk menghasilkan gambar dengan kualitas resolusi tinggi dan dapat dapat memindai objek tanpa tekstur seperti kulit manusia. Meskipun pemindai 3D ini berpotensi untuk menggantikan metode terdahulunya yang dinilai tidak efektif dan kurang akurat, pemindai 3D memiliki harga yang cukup mahal. Skripsi ini bertujuan untuk melakukan analisis uji similaritas berbagai model permukaan 3D yang dapat merepresentasikan model hasil pemindaian 3D yang dirancang lebih murah (Intel® RealSense SR300) dibandingkan dengan pemindai 3D Einscan Pro 2X sebagai referensi (akurasi hingga 0,05 mm). Analisis similaritas diolah menggunakan bahasa Python dengan perhitungan distribusi bentuk (Shape Distribution). Proses pengukuran similaritas melalui dua tahapan utama yaitu mendapatkan descriptor dari transformasi model 3D dengan fungsi bentuk (shape function) D1 menjadi bentuk 1D dan membandingkan dengan metode pembanding distribusi probabilitas menggunakan Jensen-Shanon Distance (JSD). Perhitungan ini akan menghasilkan tingkat kesamaan geometris kedua hasil pemindaian. Hasil perbandingan terbaik melalui proses pemodelan 3D hingga fabrikasi prostesis serta dilakukan pengujian secara kuantitatif dengan analisis similaritas dan kualitatif dengan analisis data Likert."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satyaningtyas Sih Winanti
"ABSTRAK
Lokasi hiposenter gempa mikro (microearthquake) dapat dikaitkan dengan kemunculan zona lemah berupa rekahan maupun patahan. Patahan dan rekahan yang merupakan struktur seismik dapat diidentifikasikan melalui proses delineasi persebaran lokasi gempa. Dalam mendelineasi stuktur seismik diperlukan penentuan lokasi gempa dengan tingkat presisi dan akurasi yang baik. Hal umum dari analisis suatu keakuratan lokasi gempa adalah dengan menghitung ketidakpastian formal berupa kesalahan elips, waktu kejadian gempa, dan ketidaksesuaian kedalaman gempa (error ellipsoid, origin time, dan unreliability of depth). Ketidakpastian tersebut digambarkan dalam bentuk elips yang memberikan perkiraan statistik apakah suatu gempa terlokasi secara presisi yang disebut juga error ellipsoid. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesalahan penentuan lokasi gempa yaitu geometri jaringan stasiun pengamatan. Geometri stasiun pengamatan memainkan peran penting dalam membatasi ketidakpastian lokasi gempa. Penggunaan geometri jaringan stasiun pengukuran yang optimal sangat penting dan diperlukan untuk menyediakan data waktu tiba yang terpercaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh geometri jaringan stasiun terhadap ketidakpastian lokasi gempa dalam mendelineasi struktur. Parameter seperti jumlah stasiun, jarak minimum stasiun, dan kemerataan distribusi stasiun. Berdasarkan penelitian, untuk identifikasi struktur patahan melalui delineasi sebaran gempa, maka diperlukan minimal 14 stasiun untuk memperoleh kesalahan lokasi gempa absolut (optimal) ± 1 km untuk episenter dan ± 2 km untuk kedalaman dengan catatan kualitas pengukuran waktu tiba yang baik. Jarak stasiun yang diperlukan yaitu tidak lebih dari perkiraan kedalaman fokus gempa untuk mendapatkan ketidakpastian yang lebih kecil. Distribusi stasiun yang diperlukan untuk identifikasi struktur dapat dilakukan secara acak atau menyebar untuk mendapat cakupan hiposenter yang baik. Berdasarkan penelitian data sintetik, ukuran mendapatkan volume error ellipsoid yang kurang dari 2 km pada yaitu batas azimuthal gap bernilai kurang dari 150ᵒ.

ABSTRACT
The hypocenter location of the microearthquake can be associated with the appearance of weak zones in the form of fractures or faults. Faults and fractures which are seismic structures can be identified through the delineation of the hypocenter distribution. In delineating the seismic structure, it is important to determine the hypocenter with a good level of precision and accuracy. The general information about the analysis of the accuracy of the hypocenter or earthquake location is to calculate the formal uncertainties in the form of ellipsoid error, origin time, and unreliability of depth. Error ellipsoid can describe the uncertainty in the form of an ellipse that gives a statistical calculation of whether an earthquake is precisely located or not. One of the factors that can affect the error ellipsoid in determining earthquake location is the geometry of the observation station network. The station network geometry acts as an important role to constrain the uncertainty of earthquake location. The optimal use of station network geometry is very important to provide reliable arrival time data. This study aims to determine the effect of station network geometry on the uncertainty of the earthquake location in delineating the seismic structure. Parameters such as the number of stations, minimum station distance, and station distribution uniformity. Based on the research, to identify fault structures through the delineation of earthquake distribution, it requires a minimum of 14 stations to obtain absolute (optimal) earthquake location errors ± 1 km for epicenter and ± 2 km for depth with a reliable record of the quality of arrival time. The required station distance is less than the estimated depth of the earthquake focus to get smaller uncertainties. The station distribution needed for identification of structures can be arranged randomly or uniformly to get sufficient hypocenter coverage. Based on the research of synthetic data, it gets a volume of ellipsoid error which is less than 2 km in that the azimuthal gap limit is worth less than 150ᵒ."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>