Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149361 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Setyawan
"Indonesia adalah negara kepulauan dan kebaharian. Sebagai negara bahari terbesar di dunia, berimplikasi pada besarnya potensi Sumber Daya bahari Indonesia. Ditambah dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia terutama pemudanya, hal ini merupakan modal untuk membangun Indonesia di sektor bahari. Namun nyatanya, hingga saat ini jumlah pemuda yang terjun untuk memanfaatkan potensi bahari masih sangat minim. Oleh karena itu, dibutuhkan banyak program pemberdayaan pemuda di bidang kebaharian. Salah satu program pemberdayaan pemuda di bidang kebaharian yang telah berlangsung sejak tahun 1986 adalah Kapal Pemuda Nusantara (KPN) yang kini dikelola oleh Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Namun, hingga pelaksanaan di tahun 2012 masih banyak kendala yang dihadapi oleh KPN untuk mewujudkan suatu program yang ideal untuk memberdayakan pemuda di bidang kebaharian.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pemberdayaan pemuda di bidang kebaharian yang ideal bagi program Kapal Pemuda Nusantara. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan pengumpulan data secara kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi dokumen. Analisis perumusan strategi menggunakan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian di rumuskan 3 strategi yang terdiri dari: strategi prioritas 1 yang juga dinamakan makro 1 dengan mengedepankan prerumusan strategi dari faktor: kebaharian, nasionalisme, dan kewirausahaan. Strategi prioritas 2 atau mikro 1 yang terdiri dari perumusan strategi dari faktor: kurikulum, kebudayaan, kepesertaan, dan kemitraan. Serta strategi prioritas 3 atau mikro 2 yang terdiri dari faktor: anggaran, alumni, dan pola pembinaan.

Indonesia are an archipelago and maritime nation. As the biggest maritime nation in the world, it?s implicated on how big the potential of indonesia?s maritime resources. Added with Indonesia?s big population especially it?s youth, this is resources to develop Indonesia in maritime sector. But in fact, until today the amount of youth that goes straight utilized the potential of Indonesia?s maritime were still very low. Therefore, it needs many utilization youth program in maritime section. One of the youth utilization program in maritime section that had lasted from 1986 is Kapal Pemuda Nusantara (KPN) that is now is managed by youth?s horizon excalation deputy assistant, ministry of youth and sport. But, until the implementation in 2012 there are still many obstacle that is faced by KPN to realize an ideal program to utilize the youth on maritime level.
This research was purposed to formulate youth's empowerment strategy on maritime sector for Kapal Pemuda Nusantara program. The approach of this research is quantitative with data?s aggregation using qualitative through deep interview and document study. Formulate strategy analysis is using SWOT analysis. According to research?s result, it is defined 3 strategy consist of : first priority strategy that is named with first macro by means to formulate strategy from maritime, nationalism, and entrepreneur factor. Second priority strategy or first micro that consist of formulating strategy from curriculum, culture, delegation, and partnership factor. Then the third priority strategy or micro two that consist of budget, alumnus, and management pattern.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Akbar
"Salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah bahwa Indonesia berperan serta aktif dalam upaya mewujudkan ketertiban dunia, pedamaian abadi dan keadilan sosial.
Indonesia adalah salah satu dari sepuluh negara ASEAN The Association of Southeast Asian Nations, organisasi geopolitis dan ekonomi yang berdiri sejak 8 Agustus 1967. Pentingnya kawasan Asia Tenggara di masa depan karena secara geopolitis terletak dalam jalur aktif perdagangan dunia, membuat kedudukan negara-negara ASEAN yang semula terdiri dari Indonesia, Malaysia, Fillipina, Singapura dan Thailand diperhitungkan di mata dunia. Salah satu yang tertarik untuk menjalin kerjasama dengan ASEAN adalah Jepang.
Upaya Jepang untuk kembali diterima oleh komunitas ASEAN dan mampu mewujudkan tujuan diplomasi tahap kedua salah satunya adalah melakukan berbagai kegiatan yang merangkul bangsa ASEAN dalam bidang kebudayaan dan pendidikan. Salah satunya melalui kerjasama antar pemuda yang kita kenal dengan program kapal ASEAN.Program ini menitik beratkan pada persahabatan dan kerjasama antara pemuda sesama negara ASEAN melalui perlatihan kompetensi kepemimpinan menuju penciptaan kader pemimpin yang berwawasan internasional Pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang besar terhadap program pengembangan kepemimpinan ini dan bahkan menjadikan program ini sebagai salah satu program unggulan.
Selama Perjalanan tiga dekade program SSEAYP ini menarik minat peneliti untuk melihat jauh sejauhmana program SSEAYP masih relevan memenuhi harapan stakeholdernya yaitu pemuda.
Hasil simpulan peneliti menunjukkan bahwa harapan stakeholder dalam pelaksanaan program SSEAYP antara lain delegasi Indonesia mampu berperan aktif dan menjadi leader selama kegiatan, peserta mampu menjaga hubungan baik dengan peserta lain secara jangka panjang, program memiliki nuansa yang religius, program bertahan dan kualitasnya meningkat.
Beberapa strategi yang bisa dilakukan dalam memenuhi harapan stakeholder antara lain adalah sosialisasi diperluas (provinsi, OKP, media, kampus, workshop) dan rentang waktu sosialisasi hingga pendaftaran diperpanjang, Indonesia sebagai salah satu peserta yang berhak memberi masukan selalu mengevaluasi secara aktif dan berani memberi masukan yang membangun dan Peningkatan kualitas peserta, meningkatkan standar kualifikasi peserta agar tidak hanya menonjol dalam performance art tetapi juga dalam diskusi intelektual (contoh salah satu materi seleksi adalah English speech dan English debate).

One of Indonesian development goals is having active participation in creating peacefull and social equality in this world.
Indonesia is one of the members of The Association of Southeast Asian Nations, the geopolitical and economic organization since 8 August 1967. The important role of south east area in future because geopolitiocally lies in active world trading area made some of Soth East country which consist of Indonesia, Malaysia, Fillipina, Singapura dan Thailand apressiated in the international community. One of the country which interested in having relationship with the ASEAN is Japan.
Japan tried to be accepted again in the community of ASEAN. One of the efforts of Japan is by becoming main sponsor of SSEAYP program. This program concerns in friendship between the country and leadership training for youth in ASEA N. Indonesian goverment pays big attention to this leadership development program and regards it as priority program This program has been running for three decade sine 1974 so reasearcher interested to khow if the program still meet the stakeolder needs.
Researher found that stakeholder expectation in holding SSEAYP consist of: Indonesian delegation are able to be a leader both in performance art and intelectual discussion, are able to keep well the relationship with other counbtry delegations for long period, yhe p[rogram has religius atmosphere and the quality of the program is increased.
Some strategic have to be done to meet the stakjholdres need are: enlarging the socialitation of the program, increasing the quality of delegation and having active participation in suggesting some ideas for better and more qualified program."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sri Wahyuni Setyawaty
"Penelitian ini berfokus pada kajian analisis implementasi program pemberdayaan pernuda berbasis tempat ibadah, khususuya di masjid yang dilakukan oleh Kemenpora dalam rentang waktu 2008 s/d 2011. Program ini masih menjadi pilot project yang dilaksanakan di beberapa tempat ibadah, yang tersebar di berbagai daerah. Penelitian ini k11usus meneliti implementasi di tempat ibadah masjtd. Pilot project program Pemberdayaan Pemuda Berbasis Tempat Ibadah (PPBTI) di masjid dilaksar.akan di empat Kabupaten yaitu Kahupaten Kendal, Indmmayu, Denpasar dan Mataram.
Penulis memandang periu menganalisis implementasi pilot project ini untuk mengetahui efektivitas implernentasi program ini dengan melihat kesesuaian antara program, organisasi pelaksana program dan peman(aat/ penerima program, serta melihat kesesuaian antara tujuan program dengan manfaat dan dampak yang diterima pemanfaat/ penerima program. Hasilnya dapat digunakan sebagai landasan keputusan implentasi kebijalam yang ak:an direalisasi dan direplikasi berikutnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Karena keterbatasan waktu data primer diambil dari dua daerah yaitu Kabupaten Kendal 'dan Indramayu. Data diambil dari basil wawancara mendalam terhadap para informan diantaranya Asdep Peningkatan Kapasitas Pemuda Kemenpora dan para pelaksana serta peserta program PPBTI di Kendal dan Indramayu. Hasilnya, di Kendal dan Indramayu program PPBTI ini.

This study focuses on the analytical study about the implementation of youth empowerment program based on worship place, especially on mosques, which has been performed by Kemenegpora (The Ministry of Youth and Sports) of the Republic of Indonesia within the period of 2008 until 2011. The program is a pilot project that has been being conducted in several places of worship in various areas. However, this study examines only on the implementation of the program in mosques. The pilot project of Youth Empowerment Program Based on Worship Places {PPBTI) was conducted in four districs namely Kendal regency) Indramayu, Denpasar and Mataram.
The author sees the need to analyze the implementation of this pilot project to examine the effectiveness of the program implementation by ob-serving the fitness among the program, the organization that implements the program and the beneficiaries. of the program; as well as the fitness between the program objectives with the benefits and impacts of the program received by the beneficiaries. The result of this analysis could be used as a base for implementation decision of the policies that will be realized and replicated in the future.
This study uses a qualitative approach. Due ro the time constraints, the primary datas are collected from two areasonly namely Kendal and Indramayu District. The data's are collected using depth interviews with informants such as Asdep on Youth Capacity Building of Kemenegpora and the committee of the programs as well as program participants of PPBTI in Kendal and Indramayu District.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T20985
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budiyanto
"Penelitian ini berfokus pada kajian evaluasi atas program kader kewirausahaan pemuda yang dilalrukan oleh Kemenegpora dalam rentang waktu 2006 s/d 2009. Fokus kajiannya diarahkan pada menganalisa problem-problem yang menghambat pencapaian target tahimya kader kewirausahaan pemuda dan bagaimana strategi ke depan dalam pemberdayaan kader kewirausahaan Pemuda di Kementerian XYZ.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kaelitatif cenderung betsifilt deskristif, Natraalistik dan berbubungan dengan sifat data yang murni kualitatif. Dengan harapan agar dapat mengungkap fokus yang ingin diteliti.
Penulis menggunakan beberepa metode yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengumpu!kan data. Metode yang digunakan digunakan adalah: metode studi kasus wawancara, evaluasi dan kajian kepustakaan. Informan dalam penelitian ini terdiri deri 16 orang meliputi 4 orang deri Kementerian XYZ , 4 orang deri Stakeholder, 4 orang deri peserta pelatihan serta 4 orang deri peserta Iomba wirausaha pemuda berprestasi.
Dari analisis terhadap fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa: 1. Programprogram pemberdayaan kader kewirausahaan secara kuantitas dan kualitas belum efektif karena kader-kader yang dihasilkan belum mempunyal karakter yang kokoh sebagai wirausahawan. 2. Stntegi kentitraan oleh Kementerian XYZ dalam pemberdayaan kader kewirausahaan merupakan strategi yang tepat dalam rangka mengatasi kelemahan dan menangkap peluang yang ada, namun strategi kentitnan ini belum sepenuhnya berbasil mengingat belum bersifat kontinu sehingga tidak menyentuh makna dari pernberdayaan itu sendiri.

This research focused on the study of the evaluation on the cadre's program of youth entrepreneurship that was carried out by Kemenegpora in time extension 2006 sld 2009. The focus of his study was aimed in analytic problems that hindered the achievement of the birth target of the cadre of youth entrepreneurship and bow the program management in the future in printing the cadre of youth entrepreneurship in the Ministry of the Young Man and sport.
The research method that was used in this research was the evaluation method with the qualitative approach. In the quantitative research tended was descriptive, Naturalistic and was connected with the characteristics of the pure data qualitative, In the hope that could express the focus that wanted to be researched.
The writer used several methods that could be made the implement to gather the data. The method that was used was used was: the case study method, the interview, the evaluation and the study of the bibliography. The informant in this research consisted of 16 people covered 4 people from the XYZ Ministry, 4 people from Stakeholder, 4 people from participants in the training as well as 4 people from participants in the high-achieving race of the youth businessman.
From the analysis towards the available fact, could be concluded that: L Empowerment programs of the cadre of entrepreneurship in a manner the quantity and the quality were not yet effective because cadres who were produced did not yet have the character that was find as wirausahawan. 2. The partnership strategy by the XYZ Ministry in empowerment of the cadre of entrepreneurship was the strategy that was exact in order to overcome the weakness and comprehend the available opportunity, but this partnership strategy fully was not yet successful considering was not yet continuous so as to not touch the meaning from the empowerment personally.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32839
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Wahyudini
"Penelitian ini fokus pada perumusan konsep pengarusutamaan pemuda sebagai sebuah kebijakan yang sedang dirancang oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dan bagaimana strategi kebijakan pengarusutamaan pemuda tersebut sebagai bagian dari pembangunan kepemudaan. Dari analisis yang telah dilakukan disimpulkan bahwa (1) Konsep pengarusutamaan pemuda adalah ?suatu strategi yang mengikat setiap pihak untuk berkomitmen dalam memprioritaskan pembangunan kepemudaan dalam setiap proses pembangunan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sarnpai kepada monitoring dan evaluasi, yang dilakukan secara koordinatif sinergi, dan harmonis; dan (2) Strategi kebijakan yang diusulkan adalah perlunya perumusan kebijakan yang lebih implementatif untuk mengikat pihak-pihak yang berkepentingan agar mau menerapkan konsep dan kebijakan pengarusutamaan pemuda dalam proses pembangunan. Kebijakan ini diharapkan berbentuk Peraturan Pemerintah, yang merupakan peraturan pelaksana dari UU No. 40 tahun 2009. Agar implementasinya bisa beqalan lancer, kebijakan ini harus memperhatikan faktor-faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur dan adanya komitmen yang kuat dari pemimpin.

This research is focused on concept formulation of youth mainstreaming as an ongoing policy prepared by The Ministry of Youth and Sport of the Government of Indonesia, as well as developing the strategy of youth mainstreaming as part of the country youth development. The conclusions of the analysis are (i) the concept of youth mainstreaming by definition is ? a strategy that binds commitment of youth development stakeholders to make priority of youth developments issues regarding the urgency in all stage of development, bcginning from planning, implementing, monitoring and evaluation, that managed in a coordinative, harmony, and synergy way. (ii) The suggested strategy of youth mainstreaming is to formulate policy to implement the Act No. 40/2009 to encourage the policy makers and actors to pay attention to and implement thc mainstreamed policy in development process. In order to run successfully, this policy must consider communication, resources, disposition, structure, and strong willingness from leader.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T31617
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hariman Bahtiar
"Penelitian ini memiliki fokus pembahasan mengenai strategi pengembangan program kewirausahaan pemuda di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah menganalisa harapan stakeholders tentang program kewirausahaan pemuda bagaimana merumuskan model serta menyusWl strategi pengembangan program kewirausahaan pemuda.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data, yakni melalui wawancara mendalam, studi pustaka, penelusuran dokllmeserta pengamatan langsung. Informan dalam penelitian ini sebanyak 11 orang, yang terdiri dari 5 orang dari unsur Kementerian Pemuda dan Olahraga dan 6 orang dari unsur stakeholders terkait.
Berdasarkan analisis dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; pertama, penanaman mindset wirausaha harus dilakukan sejak dini dan perlunya kewirausahaan dijadikan program prioritas; kedua, model pengembangan kewirausahaan pemuda harus disesuaikan dengan target sasaran dan roadmap harus sesuai dengan arah kebijakan pembangunan di atasnya, serta perlunya fokus pada pengembangan kewirausahaan sosial; serta ketigaj strategi pengembangan program kewirausahaan pemuda menggunakan strategi intensif melalui fokus pada strategi penetrasi sasaran program strategi pengembangan pasar serta strategi pengembangan program kewirausahaan pemuda. Termasuk didalamnya adalah strategi mengembangkan permodalan bagi kewirausahaan pemuda.

This research focused on the study of youth entrepreneurship program development strategy at Indonesian Ministry of Youth and Sport. The focus of this study is to analyze the stakeholders expectations about youth entrepreneurship program, how to develop model, and how to arrange the youth entrepreneurship program development strategy.
The research method that was used in this research was the study case method with the qualitative approach. The writer used several methods that could be made the implement to gather the data. The method that was used: in depth interview, the study of the bibliography, document explorations and direct observations. The informant in this research consisted of 11 people covered 5 people from the Ministry of Youth and Sport and 6 people from relevant stakeholders.
From the analysis towards the available fact, could be concluded that: 1. entrepreneurial minds t planting should be done early and necessity entrepreneurship become a priority program. 2. Youth entrepreneurship development model must be adapted to target and roadmap should be in accordance with the policy direction of development on it. And also, the need to focus on the development of social entrepreneurship. 3. strategies for developing youth entrepreneurship program using intensive strategy through a focus on youth market penetration strategy, market development strategy and product or youth entrepreneurship program development strategy. Including, the strategy to develop capital for youth entrepreneurship.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T32001
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Nurjanah
"Program Pemuda Andal yang Mcmiliki lmunitas dari Pcnjualan dan Pernakaian Narkoba (PANTAS JUARA) merupakan program dari Kementcrian Negara Pemuda dan Olaharaga yang bertujuan untuk memberikan penyadamn dan pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan pemuda yang telah berlangsung scjak lahun 2006. Namun, dalam kurun waktu tahun 2000-2008 kasus tindak pidana narkoba meningkat lebih dari 7 kali lipat, dengan kecenderungan tersangka scmakin muda usianya. Oleh karena itu, pencliti ingin melihat sejauhmana efektivitas program PANTAS JUARA dan mengindcntifikasi kendala-kendala yang dihadapi.
Metode analisa kerangka berpikir logis (logical framework analysis) digunakan dalam melakukan evaluasi cfcktivitas program. Evaluasi dilakukau dengan melihat masukkan (inpur), proscs (process), keluaran (ourpur), manfaat (outcome) dan dampak (impact). Evaluasi bertujuan untuk mcmpclajari apakah program mencapai tujuan yang telah direncanakan dan apa saja kcndala selama pelaksanaan kcgiatan. Dcngan indikator efektivitas program adalah pescrla program PANTAS JUARA tetap bersih dari penyalahgunaan narl-:oba setclah 3 tahun program tersebul berlalu.
Program PANTAS JUARA memiliki beragam kegiatan, yang utarna adalah lokakarya dan pembenrukkan kader bersih narkoba. Kegiatan Iokakarya telah berlangsung di 15 propinsi tersebut dengan peserta sebanyak 750 orang. Kcgiatan pembentukkan kader telah menghasilkan 19.000 kader pemuda bersih narkoba dan telah terbentuk Gerakan Pemuda Bersih Narkoba (GPBN) di 15 propinsi.
Hasil analisis menunjukkan program PANT AS JUARA efektif dalam menccgah pcnyalahgunaan narkoba dikalangan pemuda, karena pcscrta yang pemah mengikuti kegiatan PANTAS JUARA tetap bersih dari penyalahgunaan narkoba. Kcndala yang dihadapi antara lain ketcrbatasan anggaran dan durasi pclaksanaan kegiatan.

Reliable Youth Who Have Immunity from Sales and Use of Drugs Program (PANT AS JUARA) is a program of the Ministry of Youth and Sport which aims to provide awareness and prevention of drug abuse among youths. The program has been ongoing since 2006. However, during the years 2000-2008 criminal drug cases increased more than 7 times, with a trend of increasingly younger suspects. Therefore, this research wanted to evaluate the program?s effectiveness and identify constraints faced by the program.
Logical framework analysis method used in evaluating program effectiveness. Evaluation is done by observing the input, process, output, benefits and impact. The evaluation aimed to learn whether the programs achieve the objectives which have been planned and what constraints during the implementation of programs. With program effectiveness indicators are the participants to stay clean from drug abuse after 3 years of the program passed.
PANTAS JUARA program has a variety of activities, the main one is workshops and the formation of free-of-drugs cadres. Workshops have been held in 15 provinces with the participants as many as 750 people. Formation of clean drug cadres activity has resulted in 19,000 young, free~of-drugs cadres and has established the Free~of-Drugs Youth Movement (GPBN) in 15 provinces.
The analysis showed APPROPRIATE CHAMPION program is effective in preventing dnrg abuse among the youth, because the participants who attended the activities APPROPRIATE CHAMPION remain clean from drug abuse. Constraints faced include the limited budget and duration of implementation of activities.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29148
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arvianto Rahmat Nugroho
"Pemuda adalah generasi penerus perjuangan dan cita-cita bangsa, Pembangunan bidang kepemudaan merupakan mata rantai tak terpisahkan dari sasaran pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Krisis global telah mempertinggi tingkat pengangguran sehingga semakin banyak pemuda yang mencoba bertahan hidup dijalanan. Fenomena merebaknya pemuda jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang komplek. Pemuda penganggur dan menghabiskan sebagian besar waktunya dijalankan tidak dapat diabaikan potensi dan kemampuan mereka sehingga diperlukan upaya-upaya pemberdayaan terhadap pemuda jalanan. Pemberdayaan yang dilakukan adalah diupayakan melaksanakan model pemberdayaan yang paling ideal, oleh karena itu perlu dirumuskan bagaimana model dan strategi pemberdayaan pemuda jalanan.
Penelitian ini bertujuan menganalisa karakteristik pemuda jalanan, menganalisa peran dan potensi masyarakat dalam pemberdayaan pemuda jalanan dan upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam pemberdayaan pemuda jalanan serta merumuskan model dan strategi pemberdayaan pemuda jalanan.
Memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Wilkinson (1972) memaknai pemberdayaan adalah proses pembangunan yang lebih natural, dimana perumusan masalah dan pencarian solusi diserahkan pada komunitas. pemberdayaan komunitas dipahami secara khusus sebagai: ?perubahan sosial yang terencana dan relevan dengan persoalan-persoalan lokal yang dihadapi oleh para anggota sebuah komunitas (a locality-relevant planned change)?yang dilaksanakan secara khas dengan cara-cara yang sesuai dengan kapasitas, norma, nilai, persepsi, dan keyakinan anggota komunitas setempat, dimana prinsip-prinsip resident participation dijunjung tinggi?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Melalui data yang di dapat dari hasil wawancara mendalam serta studi dokumentasi disimpulkan bahwa pemuda jalanan memiliki karakteristik yang khusus dikarenakan bentukan dari lingkungan tempat mereka biasa beraktivitas dan bergaul. Masyarakat dapat berperan aktif dan memiliki potensi yang memadai untuk melakukan pemberdayaan kepada pemuda jalanan, Pemerintah telah melakukan upaya pemberdayaan pemuda jalanan melalui program Rumah Olah Mental Pemuda Indonesia (ROMPI) namun masih diperlukan banyak penyempurnaan. Model pemberdayaan yang diterapkan harus dirumuskan secara komprehensif dan tidak hanya diserahkan pada satu instansi saja karena permasalahan pemuda jalanan adalah permasalahan yang diakibatkan oleh hal-hal sangat komplek sehingga penanganannya harus melibatkan banyak pihak.

The youth is the next generation for the nation struggle and dreams. The youth development is a part of the holistic human capital development in Indonesia. The global crisis has increased the number of unemployment in Indonesia that force many youth to struggle for their life on the street. This phenomenon is a complex social problem. We cannot ignore the potency of the unemployed youth and the thug. Therefore, we need some effort to empower them. The empowerment process that we are going to do is supposed to follow the ideal model. This is the reason why we must formulate the model and strategy of the thug empowerment.
The purpose of this research is to analyses the thug characteristic, to find out the society contribution and potencies in the thug empowerment, what the government had done in the thug empowerment, and to formulate the model and strategy for the thugs empowerment.
This research uses the qualitative approach. The data used are gathered by conducting a depth interview and documents study. The conclusion is the thugs have special characteristic constructed by their environment, the place on where they always do their activities and make relation with others. People can give an active contribution and have a good potency to do empowerment for them. The government has done the empowerment for the thugs by establishing the house of mental improvement for Indonesian youth program. However, this program needs to be improved. The implementing of the empowerment model must be comprehensive and not only rely on particular organization because the thugs? problems are caused by a complex thing; consequently, many people have to give contribution to solve this problem."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T 304.34 / 2009 (30)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaludin
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa pemuda memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai bagian dari SDM, penduduk usia muda atau pemuda tidak bisa diabaikan., karena dalam struktur demografis, penduduk usia muda (16-30 tahun) merupakan segmen paling besar dan masih berada pada usia produktif. Salah satu program untuk meningkatkan karakter pemuda yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga RI adalah Program Pendidikan TANNASDA (Ketahanan Nasional untuk Pemuda). Prograrn yang telah dilaksanakan sejak Tahun 2007 dan dilaksanakan secara intensif setiap tahun.
Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma Post Positivist atau pendekatan kualitatif untuk mendapatkan faktor-faktor yang dapat dilakukan untuk mengernbangkan program tersebut, sehingga bisa ditemukan strategi- strategi baru dalam mengelola program. Untuk proses analisa data yang diperoleh maka digunakan analisisa SWOT dalam pengambilan faktor internal dan eksternal dari program TANNASDA. Masing-masing faktor ini ditentukan oleh dua variabel utama, yaitu kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal, serta kesempatan dan ancaman sebagai faktor eksternal. Berdasarkan hasil penelitian dirumuskan dua strategi yang terdiri dari strategi prioritas 1 atau strategi makro dengan empat faktor utama yaitu : kepemimpinan, nasionalisme, ketahanan nasional dan daya saing. Sedangkan strategi prioritas 2 atau mikro terdiri dari perumusan strategi berdasarkan faktor- faktor : kepesertaan, kurikulum, kemitraan, pola pembinaan, alumni dan post program.

ABSTRACT
This study was conducted with a background that youth have a strategic role in the development of the nation and the state. As part of the HR, young people or youth can not be ignored., Because the demographic structure, young people (16-30 years) constitute the largest segment and is still in the productive age. One of the program to improve the character of youth organized by Kemenpora RI is Tannasda (National Defense for Youth). Prograrn conducted since 2007 and carried out intensively every year.
This study uses post positivist paradigm approach or qualitative approach to obtain the factors that can be done to mengernbangkan the program, so they can find new strategies in managing the program. For the analysis of the data obtained is used in the analysis of SWOT making internal and external factors of the program TANNASDA. Each of these factors is determined by two main variables, namely the strengths and weaknesses as internal factors, as well as the opportunities and threats are external factors. Based on the results of the research are formulated 2 strategy consists of strategic priority 1 or macro strategy with four main factors, namely: leadership, nationalism, national security and competitiveness. While the priority 2 or micro strategy consists of formulating strategies based on these factors: participation, curriculum, partnerships, development patterns, alumni and post-program.;This study was conducted with a background that youth have a strategic role in the development of the nation and the state. As part of the HR, young people or youth can not be ignored., Because the demographic structure, young people (16-30 years) constitute the largest segment and is still in the productive age. One of the program to improve the character of youth organized by Kemenpora RI is Tannasda (National Defense for Youth). Prograrn conducted since 2007 and carried out intensively every year.
This study uses post positivist paradigm approach or qualitative approach to obtain the factors that can be done to mengernbangkan the program, so they can find new strategies in managing the program. For the analysis of the data obtained is used in the analysis of SWOT making internal and external factors of the program TANNASDA. Each of these factors is determined by two main variables, namely the strengths and weaknesses as internal factors, as well as the opportunities and threats are external factors. Based on the results of the research are formulated 2 strategy consists of strategic priority 1 or macro strategy with four main factors, namely: leadership, nationalism, national security and competitiveness. While the priority 2 or micro strategy consists of formulating strategies based on these factors: participation, curriculum, partnerships, development patterns, alumni and post-program., This study was conducted with a background that youth have a strategic role in the development of the nation and the state. As part of the HR, young people or youth can not be ignored., Because the demographic structure, young people (16-30 years) constitute the largest segment and is still in the productive age. One of the program to improve the character of youth organized by Kemenpora RI is Tannasda (National Defense for Youth). Prograrn conducted since 2007 and carried out intensively every year.
This study uses post positivist paradigm approach or qualitative approach to obtain the factors that can be done to mengernbangkan the program, so they can find new strategies in managing the program. For the analysis of the data obtained is used in the analysis of SWOT making internal and external factors of the program TANNASDA. Each of these factors is determined by two main variables, namely the strengths and weaknesses as internal factors, as well as the opportunities and threats are external factors. Based on the results of the research are formulated 2 strategy consists of strategic priority 1 or macro strategy with four main factors, namely: leadership, nationalism, national security and competitiveness. While the priority 2 or micro strategy consists of formulating strategies based on these factors: participation, curriculum, partnerships, development patterns, alumni and post-program.]"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Afif
"Komposisi pemuda merupakan bagian terbesar dalam komponen masyarakat Indonesia. Meropakan kelas masyarakat dengan potensi yang sangat besar. Dengan kata lain pemuda meropakan barapan dan penentu masa depan bangsa kedepannya. Oleh sebab itu upaya - upaya dalam pemberdayaan pemuda sangatalah penting, salah satunya yaitu yang di lakukan oleh Kementrian Negara pemuda dan Olahraga sebagai penanggung jawab dan pemegang mandat untuk pembanguanan dan pengembangan pemuda dan olahraga di Indonesia, melaksanabn suatu program pertukaran pemuda antar negara (PPAN).dibentuknya program ini dihiapakan dapat meningkatakan daya saing pemuda Indonesia dengan meningkatkan kapasitas merek:a melalui program PPAN ini. Akan tetapi keberhasilan suatu program hams diukur efeklivitasnya dengan melakukan eveluasi secara berkala, untuk: mengetahui kendala-kendala yang hams diatasi pada periode berikutnya.

The composition of the youth constitute the largest part of the community component of Indonesia. Is a class society with enormous potential. In other words, youth is the hope and future of the nation's critical going forward. Therefore efforts - efforts in youth empowerment sangatalah important, one of which will be undertaken by the Ministry of Youth and Sports in charge and mandate holders to pembanguanan and youth and sports development in Indonesia, carried out a youth exchange programs between countries (PPAN) .the establishment of this program can increasing the competitiveness of Indonesian youth 10 enhance their capacity through this PPAN program. But the success of a program should be measured effectiveness by doing evaluation periodically, to determine the constraints that must be overcome in the next period."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29134
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>