Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45354 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
920.729 2 BIO (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia , 2007
305.4 KON (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Gayatri
"Kemampuan media massa untuk membentuk realitas sosial menjadi realitas media memungkinkan media untuk melakukan distorsi (penyimpangan) makna tentang perempuan yang ditampilkannya. Media menata agendanya (agenda-setting) dengan dipengaruhi oleh apa yang disukai dan tidak disukai oleh masyarakat, berupa konvensi, ideologi, norma, serta nilai-nilai. Dalam kaitan inilah mitos-mitos tentang perempuan mempengaruhi penyimpangan makna perempuan yang ditampilkan media, sehingga citra yang terbentuk pada khalayak tentang perempuan juga terpengaruh. Permasalahan citra perempuan menjadi topik penelitian ini. Citra dalam hal ini dijelaskan melalui pembentukan makna konotasi, karena konotasi memungkinkan penggunaan tanda untuk mengungkapkan sesuatu "di balik" apa yang diungkapkan secara gamblang. Tanda dalam penelitian ini dibatasi pada foto tokoh perempuan pada artikel utama di halaman pertama tabloid Bintang Indonesia (BI). BI menarik untuk dikaji karena media tersebut hampir selalu menampilkan perempuan dalam artikel utamanya. Sebagai tabloid hiburan, BI sebenarnya termasuk dalam golongan media cetak yang gemar menjual sensasi berupa penampilan keseksian perempuan. Namun sejak tabloid itu mengganti gaya jurnalistiknya "Jurnalistik Kasih-Sayang" (JKS), BI ingin tampil lebih simpatik dan berempati kepada pembaca, termasuk dalam hal menampilkan tokoh perempuan. Sehubungan dengan ini, penelitian ini ingin mengetahui perbedaan citra perempuan pada BI sebelum periode JKS dan selama periode itu. Citra perempuan tersebut diungkapkan melalui makna konotasi yang terbentuk pada kelompok-kelompok partisipan Facus—Group Discussian.' Mereka terbagi dalam ke1ompok mahasiswa perempuan dan laki-laki, karyawan perempuan dan laki-laki, serta kelompok ibu rumah tangga. Dari berbagai penilaian mereka terhadap tokoh perempuan yang tampil dalam foto BI yang menjadi objek penelitian ini diuraikan rangkaian makna konotasi tentang perempuan tersebut. Untuk menjelaskan konotasi ini penulis menggunakan model konotasi dari Roland Barthes dan model pemaknaan tanda (semiosis) dari Charles Sanders F'eirce. Berdasarkan hasil penelitian, citra yang terbentuk tentang tokoh-tokoh perempuan yang tampil dalam foto-foto BI pada periode JKS lebih positif daripada citra yang terbentuk tentang tokoh perempuan pada foto sebelum periode JKS. F'ada umumnya tokoh perempuan dalam foto pra JKS memperoleh citra "pengumbar keseksian tubuh." Sedangkan pada foto-foto periode JKS, penilaian 'tentang tokoh-tokoh perempuan yang tampil di dalamnya lebih banyak dikaitkan dengan peran perempuan sebagai ibu, istri, atau kekasih. Namun, dari foto-foto periode JKS tetap terbentuk citra perempuan yang berkaitan dengan daya tarik seksualnya. Para partisipan FGD, yang termasuk dalam golongan pembaca BI, masih menilai objek-objek yang ditampilkan BI, terutama foto, berdasarkan citra mereka tentang BI pra JKS. Citra BI yang melekat di benak mereka adalah tabloid yang menjual sensasi melalui penampilan keseksian perempuan. Citra yang dibentuk oleh para partisipan FGD dalam penelitian ini hampir seluruhnya terbentuk dengan mengacu kepada foto tokoh perempuan dari artikel utama pada halaman pertama BI, bukan kepada judul artikel ataupun lead yang menyertainya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanti
Jakarta: Yayasan YJP,, 2001
920.725 98 FIT r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ratna Nurhajarini
Yogyakarta: BPNB, 2013
927 DWI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Mirawati
"ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Kongres Perempuan Indonesia I: tanggal 22-25 Desember 1928 ini saya ajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana pada jurusan Sejarah Fakualtas Sastra Universitas Indonesia.
Alasan saya menulis tentang Kongres Perempuan Indonesia, khususnya Kongres Perempuan Indonesia I ini adalah: pertama, masih kurangnya buku-buku atau penulisan-penulisan yang mengungkapkan tentang sejarah pergerakan pada umumnya dan tentang sejarah pergerakan wanita Indonesia pada khususnya. Hal tersebut disebabkan sulitnya untuk mendapatkan bahan-bahan yang masih sangat sedikit dan juga banyak tokoh _wanita yang terlibat dalam peristiwa itu sudah tiada lagi.Masalah Kongres Perempuan yang menjadi inti dari skripsi ini hanya dikupas secera sepintas saja, misal_nya dalam karya-karya dari Drs. Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan, Yusmar Basri (ed), Sejarah Nasional Indonesia jilid V, atau- pun dalam buku Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia karangan A.K. Pringgodigdo, di mama secara umum dapat dikatakan bahwa _

"
1984
S12492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Firdaningsih
"Skripsi ini membahas kemampuan mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI angkatan 2003. Bertujuan menggambarkan perjuangan kaum perempuan Indonesia memperbaiki nasib kaum perempuan pada saat itu. Kongres Perempuan Indonesia II membahas tentang perburuhan, usaha pemberantasan buta huruf serta pemberantasan perdagangan perempuan dan anak-anak. Keputusan-keputusan yang dihasilkan, cukup memberikan angin segar dalam menentukan arah perjuangan dalam memperbaiki nasib kaum perempuan pada saat itu. Dalam hal perburuhan, Kongres membuat suatu badan penyelidikan perburuhan perempuan Indonesia, mempunyai kewajiban menyelidiki keadaan buruh perempuan diseluruh Indonesia. Untuk pemberantasan buta huruf, Kongres mendirikan Badan Pemberantasan Buta Huruf, diadakanlah regristratiebereau (kantor pendaftaran), mempunyai tugas mengajarkan kepada beberapa orang buta huruf dalam jangka waktu tertentu. Serta didirikan suatu perkumpulan untuk mengatasi masalah perdagangan perempuan dan anak-anak, yaitu Perkumpulan Pembasmian Perdagangan Perempuan dan Anak-anak (P.P.P.P.A.).

This undergraduate thesis discusses the ability of Faculty of Humanities? students 2003th entranced. This thesis explained the Indonesian Women Movements to renovate their destiny. Therefore, in the Kongres Perempuan Indonesia II, at Jakarta, 20-24th July 1935, they discussed; about the women labors; how to make Indonesian people literate, especially women, and avoid the human trafficking, both women and children. This congres was very important and helpful to make direct movement that fixed Indonesian women destinies at those times. For women labors, congress built an organization called Badan Penyelidikan Perburuhan Perempuan, the assignment had responsibility to comprehend welfares of the women labor in Indonesia. The Congress also built the Registratiebureau against illiteracy in Indonesia. The last, they made an organization called Perkumpulan Pembasmian Perdagangan Perempuan dan anak-anak (PPPPA), to stop human trafficking in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S12491
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1993
305.230 LAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Astuti
"Penulisan sejarah Sri Mangunsarkoro dalam Pergerakan perempuan di Indonesia, khususnya pada tahun 1924 hingga I959. Permasalahan yang akan dibahas ialah aktifitas Sri Mangunsarkoro dalam memperjuangkan perbaikan kedudukan perempuan di Indonesia pada periode tersebut dan pemikirannya yang melandasi setiap langkahnya dalam gerakan perempuan. Dalam Skripsi ini, pembahasan dimulai dari munculnya gerakan perempuan di Indonesia pada awal ke-20 yang diawali oleh Kartini. Sepeninggal Kartini, banyak tokoh perempuan di Indonesia yang muncul seperti Rohana Kudus, Dewi Sartika, Nyi Hajar Dewantara dan perempuan Indonesia lainnya. Awal gerakan emansipasi perempuan pada awal abad 20 adalah pendidikan bagi kaum perempuan. Sri Mangunsarkoro adalah satu dari sedikit perempuan Indonesia yang dapat mengenyam pendidikan tersebut. Pada tahun 1924, Sri Mangunsarkoro bergabung ke dalam Taman Siswa di Tegal sebagai guru. Di Taman Siswa, awal peranan Sri Mangunsarkoro di dalam gerakan perempuan Indonesia. Ia menjadi salah satu kader terbaik dari Taman Siswa, hal itu dapat dilihat dari keterlibatan dalam kancah pergerakan perempuan di tingkat nasional yaitu pada tahun 1929, ia telah menjadi pengurus pusat PPII kemudian bahkan menjadi ketua Kongres Perempuan Indonesia tahun 1935. Periode awal abad 20 adalah periode dimana gerakan perempuan ikut aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Hal tersebut menyebabkan gerakan perempuan berkaitan dengan perjuangan politik yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia. Perjuangan politik itulah yang membuat Sri Mangunsarkoro melihat bahwa gerakan perempuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari gerakan politik untuk memperjuangkan kepentingan perempuan. Pandangan politik tersebut yang membuat ia membuat partai perempuan pertama di Indonesia yaituPartai Wanita Rakyat pada tahun 1946. Partai tersebut adalah partai kecil dan bahkan tidak berhasil mendapatkan kursi di parlemen tapi PWR merupakan representasi gerakan perempuan di Indonesia yang secara legal memproklamirkan dirinya dalam gerakan politik di Indonesia. Sri Mangunsarkoro adalah satu dari tokoh gerakan perempuan di Indonesia, di dalam perjuangannya dia selalu menegaskan behwa perempuan harus bersatu. Perbedaan yang ada dalam metode perjuangan yang digunakan oleh berbagai organisasi perempuan di Indonesia tidak harus membuat perpeahan sehingga sampai akhir hidupnya Sri Mangunsarkoro tetap berjuang baik di partainya dan juga berbagai organisasi perempuan lainnya seperi Kongres Wanita Indonesia sebagai payung dari organisasi-organisasi perempuan yang ada di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halawa, Ohiao
Jakarta: Nias, 1992
R 334.09598 HAL s (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>