Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187099 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Saputri Agustina
"Perubahan gaya hidup yang sangat dinamis disertai dengan perkembangan teknologi
telekomunikasi mendorong munculnya berbagai layanan baru untuk bisa memenuhi
kebutuhan yang terus berkembang dalam berbagai format. Hal ini mendorong peningkatan
kebutuhan bandwith, storage sebagai tempat peyimpanan aplikasi layanan dan penyediaan
multi-format untuk multi perangkat bagi para operator layanan multimedia termasuk operator
telekomunikasi. Oleh sebab itu perlu adanya inovasi dan perubahan teknologi yang
digunakan dalam bisnis telekomunikasi yang awalnya menggunakan teknologi IPTV
kemudian berevolusi menggunakan teknologi OTT (over the top). OTT adalah teknologi
yang memungkinkan layanan/konten yang dihantarkan memberikan kualitas tinggi dan bisa
di nikmati melalui berbagai jenis perangkat telekomunikasi dan disampaikan melalui jaringan
operator, tetapi secara langsung tanpa melibatkan operator. Beberapa contoh layanan OTT
yang banyak kita tahu adalah Google, Yahoo, MySpace, Facebook, YouTube dan iTune.[1]
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dilakukan analisis dan pembuktian bahwa
implementasi Teknologi OTT pada jaringan FTTH untuk peningkatan business services
sebagai solusi bisnis telekomunikasi pada saat ini, dengan metode kompetitive analysis yaitu
membandingkan Teknologi OTT untuk menggantikan teknologi sebelumnya yang dianggap
sudah tidak sesuai lagi dengan tren pelanggan. Serta membandingkan layanan yang di
berikan oleh PT.Moratelindo menggunakan Teknologi OTT dengan para pesaing dalam
bisnis yang sama di Indonesia. Dalam pelaksanaan analisis menggunakan CPM (Competitive
Profile Matrix) yaitu dengan cara membandingkan key success factor PT.Moratelindo dalam
memberikan layanan ke pelanggan dengan satu-satunya pesaing di Indonesia pada saat ini
yaitu PT.Telkom serta pesaing dari Negara tetangga Singapura, dan terbukti bahwa
PT.Moratelindo memberikan layanan dengan melakukan implementasi Teknologi OTT pada
jaringan FTTH menjadi yang terbaik pada saat ini di Indonesia.
Dari analisa yang dilakukan menghasilkan perbaikan dari roadmap sebelumnya, bukan hanya
dari sisi teknologi saja akan tetapi dari produk yang akan di berikan ke pelanggan. Dari
roadmap yang telah di buat menunjukan bahwa dalam minimal dua tahun kedepan teknologi
OTT masih bisa di manfaatkan dan di explore lebih luas lagi sehingga PT.Moratelindo
optimis dalam menetapkan target pencapaian dalam business service dengan menggunakan
teknologi OTT tersebut dalam peningkatan keuntungan dan jumlah pelanggan.

Lifestyle changes are accompanied by a very dynamic development of telecommunications
technology to a wide variety of new services to meet the evolving needs in a variety of
formats. This prompted an increased need for bandwidth, storage as a service applications
with storage and provision for multi-format, multi-device multimedia services for operators
including telecom operators. Therefore, the need for innovation and change in the technology
used in the telecommunications business initially using IPTV technology then evolved using
technology OTT (over the top). OTT is a technology that allows the service / content
delivered providing high quality and can be enjoyed through various types of
telecommunications devices and delivered over the network operator, but directly without
involving the operator. Some examples of OTT services which we know is a lot of Google,
Yahoo, MySpace, Facebook, YouTube and iTunes. [1]
Based on the above background, the analysis and proof that the implementation of OTT
Technology on FTTH network to increase business telecommunication services as a business
solution at this time, the method of analysis that compares competative OTT technology to
replace the previous technology is considered to be no longer compatible with the trend
customers. And compare the service that is given by PT.Moratelindo using OTT technology
with competitors in the same business in Indonesia. In the implementation of the analysis
using CPM (Competitive Profile Matrix) is by way of comparing PT.Moratelindo key success
factor in delivering services to customers with the only competitor in Indonesia at this time,
namely PT Telkom as well as competitors from neighboring countries Singapore, and proved
that PT . Moratelindo provide services to implement OTT Technology on FTTH network to be
the best at this time in Indonesia.
An analysis of the yield improvement roadmap before, not only in terms of technology alone
but of the products that will be provided to the customer. Of the roadmap that has been made
to show that in at least the next two years is still OTT technology can be utilized and explore
more broadly so PT.Moratelindo optimistic in achieving targets set in business service using
the OTT technology to increase corporate profits.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Kurnia
"PT. Indonesia Comnets Plus sedang mencoba untuk berkecimpung di bisnis retail FTTH. Bisnis yang berjalan saat ini hanya fokus pada penjualan pelanggan segmen korporat. Dengan PT. Indonesia Comnets Plus terjun ke bisnis retail, diyakini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru. Kabel fiber optik digelar melalui RoW tiang tumpu PLN menggunakan teknologi konvensional, dan banyak digunakan untuk pelanggan korporat. Sebagai alternatif dilakukan uji coba penggunaan teknologi GPON untuk pelanggan retail. Setelah dilakukan simulasi terhadap beberapa skenario model, diperoleh bahwa bisnis retail layak digunakan apabila dilakukan investasi pembangunan POP dan jaringan distribusi hingga tahun ke-4. Margin profit diperoleh pada tahun ke-5, dan NPV positif sebesar Rp 658,289,416,564. Dengan skenario instalasi dan material CPE dilakukan oleh operator lain dan set top box berasal dari subsidi pemerintah.

PT. Indonesia Comnets Plus is trying to engage in retail business FTTH. Businesses that run this time are only focus on selling at corporate customer segmen. With PT. Indonesia Comnets Plus plunge into the retail business, it is believed that it will be another source of new revenue. Fiber optic cable deployed through electrical pole Row PLN using conventional technology, and is widely used for corporate customers. GPON will be tested as an alternative technology and used for retail customers. After the simulation of several model scenarios, the result for the retail business fit for use if it worth for POP construction and distribution networks investment until the 4th year. Profit margin obtained in the 5th year and positive NPV amount Rp 658,289,416,564. With the installation scenarios and CPE material carried by other operators and set top box comes from government subsidies"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Kurnia
"PT. Indonesia Comnets Plus sedang mencoba untuk berkecimpung di bisnis retail FTTH. Bisnis yang berjalan saat ini hanya fokus pada penjualan pelanggan segmen korporat. Dengan PT. Indonesia Comnets Plus terjun ke bisnis retail, diyakini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru. Kabel fiber optik digelar melalui RoW tiang tumpu PLN menggunakan teknologi konvensional, dan banyak digunakan untuk pelanggan korporat. Sebagai alternatif dilakukan uji coba penggunaan teknologi GPON untuk pelanggan retail. Setelah dilakukan simulasi terhadap beberapa skenario model, diperoleh bahwa bisnis retail layak digunakan apabila dilakukan investasi pembangunan POP dan jaringan distribusi hingga tahun ke-4. Margin profit diperoleh pada tahun ke-5, dan NPV positif sebesar Rp 658,289,416,564. Dengan skenario instalasi dan material CPE dilakukan oleh operator lain dan set top box berasal dari subsidi pemerintah.

PT. Indonesia Comnets Plus is trying to engage in retail business FTTH. Businesses that run this time are only focus on selling at corporate customer segmen. With PT. Indonesia Comnets Plus plunge into the retail business, it is believed that it will be another source of new revenue. Fiber optic cable deployed through electrical pole Row PLN using conventional technology, and is widely used for corporate customers. GPON will be tested as an alternative technology and used for retail customers. After the simulation of several model scenarios, the result for the retail business fit for use if it worth for POP construction and distribution networks investment until the 4th year. Profit margin obtained in the 5th year and positive NPV amount Rp 658,289,416,564. With the installation scenarios and CPE material carried by other operators and set top box comes from government subsidies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Wahid
"Skripsi ini membahas tentang perencanaan jaringan FTTH di setiap gedung di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Fiber to the Home (FTTH) merupakan suatu format transmisi sinyal optik dari pusat penyedia layanan ke kawasan pengguna dengan menggunakan fiber optik sebagai media penghantaran. Teknologi FTTH mampu memberikan layanan Triple Play Service dengan bandwidth dan bit rate yang tinggi.Fakultas Teknik Universitas Indonesia terdiri dari 7 departemen dan memiliki 12 gedung dengan jumlah mahasiswa,dosen, dan karyawan sebanyak 5162 orang. Kebutuhan Triple Play Service di FTUI terdiri dari 1591 port akses internet, audio, dan video. Hasil rancangan jaringan FTTH membutuhkan perangkat GPON OLT 1 buah, ODC port 96 1 buah, ODP port 12 4 buah, ODP port 24 1 buah, ONU sebanyak 53 buah.Hasil perhitungan power link budget memperlihatkan bahwa perancangan jaringan FTTH ini memenuhi standar dan mampu meningkatkan bandwidth.

This thesis discusses the design FTTH networks over the building in Engineering Faculty Universitas Indonesia. Fiber to the Home (FTTH) is a format of an optical signal transmission from the provider to the user using optical fiber as a transmission medium. FTTH provide wide bandwidth and high bit rate of Triple Play Service. Engineering Faculty has 7 departements and 12 buildings including 5162 people who study and work there. Engineering Faculty has 1591 ports Triple Play Service contain of internet access, telephone, and video. The design uses 1 GPON OLT, 1 ODN port 96, 4 ODP port 12, 1 ODP port 24, and 53 ONU. Design of FTTH network shows acceptable link power budget and wide bandwidth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Tayyiba
"Dewasa ini peran telekomunikasi di dalam era bisnis sudah merupakan hal yang utama. Kecepatan pengisiman informasi akan sangat menentukan laju den perkembangan dunia bisnis. Salah satu fasilibas telekomunikasi adalah Indosat Business Service (IBS) yang merupakan sirkit sewa dijital titik ke titik berkecepatan tiggi dengan cakupan layanan komumikasi suara, data dan video. Penggunaan jasa IBS memudahkan kalangan bisnis di Indonesia untuk berkomunikasi dengan rekan kerjanya di luar negeri tanpa dipengaruhi oleh kepadatan trafik nasional dan internasional. Dengan mempertimbangkan maanfaat pengguna jasa IBS tersebut, di dalam penelitian ini akan dianalisis tramsmisi internasional IDS melalui kabel laut serat optik dan satelit. Pembahasan transmisi IDS tersebut maliputi perhitumgam unjuk kerja sistem tranmisi (perhitumgan keandalan den ketetersediaan sistem) dan perhitugan kualitas sinyal yang dinamis dalam bentuk BER (Bit Error Rate) den EFS (Error Free Seconds). Pada begian akhir penelitian, juga dilakukan analisis nilai tambah jasa IBS dalam bentuk perhitungan kenaikan jumlah sirlut IBS mulai dari bulan 3uli 1990 sampai dengan September 1995. Dalam penelitian ini telah dilakukan perhitumgan unjuk kerja sistem transmisi dan kualitas sinyal yang meunjukkan bahwa kedua transmisi internasional IBS tersebut mememuhi standar yang telah ditentukan. Dari basil perhitungan, trannmisi kabel laut serat optik mempunyai unjuk kerja transmisi yam lebih baik daripada transmisi satelit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Zaky Aulia
"Serat optik ialah media transmisi telekomunikasi yang mempunyai bandwidth serta bit rate yang besar sehingga sanggup penuhi kebutuhan layanan data dikala ini dengan kehandalan serta efisiensi yang besar. Aplikasi serat optik terus menjadi luas serta sudah mencakup jaringan dasar laut, jaringan terestrial, jaringan lingkup metropolitan serta regional, maupun jaringan berskala kecil. Sistem komunikasi serat optik mempunyai 2 fakor yang mempengaruhi mutu unjuk kerja jaringannya ialah aspek internal serta aspek eksternal. Aspek internal dan eksternal tersebut bisa merendahkan mutu unjuk kerja dari serat optik yang digunakan dan bisa memunculkan redaman dan rugi-rugi transmisi yang lain. Selaku upaya buat mencegah penuruan mutu sesuatu jaringan secara tiba- tiba serta signifikan, butuh dicoba kegiatan maintenance secara berkala semacam pengukuran mutu layanan jaringan kabel serat optik yang terjadwal. Aktivitas maintenance tersebut bisa menolong memastikan keputusan kenaikan kapasitas jaringan. Salah satu parameter mutu layanan yang kerap dicoba pengukuran merupakan redaman transmisi serta energi sinyal yang diterima (power receive). Riset ini mengkaji tentang meningkatkan kapasitas bandwidth milik PT PLN Icon Plus regional Sumatera Bagian Tengah pada saat terjadi anomali jaringan, yaitu koneksi internet lambat pada link Panam – Rayon Panam, serta hasilnya akan digunakan untuk implementasi Advanced Metering Infratructure (AMI). Sampel yang diambil dari salah satu pelanggan menunjukkan hasil pengukuran kecepatan internetnya sebesar 4-5 Mbps saja, sedangkan layanan yang diambil adalah 10 Mbps. Hasil pengecekkan pada sisi up-link ke OLT Rayon panam ditemukan output data sudah mendekati kapasitasnya, yaitu sebesar 940.919.000 bits/sec atau 0.9 Gb/sec. Meningkatkan kapasitas bandwidth  dilakukan dengan pemindahan port OLT pada sisi up-link  dari port gigabit ethernet ke port tengigabit ethernet, lalu mengganti SFP tipe SR dengan SFP ER serta penambahan attenuator serat optic sehingga didapat hasil speed test di sisi pelanggan telah kembali sepertinya semula, 10 Mbps. Serta hasil implementasi  AMI menunjukkan OpEx yang timbul sekitar Rp. 1.250.000,-. Sedangkan CapEx sebesar Rp. 1.468.000,-.

Optical fiber is a telecommunications transmission medium that has a large bandwidth and bit rate so that it can meet the needs of today's data services with great reliability and efficiency. Optical fiber applications continue to be broad and have included seabed networks, terrestrial networks, metropolitan and regional scope networks, and small-scale networks. Optical fiber communication systems have 2 factors that affect the quality of network performance, namely internal aspects and external aspects. These internal and external aspects can degrade the performance quality of the optical fiber used and can cause attenuation and other transmission losses. As an effort to prevent sudden and significant deterioration in the quality of a network, it is necessary to try regular maintenance activities such as scheduled fiber optic cable network service quality measurements. These maintenance activities can help ensure network capacity increase decisions. One of the quality of service parameters that is often measured is transmission attenuation and received signal energy (received power). This research examines increasing the bandwidth capacity of PT PLN Icon Plus in the Central Sumatra region during network anomalies, namely slow internet connections on the Panam - Rayon Panam link, and the results will be used for the implementation of Advanced Metering Infratructure (AMI). The sample taken from one of the customers shows the measurement results of the internet speed of 4-5 Mbps only, while the service taken is 10 Mbps. The results of checking on the up-link side to OLT Rayon panam found that the data output was close to its capacity, which was 940,919,000 bits/sec or 0.9 Gb/sec. Increasing bandwidth capacity is done by moving the OLT port on the up-link side from the gigabit ethernet port to the tengigabit ethernet port, then replacing the SR type SFP with SFP ER and adding fiber optic attenuators so that the speed test results on the customer side have returned to its original appearance, 10 Mbps. And the results of AMI implementation show that the OpEx arising is around Rp. 1,250,000, -. While CapEx amounted to Rp. 1,468,000, -."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khasri Thamrin Priatama
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanik bata tanpa pembakaran dengan campuran bahan tanah dan kapur yang diperkuat serat Agave sisalana. Bata tanpa pembakaran dengan campuran bahan tanah, kapur dengan diperkuat serat Agave sisalana yang mendapatkan perlakuan khusus dan Serat Agave sisalana tanpa perlakuan khusus. Panjang potongan Serat Agave sisalana yaitu, 4 cm dengan variasi 0%, 2%, 4%, dan 6% dari massa kapur. Dalam penelitian ini akan membahas hubungan kekuatan bata terhadap waktu atau umur bata tanpa pembakaran tanpa bahan tambah Serat Agave sisalana dan bata tanpa pembakaran dengan bahan tambah serat Agave sisalana.
Metode penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa tahap antara lain, persiapan bahan, pengujian sifat fisik bahan, rancang campuran, pembuatan benda uji (bata), pengujian sifat mekanik benda uji, analisis data, dan membuat kesimpulan.
Hasil menunjukkan bahwa batu bata tidak dibakar yang ditambah dengan serat Agave sisalana dengan atau tanpa perlakuan khusus menghasilkan nilai kekuatan yang lebih
baik dibandingkan dengan batu bata tanpa tambahan serat Agave sisalana.

This study aims to obtain the physical and mechanical properties of unfired brick with a mixture of soil and lime reinforced with Agave sisalana fiber. Unfired brick with a mixture of soil, lime reinforced with Agave sisalana fiber Untreated and Agave sisalana fiber treated. The length of the pieces of Agave sisalana Fiber is 4 cm with a variation of 0%, 2%, 4%, and 6% of the lime mass. In this research, we will discuss the relationship
between brick strength and time or age of bricks without additional Agave sisalana fiber and brick without burning with added by Agave sisalana fiber.
This research method is carried out based on several stages, including material preparation, testing of physical properties of materials, mix design, making sample (unfired bricks), testing of mechanical properties of specimens, analyzing data, and making conclusions.
The results show that unfired bricks added with uniform untreated and treated Agave sisalana fiber resulted in better strength performances compared to those without Agave sisalana fibers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinto Hariwijaya
"ABSTRAK
Setiap perusahaan telekomunikasi wajib untuk memberikan kualitas layanan yang baik kepada pelanggan. Standar kualitas layanan ini direpresentasikan oleh Service Level Agreement (SLA). Salah satu cara untuk meningkatkan SLA adalah dengan meminimalkan waktu downtime layanan. Waktu downtime ini disebut dengan Time to Repair (TTR) yang merupakan indikator kinerja dari Fault Management System (FMS). Semakin rendah nilai TTR, maka kinerja FMS pada PT. XYZ semakin baik. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai peningkatan kinerja FMS dengan melakukan evaluasi proses bisnis FMS, mengukur nilai probabilitas kegagalan sistem dengan perubahan komposisi komponen, serta mendapatkan proses bisnis yang dapat meningkatkan kinerja FMS. Proses bisnis FMS direpresentasikan ke dalam Standard Operating Procedure (SOP) penanganan gangguan pada jaringan fiber optik. Metode Markov Chain (MC) digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja proses bisnis FMS dari open ticket hingga closed ticket. Metode Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk mengetahui probabilitas kegagalan sistem dari komposisi komponen-komponen dalam FMS. Tujuan metode FTA ini adalah untuk mendapatkan sistem yang memiliki probabilitas kegagalan yang minimum. Sistem yang baru tersebut kemudian diuji kembali kinerjanya dengan menggunakan metode MC. Dengan kedua metode tersebut didapatkan model proses bisnis yang dapat meningkatkan kinerja FMS di PT. XYZ hingga 92,64%.

ABSTRACT
Every telecom company is obliged to provide good quality services to customers. Service quality standards is represented by SLA (Service Level Agreement). One way to improve the SLA is to minimize service downtime. This downtime is called with TTR (Time to Repair) which is an FMS (Fault Management System) performance indicator. The lower TTR values, the better the FMS performance. This research will discuss the performance improvement by evaluating FMS business process, determine the components that lead to system failure, measure the value of a system failure probability with changes in the composition of its components, and obtain business process that can improve FMS performance. FMS business process is represented in SOP of fiber optic fault handling process. MC (Markov Chain) method is used to determine the level of FMS business process performance for each process from open ticket to closed ticket. FTA (Fault Tree Analysis) method is used to determine the probability of system failure for various components composition in the FMS. The purpose of this method is to get a system that has a minimum system failure probability. The new system is then re-tested for its performance using MC method. With both methods we can obtain business process models that can improve the performance of FMS PT. XYZ up to 92.64%."
2014
T42560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Prasetya
"Pertumbuhan ekonomi global mengharuskan perusahaan untuk bertransformasi menciptakan nilai kompetitif. PT Indosat M2 menjadi salah satu perusahaan yang memiliki kesempatan untuk bertransformasi dan menciptakan nilai kompetitif. Transformasi itu tercermin dari pembangunan infrastruktur Fiber to the Home FTTH sebagai strategi bisnis terbaru yang menjadi Key Performance Indicator KPI utama perusahaan. Untuk mencapai KPI dibutuhkan investasi dan pemilihan teknologi yang tepat. Salah satu investasi teknologi tersebut adalah menerapkan Software Defined Networking/Network Functions Virtualization SDN/NFV pada jaringan core FTTH untuk standarisasi, simplifikasi dan otomatisasi fungsi dan perangkat jaringan. Penerapan SDN/NFV diperkirakan dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut untuk mengukur manfaat dan kelayakan bisnis yang mendukung manajemen dalam memutuskan investasi tersebut.Untuk melihat lebih lanjut manfaat dan kelayakan bisnis dari investasi SDN/NFV pada jaringan core FTTH, dilakukan pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Data yang sudah terkumpul dilakukan identifikasi untuk memperoleh manfaat bisnis berdasarkan tabel Ranti rsquo;s Generic Information Systems/Information Technology IS/IT Business Value. Proses identifikasi manfaat bisnis akan dilanjutkan dengan proses membuat diagram pemodelan menggunakan pendekatan System Dynamic dan dikuantifikasi untuk mendapatkan nilai finansialnya yang mengacu pada Metrik Teknologi Informasi TI . Nilai hasil kuantifikasi manfaat bisnis tersebut dilakukan penghitungan kelayakan finansial untuk investasi SDN/NFV dengan menggunakan metode Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA. Penelitian dengan pendekatan tersebut di atas menghasilkan nilai manfaat yang mendukung kelayakan bisnis investasi SDN/NFV pada jaringan core FTTH. Ada 3 tiga manfaat bisnis yang diperoleh, yakni mengurangi biaya dari biaya kegagalan layanan, meningkatkan pendapatan disebabkan oleh meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan menghindari biaya dari biaya pemeliharaan, serta diperoleh hasil keuangan positif untuk kelayakan bisnis berdasarkan EVA dan MVA. Hasil keuangan yang positif dari EVA dan MVA tersebut menunjukkan investasi SDN/NFV pada jaringan core FTTH layak untuk dilaksanakan dan pelaksanaannya dapat mendukung perusahaan untuk mencapai KPI.

Global economic growth requires companies to transform in order to create competitive value. PT.XYZ becomes one of the companies that has the opportunity to transform and create competitive value. The transformation is reflected in the development of Fiber to the Home FTTH infrastructure as the newest business strategy which becomes major Key Performance Indicator KPI of the company. To achieve KPI requires investment and selection of appropriate technology. One of the technology investments is implementing Software Defined Networking Network Functions Virtualization SDN NFV in FTTH core network for standardization, simplification and automation of network functions and devices. The implementation of SDN NFV is expected to improve the performance and efficiency so a further analysis is required to measure the benefit and feasibility to support management in deciding on the investment.To determine further analysis of business value and feasibility on the investment of SDN NFV in FTTH core network, data collection is conducted through interviews and literature reviews. The collected data are identified to obtain the business values based on Ranti rsquo s Generic Information Systems Information Technology IS IT Business Value table. The process of identifying the IS IT business values will be continued with the process of creating a model diagram using System Dynamic and it is quantified by referring to the Information Technology IT Metric approach. The results of the business values quantification are calculated for the financial feasibility of the SDN NFV investment by using Economic Value Added EVA and Market Value Added MVA methods.The research with the approaches mentioned above has resulted the business values that supported the feasibility of SDN NFV investment in FTTH core network. There are 3 three business values obtained from the SDN NFV investment, i.e., 'reducing cost of service failure cost' , 'increasing revenue caused by increasing customer trust' , and 'avoiding cost of maintenance cost' , as well as obtained positive financial results of the business feasibility based on calculation of EVA and MVA. The positive financial results of EVA and MVA have shown that the investment of SDN NFV in FTTH core network is feasible to be implemented and its implementation can support the company to achieve the KPI."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Auzaiy
"Dalam suatu sistem komunikasi serat optik, kita tidak akan lepas dari perhatian anggaran daya (power budget). Sistem komunikasi optik berjalan baik dan lancar apabila tidak kekurangan anggaran daya (power Budget) dan anggaran waktu bangkit (Rise Time Budget).Pada skripsi ini hanya akan membahas tentang perhitungan dan analisis power budget. Analisis power budget ini sangat penting dilakukan secara berkala untuk menilai dan mengevaluasi kelayakan suatu jaringan komunikasi optik. Analisis power budget pada skripsi ini akan dilakukan untuk jaringan komunikasi yang berada dalam area cakupan STO Jatinegaran PT TELKOM.

In a fiber optic communications system, we have to give attention to the importance of power budget. Optic Communications System will be on the best work and condition if there is not lack of Power Budget and Time Rise Budget. This skripsi will only get down the cases about calculation and analysis of power budget. This Power budget analysis is very importance to conduct periodically in order to assess and evaluate elegibility of an optic communications network. On this skripsi, the object of power budget Analysis is communications network in coverage area of PT TELKOM - STO Jatinegara."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51037
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>