Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Janissa Ekapratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perencanaan dan penganggaran pada masa tanggap darurat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan membangun kerangka perencanaan dan penganggaran responsif gender dalam masa tanggap darurat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivisme dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan (1) telaah dokumen kebijakan strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana yaitu Renstra K/L, Renja, RKA K/L, dan DIPA BNPB, dan (2) wawancara dengan pemangku kebijakan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta instansi terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa belum dilaksanakan perencanaan dan penganggaran responsif gender di Badan Nasional Penanggulangan Bencana, maka dari itu kerangka perencanaan dan penganggaran responsif gender pada masa tanggap darurat perlu dibangun dengan mempertimbangkan konsep dan peran gender pada masa tanggap darurat.

This study aims to look at how planning and budgeting during the emergency response period at the National Disaster Management Agency and build a framework for gender responsive planning and budgeting during the emergency response period at the National Disaster Management Agency. This study uses a post positivism approach with qualitative methods. Data collection was carried out by (1) reviewing the strategic policy documents of the National Disaster Management Agency, namely Strategic Plan for Ministries / Agencies, Work Plan, RKA K / L, and Budget Document of BNPB, and (2) interviews with stakeholders in the National Disaster Management Agency, and related agencies . The results of the study show that gender responsive planning and budgeting has not yet been implemented in the National Disaster Management Agency, hence the gender responsive planning and budgeting framework in the emergency response period needs to be built by considering the concepts and roles of gender during the emergency response period."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Kusumaningsih
"Kebakaran merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan banyak kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sistem pencegahan, penanggulangan dan tanggap darurat kebakaran di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia tahun 2012. Hasil dari penelitian ini selanjutnya akan dibandingkan dengan Kepmen PU No. 11/KPTS/2000, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Perda DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008, dan standar Internasional NFPA 10, 13, 14, 72, dan 101. Klasifikasi bahaya gedung Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia merupakan klasifikasi bahaya sedang I dan termasuk kebakaran kelas A dan C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia belum memiliki manajemen penanggulangan kebakaran yang sesuai dengan standar. Sistem proteksi aktif sudah cukup sesuai dengan standar. Struktur bangunan sudah memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk pintu darurat dan tempat berkumpul sementara tidak diberi tanda. Gedung perpustakaan ini belum memiliki akses pemadam khusus serta program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana kebakaran. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sistem pencegahan, penanggulangan dan tanggap darurat kebakaran di Perpustakaan ini masih perlu ditingkatkan, khususnya dalam hal manajemen.

Fire is an accident that can cause many losses. The objective of this study is to analyze fire prevention, protection, dan emergency response in University of Indonesia?s Central Library Building, Year 2012. The results of this study are then compared to Kepmen PU No. 11/KPTS/2000, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Perda DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008, and NFPA 10, 13, 14, 72, 101. Building hazard classification for this library are classified as moderate I dan class A and C.
The results show that emergency response management doesn?t exist and this is not comply to the regulation. Fire protection systems are quite appropriate with the regulation. Building structure has been complied to the regulation. Meanwhile, there are no sign for emergency doors and meeting point. This building didn?t have fire fighter access and fire facility maintenance program. In conclusion, fire safety systems in this building need to be improved, especially for the emergency response management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Sita Damayanti
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S23480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi S, Kinsar
"ABSTRAK
Suatu negara dalam rangka melaksanakan pembangunan disegala bidang tidak mungkin tercapai dengan baik kalau tidak didukung oleh keadaaan yang sehat baik jasmaniah dan rokhaniah dari seluruh rakyatnya terutama para Apartur negaranya,sehubungan dengan itu maka masalah kesehatan merupakan hal yang
sangat panting untuk dipelihara oleh semua pihak hal ini tentunya tidak lepas dari tangan pemerintah sendiri untuk menyediakan para 'Tenaga Kesehatan' mengabdikan dirinya khusus dalam pelayanan kesehatan ( Health Care ).
POKOK PERMASALAHAN
Sebagaimana kita ketahui semua bahwa para petugas kesehatan itu dapat bekerja dengan baik apabila didukung dengan ilmu pengetahuan yang cukup tinggi dan berdasarkan kepada kettentuan perundang-undangan yang ada, misalnya : Undang2 Pokok Kesehatan, Undang2 Tenaga Kesehatan maupun Kode Etik Kedokteran dan Undang2 ke-Farmasian. Di Indonesia ini misalnya,kita harus mengatahui masih banyak kekurangan yang berhubungan dengan pengaturan yang tegas tentang " HUKUM KEDOKTERAN " dan UNDANG2 POKOK KEDOKTERAN dan bahkan dapat dikatakan yang kedua ini belum ada pengaturannya di Negara yang kita cintai ini. Maka tidak jarang para petugas kesehatan dalam melakukan tindakan2 kedokteran dalam rangka Health Care terhadap masyarakat mengalami kesalahan2 maupun kesilapan atau kealpaan yang membawa akibat yang fatal bagi pasien yang ditolongnya. Atas kasus2 tertentu telah banyak masuk ke Pengadilan untuk diselesaikan bahkan sudah ada yang mendapat hukuman,namun semua
itu masih dapat kita persoalkan yaitu apakah atas kesalahan petugas kesehatan itu dalam penjatuhan hukumannya telah sesuai atau sudah memenuhi rasa keadilan bagi kita/bangsa kita yang masih serba kekurangan dalam pengaturan per-Undang2an. Kita ambil contoh,kasus dari Dokter Setianingrum yang telah
menyuntik pasiennya hingga meninggal dunia,dimana atas kesalahan dokter tersebut dia diadili dan mendapat hukuman dari Pengadilan Negeri Pati yang dikukuhkan Pengadilan Tinggi Semarang,namun di Tingkat Kasasi oleh Majelis Hakim Agung akhirnya kasus tersebut diadili dengan membebaskan dokter Setia
ningrun dari segala tuduhan. Untuk ini kita pertanyakan apakah dengan bebasnya dokter tersebut telah memenuhi rasa keadiIan bagi semua pihak,mungkin bagi pihak professi Dokter hal itu merupakan suatu keadilan namun dipihak korban tinggal rasa duka cita yang su.sah untuk dilupakan,inilah masalahnya. Mungkin kalau ada sekedar ganti rugi seperti yang diatur dalam KUHPerdata,masalah tersebut dapat mengobati rasa duka tadi,tetapi seperti kita ketahui bahwa masalah ganti rugi itu tidak ada pengaturannya secara tegas tentang akibat kesalahan pengobatan, sehingga inilah merupakan kesulitan bagi kita untuk dapat memenuhi rasa keadilan tadi.
METHODE RESEARCH
Dalam rangka penulisan Skrlpsi ini maka untuk melangkapinya penulis mengadakan penelitian seperti penelitian kepustakaan (Library Research) di Perpustakaan FHUI dan selain itu juga mengadakan. penelitian kelapangan yaitu ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,Mahkamah Agung R.I. ditambah mengadakan konsultasi kepada beberapa Dokter R.S.Fatmawati dan Pejabat2 yang di Kantor Pusat Departemen Kesehatan R.I. Selain itu juga kepada beberapa pasien/keliiarganya tentang kalau ada kesalahan dari pihak petugas kesehatan,dalam pengobatan.
Hasil Penelitian :
Pada umuranya bahwa petugas kesehatan itu adalah dapat dipertanggung-jawabkan baik .secara perdata dan pidana kalau berbuat salah/alpa dalam rangka pengobatan,namun kalau masalah ganti rugi atas kesalahan tersebut belum ada secara tegas pengaturannya..
Dalam penelitian kasus2 tertentu maka atas hasil wawancara dari pihak kedokteran,maka meraka menginginkan agar diselesaikan dengan selalu meminta advis dari Biro Hukum Depkes demi memenuhi rasa keadilan bagi pihak professi kedokteran.
KESIMPULAN & SARAN:
Karena para tenaga kesehatan itu tidak lepas dari kekurangan2/kesalahan,ditambah dengan belum lengkapnya ketentuan Undang2 maka Pemerintah diharapkan segera memecahkan masalah tersebut,dengan membuat rancangan Undang2 Pokok Kedokteran termasuk masalah ganti rugi agar diatur dengan tegas dalam Undang2.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martiman Prodjohamidjojo
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986
346.03 MAR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
S. Sahabuddin
"Kejahatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia di dunia. Setiap aktivitas manusia baik politik, sosial dan ekonomi, bisa menjadi gerakan kejahatan. Masalah penelitian ini adalah: Bagaimana mengubah sejarah politik. Masalahnya adalah sebagai seperti bagaimana pengganti sanksi pembangunan di Indoneisa, dan bagaimana politik legislasi pidana yang bisa menempatkan kompensasi dibebankan kepada pelaku dalam KUHP, dapat dikatakan kita telah melakukan kebijakan politik hukum pidana sesuai dengan keadilan sebagai nilai-nilai humanis yang mencerminkan ideologi bangsa dan sesuai dengan konstitusi Republik Indonesia. kompensasi kebijakan khusus seperti yang telah ditetapkan dalam rancangan KUHP baru, harus ditempatkan dalam posisi sebagai kalimat dasar (bukan pidana tambahan), sehingga dia bisa hukuman alternatif selain penjara atau denda. Selain itu, tindak pidana pencurian biasa, harus benar-benar menjadi kompensasi sanksi denda yang dikenakan tunggal dan dapat ditambahkan dengan kejahatan tambahan seperti pekerjaan sosial."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
348 JHUSR 6 (2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Sari
"Karawang Central Plaza termasuk dalam pusat perbelanjaan yang terdiri dari berbagai jenis aktifitas yang memiliki resiko kebakaran besar. Berdasarkan NFPA 101 area umum dengan luas lebih dari 5000 M2 dan berpenghuni minimal 50 orang harus menerapkan sistem Manajemen Kebakaran dan Tanggap Darurat Penyusunan. Skripsi bertujuan untuk membandingkan Sistem Manajemen Kebakaran pada Karawang Central Plaza dengan standard NFPA 10,13, 14, 72 dan 101.
Desain studi dalam penelitian ini adalah observasional dengan cara observasi ke lapangan dan telaah dokumen. Pada Gedung Karawang Central Plaza terdapat beberapa ketidaksesuaian seperti kontrol panel tidak berfungsi. Skripsi ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang cukup mengenai pentingnya aspek pencegahan kebakaran dan tangga darurat bagi Karawang Central Plaza.

Karawang Central Plaza categorized as shopping centre which in consisting of different types of activities that have a major fire risk. According to NFPA 101 a common area with an area of more than 5000 M2 and occupied at least 50 people shall implement systems Fire Management and Emergency Response. This essay has an aims to compare the Fire Management Systems at Karawang Central Plaza with NFPA standard 10, 13, 14, 72 and 101. The
Study Design was use is an observational study by field observations and document review. At KCP there is a discrepancy as known control panel does not work. This essay is expected to provide enough information about the importance of the fire prevention and emergency date for Karawang Central Plaza Keyword Fire shopping mall prevention and control of fire emergency response management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sulistiyawati
"Kebakaran merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan banyak kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap penerapan manajemen tanggap darurat dan penanggulangan kebakaran di Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan melakukan observasi lapangan, wawancara, dan telaah dokumen. Hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2009, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, SNI 03-1746-2000, dan SNI 03-6574-2001.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kesesuaian penerapan manajemen tanggap darurat dan penanggulangan kebakaran di Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, yaitu organisasi tanggap darurat sebesar 84.62%, tata laksana operasional sebesar 72.22%, dan sumber daya manusia (SDM) sebesar 80%. Dimana rata-rata kesesuaian sarana penyelamatan jiwa adalah sarana jalan keluar sebesar 90%, pintu darurat sebesar 72.22%, tangga darurat sebesar 92.50%, petunjuk arah jalan keluar sebesar 53.34%, pencahayaan darurat sebesar 59.93%, dan tempat berkumpul sementara sebesar 100%.
Berdasarkan hasil penelitian, maka diperlukan perbaikan dan peningkatan terhadap penerapan manajemen tanggap darurat dan penanggulangan kebakaran serta perbaikan dan pemeliharaan terhadap sarana penyelamatan jiwa di Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia.

Fire is an accident that can cause many losses. The objective of this study is to analyze implementation of emergency response management and fire prevention at Vocational Educational Program University of Indonesia. This study used the descriptive analytic method with performing field overview, interview, dan document study. The results of this study are compared to Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2009, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, SNI 03-1746-2000, and SNI 03-6574-2001.
The results show that implementation of emergency response management and fire prevention at Vocational Educational Program University of Indonesia are emergency response organization 84.62%, emergency response operational 72.22%, dan human resource 80%. The average of life safety facility are exit facility 90%, fire exit door 72.22%, emergency stair 92.50%, exit sign 53.34%, emergency lighting 59.93%, and assembly point 100%.
Based on this study, it's necessary to improve implementation of emergency response management and fire prevention and maintain to life safety facility at Vocational Educational Program University of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S70194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Lestari
"Kebakaran dapat menyebabkan kerugian baik jiwa, material dan aset berharga. Penelitian ini bertujuan untuk mengaudit manajemen kebakaran dan sistem tanggap darurat di gedung Fakultas X ? Universitas Indonesia Depok. Hasil audit terhadap sarana dan prasarana kebakaran serta sistem tanggap darurat selanjutnya dibandingkan terhadap Building Code Australia (BCA) dan Peraturan dan Ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung Kep.MenPU.No 10/KPTS/2000. Gedung yang diaudit terdiri dari Gedung A, B, C, D, F dan G. Klasifikasi gedung A, B, D, F, dan G merupakan Kelas 5 sedangkan gedung C merupakan kelas 9b. Variabel yang diaudit adalah jalan keluar, struktur bangunan, sistem detektor dan alarm, sistem komunikasi dan peringatan darurat kebakaran, prosedur evakuasi, peralatan pemadam kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR), hidran, springkler, serta sistem tanggap darurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalan keluar belum memenuhi persyaratan karena terkunci. Struktur bangunan secara umum sudah memenuhi persyaratan karena merupakan konstruksi beton bertulang. Sistem detektor dan alarm hanya terdapat pada gedung G, sedangkan gedung lainnya belum memenuhi persyaratan (belum tersedia, rusak, atau tidak berfungsi). Pada gedung G terdapat sistem komunikasi dan peringatan darurat kebakaran, namun pada gedung lain belum tersedia. Belum terdapat metode dan prosedur evakuasi untuk pengosongan gedung. Peralatan pemadam kebakaran khususnya APAR sudah tersedia dan memenuhi persyaratan pada semua gedung, namun untuk hidran dan springkler hanya tersedia di gedung G. Belum tersedianya sistem tanggap darurat di fakultas ini. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran pada fakultas ini masih perlu ditingkatkan.

Fire may cause loss of life, material and valuable assets. The objective of this study is to conduct audit for fire safety and emergency response in the building at Faculty X, University of Indonesia, Depok. The audit results on the building fire safety facilities including emergency response and preparedness are then compared to the Building Code Australia (BCA) and Indonesian regulation on the building fire safety (Kep.MenPU.No 10 and 11/KPTS/2000). The building selected are Building A, B, C, D, F and G. Building classification for A, B, D, F and G are classified as Class 5, while Building C is classified as Class 9b. Variable which are evaluated including emergency exit, building structure, fire alarm and detector, communication and fire warning system, evacuation procedure, portable fire extinguishers, hydrant, sprinkler, and emergency response preparedness. Results suggested that emergency exit is locked, and this is not comply to the regulation. Building structure has been complied to the regulation since it was made of concrete. Fire detector and alarm only provided in Building G, while other building is not available. There is no evacuation procedure available. Portable fire extinguisher has been available in all the building. Hydrant an sprinkler only available in building G. There is no emergency response preparedness in this faculty. In conclusion, the fire safety facilities in this faculty need to be improved."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>