Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdi
"Karya ilmiah ini meneliti tentang proses transformasi identitas yang terjadi terhadap Josephine Alibrandi dan John Barton di dalam novel Looking for Alibrandi. Josephine Alibrandi dan John Barton berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang berbeda. Josephine berasal dari keluarga imigran Italia yang tinggal di pinggiran kota, sebaliknya John Barton berasal dari keluarga politisi di Australia. Walaupun mereka berasal dari keluarga dengan latar belakang berbeda, mereka memiliki permasalahan yang sama terhadap identitas yang mereka punya. Keinginan mereka untuk diakui sebagai diri mereka sendiri mendorong mereka untuk mencari identitas mereka. Alasan saya memilih penelitian terhadap novel ini karena saya merasa bahwa novel ini menarik bagi para remaja dan juga dapat menginspirasi mereka untuk mencari identitas mereka di dalam masyarakat. Transformasi identitas adalah sesuatu yang pasti dan akan terjadi pada hidup seseorang. Josephine Alibrandi dan John Barton mewakili kelompok umum dari remaja-remaja di dunia dalam hal jenis kelamin dan juga kelas sosial. Setiap individu, akan tetapi, memiliki solusi mereka masing-masing terhadap masalah ini dan juga cara untuk mencari identitas mereka. Karya ilmiah ini menyimpulkan bahwa transformasi identitas terjadi pada Josephine Alibrandi dan John Barton terjadi dengan cara yang berbeda. Masing-masing juga memiliki strategi yang berbeda untuk mengatasi permasalahan mereka dan juga mendapatkan hasil yang berbeda.

This paper examines the progress of identity transformation of Josephine Alibrandi and John Barton in the novel Looking for Alibrandi. Josephine and John come from different family backgrounds. Josephine comes from an Italian immigrant family who lives in a suburban area, whereas John Barton comes from a politician family in Australia. Although they come from different family backgrounds, they still have the same problems in their identities. Their desire to be seen as themselves in the society compels them to find their identity. The reason I intend to do a research on this novel is because I think this novel is interesting for teenagers and it can inspire them to find their identity in the society. Identity transformation is something that should and will occur in anyone?s life. Josephine Alibrandi and John Barton represent the general group of teenagers in the world in terms of gender and social class. Each individual, however, has their own solution and way to find their identity. This paper concludes that identity transformation happens in both Josephine Alibrandi and John Barton in different ways. Each of them also has different strategies to overcome the problem and get different results."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Barton, John H.
California: Stanford University Press, 1981
327.174 BAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Strout, Elizabert
New York: Random House, 2016
813.54 STR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Winarno
Jakarta : Gaya Favorit Press , 1979
899.221 BON j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Tisnawijaya
"Tesis ini membahas transformasi identitas agama yang dilakukan oleh tokoh utama di dalam novel Maryam karya Okky Madasari (2013). Identitas agama dalam novel Maryam yaitu: Ahmadiyah dan Islam (Islam pada umumnya). Pemaknaan identitas agama dalam oposisi biner identitas agama benar dan identitas agama sesat, oleh pemuka agama dan aparatus negara, menyebabkan terjadinya konflik identitas agama. Transformasi identitas agama sebagai strategi bertahan tokoh Maryam dalam konflik identitas agama tersebut, dianalisis dengan berbagai konsep identitas: Hall (1999), Gilroy (1999) dan Woodward (1999).

This thesis presents the transformation of religious identity performed by the main character in Okky Madasari?s work, Maryam (2013). Religious identities discussed in the novel namely: Ahmadiyah and Islam (Islam in general). Religious leaders and state apparatuses classify religious identities into righteous identity as opposed to deviant identity; such binary opposition leads to conflicts. Transformation of religious identity performed by Maryam as her strategy to survive in the conflicts is discussed with various identity concepts: Hall (1999), Gilroy (1999) and Woodward (1999).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Warsidah Rahmi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses perubahan identitas tokoh Saidi yang berkaitan dengan konsep gender dalam budaya Bugis Budaya Bugis mengakui keberadaan transgender yang dikenal dengan penyebutan calabai, merujuk laki-laki yang bertingkah laku seperti perempuan, dan calalai merujuk kepada perempuan yang bertingkah laku seperti laki-laki. Selain calabai dan calalai, juga hadir bissu. Bissu adalah transgender yang menempati posisi pemangku adat. Pengakuan masyarakat akan keberadaan bissu terlihat dalam berbagai upacara adat. Permasalahan identitas transgender dalam budaya Bugis, diangkat Pepi Al-Bayqunie dalam Calabai 2016 . Novel Calabai ini mendiskusikan keberadaan bissu yang direpresentasikan melalui tokoh Saidi. Dengan menggunakan teori performativitas, Butler, penelitian ini menganalisis tokoh transgender dalam novel Calabai. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara ruang dan identitas. Perubahan ruang mempengaruhi identitas tokoh Saidi karena setiap ruang yang dihuninya memiliki budaya dan latar sosial yang berbeda. Dari performativitas Saidi sebagai bissu juga diperlihatkan sikap teks terkait kehadiran bissu. Teks memapankan identitas bissu dalam budaya Bugis yang berterima dalam masyarakat Segeri sebagai representasi penerimaan masyarakat Bugis. Di waktu yang bersamaan, teks juga mempertanyakan identitas bissu dalam pandangan Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru menyangkut isu transgender.

ABSTRACT
This study aims to see the process of transformation of Saidi related to the concept of gender in Bugis culture. Bugis culture acknowledge the existence of transgender named calabai, referring to men who behave womanly, while calalai refers to women who behave men look alike. In addition to calabai and calalai, there is an existence of bissu. Bissu is a transgender that occupies the position in tribal council. Public recognition of the existence of bissu is proven in various traditional ceremonies. Problems of transgender identity in Bugis culture is appointed by Pepi Al Bayqunie in Calabai 2016 . This novel discussed the existence of bissu represented through the character Saidi. By using the theory of performativity, this research tried to analyze the transgender character in Calabai novel. The performance analysis showed that there was a connection between sphere and identity. Spatial changes affected the identity of Saidi because every space occupied had a different culture and social setting. Saidi 39 s performance as a bissu also showed the point of view of the text related to bissu as an identity. The text established the identity of bissu regarding to their acceptance in Bugis culture in Segeri society as a representation of Bugis society acceptance as a whole. However, the text actually questioned the identity of bissu in Islam perspective. The results of this study were expected to provide a new perspective on transgender issues. "
2018
T49979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
M. Melly Kosasih
"ABSTRAK
Tesis ini berjudul "Pergeseran nilai yang dialami oleh generasi muda Amerika Serikat yang terlibat dalam Perang Dunia I, seperti tercermin dalam novel-novel karya John Dos Passos, E.E. Cummings dan Ernest Hemingway."
Adapun novel-novel yang dimaksud adalah One Man's Initiation: 1917 dan Three Soldiers karya John Dos Passos, The Enormous Room karya E.E. Cummings, dan The Sun Also Rises dan A Farewell to Arms karya Ernest Hemingway. Ketiga pengarang ini termasuk ke dalam periode yang sama dalam Kesusasteraan Amerika, yaitu periode setelah Perang Dunia I atau yang dikenal dengan Periode 1920-an (The Twenties). Ketiganya mempunyai pengalaman yang sama ikut terlibat dalam Perang Dunia I sebagai anggota unit ambulans Amerika di Eropa.
Setelah upaya damai yang dilakukan oleh Amerika terhadap tindakan Jerman gagal, Amerika akhirnya masuk ke dalam ajang Perang Dunia I terhitung tanggal 6 April 1917. Slogan perang Presiden Wilson pada saat itu adalah bahwa dunia harus dibuat aman bagi demokrasi (Smith, 1985: 518). Kemenangan pihak Jerman akan mengancam demokrasi di seluruh dunia. Kongres memberlakukan Selective Service Acts untuk membentuk bala bantuan bagi Eropa. Tiga juta wajib militer dan dua juta sukarelawan merupakan kekuatan Amerika di Eropa.
Di medan perang, para pemuda Amerika tiba-tiba dihadapkan pada keadaan yang jauh berbeda dari bayangan mereka: mereka mengalami ketakutan yang demikian besar dan tidak dapat mengerti akan tujuan dari operasi yang mereka lakukan. Idealisme perang hilang, dan patriotisme memudar dengan dilakukannya desersi. Demikian pula setelah perang usai, mereka menunjukkan perilaku yang kontras dengan nilai budaya tradisional Amerika. Mereka banyak yang tinggal di Paris, menjalani hidup berkelompok. Pesimisme melanda mereka. Pandangan mereka tentang perang dan negara mereka pun jauh berbeda dari generasi yang mendahului mereka.
Masalah pergeseran nilai ini merupakan salah satu fenomena yang menonjol pada jamannya dan sangat menarik untuk dikaji. Mengapa generasi muda Amerika yang terlibat dalam Perang Dunia I mengalami pergeseran nilai? Situasi dan kondisi seperti apakah yang mendasari terjadinya pergeseran nilai tersebut?
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan-bahwa yang menjadi pokok masalah dalam penulisan ini adalah dampak keterlibatan generasi muda Amerika dalam Perang Dunia I terhadap pelestarian nilai tradisional Amerika.
Nilai tradisional yang akan dibahas di sini adalah nilai yang berhubungan dengan peperangan. Adapun nilai yang dimaksud adalah idealisme perang, patriotisme, dan optimisme. Karena pergeseran nilai ditunjukkan oleh adanya perubahan sikap terhadap perang dan nilai-nilai terkait, dalam menganalisis data saya akan membahas sikap masing-masing tokoh dalam menghadapi situasi, kejadian dan masalah yang menyangkut peperangan, serta menelaah faktor yang menyebabkan timbulnya sikap tersebut dalam diri mereka."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>