Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: IEEE Press, 1980
621.380.436 INT (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tong, Xingcun Colin
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
621.382 24 TON a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khotimah
"ABSTRAK
Telah dilakukan riset mengenai analisis radiasi Gelombang
Elektromagnetik (GEM) Radio Frequency Identification (RFID) terhadap
Implantable Cardiac Pacemaker (ICP). Penelitian dilakukan dengan mengukur
radiasi medan elektrik RFID tag pasif frekuensi 925 MHz. Hasil pengukuran
kemudian disimulasikan melewati tubuh manusia dimana ICP biasa ditanam
menggunakan program simulasi. Program simulasi dibuat menggunakan metode
Finite Difference Time Domain (FDTD). Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa
nilai medan elektrik rerata terbesar adalah 39,81 μV.yang diperoleh ketika tag dan
reader berkomunikasi pada jarak 50 cm dan sudut 00 Setelah disimulasikan
melewati tubuh manusia, besarnya tegangan maksimum medan elektrik yang
mengenai ICP adalah 7,91 μV dimana nilai tersebut masih lebih kecil dari ambang
batas sensitivitas ICP terganggu medan elektrik yaitu sebesar 1-3 mV

ABSTRACT
A research related to analysis of Radio Frequency Identification’s
(RFID’s) radiation into Implantable Cardiac Pacemaker (ICP) has been
conducted. Research is done by measuring 925 MHz RFID electric field.
Measurement result is simulated by a developed program as if it trough human
tissue where ICP usually implanted using Finite Difference Time Domain (FDTD)
method.The higest electric field measured is 39,81 μV. After simulating through
human tissue, the highest electric field voltage coming into ICP is 7,91 μV, which
is lower than ICP’s sensitivity value threshold (1-3 mV)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Sudrajat
"ABSTRAK
Faktor keamanan dan kinerja merupakan aspek fundamental pada peralatan medis.
Untuk menjamin kualitas dan keamanan pada peralatan Elektroensefalograf
(EEG), salah satunya ialah harus memenuhi syarat kompatibilitas terhadap
elektromagnetik (EMC) yang secara khusus diatur pada standar IEC 60601-1-
2:2014. Pada penelitian ini, telah dilakukan analisis dan pengembangan aspek
kompatibilitas elektromagnetik terhadap prototipe EEG berbasis Arduino Uno
mengacu standar IEC 60601-1-2:2014. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
emisi radiasi elektromagnetik pada prototipe EEG dapat diturunkan dengan
modifikasi PCB, menambah ferrite bead pada kabel USB dan menambah shield.
Dengan menggabungkan ketiga metode tersebut, level emisi radiasi pada rentang
frekuensi 30MHz sampai 1GHz dapat diturunkan, sehingga berada di bawah limit
standar. Penurunan terbesar level emisi radiasi elektromagnetik terjadi pada
frekuensi 35.9MHz yaitu sebesar 27.7 dB. Pengembangan dengan
menggabungkan ketiga metode tersebut tidak berdampak pada level emisi melalui
konduksi, sehingga masih tetap berada dibawah limit standar. Prototipe EEG yang
telah diberi penambahan varistor dan ESD (Electrostatic Discharge) suppressor
juga terbukti mampu bertahan dari kerusakan permanen saat pengujian imunitas
dengan level surge sampai 1kV dan pengujian ESD secara kontak sampai 8kV.

ABSTRACT
Safety and performance of medical devices are fundamental aspects to be
concerned. To ensure the quality and safety of electroencephalograph ( EEG ),
one of the requirement is electromagnetic compatibility (EMC) which is
specifically regulated by IEC 60601-1-2: 2014 standard. EMC aspect of Arduino
Uno based EEG prototype was analyzed and developed refer to IEC 60601-1-
2:2014. The results of this study indicated emission of electromagnetic radiation
on EEG prototype can be derived by PCB modification, added ferrite beads on the
USB cable and added a shield. By combining these three methods, radiated
emission level at frequency range 30MHz until 1GHz was reduced until below the
standard limit. The largest reduction of electromagnetic radiated emission level
occured at frequency 35.9MHz with value 27.7 dB. Combination of these three
methods on a EEG prototype did not impact on the level of emissions through
conduction, and it remained below the standard limit. EEG prototype that has
been fitted with varistor and ESD (Electrostatic Discharge ) suppressor also
proved to be able to withstand from permanent damage at the level surge
immunity testing up to 1kV , and contact ESD testing up to 8kV."
2016
T46376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smolenski, Robert
"Conducted electromagnetic interference (EMI) in Smart Grids presents specific EMI conducted phenomena as well as effective methods to filter and handle them once identified. After introduction to Smart Grids, the following sections cover dedicated methods for EMI reduction and potential avenues for future development including chapters dedicated to potential system services, descriptions of the EMI spectra shaping methods, methods of interference voltage compensation, and theoretical analysis of experimental results."
London: [, Springer-Verlag], 2012
e20418657
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Wibowo
"Transverse electromagetic cell (sel TEM) merupakan perangkat alternatif pengujian EMC (Electromagnetic Compatibility). Namun, frekuensi operasi maksimumnya sangat terbatas sedangkan pengujian EMC mensyaratkan pengujian dilakukan hingga frekuensi 1 GHz. Beberapa pengembangan sel TEM untuk meningkatkan frekuensi operasi malah memperkecil luas keseragaman medan sedangkan peningkatan luas keseragaman medan tidak dapat dilakukan hingga frekuensi tinggi. Coplanar waveguide dapat digunakan sebagai sumber medan yang seragam dan sangat berpotensi untuk digunakan dalam perancangan sel TEM dengan rentang frekuensi yang sangat lebar. Pada tesis ini dilakukan perancangan sel TEM sederhana dengan lempeng coplanar waveguide (CPW) untuk membangkitkan medan elektromagnetik seragam yang dapat beroprasi pada frekuensi 30 MHz - 1.GHz. Hasil simulasi menunjukan sel TEM dapat disusun dari dua buah lempeng CPW identik berukuran 510 mm x 750 mm dengan lebar hot-line s = 440 mm, gap w = 7,69 mm dengan jarak antara lempeng CPW sebesar h = 550 mm. Hasil pengukuran menujukan kesesuaian antara hasil pengukuran dengan simulasi. sel TEM menghasilkan uniform area 30 cm x 50.cm dan memenuhi ketentuan standar IEC 61000-4-20.

A transverse electromagnetic cell (TEM cell) is an alternative device for EMC (Electromagnetic Compatibility) test. The highest operating frequency of TEM cell is limited while EMC test requires testing performed up to 1 GHz. The TEM cell developments to increase the operating frequency has decrease the TEM cell field uniformity area while increasing field uniformity area cannot be done to higher frequency. Meanwhile, coplanar waveguide can be used to generate uniform field and potentially can be used to design a TEM Cells with very wide frequency range. In this thesis, a simple TEM cell was designed with coplanar waveguide plates (CPW) for generating uniform electromagnetic field at frequency 30 MHz - 1.GHz. The simulation results show that the TEM cell can be made by two identical CPW plates which has 510 mm x 750 mm in size, wide of hot-line s = 440 mm, gap w = 7.69 mm and the distance between the CPW plates h = 550 mm. The measurement results show in agreement with the simulastion. The TEM cell produces a uniform area of 30 cm x 50 cm which is in accordance with IEC 61000-4-20 standard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Violette, J.L. Norman
"Buku yang berjudul "Electromagnetic compatibility handbook" ini ditulis oleh J. L. Norman Violette, Donald R. J. White, dan Michael F. Violette. Buku ini merupakan sebuah buku panduan mengenai elektromagnetik."
New York: Van Nostrand Reinhold, 1985
R 621.380436 VIO e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Nurlita
"Power-line Communication (PLC) adalah teknologi yang memanfaatkan power line untuk proses pengiriman data. PLC sendiri bekerja dengan memberikan sinyal carrier yang termodulasi ke dalam sistem kabel. Teknologi PLC dimanfaatkan di dalam Smart Grid (SG) untuk meningkatkan keandalan sistem komunikasi karena infrastruktur yang sudah lama di implementasikan dan juga terbukti selama bertahun-tahun. Karena PLC memanfaatkan saluran listrik, maka beberapa kendala juga muncul diantaranya memungkinkannya adanya electromagnetic interference akibat disturbansi sinyal multi frekuensi yang ditimbulkan oleh peralatan listrik di jaringan listik yang sama, sehingga dapat memengaruhi komunikasi data yang menggunakan PLC.Penyebab timbulnya disturbansi akibat sinyal multi frekuensi dipicu oleh alat-alat listrik yang menggunakan teknologi elektronika daya atau inverter.Peralatan yang memanfaatkan teknologi inverter memiliki karakteristik non-linear yang dapat menimbulkan distorsi pada sistem kelistrikan yang berpengaruh pada disturbansi karena terjadi pada satu jaringan listrik yang sama. Pengujian dilakukan untuk melihat dampak disturbansi sinyal multi frekuensi pada data loss dalam proses komunikasi data menggunakan PLC. Disturbansi multi frekuensi memiliki pengaruh terhadap besar nilai data loss dalam proses transimisi data dengan menggunakan PLC. Data loss pada proses pengiriman data menggunakan PLC juga meningkat seiring dengan meningkatnya radius jarak antara transmitter dan receiver PLC.

Power-line Communication (PLC) is a technology that uses a power line for data transmission. PLC itself works by providing a carrier signal which is modulated into the cable system. PLC technology is utilized in the Smart Grid (SG) to increase the reliability of the communication system due to the long-implemented infrastructure that has also been proven over the years. Because PLCs utilize power lines, several obstacles also arise including allowing for electromagnetic interference due to multi-frequency signal disturbance caused by electrical equipment that using power electronics or inverter technology on the electrical network so that it can affect data communication using PLCs. Equipment that uses inverter technology has non-linear characteristics that can cause distortion in the electrical system which affects the disturbance because it occurs in the same electrical network. Tests are carried out to see the impact of multi-frequency signal disturbance on data loss in the data communication process using PLC. Multi-frequency disturbance has an influence on the value of data loss in the data transmission process using PLC. Data loss in the process of sending data using PLC increases with increasing radius of distance between transmitter and receiver PLC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wibisono
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dianalisa unjuk kerja bit error rate (BER) dari trellis coded (TC) 8PSK dengan adanya interferensi pada kanal berfading. Diasumsikan bahwa jumlah sinyal interferensi antar kanal (co-channel interference, CCI) sebanyak L buah yang mengalami redaman akibat Rayleigh fading, dan sinyal asli (desired sinyal) yang mendapatkan pengaruh redaman Nakagami fading. Disini diasumsikan pula bahwa interferensi antar simbol (inter-symbol interference, ISI) diabaikan, sehingga sinyal interferensi dapat dianggap sebagai variabel acak Gaussian, maka unjuk kerja BER TC 8PSK dengan kehadiran CCI pada kanal berfading dapat dianalisa dan dihitung dengan menggunakan metode standar Gaussian approximation (SGA), alternative Gaussian approximation (AGA) dan metoda first error event (FEE). Metode FEE digunakan sebagai pembanding untuk melihat keakuratan metode SGA dan AGA. Dari hasil analisa terlihat bahwa unjuk kerja BER TC 8PSK dengan metode SGA lebih akurat dibandingkan dengan metode AGA."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Protasius Donatian Padupan Bruga Isyudanto
"Peningkatan jumlah multibahasawan berbanding lurus terhadap peningkatan kemunculan interferensi bahasa, yang didefinisikan Weinreich (2010) sebagai kesalahan produksi bahasa akibat perbedaan sistem linguistik antara bahasa target dan bahasa ibu. Fenomena ini turut terjadi pada penutur asli bahasa Prancis yang mempelajari bahasa Indonesia di Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO) pada tahun pertama, kedua, dan ketiga. Dengan fokus pada peran penting komunikasi verbal (Rao, 2019), penelitian ini bertujuan menganalisis interferensi fonik dalam bahasa Indonesia yang dialami penutur asli bahasa Prancis. Sumber data yang digunakan diperoleh dari rekaman pengucapan 10 kalimat dalam bahasa Indonesia yang dikaji utamanya menggunakan teori Weinreich (2010) mengenai interferensi dan teori Saville-Troike (2006) terkait pembelajaran bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa penutur asli bahasa Prancis memiliki kesulitan dalam pelafalan fonem bahasa Indonesia /ʔ/, /c/, /ɟ/, /x/, /h/, /ŋ/, /r/, /e/, /ə/, dan /aw/ yang memunculkan interferensi fonetik atau tidak mengubah makna (86% dari interferensi). Pada aspek ekstralinguistik, durasi belajar, profil pengajar, motivasi, strategi pembelajaran, masukan, dan umpan balik merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kompetensi verbal para subjek. Dengan mengembangkan strategi pedagogis yang mempertimbangkan faktor itu, produksi interferensi fonik pada subjek diperkirakan dapat berkurang.

Amidst the surge in multilingualism, the prominence of linguistic interference has grown. Weinreich (2010) defines this as the emergence of language production errors due to systemic disparities between one's native and target languages. This phenomenon is observed among French speakers acquiring Indonesian at Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO) ranging from first, second and third year students. Focusing on the pivotal role of verbal communication (Rao, 2019), this research aims to delve into phonic interference experienced by French learners of Indonesian. Methodologically, the phonic interference is scrutinised via recordings of 10 Indonesian sentences further analysed mainly through the use of Weinreich’s (2010) theory of interference and Saville-Troike’s (2006) theory of language learning. The analysis revealed challenges in reproducing the Indonesian phonemes /ʔ/, /c/, /ɟ/, /x/, /h/, /ŋ/, /r/, /e/, /ə/, and /aw/ for French native speakers. Beyond language factors, extralinguistic elements including learning duration, instructor profiles, motivation, strategies, input exposure and feedback substantially shape spoken proficiency. This study accentuates the potential for targeted interventions to alleviate phonemic interference. By addressing these factors through pedagogical means, such interference can be effectively mitigated and multilingual communication can be enhanced."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>