Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7967 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Al-Mujabudda`wat
"Kompleks situs Ki Buyut Trusmi adalah salah satu dari 112 situs kabuyutan yang ada di Kabupaten Cirebon. Situs ini memiliki sejumlah peninggalan benda dan bangunan di dalam pola keruangan kompleks situs Ki Buyut Trusmi. Peninggalan benda dan bangunan dianalisis dari segi bentuk, ukuran, pola hias, tata letak, hubungan antara benda dan bangunan. Analisis tersebut menghasilkan pengetahuan mengenai alur makna simbolik dari tata letak kompleks situs Ki Buyut Trusmi.

Ki Buyut Trusmi complex site is one of 112 sites in the district of Cirebon. This site has a number of heritage objects and buildings in the complex spatial patterns of Ki Buyut Trusmi’s site. Objects and buildings heritage is analyzed in terms of shape, size, decorative patterns, layout, context between object and building. Based on the analysis contained groove symbolic meaning of the complex layout of the Ki Buyut Trusmi's site."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Safira
"ABSTRAK
Indonesia memiliki sentra batik yang tersebar di berbagai wilayah, salah satunya adalah Kabupaten Cirebon. Kawasan Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon dikenal sebagai salah satu sentra batik dan tujuan wisata belanja di Provinsi Jawa Barat. Di kawasan ini terdapat banyak toko yang menjual produk batik dan memberikan pilihan bagi wisatawan belanja yang berkunjung ke kawasan ini. Penelitian ini menganalisis pola keruangan dari wisatawan belanja dengan beberapa variabel seperti daerah asal dan jumlah wisatawan belanja, jarak terhadap gerbang masuk, kelas jalan, luas bangunan, lahan parkir, variasi produk, dan daerah asal produk, serta mengetahui faktor-faktor yang berkorelasi dengan wisatawan belanja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola keruangan dari wisatawan belanja di Kawasan Batik Trusmi tidak selalu mengunjugi toko batik yang berjarak dekat dengan gerbang masuk Kawasan Batik Trusmi. Wisatawan belanja cenderung mengunjungi toko batik yang memiliki jarak berdekatan dengan toko batik lainnya dan didominasi oleh wisatawan belanja yang berasal dari Provinsi Jawa Barat, khususnya Kota Bandung. Faktor yang berkorelasi dengan wisatawan belanja adalah luas bangunan variasi produk, dimana toko dengan luas bangunan sedang hingga besar dan variasi produk sedang hingga banyak cenderung memiliki jumlah wisatawan belanja yang tinggi.

ABSTRACT
Indonesia has some batik center spread in various areas, one of them is in Cirebon Regency. Trusmi Batik Area in Cirebon Regency is known as one of batik centers and shopping destination in West Java Province. In this area there are many shops that sell batik products and provide options for shopping tourists who visit this area. This study analyzes the spatial pattern of shopping tourist with several variables such as the origin and numbers of shopping tourist, distance to the entrance gate, road class, building size, parking lot, variety of product, and the origin of product. The results showed that the spatial pattern of shopping tourists in Batik Trusmi Area does not always visit batik shop which is located close to the entrance gate of Batik Trusmi area. Shopping tourists tend to visit batik shops that have a distance close to other batik shops and dominated by shopping tourists who come from West Java Province, especially the city of Bandung. Factors that correlate with shopping travelers are the area of product variation building, where stores with medium to large building areas and moderate to large product variations tend to have high number of shopping tourists"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirunnisa
"Skripsi ini membahas mengenai usaha perbatikan di Desa Trusmi-Cirebon yang masih tergolong industri rumahan, namun dapat berkembang dengan baik dan dapat membantu perekonomian masyarakat di Desa Trusmi-Cirebon, serta melestarikan seni batik cirebon. Metode dan sumber yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode sejarah, yaitu: melalui tahap heuristik, kritik sumber sehingga didapatkan fakta sejarah yang mendekati kenyataan peristiwa yang ditulis. Selanjutnya dilaku kan tahap interpretasi data, dan tahap terakhir adalah historiografi.
Hasil temuan ini menunjukan bahwa pada tahun 1950-1987 adanya dinamika industri batik di Desa Trusmi-Cirebon karena perubahan dalam memproduksi dan mendistribusikan industri batik tersebut. Eksistensi industri batik di Trusmi perlahan meningkat setelah mengalami perubahan proses (teknik) pembuatan batik dan upaya dari pemerintah untuk mengembangkan industri tekstil memberikan dampak yang baik untuk Trusmi. Kesuksesan industri batik trusmi ini mampu membantu kehidupan sosial ekonomi masyarakat TrusmiCirebon.

This undergraduate thesis discusses the business of batik in Trusmi-Cirebon Village, which is still classified as home industry, but can grow well and can help the social economy in Trusmi-Cirebon Village, and preserve the art of batik cirebon. The methods and sources used in the research are historical methods, namely: through the heuristic stages, source criticism so as to get historical facts close to the reality of the events written. Next is the data interpretation stage, and the last stage is historiography.
These findings show that in 1950-1987 the dynamics of batik industry in Trusmi-Cirebon Village due to changes in producing and distributing the batik industry. The existence of the batik industry in Trusmi is slowly increasing after experiencing changes in the process (technique) of batik making and the efforts of the government to develop the textile industry gives a good impact to Trusmi. The success of trusmi batik industry is able to help the socio-economic life of Trusmi-Cirebon community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Yulia
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi mata pencaharian suatu masyarakat yang terkenal memiliki mata pencaharian di sektor industri kerajinan batik. Pendekatan mengenai mata pencaharian menimbulkan pertanyaan bagaimana manusia bertahan hidup. Secara teoritis, penelitian ini berangkat dari kerangka pemikiran Scoones 2009 tentang mata pencaharian yang perlu diperbaharui, bahwa bukan hanya sekedar melihat bagaimana manusia bertahan hidup tapi diperlukan pandangan yang lebih luas. Seperti perlu juga melihat pengetahuan, perubahan-perubahan terkait strategi bertahan hidup dan hal-hal yang lebih eskternal yang turut membentuk mata pencaharian menjadi dinamis. Penelitian dilakukan pada masyarakat desa Trusmi Kulon, Cirebon, Jawa Barat melalui pendekatan kualitatif yang menggunakan pengamatan terlibat, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat desa Trusmi Kulon dalam bertahan hidup juga melakukan migrasi dengan pergi ke kota lalu kembali lagi ke desa selain memanfaatkan berbagai bentuk pengetahuan. Migrasi yang dilakukan tersebut adalah migrasi yang bersifat sementara.

ABSTRACT
This thesis aims to describe about condition of Trusmi Kulon society as a craftsmen. A person 39 s livelihoods refers to their ldquo means of securities the necessities of life or gaining a living rdquo . Theoritically, this research inspired by Scoones 2009 that livelihoods approaches must be re energising and is not only about how people gaining a living, livelihoods approaches must identify and using more different and hybrid perspectives. Like concerns to knowledge, dynamic related livelihoods strategy and external factors has significant impact to the local livelihoods too. This case takes place in Desa Trusmi Kulon, Cirebon, Jawa Barat through qulitative approach that relies on participant observation, in depth interview, and literature studies. This thesis shows Trusmi Kulon society as a craftsmen make circulation migrationfor gaining their living outside the village area to urban area besides utilizes various form of knowledge that they have."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Ramadhani
"

Abstrak. Bagi beberapa individu, rumah tidak hanya digunakan sebagai tempat berlindung, namun juga sebagai tempat untuk melakukan kegiatan ekonomi dan bersosialisasi (Marsoyo, 2012). Home-Based Enterprise adalah usaha yang bertumpu pada rumah tangga (Liliany, 2012)  . Dengan adanya dwifungsi rumah, kegiatan ekonomi dan domestik yang saling bercampur pada akhirnya akan mempengaruhi interioritas penghuninya. Di Indonesia, HBE menjadi salah satu badan usaha yang diterapkan dan banyak diantaranya bergerak di sektor ekonomi kreatif, salah satunya adalah produksi Batik. Studi kasus yang diambil adalah salah satu rumah HBE membatik di kawasan Trusmi Cirebon yang merupakan kawasan pusat Batik (Purwanto, 2005). Di kawasan ini terdapat banyak pengrajin batik yang menggunakan rumahnya sebagai tempat memproduksi batik. Proses pembuatan batik tulis memiliki tahapan proses dan membutuhkan ruang yang cukup luas pada tiap tahapan prosesnya. Studi kasus ini diambil dengan tujuan mengidentifikasikan adaptasi ruang pada elemen interior HBE membatik dalam menyeimbangkan kegiatan domestik dan ekonomi. Penulis mengambil sebuah sampel rumah yang melaksanakan  produksi batik tulis, yaitu jenis produksi batik yang melibatkan banyak proses yang terjadi dalam satu rumah. Dalam pembahasan, akan diidentifikasi pengaruh tahapan proses membatik terhadap adaptasi ruang yang diterapkan oleh penghuni rumah untuk menyeimbangkan kegiatan ekonomi dan domestik.

 


Abstract. For some individuals, the house is not only used as a shelter, but also as a place to carry out economic activities and socialize (Marsoyo, 2012). Home-based enterprise is a business that relies on house. With the existence of dual function at home, economic and domestic activities that are mutually mixed will ultimately affect the interiority of its inhabitants. In Indonesia, HBE is one of the implemented business entities and many of them are engaged in the creative economy sector, one of which is Batik production. The case study taken was one of the HBEs batik in the Trusmi Cirebon area which is the center of Batik (Purwanto, 2005). In this area there are many batik artisans who use their homes as places to produce batik. The process of making Batik Halus has stage processes and requires considerable space at each stage of the process. This case study was taken with the aim of identifying space adaptation to the interior elements of HBE batik in balancing domestic and economic activities. The author takes a sample of houses that carry out Batik Halus production, which is a type of batik production that involves many processes that occur in one house. In the discussion, the effects of the stages of the batik process on space adaptation applied will be identified.
 

 

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Depok: Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, 2005
346.662 TRU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"One of the strategies to promote community-based empowermwnt is through participative concept. This refers to developing and legally protecting the rights of the locals. This research is normative and empiric in nature, combining both, sociological and historical approaches. The data was directly collected from the natives in a batik kampong Trusmi, Cirebon, by distributing questionnairesand conducting interviews. The data from primary legal materials was analyzed, and it was then combined with the data from the secondary ones to draw conclusions. The findings suggest that program dissemination and training, particularly on business law, be promoted to empower batik makers in Trusmi. The participants of the program have significantly gained better knowledge on legal issues, especially that related to business law and intellectual rights. It is indicated by the growing number of well-informed participants, from previously 8 persons (20%) to 24 persons (60%). This 16 person increase is worth 40% of the total participants. The participants´ mastery of the material taught in terms of comprehension and atttitude also indicates a reasonable increase ; the number of participants with good grades is growing from 12 persons (30%) to 28 persons (70%). This equal a 16-person increase or 40%Â of the total participants. The program also results in their better mastery of the material taught in terms of practical skills; the number of those who got good grades is increasing from 8 persons (20%) to 28 persons (70%), which means there has been a 20-person increase or 50% of the total participants.Keywords: empowerment, batik makers, legal protection"
320 AJH 1:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Aprilia
"Keberadaan showroom di kawasan batik Trusmi kini menjadi wadah bagi sebagian besar pengrajin tradisional untuk mendistribusikan hasil produksi batiknya. Hal tersebut karena efektifitas dan fasilitas yang ditawarkan showroom kepada pengrajin. Uniknya, ada beberapa pengrajin tradisional yang lebih memilih melakukan produksi dan distribusi secara mandiri. Mereka memanfaatkan human capital dan social capital dalam menjalankan usaha batiknya. Pada tulisan ini saya akan memaparkan bentuk-bentuk human capital dan social capital sehingga keduanya menghasilkan pilihan rasional (rational choice). Tulisan ini juga berusaha memaparkan Usaha-usaha yang mereka lakukan dalam memutuskan suatu pilihan rasional dalam menjalankan usaha batiknya penting dilakukan di tengah proses distribusi yang baru dengan kemunculan showroom dan distribusi oleh pengrajin tradisional sendiri. Pendekatan etnografi saya gunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk pengetahuan tiap individu, serta hubungan sosial yang membentuk kepercayaan, obligasi, dan ekspektasi yang ada dalam hubungan antar individu.

The existence of the showrooms in the Trusmi batik now are become a distributor for most traditional craftsmen to complete their batik products. This is because the effectiveness and facilities offered by showrooms for craftsmen. Uniqueness things, there are several traditional craftsmen who prefer to do independent production and distribution. They use human capital and social capital in running their batik business. In this paper I will describe the forms of human capital and social capital so as to produce rational choices. This paper also tries to explain the efforts they made in making choices in their batik business are important to do in the midst of the new distribution process with the appearance of showrooms and distribution by traditional craftsmen themselves. I use ethnography perspective to understand the forms of knowledge of each individual, as well as social relationships that shape the beliefs, agreements, and expectations that exist in relationships between individuals."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>