Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72246 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibrahim
"Penyakit ulkus diabetikum menyebabkan penurunan fungsi fisik dan psikologis yang berdampak pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, lama menderita ulkus diabetikum, depresi, nyeri, koping, dukungan sosial dan kondisi luka. Penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 100 responden. Pada analisis regresi linier ganda didapat 3 variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu penghasilan depresi dan nyeri. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan depresi sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup (p=0.000). Berdasarkan hal tersebut perawat perlu mendeteksi secara dini depresi yang dialami oleh pasien dan memberikan pendidikan kesehatan.

Diabetic ulcer can decline in physical function and psychological impact on quality of life. This study aims to examine the factors that affect the quality of life of diabetic ulcer patients. The independent variables in this study were age, gender, education, income, long suffering from diabetic ulcers, depression, pain, coping, social support and wound conditions. This research used analytic correlation with cross-sectional design. Samples in this research there were 100 respondents. In the multiple linear regression analysis obtained 3 variables that affect the quality of life of the income depression and pain. The results obtained further depression as factors most related quality of life (p = 0.000). Based on that nurses need early detection of depression experienced by patients and providing health education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Asmorohadi
"ABSTRACT
Penyembuhan ulkus diabetikum sering mengalami keterlambatan karena menurunnya imunitas, inflamasi, dan infeksi. Penurunan infeksi dapat dilakukan dengan perawatan luka dengan menggunakan irigasi tekanan tinggi (10-15psi). Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas alat irigasi artrihpi terhadap penyembuhan ulkus diabetikum di RS Pemerintah Jawa Tengah. Jenis Penelitian ini adalah uji klinis acak terkontrol dengan desain penelitian menggunakan cross over design dan randomisasi blok dalam menentukan sampel. Jumlah sampel ada 64, yang terdiri dari 32 kelompok perlakuan dan 32 kelompok kontrol. Intervensi dilakukan selama 6 hari dan dilakukan secara terus menerus. Penilaian penyembuhan ulkus diabetikum dilakukan setiap 3 hari sekali. Hasil penelitian terdapat penurunan skoring penyembuhan yang bermakna sebelum dan sesudah pada masing-masing kelompok. Tidak terdapat perbedaan skoring penyembuhan yang bermakna setelah intervensi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, namun rerata selisih skoring penyembuhan kelompok yang menggunakan alat artrihpi lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok yang menggunakan alat spuit 12cc. Penelitian ini merekomendasikan bahwa artrihpi dapat menjadi salah satu solusi untuk melakukan irigasi tekanan tinggi yang sesuai untuk membantu mempercepat penyembuhan ulkus diabetikum.

ABSTRACT
The healing process of diabetic ulcer is often impeded by inflammation, infection, and decreased immune state. A high pressure irrigation (10-15 psi) may be used to control the infection level. This research was designed to identify the effectiveness of artrihpi irrigation device towards diabetic ulcers in public hospitals in the Central Java. This research is a randomized control trial with cross over design. Sixty four subjects were selected using block randomization technique, and were divided into control and intervention group. The intervention was given in 6 days along with wound healing evaluation in every 3 days. The results demonstrated that there was difference decrease scoring healing a significant after treatment, even though the difference scoring healing between both groups was not statistically significant. However, it mean difference was found that in the intervention artrihpi the wound healing was better than the spuit. These results illustrates the artrihpi may be solution of using high pressure irrigation to help healing process diabetic ulcers."
2013
T38669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Budi Kristanto
"Latar Belakang: DM merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia, dengan 15-25% pasien akan berkomplikasi menjadi DFU. Data pada tahun 2003 di RSCM menunjukkan bahwa angka kematian akibat DFU adalah 16% dan angka amputasi mencapai 25%. Hingga saat ini belum terdapat strategi tatalaksana DFU yang efektif karena patogenesis molekular yang menyebabkan kegagalan penyembuhan luka masih belum sepenuhnya dipahami. Selain itu pengendalian kadar glukosa darah dalam pengobatan DFU masih belum jelas dan menjadi perdebatan dalam berbagai studi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan HbA1c dan GDS dengan faktor angiogenesis HIF-1α, sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan tata laksana yang tepat untuk pasien DFU.
Metode: Desain penelitian potong lintang. Subjek penelitian pasien DFU yang berobat ke RSCM, diambil data dasar (jenis kelamin dan usia), pemeriksaan klinis (TB, BB, dan IMT), pemeriksaan laboratorium (GDS, HbA1c). HIF-1α diperiksa dari sampel biopsi jaringan luka DFU saat operasi debridemen dan amputasi dengan pemeriksaan ELISA. Data dilakukan uji normalitas Saphiro-Wilk dan uji normalitas Kolmogorov Smirnov, dilanjutkan uji korelasi Spearman. Pengaruh variabel perancu dianalisa dengan uji mann whitney dan tes regresi linear sederhana.
Hasil: Terdapat 64 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan dilakukan pemeriksaan kadar HiF1α dari sampel jaringan biopsi. Data karakteristik didapatkan hasil kelompok dominan perempuan (54.7%) dengan usia rerata 55.7 ± 10.4 tahun, IMT median 24.9 kg/m² (overweight 48.2%, obesitas 34.6%), dan komorbid anemia (84.3%). Karakteristik laboratorium, GDS median 220 (14-705)mg/dL dengan kelompok kondisi hiperglikemik >200 mg/dL sebanyak 54.7%. HbA1c median 7.7(4.1-13.7)% dengan kelompok kontrol gula darah buruk HbA1c >6.5% sebanyak 85.8%. Tidak didapatkan korelasi bermakna antara GDS dengan HIF-1α p 0.523(p>0.05). Tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara HbA1c dengan HIF-1α p 0.792(p>0.05). Didapatkan variable perancu yang bermakna pada kondisi derajat luka DFU p 0.03 (p< 0,05).
Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik HbA1c atau GDS tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kadar HiF-1α. Variabel perancu kondisi derajat luka DFU berpengaruh secara signifikan terhadap ekspresi HIF-1α

Background: DM is one of the leading causes of morbidity and mortality in the world, with 15-25% of patients developing complications of DFU. Results data in 2003 at the RSCM showed that the mortality rate from DFU was 16% and the amputation rate was 25%. There is no effective DFU management strategy because the molecular pathogenesis that causes wound healing failure is still not fully understood. In addition, the control of blood glucose levels in the treatment of DFU is still unclear and has been debated in various studies.
Objective: This study aims to analyze the relationship between HbA1c and GDS with the angiogenesis factor HIF-1α, so that it can be used as a basis for appropriate management of DFU patients.
Methods: The research design was cross sectional. Body mass index, comorbid disease status were recorded. The laboratory parameters GDS, HbA1c and HiF-1a expression examined in the laboratory. Test the normality data by the Saphiro-Wilk test and the Kolmogorov Smirnov test, followed by the Spearman correlation test. The effect of confounding variables was analyzed by Mann Whitney test and simple linear regression test.
Results: There were 64 patients who met the inclusion criteria and were examined for HiF1α levels from biopsy tissue samples. Characteristic data showed that the dominant group was female (54.7%) with a mean age of 55.7 ± 10.4 years, median BMI 24.9 kg/m² (overweight 48.2%, obesity 34.6%), and comorbid anemia (84.3%). Laboratory characteristics, the median GDS of 220 (14-705)mg/dL with the hyperglycemic condition group >200 mg/dL as much as 54.7%. The median HbA1c was 7.7(4.1-13.7)% with the bad blood sugar control group HbA1c >6.5% as much as 85.8%. There was no significant correlation between GDS and HIF-1α p 0.523 (p>0.05). There was no significant correlation between HbA1c and HIF-1α p 0.792 (p>0.05). A significant confounding variable was found in the condition of the degree of wound DFU p 0.03 (p < 0.05).
Conclusion:The results of this study showed that neither HbA1c nor GDS had a significant correlation with HiF-1α . The confounding variable of DFU wound degree had a significant effect on the expression of HIF-1α
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanti
"ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi di
seluruh negara di dunia, dan terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang
signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik
mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke
tungkai, yang dapt berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan kaki dengan
risiko ulkus kaki diabetes. Jenis penelitian ini adalah non eksperimentalkorelasional
dengan desain cross sectional. Jumlah responden dalam pemelitian
ini adalah 45. Hasil analisis bivariat didapatkan perawatan kaki (p=0.003) dan
pemilihan dan pemakaian alas kaki (p=0.008) berhubungan dengan risiko ulkus
kaki diabetes. Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa perawatan kaki
berhubungan dengan risiko ulkus dengan p<0.05 (p=0.013). Diabetisi dengan
perawatan kaki yang baik berpeluang untuk mencegah risiko ulkus kaki diabetes
sebesr 14 kali dibandingkan dengan diabetisi yang perawatan kakinya buruk.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is one of chronic diseases that exist in all countries in
the world and keep growing significantly from year to year. Long term
complication from diabetes, both micro vascular and macro vascular, can cause
insufficiently blood supply to hills which can culminate to ulcer infection and
will end with an amputation.
The purpose of this research is to know the relationship between foot care and
ulcer risk of diabetes foot. This research design is non experimental- corelational
with sectional cross design. In this research, there are 45
respondents. Based on Bivariate analysis, it is known that foot care (p=0.003)
and footwear choice and usage (p=0.008). Multivariate analysis showed that
foot care related to ulcer risk with p<0.05 (p=0.013). People with diabetes who
get good foot care have chance to prevent diabetes foot ulcer risk 14 times
compared with people with diabetes who get poor foot care."
2012
T31066
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Iswanti Afelya
"Penderita Ulkus Kaki Diabetik (UKD) memiliki risiko potensial terjadinya kasus berulang, rehospitalisasi dan amputasi. Diperkirakan 50% dari UKD dan amputasi dapat dicegah dengan mengidentifikasi kaki yang berisiko dan menerapkan strategi pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi UKD berulang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 96 orang yang dipilih secara consecutive sampling dari tiga rumah sakit di Makassar. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia, lama menderita DM, riwayat ulkus, lokasi ulkus, HbA1C, penyakit penyerta, pengetahuan perawatan kaki, kemampuan perawatan kaki, neuropati sensorik, deformitas kaki dan ABI (p<0.05) dengan frekuensi UKD berulang pada pasien DM di Makassar. Namun tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga (p<0.102) dengan frekuensi UKD berulang. Analisis menggunakan Multiple Linier Regresion diperoleh lima faktor yang paling dominan mempengaruhi UKD yaitu usia, HbA1C, perawatan kaki, dukungan keluarga dan penyakit penyerta dengan p<0.05. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi UKD berulang dan memaksimalkan kontrol glikemik, perawatan kaki teratur, peningkatan dukungan keluarga, dan kontrol penyakit penyerta pada pasien kelompok usia dewasa tengah dan lanjut usia untuk mencegah UKD berulang.

Patients with Diabetic Foot Ulcer (DFU) have a potential risk for recurrence, rehospitalized and amputation. It is estimated that 50% of DFU and amputation can be prevented by identifying of foot risk and implementing prevention strategies. This study aimed to identify influencing factors of DFU's recurrence. This study used cross-sectional design with the 96 samples selected consecutively at three different hospitals in Makassar. Bivariate analysis showed that there were relationship between age, duration of diabetes mellitus, ulcers history, ulcers location, HbA1C, comorbidities, foot care knowledge, foot care ability, sensory neuropathy, foot deformities and ABI with DFU's recurrence frequency in patients with DM in Makassar (p<0.05). However, there was no significant relationship between family support with DFU's recurrence frequency (p= 0.102). Analysis result of Multiple Linear Regresion found the most dominant influencing factors of DFU's recurrence were age, HbA1C, foot care, family support, and comorbidities. This study recommends that nurses need to identify the influencing factors of DFU's recurrence and motivate the patient to increase routine glycemic control, regular foot care, increase family support and control of comorbidities in middle adult and elderly patients to prevent DFU's recurrence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Prabowo Wirjodigdo
"Diperkirakan sekitar 15% penderita diabetes akan mengalami diabetic foot ulcer (DFU). Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) terbukti lebih efektif dibandingkan dengan perawatan konvensional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang memengaruhi lama rawat DFU dengan NPWT. Penelitian ini merupakan studi retrospektif dengan desain cross sectional analitik pada 105 subjek yang dirawat pada Januari 2016 sampai Desember 2018 di RS dr. Cipto Mangunkusumo. Lama rawat DFU dengan NPWT adalah 19,9 ± 19,3 hari. Faktor risiko yang mempengaruhi lama rawat adalah riwayat ulkus (r = 0,01; p = 0,034), kedalaman luka (r = 0,292; p = 0.003), Hb (r = 0,05; p = 0,039), HbA1c (r = 0,06; p = 0,033), albumin (r = 0,06; p = 0,017), PCT (r = 0,10; p = 0,035), dan lama menderita DM (r = 0,193; p = 0,009). Penelitian ini menunjukkan bahwa lama rawat DFU dengan NPWT dipengaruhi oleh faktor sitemik (lama menderita DM, Hb, HbA1c, albumin, dan PCT) dan faktor lokal (riwayat ulkus sebelumnya dan kedalaman luka). Kedalaman luka merupakan faktor yang paling berhubungan positif terhadap lama perawatan DFU pasca NPWT (r = 0,292, p = 0,003). Intervensi pada faktor risiko patut dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan NPWT dan mengurangi lama perawatan.

It is estimated that around 15% of diabetic patients will experience diabetic foot ulcer (DFU). Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) is proven to be more effective than conventional treatments. This study was conducted to determine the risk factors that affect the length of stay of DFU with NPWT. This research is a retrospective study with a cross-sectional analytic design of 105 subjects treated in January 2016 to December 2018 at dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. The average length of stay of DFU with NPWT was 19.9 ± 19.3 days. Risk factors affecting the length of stay were history of ulcers (r = 0.01; p = 0.034), wound depth (r = 0.292; p = 0.003), Hb (r = 0.05; p = 0.039), HbA1c (r = 0.06; p = 0.033), albumin (r = 0.06; p = 0.017), PCT (r = 0.10; p = 0.035), and duration of DM (r = 0.193; p = 0.009). This study showed that the length of stay of DFU with NPWT was influenced by systemic factors (duration of DM, Hb, HbA1c, albumin, and PCT) and local factors (history of previous ulcers and wound depth). Depth of the wound was themost positively related factor to the length of stay in DFU post NPWT (r = 0.292; p = 0.003). Interventions on the risk factors may amplify the result of NPWT and reduce the length of treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Conny Marthafanny
"Upaya pemulihan kondisi pasca-amputasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mobilisasi dini. Mobilisasi yang tidak tepat meningkatkan morbiditas perioperatif dan lama rawat, serta memperlambat proses penyembuhan luka. Tujuan penulisan untuk menganalisis intervensi mobilisasi secara aman pada pasien pasca- amputasi bawah lutut menggunakan metode Metode yang digunakan dengan menerapkan latihan mobilisasi selama 6 hari berturut-turut, sebanyak 2 kali dalam sehari, serta dilakukan selama 30 menit setiap kali latihan. Latihan meliputi latihan tungkai, perubahan posisi, berdiri seimbang dan berpindah posisi. Hasil evaluasi hari ke 6 klien mampu latihan gerak tungkai, berubah posisi serta posisi secara mandiri. Berdiri seimbang dan berpindah posisi dari tempat tidur ke kursi roda dengan bantuan serta terdapat peningkatan kekuatan otot pada ekstremitas bawah. Mobilisasi dini pasca- amputasi diperlukan sebagai upaya pemulihan kondisi pasien dan melatih kemampuan berjalan.

Efforts to restore post-amputation conditions can be done in various ways, one of which is early mobilization. Improper mobilization increases perioperative morbidity and length of stay, and reduces wound healing. The purpose of this paper is to analyze the interventions of safely mobilization to post below knee amputation using SAFEMOB method. This study used method which applied mobilization exercises for 6 consecutive days in 2 times a day, for 30 minutes each exercise. Exercises involve leg exercises, position changes, dangling, standing balanced and moving positions. The results of the 6 day evaluation, the patient was able to train joint movements, change position and dangling independently. Standing in balance and shifting from bed to wheelchair with help also lies in increasing strength in the lower extremities. Early mobilization post- amputation is needed as an effort to restore the patients condition and practice walking skills. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim
"ABSTrAK
Penyakit ulkus diabetikum menyebabkan penurunan fungsi fisik dan psikologis yang berdampak pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, lama menderita ulkus diabetikum, depresi, nyeri, koping, dukungan sosial dan kondisi luka. Penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 100 responden. Pada analisis regresi linier ganda didapat 3 variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu penghasilan depresi dan nyeri. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan depresi sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup (p=0.000). Berdasarkan hal tersebut perawat perlu mendeteksi secara dini depresi yang dialami oleh pasien dan memberikan pendidikan kesehatan.

ABSTRACT
Diabetic ulcer can decline in physical function and psychological impact on quality of life. This study aims to examine the factors that affect the quality of life of diabetic ulcer patients. The independent variables in this study were age, gender, education, income, long suffering from diabetic ulcers, depression, pain, coping, social support and wound conditions. This research used analytic correlation with cross-sectional design. Samples in this research there were 100 respondents. In the multiple linear regression analysis obtained 3 variables that affect the quality of life of the income depression and pain. The results obtained further depression as factors most related quality of life (p = 0.000). Based on that nurses need early detection of depression experienced by patients and providing health education."
2013
T35361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Haveleia
"Ulkus Diabetikum menyebabkan berbagai gangguan kenyamanan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas tidur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan sampel 97 pasien ulkus diabetikum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur subjektif dengan kualitas tidur yang diukur menggunakan PSQI p: 0,001. Faktor yang mempengaruhi tidur yaitu penghasilan p: 0,014, tingkat stress p: 0,001, medikasi p: 0,026, tingkat nyeri p: 0,048, dan diet p: 0,009. Penelitian menunjukkan pentingnya melakukan pengkajian kualitas tidur dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengatasi masalah tidur pasien ulkus diabetikum.

Diabetic ulcer cause various comfort disorders. This research was to identify sleep quality and factors that influence in patients with diabetic ulcer. This research design used cross sectional study with a sampel of 97 diabetic ulcer patients. The results showed that there was a significant difference between subjective sleep quality and sleep quality measured using PSQI p 0,001. Factors that affect sleep are income p 0,014, stress levels p 0,001, medications p 0,026, pain levels p 0,048, and diet p 0,009. The results of this study indicate that the importance of conducting sleep quality assessment with factors that influence to overcome sleep problems in diabetic patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Nurhikmah
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi diabetes melitus yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan citra tubuh akibat adanya masalah fisik berupa perubahan tampilan dan fungsi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian ini menggunakan Cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling yang melibatkan 97 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum p-value 0,001, ?: 0,05 . Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya pengkajian dan intervensi citra tubuh agar kualitas hidup pasien ulkus diabetikum meningkat.

ABSTRACT
Diabetic ulcer is a complication of diabetes mellitus that could cause body image disturbance due to the physical problems include changes in body appearance and body function. The aim of this study was to identify the correlation between body image with quality of life diabetic ulcer patients. This study design used Cross sectional study. The selection of samples were done consecutive sampling with 97 respondents. The result showed that significant correlation between body image and quality of life (p-value 0,001, α: 0,05). The result of this study recommended the importance of body image assessment and intervention to improve the quality of life diabetic ulcer patients."
2017
S68859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>