Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Sudarmanto
"Kesiapan Instalasi Gawat Darurat di RSUP Dr. Kariadi sebagai rujukan Sistem Gawat Darurat Terpadu Sehari-Hari sangat dipengaruhi oleh faktor input : Sumber Daya Manusia dan pengaturan jaganya, tersedianya ambulan 24 jam, melalui call center, sarana fisik bangunan, sarana medik dan non medik, ketersediaan obat alat kesehatan dan bahan habis pakai di ruang tindakan, Standar prosedur pelayanan pasien, serta faktor proses pelayanan pasien meliputi alur pasien, triase, pelayanan gawat darurat di label merah, pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi dan ketersediaan obat di farmasi 24 jam.
Hasil penelitian ini dengan membandingkan Kepmenkes No 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit didapatkan bahwa mampu memberikan semua jenis pelayanan 100%, tersedianya SDM sesuai dengan kualifikasi dan pendidikan serta dokter jaga spesialis anak, bedah, penyakit dalam, obstetrik dan kandungan serta anesthesi 24 jam 100%, terpenuhinya syarat fisik bangunan di ruang tindakan, operasi dan observasi 100%, tersedianya obat, prasarana medik di ruang tindakan berupa obat, bahan habis pakai dan peralatan medik 100%, tersedianya layanan ambulan 24 100%, tersedianya pemeriksaan penunjang laboratorium, radiologi dan farmasi 24 jam 100% dan belum berfungsinya call center.

Preparedness of Emergency Department Kariadi Hospital Semarang as a referral Emergency Comprehensive Services System Daily influenced by input factors, human resources and distribution services, 24 hour ambulance services, call center ,physical building , medical and non medical equipment, drugs and single used material in service area standard operating procedure for patients services, and process factor as patient flow through an emergency department, triage, true emergency services (red label), supporting services as laboratory, radiology and pharmacies 24 hours.
Result of this study compare with the Kepmenkes No 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit, is prepared for all services case, qualification and education of human resources and prepared of special doctor on site pediatrician, surgeon, internist, obstetric and gynecologist also anesthesiologist 24 hours, prepared of physical building in services area, operation room, and observation room 100%, prepared of medication, medical equipment and material single used 100%, ambulance services 24 hours, prepared of supporting services as laboratory, radiology and pharmacies 24 hour and call center is not well done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza`i
"Instalasi Gawat Darurat IGD adalah gerbang utama masuknya pasien gawat darurat,sehingga dibutuhkan pelayanan yang cepat, tepat, cermat dan alur proses yang lancardan bebas hambatan. Yang menjadi hambatan pelayanan pasien IGD adalah adanyabottleneck proses mulai dari pasien datang sampai dengan pasien keluar sehinggaberdampak pada turn arround time TAT melebihi dari standar yang dtetapkan olehrumah sakit yaitu le; 8 jam.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis alurproses pelayanan pasien gawat darurat dengan menggunakan lean six sigma tools.Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dengan metode observational actionprocess research dan kerangka acuan DMAI Define, Measure, Analyse, Improve .Pengambilan data dengan observasi alur proses pelayanan pasien, telaah dokumen danwawancara mendalam di Instalasi Gawat Darurat RSUP Nasional Dr. CiptoMangunkusumo.
Hasil penelitian dari 369 pasien terdapat 166 44.98 memilikiTAT > 8 jam dengan rata ndash; rata waktu pelayanan pada saat datang 5.30 menit, triage4.09 menit, registrasi 7.10 menit, evaluasi dan tatalaksana awal 60.10 menit, zonapelayanan 535.14 menit, permintaan obat ke satelit farmasi 34 menit, pemeriksaanlaboratorium 66.47 menit, pemeriksaan radiologi 98 menit, dan pasien pulang 20.24menit, rawat 50.30 menit, rujuk 110 menit dan meninggal 72.50 menit. Persentase NonValue Added 59 dan perhitungan Six Sigma berada di level sigma 3 yangmemungkinkan terdapat 66.807 melebihi TAT dari 1 juta kesempatan.
Hasil analis fishbone menunjukkan adanya bottelneck di setiap proses terutama di zona pelayanandengan penyebab yaitu menunggu diperiksa, menunggu hasil pemeriksaan penunjang,menunggu alat, obat dan alat kesehatan, menunggu disposisi, menunggu discharge danmenunggu ruang rawat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa alur proses pelayananpasien IGD tergolong un-lean dan berada di level sigma 3 sehingga diperlukan upayaperbaikan terus menerus Kaizen dengan desain ulang pelayanan mulai dari pro aktiftriage, mengaktifkan zona hijau, advanced patient tracking, ruang intermediate warduntuk pasien boarding dan layanan ambulans melalui anggota tim gerak Lean SixSigma.

Emergency Room ER is the main gate of emergency patients that required a fast,precise, and careful service. One of challenges in ER is bottleneck process start frompatients arrived until patients discharged. This may cause to the Turn Around Time TAT exceeds the standard of 8 hours.
This research aimed to analyse the flowprocess of patient's care in ER using Lean Six Sigma Tools. Design used in this studyis qualitative analysis by method of observational action process research andreference of DMAI Define, Measure, Analyze, and Improve. Data were collected byobservation to process of patient's care, document review and in depth interview inER of National Referral Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo.
Results of this study,166 44,98 from 369 patients have TAT 8 hours with average service time patients arrived 5.30 minutes, triage 4.09 minutes, registration 7.10 minutes,evaluation and initial treatment 60.10 minutes, service zone 535.14 minutes, takingmedicines to pharmacy 34 minutes, laboratory check 66.47 minutes, radiologyexamination 98 minutes, patients discharge 20.24 minutes, to be admission 50.30minutes, refer to another hospital 110 minutes, death 72.50 minutes. Percentage ofNon Value Added is 59 and calculation of Six Sigma is in Level Sigma 3 thatallows there to be 66,807 over TAT of 1 million occasions.
Fishbone analysis shows that there is bottleneck in each process, especially in service zone with varietiescauses of waiting to be checked assessed, waiting for laboratory check or radiologyexamination, waiting for medicines and medical devices, waiting for disposition,waiting to be discharged and waiting for admission.
This study concludes that theflow processes of patient's care in ER is classified as un lean and stand in level sigma3. Therefore it is required continuous improvement Kaizen by re design of servicesstart from pro active triage, green zone activation, advanced patient tracking, intermediate ward for boarding patients and ambulance service through Lean SixSigma team.Keyword Flow Process, Emergency Room, Lean Six Sigma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najatullah
"Studi ini brtujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh kehadiran di tempat dokter spesialis Anestesi terhadap mutu pelayanan label merah melalui pendekatan studi kuantitatif observasional prospektif dan studi kualitatif untuk menilai kepuasan pelanggan dan pendapat DPJP Aneatesi terhadap implementasi kebijakan jaga onsite. Indikator yang dinilai dalam kaitannya dengan mutu pelayanan adalah angka/jumlah kematian, waktu asesmen medis, biaya pelayanan dan kepuasan pelanggan. Di dapatkan hasil, kehadiran di tempat DPJP spesialis Anestesi di label merah IGD berpengaruh terhadap jumlah kematian kurang dari 24 jam sebanyak 12 kematian dari 24 kematian, berpengaruh terhadap lamanya waktu asesmen medis awal rata-rata 21 menit dibanding 45 menit dengan p<0,05 dan berpengaruh terhadap biaya pelayanan. Untuk kasus CKB rata-rata biaya pelayanan 1,8 juta dibanding 2,7 juta dengan p<0,05. Didapatkan pula tingginya kasus stroke dan infark myokard pada kelompok non trauma. Untuk kepuasan pelanggan tidak dapat ukur pengaruhnya karena responden tidak dapat membedakan pelayanan oleh DPJP dan asisten DPJP tapi mereka menilai bahwa pelayanan cepat dan teliti dan akan merekomendasikan pelayanan untuk kerabat. Pendapat dokter penanggung jawab pelayanan terhadap implementasi kebijakan jaga di tempat baik tetapi mereka menilai sebagai lini depan pelayanan adalah seorang residen atau asisten DPJP karena dianggap memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan life saving. Kebijakan ini diteruskan dan dikembangkan untuk bidang spesialis jantung dan neurologi untuk pelayanan IGD level IV.

The Objective of this study is to achieve the influence of doctor on duty anaesthesiologist according to the service quality in red label area. Both quantitative and qualitative study are designed to observed prospectively to analyzed the presence of anaesthesiologist in red label area on death number, time to initial assasment, cost per case and customer satisfaction. This study also want to know the perception of anaesthesiologist on the implementation of doctor on duty onsite. Result of this study, influence of doctor on duty anaesthesiologist onsite will impact on death number, 12 compare to 24 death cases, time to initial assasment 21 minutes compare to 45 minutes with p<0,05 and more lower cost 1,8 billion rupiah compare to 2,7 billion rupiah for Severe Head Injury case. The customer satisfaction not reflected to the influence of anaesthesiologist because they do not know the position of the examiner. But they will recommend this service to the family or friend. All the anaesthesist said that the implementation of doctor on duty onsite is good but they still suggested that the resident as a front line. We suggested that implementation of doctor on duty onsite for five specialities can be continued and widened for cardiologist and neurologist because stroke and myocardial infarction became the most death cause for non trauma patient."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhidayah
"Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur utama pantura dengan kondisi geografis yang berbukit banyak turunan, tanjakan, dan tajam menjadi salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Kabupaten Batang membentuk PSC 119 Si Slamet pada tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Inpres Nomor 4 tahun 2013, Permenkes Nomor 19 Tahun 2016 dan Pergub Jawa Tengah Nomor 15 tahun 2017. Kabupaten Batang melakukan inovasi meluncurkan aplikasi berbasis android bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dibidang kesehatan khususnya pelayanan gawat darurat.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas layanan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu SPGDT Public Safety Center PSC 119 SI SLAMET sebagai inovasi layanan gawat darurat Pra Rumah Sakit menggunakan teori Knowledge Management dan Servqual. Metode pengumpulan data secara kualitatif dengan indepth interview dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PSC119 SISLAMET adalah pemberian cara baru layanan kegawatdaruratan yang memberi kemudahan akses kepada masyarakat dengan cara menelepon ke nomor 119, sms, whatsapp atau aplikasi berbasis android selama 7 hari 24 jam dengan target respon time maksimal 10 menit. Layanan ini berkualitas baik lihat dari dimensi tangible, reliability,responsiveness, assurance serta empathy. Akan tetapi dalam pelaksanaanya sosialisasi yang kurang maksimal kepada sebagian masyarakat. Rekomendasai yang diberikan adalah perlunya peningkatan sosialisai PSC 119 Si Slamet, melengkapi dokumen, dan peningkatan mutu pelayanan PSC 119.

Batang regency is one of the regencies in Central Java province which is located in main line of pantura with geographical condition which is hilly many derivative, incline,and sharp become one cause of high traffic accident number. Batang regency establishes PSC 119 Si Slamet in 2016 as stated in Presidential Instruction No. 4 of 2013, Permenkes No. 19 of 2016 and Pergub Jawa Tengah No. 15 of 2017. Batang District innovation launched android based applications aimed at improving the quality of health services in the field of health in particular emergency services. The purpose of this research is to know service quality of Integrated Emergency Management System SPGDT Public Safety Center PSC 119 SI SLAMET as an innovation of pre hospital emergency service using Knowledge Management and Servqual theory. Method of collecting data qualitatively with indepth interview and document review.
The results show that the PSC119 SI SLAMET is a new way of emergency service that provides easy access to the public by calling to the number 119, sms, whatsapp or android based applications for 7 days 24 hours with a target response time of maximum 10 minutes. The service is of good quality see from tangible dimension, reliability, responsiveness, assurance and empathy. However, in the implementation of socialization is less than themaximum to some communities. Recommendations include the need to improve the socialization of PSC 119 Si Slamet, complete the document, and improve the servicequality of PSC 119.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.A.N. jaya Kusuma
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap lamanya waktu
pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah Denpasar
tahun 2012, dimana kondisi ini mempunyai potensi untuk terjadinya kejadian
yang tidak diharapkan dan menurunkan kepuasan pasien.
Peneilitian dilakukan dengan rancangan kuantitatif dan kualitatif. Dilakukan
observasi terhadap 450 pasien dalam kurun waktu 14 Januari sampai 19 Januari
2013 dengan pendekatan Constraint Lean Six Sigma dicari penyebab, hambatan,
pemborosan serta defek pada proses pelayanan pasien gawat darurat.
Median waktu pelayanan gawat darurat sebesar 219 menit., penyebab
lamanya waktu pelayanan oleh karena belum ada panduan praktek klinik
kegawatdaruratan, hambatan pada pelayanan radiologi, pemborosan terjadi pada
waktu tunggu antara penegakkan diagnosis ke tindakan dan antara tindakan ke
keputusan untuk keluar dari Instalasi Gawat Darurat. Level kualitas sigma sebesar
2,9 sigma dengan nilai defek sebesar 86.762 DPMO.
Diperlukan panduan praktek klinik untuk memandu proses pelayanan gawat
darurat agar menjadi efektif,efisien dan aman untuk pasien dan proses bisnis
rumah sakit.

This research based on issues regarding the time of emergency service at
Emergency Instalation Sanglah Hospital was too long in 2012, since that situation
had increased the adverse event and decreasing patient satisfaction.
Quantitative and qualitative design was performed by doing observation of
450 emergency patient beginning from January 14th until January 19th
The median value of emergency service time was 219 minute due to the
absence of clinical practice guideline.The constraint was at radiology
examination, wasting time due to delay of waiting time from diagnosis to
procedure and from procedure to discharge dispotition. Sigma Quality level for
Emergency Service at 2,9 Sigma with defects Possibility was 86.762 DPMO.
using
Contstraint Lean Six Sigma approach to identify causes, constraints, wastes and
defects in service process.
This study suggest that clinical practice guidelines is needed to guidance
emergency service process in effort to become more effective, efficient, safe for
the patient and hospital business process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Ayu Tristika
"ABSTRACT
Dalam era saat ini, Rumah Sakit membutuhkan perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia SDM yang baik agar dapat memenuhi kebutuhan kepada pasien terutama perencanaan terhadap kebutuhan dokter umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan tenaga dokter umum di Instalasi Gawat Darurat RSUP Fatmawati menggunakan Metode ABK Kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menggunakan teknik time and motion study, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Observasi dilakukan pada 14 shift kerja pada zona yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan waktu dokter umum dalam melakukan kegiatan produktif langsung sebesar 16,47 dari keseluruhan waktu kegiatan dokter umum sedangkan penggunaan waktu dokter umum dalam melakukan kegiatan produktif tidak langsung sebesar 45,12 dari keseluruhan waktu kegiatan dokter umum. Hasil perhitungan kebutuhan dokter umum dengan metode ABK Kesehatan sebesar 19 orang dan jumlah dokter umum pada saat penelitian berlangsung adalah 19 orang sehingga tenaga dokter umum telah terpenuhi.

ABSTRACT
Nowadays, the hospital needs some good human resource planning to fulfill the needs of patients especially planning for the needs of physician. The purpose of this research is to examine the number of physician that needed in Emergency Installation of RSUP Fatmawati using ABK Kesehatan method. This research is qualitative method with observation using time and motion study technique, deep interview, and documents review. The observation is doing at at 14 work shift in different zone. The results show that time allocated by the physicians when doing direct productive activities is 16,47 of the total time activites and the time allocated by the physicians when doing indirect productive activities is 45,12 of the total time activites. The calculation result of the physician needed with ABK Kesehatan method is 19 physicians and the number of physician in Emergency Installation of RSUP Fatmawati at the time of research is 19 physicians which mean the needs of physicians have enough in Emergency Installation of RSUP Fatmawati."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Gede Sukardiasih
"Penerapan Standar Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sudah dilaksanakan di BRSU Tabanan sejak tahun 2009 sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan namun masih ada saja keluhan terhadap pelayanan di Badan Rumah Sakit Umum Tabanan. Sampai saat ini belum pernah dilakukan analisis kinerja pelayanan di IGD pada penerapan Standar Manajemen Mutu ISO 9001:2008 BRSU Tabanan.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja pelayanan di IGD pada penerapan SMM ISO 9001:2008 di IGD BRSU Tabanan. Dilakukan bulan Agustus-Oktober 2013, dengan metode penelitian kualitatif yang dilengkapi dengan data kuantitatif yang merupakan data sekunder berupa sasaran mutu di IGD sebagai indikator kinerja. Responden untuk kepuasan pelayanan di IGD adalah pasien atau keluarganya yang datang bulan Agustus-Oktober 2013 yang bersedia mengisi kuesioner,sebanyak 150 orang. Staf IGD dan staf di bidang pelayanan yang bekerja minimal 3 tahun sebagai responden penerapan SMM ISO 9001:2008 di IGD berjumlah 71 orang. Wawancara mendalam kepada Direksi sebanyak 3 orang sebagai informan dalam informasi pencapaian kinerja di IGD dan penerapan SMM ISO 9001:2008. Analisis data dengan content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja pelayanan di IGD sudah baik pada 9 sasaran mutu dari 12 sasaran mutu yang ada di IGD. Sasaran mutu yang belum baik adalah keluhan pelanggan, ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan dokter dan angka kematian pasien di IGD ≤24 jam. Diperlukan peningkatan anggaran yang bertujuan untuk peningkatan kualitas SDM di IGD seiring dengan peningkatan pendapatan rumah sakit, melengkapi sarana untuk ruang intensif serta sosialisasi kembali penerapan SMM ISO 9001:2008

Implementation of ISO 9001:2008 Quality Management Standards have been implemented in BRSU Tabanan since 2009 in an effort to improve the quality of care, but there are still complaints against the ministry in BRSU Tabanan. Until now, this has never been done in the Emergency Room service performance analysis on the application of ISO 9001:2008 Quality Management Standard BRSU Tabanan.
This study was conducted aimed to determine and analyze the performance of services in the emergency department on the application of ISO 9001:2008 QMS in Emergency Room BRSU Tabanan. Do months from August to October, 2013, with a qualitative research method that comes with the quantitative data is secondary data quality objectives in the Emergency Room as indicator performance. Respondents service satisfaction in the emergency department for patients or their families were coming month of August to October 2013, which are willing to fill out a questionnaire, as many as 150 people. Emergency Room staff and staff working in the field of service of at least 3 years as respondents in the application of ISO 9001:2008 QMS Emergency Room are 71. In-depth interviews to the Board of Directors as an informant were 3 people in the achievement of performance information in the Emergency Room and the application of ISO 9001:2008 QMS. Data were analyzed using content analysis.
The results show the performance of services in the Emergency Room already well on target mutul 9 of 12 quality objectives in the Emergency Room. Quality objectives is not good customer complaints , customer dissatisfaction with the services of doctors and patient mortality in Emergency Room ≤ 24 hours. Required an increase in the budget aimed at improving the quality of human resources in the emergency department with increasing hospital revenue, completing facilities for intensive care and resocialization of the application of ISO 9001:2008 QMS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Mulyanto
"Tesis ini merupakan suatu penelitian dengan metode penelitian kualitatif terhadap waktu pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Gading Pluit Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu pelayanan IGD serta mencari penyebab lamanya waktu pelayanan IGD. Penelitian dilakukan dengan menghitung waktu pelayanan IGD terhadap pasien yang berobat ke IGD RS Gading Pluit selama bulan Januari 2016. Waktu pelayanan IGD maksimal 90 menit dihitung sejak pasien masuk ke IGD atau setelah dilakukan triase pada pasien.
Dilakukan observasi terhadap proses pendaftaran pasien, triase pasien, asuhan keperawatan dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi serta konsultasi dokter spesialis. Terhadap waktu pelayanan pasien IGD yang melebihi waktu 90 menit dilakukan penelusuran penyebab lamanya pelayanan. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai penyebab lamanya waktu pelayanan IGD.
Dari penelitian didapatkan bahwa waktu pelayanan IGD dipengaruhi faktor-faktor kategori triase pasien dan diagnosis penyakit pasien. Rata-rata waktu pelayanan IGD untuk kategori gawat darurat (Label Merah) adalah 70 menit 40 detik sedangkan rata-rata waktu pelayanan untuk kategori darurat tidak gawat (Label Kuning) adalah 80 menit 40 detik. Saran-saran penelitian : membatasi tindakan konsultasi ke dokter spesialis hanya untuk kasus-kasus gawat darurat, waktu pelayanan IGD sebaiknya berbeda berdasarkan kategori pasien dan menjamin proses triase berjalan dengan prosedur yang berlaku.

This thesis is a study with qualitative research methods to the service time ER RS Gading Pluit Jakarta. The research objective was to determine the ER service time and find the cause of the length of time emergency services. The study was conducted by calculating the time emergency services to patients who went to the emergency room Gading Pluit Hospital during January 2016. ER maximum service time of 90 minutes is counted since the patient go to the ER or after triage on patients.
Observations on the process of patient registration, triage, nursing care and physician examination, laboratory test, radiological examination and consultation specialist. ER patient care over time that exceeds 90 minutes unpacking the cause of the length of service. Depth interviews were conducted to obtain information about the cause of the length of time the emergency services.
This research's result, the service time ER affected by category of emergency and patient diagnosis. Average services time for emergency category (red label) is 70 minutes while the average time of emergency services for urgent category (yellow label) is 80 minutes 40 seconds. Suggestions research : limiting the action to consult a specialist only for cases of emergency, emergency service time should be different by category triage patients and ensure the process runs with the applicable procedures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Putri Intan Pratiwi
"Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang mana menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan pelayanan gawat darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) berfungsi dalam menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang membutuhkan penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam kondisi sehari ataupun dalam keadaan bencana. Stagnan ialah keadaan ketika pasien itdak dapat pindah ke ruangan rawat inap ataupun ke ICU yang sudah lebih dari 8 jam setelah diputuskannya rawat inap yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya karena pasien tidak mendapatkan ruang perawatan. Tujuan dilakukan tugas khusus ini yaitu untuk mengidentifikasi DRP (Drug Related Problem) yang terjadi selama penggunaan obat pada pasien dengan kondisi stagnan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Universitas Indonesia. Pelaksanaan tugas khusus ini dilakukan dengan pengambilan data secara retrospektif dari Form Penggunaan Obat Pasien dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi), diobservasi perkembangan keadaan pasien dan dilakukan analisis DRP. Hasil yang didapat yakni dari seluruh pasien yang dianalisis telah menerima terapi yang sudah sesuai dengan tatalaksana terapi namun ditemukan beberapa DRP. Akan tetapi DRP yang didapat belum mutlak benar karena terdapat faktor lain yang mempengaruhinya.

A hospital is a health service institution that provides complete individual health services which provide outpatient, inpatient and emergency services. The Emergency Department (IGD) functions in receiving, stabilizing and managing patients who require immediate emergency treatment, either on a one-day basis or in a disaster. Stagnancy is a condition when the patient cannot move to the inpatient room or to the ICU more than 8 hours after the decision to be hospitalized, which is caused by several factors, one of which is because the patient does not get a treatment room. The aim of this special task is to identify DRP (Drug Related Problems) that occur during drug use in patients with stagnant conditions in the Emergency Room (IGD) at the University of Indonesia Hospital. The implementation of this special task is carried out by collecting data retrospectively from the Patient Medication Use Form and CPPT (Integrated Patient Progress Note), observing the progress of the patient's condition and carrying out DRP analysis. The results obtained were that all patients analyzed had received therapy that was in accordance with the therapeutic management but several DRPs were found. However, the DRP obtained is not absolutely correct because there are other factors that influence it.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astefany Welda
"Sejak operasionalnya sampai akhir tahun 2016, IGD RSUD Pasar Minggu mengalami peningkatan jumlah kunjungan pasien yang cukup signifikan, yaitu sebesar 5,3 kali lebih besar. Dari data kunjungan didapatkan bahwa perbandingan pasien dan perawat belum ideal, sehingga adanya keluhan beban kerja tinggi dan kurangnya jumlah perawat. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung beban kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat IGD RSUD Pasar Minggu Jakarta dengan menggunakan time motion study yang kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan jumlah perawat IGD dengan menggunakan metode Work Indicator Staffing Need WISN . Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan observasi terhadap perawat mahir didapatkan kebutuhan perawat yaitu 31 orang.

Since its operation until the end of 2016, Pasar Minggu Hospital has experienced a significant increase in the number of patient visits, which is 5.3 times greater. From the data, it was found that the comparison of patients and nurses was not ideal, so there were high workload complaints and lack of nurses. This study aims to calculate the workload of nurses at the Emergency Department IGD of Pasar Minggu Hospital by using time motion study which then calculated the need for the number of nurses using Work Indicator Staffing Need WISN method. By using qualitative research method with observation approach to the advanced nurse, the result of nurse needs are 31 people."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>