Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Adriana Rahmawati
"Perkembangan zaman telah mengubah nilai dan fungsi kawat gigi atau behel sebagai alat bantu kesehatan menjadi simbol status di masyarakat perkotaan. Munculnya tren behel diiringi oleh adanya keinginan dan kemampuan pasar untuk menciptakan produk instan dari behel, yaitu behel fashion. Studi ini ingin melihat bagaimana pergeseran nilai dan fungsi behel melalui pemaknaan orang yang menggunakan behel fashion dan dampaknya terhadap diri mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan bantuan survei karakteristik sosial.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna behel fashion memaknai behel sebagai simbol status ekonomi, status sosial, dan aksesori yang menunjang penampilan. Terdapat tiga dampak dalam diri pengguna behel fashion, yaitu dampak kesehatan, dampak psikologis, dan dampak sosial. Dampak psikologis berupa peningkatan rasa percaya diri dan dampak sosial yaitu penerimaan di lingkungan pergaulan ternyata berbanding terbalik dengan dampak buruk yang terjadi pada kesehatan gigi dan mulut mereka yang menunjukkan bahwa pengguna behel fashion lebih mementingkan status sosial dibandingkan status kesehatan.

The times have changed the value and function of braces that used to be as a health aid to be a symbol of status in urban communities. The emergence of this trend is accompanied by the desire and ability of the market to create instant products from braces, which is fashion braces. The aim of the study is to see the shifts in value and function through people's interpretation who wear fashion braces and its impact on them. The method used in this research is qualitative with the help of the social characteristics survey.
The result of this study indicates that fashion braces users interpret braces as a symbol of economic status, social status, and accessories that support their appearances. There are three impacts within the fashion braces users: health, psychological, and social impacts. Psychologically, the impact is in the increasing of self-confidence and socially, the impact is in the acceptance in the social environment which apparently inversely related to adverse impact in their oral health. This indicates that fashion braces users are more concerned with their social status than their health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latika Oklacia
"Skripsi ini membahas mengenai fenomena fashion di kalangan mahasiswa di DKI Jakarta yang berasal dari kelas sosial-ekonomi menengah keatas. Konsumsi yang tinggi terhadap produk fashion oleh masyarakat Jakarta dewasa ini didominasi oleh kalangan muda. Hal ini memicu pertanyaan akan motif dibalik tingginya pola konsumsi terhadap produk fashion tersebut.
Skripsi ini memaparkan bagaimana fashion dimaknai oleh para kalangan muda dari kelas sosial-ekonomi menengah atas di DKI Jakarta. Selanjutnya akan dipaparkan mengenai keterkaitan makna tersebut dengan simbol status bagi mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fashion telah dimaknai sebagai identitas diri dan dibalik gaya hidup dan pola konsumsi kalangan mahasiswa dari kelas social-ekonomi menengah atas di Jakarta, fashion menjadi semacam media untuk mencapai status dan citra diri moderen yang diupayakan bagi mereka.

The thesis discusses about fashion phenomenon in upper-middle class collegians in DKI Jakarta. Nowadays, high consumption of fashion product by urban society in Jakarta is dominated by the youth. This phenomenon raised questions of motive behind the fashion over-consumption.
This thesis describes how fashion means for the upper-middle class adolescents in DKI Jakarta. After all, this paper also describes about the correlations between the meaning of fashion and symbol status for the collegians.
The result of this study shows that fashion means as a self identity and behind their lifestyles and pattern of consumptions, fashion becomes such a media to achive a modern status and self image for them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanur Purbojati
" ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial dan kepuasan hidup pada remaja perkotaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial diukur menggunakan alat ukur The Attitude of Mobile Phone as a Social Status symbol dari Abeele et al. 2014 , sedangkan kepuasan hidup diukur dengan menggunakan alat ukur Satisfaction With Life Scale dari Diener et al. 1985 . Responden dalam penelitian ini berjumlah 158 orang remaja yang berada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial dengan kepuasan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial tidak diikuti dengan perubahan pada kepuasan hidup pada remaja perkotaan.
ABSTRACT This research was conducted to find the correlation between Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol and Life Satisfaction in Urban Adolescents. This research used the quantitative approach. Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol was measured by using the Attitude of Mobile Phone as a Social Status Symbol AMPSSS , developed by Abeele et al. 2014 , and life satisfaction was measured by using Satisfaction With Life Scale SWLS , developed by Diener et al. 1985 . The responden of this research are 158 adolescents that from Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. The results of this research showed that there is no significant correlation between Attitude of Mobile Phone as a Social Status Symbol and Life Satisfaction. This indicates that changes within the Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol scores won rsquo t be followed by changes of the Life Satisfaction in Urban Adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisha Sestri Musdalifah
"Penelitian ini mengkaji hiperrealitas simbol status yang dilakukan oleh foodographers melalui unggahan foto-foto makanan di Instagram. Foodographers merupakan mereka yang memiliki predikat pada aplikasi direktori restoran nomor 1 di Indonesia, yaitu Zomato. Fenomena unggah foto makanan di Instagram ini dijelaskan melalui pemikiran Jean Baudrillard yang dimulai dari masyarakat konsumeris hingga hiperrealitas. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi terhadap empat orang foodographers pengunggah foto-foto makanan di Instagram sebagai informan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hiperrealitas simbol status yang dilakukan oleh foodographers melalui unggahan foto-foto makanan di Instagram untuk menaikkan simbol statusnya agar terlihat lebih berkelas. Foodographers sebagai pengunggah foto makanan di Instagram tidak hanya membeli makanan sebagai pemenuhan kebutuhan primer, melainkan juga membeli tanda dan mengondisikan tanda pada makanan agar terlihat berkelas ketika difoto. Lebih jauh lagi, penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan unggahan foto makanan di Instagram dilakukan atas hasrat untuk menampilkan eksistensi dirinya pada virtual reality, yaitu media sosial Instagram.

This study examines hyperreality of status symbols performed by foodographers for uploading photos of food to Instagram. Foodographers are those who have predicate on an application of the number one restaurant directory in Indonesia, Zomato. The phenomenon of photo uploading in Instagram is explained with Jean Baudrillard's thought, which started from consumer society to hyperreality. The data were collected through in-depth interviews and observations of four foodographers who constantly upload food pictures in Instagram. The results showed that hyperreality performed by foodographers for uploading photos of food in Instagram to raise their status symbol in order to look classier. Foodographers as food photo uploaders in Instagram not only buy food as their primary fulfillment, but also buy symbols by pointing them out in pictures of food to look classy when photographed. Furthermore, this study shows that the food consumption and food photos uploaded on Instagram as indications of people's desire to display its existence in virtual reality, that is Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Niken Indah Hapsari
"Latar belakang: Perkembangan kognitif anak berkaitan erat dengan pertambahan usia dan tingkat pendidikan. Anak rentan dalam mengalami gangguan kognitif. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemeriksaan fungsi kognitif pada anak yang dapat berfungsi sebagai alat skrining bagi tenaga medis. SYSTEMS-R merupakan salah satu intrumen skrining fungsi kognitif anak berusia 4 hingga 15 tahun di Australia. Sensitifitas dari instrumen ini adalah 83% dan 92% dengan nilai spesitifitas sebesar 76% dan 95%. Tujuan dari penelitian ini guna mendapatkan nilai normal fungsi kognitif anak menggunakan SYSTEMS-R di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan disain potong lintang menggunakan data primer dengan jumlah total 631 subjek penelitian dari 6 sekolah sejak Januari hingga April 2019. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin etik dan diolah menggunakan SPSS 20.
Hasil: Subjek penelitian terdiri dari 298 anak laki-laki (47,2%) dan 333 anak perempuan (52,8%). Skor terendah ditemukan pada usia 4 (12; 5-22) dan tertinggi adalah usia 15 (35; 28-40). Berdasarkan tingkat pendidikan, skor terendah 14; 5-26 ditemukan di siswa TK dan tertinggi 35; 28-40 ditemukan di kelas 3 SMP. Waktu rata-rata dalam pelaksanaan membutuhkan 06,23 ± 01,32 menit. Skor SYSTEMS-R meningkat berdasarkan pertambahan usia dan tingkat pendidikan (p <0,05). Cut-off score untuk setiap kelompok umur dan tingkat pendidikan meningkat (p <0,05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna secara klinis dan statistik antara skor SYSTEMS-R dengan pertambahan usia dan tingkat pendidikan (p < 0,05). Cut-off score yang rendah dapat mengindikasikan adanya gangguan kognitif sehingga diperlukan suatu pemeriksaan neurologis lebih lanjut.

Background: Cognitive development of children is closely related to age and education levels. Children has risk of cognitive impairment so that cognitive function screening tool will be needed. SYSTEMS-R is one of the cognitive function screening tools that used in children aged 4 to 15 years old in Australia. It has a sensitivity value of 83% and 92% and specificity of 76% and 95%. The purpose of the study is to get a normal value and cut off score based on age and education levels in Indonesia.
Methods: A cross-sectional design and observational study with primary data from 631 children from 6 schools in Jakarta had been performed from January to April 2019.
This research has been approved by an ethical committee and processed using SPSS 20.
Results: The subjects consisted of 298 boys (47.2%) and 333 girls (52.8%). The lowest score was found in age 4 (12;5-22) and the highest was in age 15 (35;28-40). Based on education levels, the lowest score of 14;5-26 was found in kindergartens and the highest ​​of 35;28-40 was found in 3rd grade of the junior high school. The average time in sampling requires 06.23±01.32 minutes. The SYSTEMS-R scores increase with age and education levels (p<0.05). The cut off score of each age group and education levels increases (p<0.05).
Conclusions: The relationship was statistically and clinically significant between SYSTEMS-R score with age and education levels (p<0.05). A lower score of cut off score can indicate a cognitive impairment that further neurological examination may be needed.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayakawa, S.I.
New York: Harcourt Brace and World, 1958
149.94 HAY s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reisy Tane
"Bayi berat lahir rendah yang dirawat di ruang Perinatologi memiliki masalah utama terganggunya status tidur terjaga diikuti oleh ketidakstabilan fungsi fisiologis saturasi oksigen dan frekuensi nadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan nesting dengan fiksasi terhadap fungsi fisiologis dan status tidur tejaga pada bayi berat lahir rendah. Penelitian ini menggunakan rancangan uji klinik acak terkontrol tipe cross over. Sampel penelitian ini berjumlah 19 bayi dengan berat lahir rendah yang dirawat di ruang Perinatologi RSUP Fatmawati Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna penggunaan nesting dengan fiksasi terhadap rerata saturasi oksigen dengan posisi prone dan quarterprone p0,05 . Pemberian nesting dengan fiksasi dengan posisi prone status tidur tenang mendominasi sebesar 96,8 p=0,0001 diikuti dengan posisi quarterprone 95,7 p=0,0001 . Penggunaan nesting dengan fiksasi dapat memfasilitasi tidur tenang dan kestabilan fungsi fisiologis pada BBLR. Rekomendasi dari penelitian selanjutnya adalah perbandingan nesting fiksasi dengan nesting yang terbuat dari bahan tradisional terhadap status tidur terjaga.

Low birth weight infant who treated in the Perinatology has a major problem of sleep awake status disturbance followed by instability on the physiological function of oxygen saturation and pulse frequency. This study aims to investigate the effect of applying nest with a fixation on physiological function and sleep awake status on low birth weight infant. This study uses a randomized controlled trial with cross over design. The sample of this study was 19 low birth weight infant in Perinatology Fatmawati Hospital.
The result of this studies indicates that there is a significant relationship between applying of nesting with fixation on oxygen saturation rate with prone and quarterprone position p 0,05. At the time of nesting fixation with prone position, the majority of sleep awake status is quiet sleep 96.8 p 0.0001 followed by the quarterprone position of 95.7 p 0.0001. The use of nesting with fixation may facilitate quiet sleep and the stability of physiological functions in LBW. The recommendation for further research is comparing a nesting fixation with another type of nesting with a fixation on sleep awake status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>