Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gultom, Ferry Pergamus
"Latar belakang : Penyakit periodontal baik periodontitis kronis maupun periodontitis agresif adalah manifestasi klinis dari interaksi agen, yaitu bakteri seperti A.actinomycetemcomitans ( Aa ) dan produknya antara lain Cytolethal Distending Toxin ( CDT ) dengan sel inang di jaringan periodontal seperti sel fibroblas dan osteoblas. Interaksi tersebut dan dampaknya dalam patogenesis penyakit periodontal belum sepenuhnya dipahami.
Tujuan penelitian : Untuk mengungkapkan peran CDT-like protein Aa yang diisolasi dari periodontitis kronis dan agresif dalam patogenesis penyakit periodontal, dengan cara memaparkan lisat bakteri yang mengandung CDT-like protein dengan fibroblas dan osteoblas. Dampak dari interaksi tersebut dievaluasi berdasarkan analisis viabilitas dan ekspresi mRNA IL - 1, IL - 6, TNF - α dan RANKL dengan menggunakan metode MTT assay dan Real Time PCR.
Metoda : Digunakan tiga macam konsentrasi CDT-like protein dari lisat bakteri Aa hasil isolasi dari periodontitis kronis dan agresif yaitu 2 g / l, 10 g / l dan 20 g / l untuk uji viabilitas fibroblas dan osteoblas hasil kultur. Untuk uji ekspresi mRNA, digunakan konsentrasi 2 g / l CDT-like protein dari lisat bakteri yang sama dan diaplikasikan ke sel fibroblas dan osteoblas.
Hasil : Terdapat kecenderungan berbeda pada viabilitas dan ekspresi sitokin antara sel fibroblas dan osteoblas setelah diberi pemaparan dengan CDT-like protein Aa, baik yang diisolasi dari periodontitis kronis maupun dari peridontitits agresif.
Kesimpulan : CDT-like protein yang diproduksi oleh dua isolat Aa yang berbeda yaitu dari periodontitis kronis dan periodontitis agresif mengakibatkan respons biologis yang berbeda terhadap sel fibroblas dan osteoblas. Hasil ini mencerminkan perbedaan mekanisme patogenesis kedua penyakit periodontal tersebut."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
D1398
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Makmur
"Banyak penelitian yang telah dilakukan menemukan hubungan keparahan periodontitis dengan meningkatnya bakteri anaerob negatif Gram, namun peran faktor lokal yang mampu merubah ekologi dan pola populasi bakteri belum pernah diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh faktor lokal dapat mempengaruhi ekologi dalam poket, sehingga merubah pola populasi bakteri di dalamnya. Dari penelititan ini, hanya distribusi dari A.Actinomycetemcomitansyang akan dilihat berdasarkan kedalaman poket. Metode yang digunakan adalah PCR Real Time untuk menghitung frekuensi dan distribusi A.actinomycetemcomitans pada berbagai kedalaman poket disebabkan faktor lokal yang memperberat. Hasil dari penelitian ini tidak ada perbedaan bermakna dengan jenis periodontitis, kedalaman poket dengan faktor lokal yang memperberat. Kesimpulan yang didapat frekuensi A.Actinomycetemcomitans terlalu rendah sehingga perbedaan frekuensi dan distribusi tidak signifikan.

Many past studies have found the association between Gram-negative anaerobes with increased severity of periodontitis.However, none have researched the effect of local factors on the the overall population pattern and bacterial ecology. This aim of this study is to examine the distribution of A.Actinomycetemcomitans in line with the severity of periodontitis by local factors. In this experiment, we measurethe frequency and distribution of A.actinomycetemcomitansusing PCR Real Time. The results of this study were no significant difference in the types of periodontitis, pocket depth with local predisposing factors. The conclusion is the frequency ofA.Actinomycetemcomitansis tooinsignificantto determine the difference in frequency and distribution from various pocket depths.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Karenina
"Latar belakang: Prevotella intermedia merupakan bakteri patogen periodontitis kronis yang berasosiasi dengan plak dental implan. Lingkungan yang stres dapat memicu ekspresi mRNA dnaJ bakteri.
Tujuan: Analisis semikuantitatif mRNA dnaJ P.intermedia yang diisolasi dari plak dental implan sehat dan periodontitis kronis.
Metode: P.intermedia dikultur selama 6 dan 11 hari, mRNA dnaJ dikuantifikasi secara Reverse-Transcription PCR.
Hasil: Hasil semikuantifikasi intensitas ekspresi mRNA dnaJ P.intermedia isolat dental implan sehat [6 hari;91,09%] dan [11 hari;88,42%], pada periodontitis kronis [6 hari;87,03%] dan [11 hari;76,94%].
Kesimpulan: Terdapat perbedaan intensitas ekspresi mRNA dnaJ P.intermedia pada isolat dental implan sehat dengan periodontitis kronis, namun tidak signifikan secara statistik.

Background: Prevotella intermedia is a pathogenic bacteria in chronic periodontitis, which is associated with dental implant plaques. A stressed environment can trigger the expression of bacteria dnaJ mRNA.
Objectives: Semiquantitative analysis of dnaJ mRNA of Prevotella Intermedia isolated from healthy dental implant and chronic periodontitis plaques.
Methods: P.intermedia was cultured during 6 and 11 days, then dnaJ mRNA was quantified by using Reverse-Transcription PCR.
Result: The result of dnaJ mRNA of P.intermedia expression intensity semiquantification from isolated healthy dental implant [6 days;91,09%] and [11 days;88,42%], in chronic periodontitis [6 days;87,03%] and [11 days;76,94%].
Conclusion: There are differences in the expression intensity of dnaJ mRNA P.intermedia between isolated healthy dental implants and chronic periodontitis, but it is not statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rahayu Oktaviani
"Latar belakang: Peran laktoferin sebagai biomarker dalam penegakan diagnosis penyakit periodontitis masih belum memadai.
Tujuan: Menganalisis kadar laktoferin pada penderita periodontitis kronis dan periodontitis agresif.
Bahan dan Metoda: Penelitian analitik pada 27 subjek, usia 19-76 tahun, penderita periodontitis kronis dan periodontitis agresif dilakukan pemeriksaan indeks OHIS. Sampel laktoferin diambil dari saliva dan dideteksi kadarnya dengan uji ELISA.
Hasil: Rata-rata jumlah kadar laktoferin saliva periodontal sehat sebagai kontrol, periodontitis kronis dan periodontitis agresif adalah 17,93 +/- 11,72 ng/ml, 40,80 +/- 4,52 ng/ml dan 71,29 +/- 15,58 ng/ml. Terdapat perbedaan bermakna kadar laktoferin ini terbukti pada penghitungan langsung maupun secara statistik (p=0,000).
Kesimpulan: Kadar laktoferin saliva pada periodontitis kronis lebih rendah dari periodontitis agresif. Laktoferin dapat dijadikan salah satu indikator dalam penegakan diagnosis penyakit periodontal.

Background: The play role of lactoferrin as biomarker in diagnostic of chronic periodontitis still has controversies.
Purpose: To analyze lactoferrin in chronic and aggressive periodontitis patient.
Material and method: OHIS index of 27 subject, 19-76 years old, chronic and aggressive patients were measured. Lactoferrin sample collected from salivary and detected using ELISA method.
Result: The mean of salivary lactoferrin levels in healthy patients, chronic and aggressive periodontitis are 17,93 +/- 11,72 ng/ml, 40,80 +/- 4,52 ng/ml and 71,29 +/- 15,58 ng/ml (p=0,000). Significant differences of salivary lactoferrin have been proved by direct quantification and statistical analysis.
Conclusion: The salivary lactoferrin level in chronic periodontitis is lower than aggressive periodontitis. Lactoferrin could become as one of indicators in periodontal disease diagnostic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bonang Basuki Suroyudho
"GroEL merupakan faktor virulensi Prevotella intermedia (Pi), khususnya pada patogenesis infeksi oral. Namun, kualitas dan kuantitas ekspresi mRNA GroEL Pi (EMGP) pada infeksi periodontal (SPK) dan periimplan sehat (SIGS) belum diketahui. Penelitian ini menganalisis intensitas EMGP isolat plak pada dua subjek kondisi oral tersebut. Pi pada plak dari dua subjek tersebut dideteksi dan disemikuantifikasi secara PCR, berdasarkan hasil kultur (6 dan 11 hari). Hasil menunjukkan EMGP dari dua sumber klinis terdeteksi dengan kualitas setara dan kuantitas EMGP pada SPK lebih tinggi daripada SIGS serta EMGP kultur 11 hari lebih tinggi daripada kultur 6 hari, walaupun tidak berbeda bermakna (p>0,05).

GroEL is Prevotella intermedia (Pi) virulence factor, especially in oral infection pathogenecity. Nevertheless, quality and quantity of mRNA GroEL Pi expression (MGPE) in periodontal infection (CP) and healthy periimplant (HDI) aren't well-studied. This research analyzed MGPE intensity within plaque-isolates in those oral-conditions subjects. Pi from subjects is detected and semiquantified by PCR, regarding to culture-time (6 and 11 days-old). Data shown that MGPE from two subjects are detected within the same quality and MGPE quantity in CP is higher than in HDI, furthermore MGPE quantity of 11 days-old culture is higher than 6 days-old culture, even it's not significant (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Laras Chitadianti
"Latar belakang: Prevotella intermedia (Pi) dapat diisolasi dari plak jaringan periimplan dan periodontal. Salah satu faktor virulensi Pi adalah GroES.
Tujuan: Membandingkan ekspresi mRNA groES Pi yang diisolasi dari dental implan sehat dan periodontitis kronis.
Metode: Ekspresi mRNA groES Pi dianalisis dengan semikuantifikasi RT-PCR dan diuji statistik menggunakan Mann-Whitney.
Hasil: Pi yang diisolasi dari dental implan sehat dan periodontitis kronis mengekspresikan mRNA groES dengan intensitas berbeda. Pada kedua kelompok, semikuantifikasi intensitas pada waktu kultur 6 hari lebih tinggi daripada 11 hari. Namun, perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.
Kesimpulan: Analisis semikuantitatif dapat digunakan untuk menentukan intensitas ekspresi mRNA groES Pi.

Background: Prevotella intermedia (Pi) can be isolated from periimplant and periodontal tissue plaques. One of Pi virulence factors is GroES.
Objective: Comparing groES mRNA expression of Pi isolated from healthy dental implant and chronic periodontitis.
Methods: Pi groES mRNA expression was analyzed with semiquantitative RT-PCR and statistically tested with Mann-Whitney.
Results: Pi isolated from healthy dental implant and chronic periodontitis, expressed groES mRNA with different intensity. In both groups, intensity semiquantification of 6 days culture period was higher than 11 days, but it was not significantly different.
Conclusion: Semiquantitative analysis can be used to determine Pi groES mRNA expression intensity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karenina Raihani Amalia Ardiman
"Latar Belakang: Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi yang diinduksi oleh biofilm dan dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar. Salah satu bakteri utama penyebab periodontitis adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang merupakan bakteri Gram-negatif fakultatif anaerob. Tujuan: Mengkaji secara sistematis literatur yang relevan dengan mekanisme peran bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans terhadap kerusakan tulang alveolar pada penyakit periodontitis. Metode: Penyusunan systematic review dilakukan dari bulan Juli hingga November 2020, dengan mengacu pada pedoman PRISMA. Pencarian literatur dilakukan pada database PubMed dan Scopus, dengan memasukkan kombinasi kata kunci, kriteria inklusi, dan kriteria eksklusi. Literatur yang termasuk dalam kriteria inklusi ialah literatur yang ditulis dalam Bahasa Inggris, diterbitkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, tersedia dalam full-text, dan berupa research article. Hasil: Ditemukan sembilan literatur inklusi yang membahas mekanisme bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dalam menyebabkan kerusakan tulang alveolar. Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang digunakan ialah whole bacteria atau faktor virulensinya, yaitu lipopolisakarida (LPS), dengan sel target berupa sel tulang, yaitu osteoklas progenitor, osteoklas, dan osteoblas. Kesimpulan: Melalui berbagai mekanisme, bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dapat menginduksi kerusakan tulang alveolar melalui peningkatan apoptosis osteoblas, penurunan marker osteoblas, peningkatan diferensiasi dan aktivitas osteoklas, serta peningkatan sitokin inflamasi yang berperan terhadap sel-sel tersebut

Background: Periodontitis is an inflammation of the tooth supporting tissue, that is induced by biofilm and leads to the destruction of alveolar bone. One of the main etiologic agents of periodontitis is Aggregatibacter actinomycetemcomitans, which is an anerobic facultative Gram-negative bacteria. Objective: To systematically evaluate relevant scientific literature about the mechanisms of Aggregatibacter actinomycetemcomitans in inducing alveolar bone destruction in periodontitis. Methods: This systematic review is conducted from July until November 2020, using PRISMA guidelines. An online literature search was done using PubMed and Scopus database and including the right keyword combination, inclusion criteria, and exclusion criteria. Results: Nine research articles were found to investigate the mechanisms of Aggregatibacter actinomycetemcomitans with alveolar bone destruction. These researches used whole-bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans or its virulence factor, which is lipopolysaccharide (LPS), infected on bone cells target, specifically osteoclast progenitor, osteoclast, and osteoblast. Conclusion: With different mechanisms, Aggregatibacter actinomycetemcomitans can induce alveolar bone destruction by increasing osteoblast apoptosis, decreasing markers of osteoblast, increasing differentiation and activation of osteoclast, and increasing proinflammatory cytokines that could potentially affect those bone cells."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Sulandari Arymami
"Latar belakang: Suatu biomarker imunologis diperlukan untuk kasus yang berbatasan antara periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Matrix Metalloproteinase-8 (MMP-8) merupakan suatu biomarker penentu risiko dan derajat keparahan penyakit periodonal serta evaluasi hasil perawatan periodontal.
Tujuan: Menganalisis kadar MMP-8 pada cairan krevikular gingiva penderita periodontitis kronis dan periodontitis agresif.
Metode: Penelitian ini mencakup 12 pasien periodontitis agresif, 17 pasien periodontitis kronis dan 6 subjek sehat. Kadar MMP-8 diukur dengan teknik ELISA.
Hasil: Kadar MMP-8 pada periodonitits kronis tidak berbeda bermakna dengan periodontitis agresif (p>0,05).
Kesimpulan: MMP-8 tidak dapat digunakan sebagai acuan diagnosis.

Background: An immunologic biomarker is needed to distinguish between borderline cases between chronic periodontitis and agressive periodontitis. Matrix Metalloproteinase-8 (MMP-8) can be a risk profile of periodontal disease, disease progression and evaluation of periodontal treatment.
Aim: Analyze MMP-8 levels in gingival crevicular fluid of chronic and aggressive periodontitis patients.
Method: Sampel was collected from 6 healthy subjects, 12 subjects aggressive periodontitis and 17 chronic periodontitis subjects. MMP-8 levels were measured with ELISA.
Result:MMP-8 levels in chronic periodontitis did not show any difference to the MMP-8levels in aggressive periodonitits (p>0,05).
Conclusion: MMP-8 can not serve as a diagnostic parameter.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Mulya
"Latar Belakang: Periodontitis kronis mempunyai prevalensi yang sangat tinggi. Baru-baru ini, ada tipe baru fototerapi non bedah untuk mengeliminasi bakteri dinamakan terapi fotodinamik.
Tujuan: Menganalisis efek terapi fotodinamik setelah SPA pada periodontitis kronis.
Metode: Desain split-mouth menerima SPA dengan atau tanpa terapi fotodinamik. BOP, kedalaman poket, dan kehilangan perlekatan diperiksa pada awal dan 1 bulan.
Hasil: Terjadi penurunan kedalaman poket dan peningkatan perlekatan, yang lebih besar dibandingkan sisi kontrol (p<0,05). Pada BOP terjadi penurunan hampir sama dengan sisi kontrol.
Kesimpulan: Tindakan SPA + terapi fotodinamik dibandingkan SPA saja terbukti menyebabkan perubahan efek klinis yang lebih baik pada penurunan kedalaman poket periodontal dan meningkatkan perlekatan gingiva.

Background: Chronic periodontitis has a very high prevalency. Recently, there is a new type of non-surgical phototherapy to eliminate bacteria called photodynamic therapy.
Aim: Analyzing the effects of photodynamic therapy after SPA in chronic periodontitis.
Methods: split-mouth design receives SPA with or without photodynamic therapy. BOP, pocket depth, and attachment loss examined at baseline and 1 month.
Results: There was a decrease in pocket depth and increasing clinical attachment, which is greater than the controls (p <0.05). In BOP decreased nearly equal to the control side.
Conclusions: Measures SPA + photodynamic therapy have better clinical effect on periodontal reduction pocket depth and increased gingival attachment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benso Sulijaya
"Latar Belakang: Periodontitis kronis merupakan penyakit multifaktorial yang terjadi akibat interaksi respon host terhadap agregasi bakteri pada poket gingiva. Peran human beta-defensin-1 sebagai peptida antimikroba pada perokok dengan periodontitis kronis masih belum jelas.
Tujuan: Menganalisa kadar Human beta defensin-1 pada perokok penderita periodontitis kronis.
Bahan dan Metode: Seratus empat subjek berusia 33-78 tahun didiagnosis periodontitis kronis pada Departemen Periodonsia, Rumah Sakit Khusus Gigi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan desain penelitian potong lintang dengan pemeriksaan klinis dan laboratoris. Pengumpulan data di dapat secara anamnesis, pemeriksaan klinis (OHIS, kedalaman poket, CAL) serta status merokok. Sampel lalu disimpan di suhu -20°C hingga uji laboratoris dilakukan. Sampel dipilih secara consecutive sampling dan dideteksi dengan uji ELISA.
Hasil: Berikut adalah nilai median (minimum-maksimum) dari kadar human beta-defensin-1. Kadar human beta-defensin-1 pada kelompok periodontitis kronis kelompok ringan-sedang adalah 57,61(.87-343.58) pg/ml sedangkan pada kelompok berat adalah 25,04(0.94-198.03) pg/ml dengan nilai kemaknaan p=0,087. Kadar human beta-defensin-1 pada periodontitis kronis bukan perokok adalah 27,82 (0.92-200.58) pg/ml sedangkan pada perokok adalah 25,04 (0.87-343.58) pg/ml dengan nilai kemaknaan p=0,457.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar human beta-defensin-1 pada periodontitis kronis terkait keparahan dan status perokok.

Background: Chronic periodontitis is a multifactorial disease that occurs due to the host response to the aggregation of bacteria in the gingival pocket. The role of human beta-defensin-1 as an antimicrobial peptide in a smoker’s periodontitis is still unclear.
Materials and Methods: In total 104, 33-78 years old subjects were diagnosed to have chronic periodontitis in the Department of Periodontology, Oral Disease Special Clinic of The University of Indonesia. This cross-sectional study included clinical and laboratory examination. The data collected included those from anamnesis, clinical examination (OHIS, pocket depth, CAL), and smoking status. The samples were stored in -20oC until testing for human beta-defensin-1 level by ELISA.
Results: The median (min-max) human beta-defensin-1 level in the group of mild to moderate chronic periodontitis was 57.61 (0.87-343.58) pg/ml and in the group of severe periodontitis 15.27 (0.94-198.03) pg/ml (p=0.087). The median (min-max) human beta-defensin-1 level in non-smokers with chronic periodontitis was 27.82 (0.92-200.58) pg/ml, and in smokers 25.04 (0.87-343.58) pg/ml (p=0.457).
Conclusion: There were no significant differences in the human beta-defensin-1 levels in subjects with chronic periodontitis regardless of the smoking status or severity of the disease.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>