Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brakel-Papenhuyzen, Clara
Jakarta : ILDEP, 1991
793.31 BRA s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brakel-Papenhuyzen, Clara
Jakarta: ILDEP-RUL, 1991
793.31 BRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brakel-Papenhuyzen, Clara
Jakarta: ILDEP-RUL, 1991
793.31 BRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Yunita
"ABSTRAK
Jakarta sebagai Ibu kota Indonesia memiliki banyak seni pertunjukan tradisional. Salah satunya adalah Tari Zafin Betawi. Keunikan tarian ini adalah percampuran kebudayaan Arab Hadhrami dengan kebudayaan Betawi. Dalam bahasa Arab, Zafin berarti menari atau gerakan kaki. Tari Zafin pertama kali dibawa oleh para pedagang Arab yang berasal dari Hadrahmaut atau yang biasa disebut dengan kaum hadhrami, kemudian baru pada perkembangan selanjutnya melibatkan pula orang-orang Betawi terutama yang tertarik pada tarian ini. Secara umum, tari Zafin Betawi tergolong ke dalam Zafin _Arab_ bukan Zafin Melayu. Sebutan Zafin Betawi muncul dikarenakan tarian ini berkembang di Jakarta dan di kalangan orang Betawi. Saat ini tari Zafin Betawi sudah semakin banyak mengalami perkembangan di berbagai unsur pendukungnya. Perkembangan yang terjadi ternyata juga menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi dari tarian ini, dari tari sosial/pergaulan menjadi tari pertunjukan.

Abstract
Jakarta as the capital of Indonesia has many traditional performing arts. One of them is Zafin Betawi Dance. The uniqueness from this dance it_s an acculturation between Arab hadhrami_s culture and Betawi_s culture. In Arabic, Zafin means dance or leg movement. Zafin was introduced originally by Arab merchants who came from Hadhramaut or called with hadhrami groups then also involves the Betawi people especially those interested in this dance. Generally, Zafin Betawi dance belong to the _Arabic Zafin_ and isn_t Zafin Malays dance. It_s called Zafin Betawi dance because this dance develops in Jakarta and other Betawi groups. Currently, Zafin Betawi dance was getting great progress in various supporting the elements. The development was also causing a shift function of this dance, from the social dance to the performing dance."
2010
S13115
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 7(3-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This article examine a study of exploration in which is ?style? of masked dancedrama?s concentration of Surakarta and Yogyakarta regions. Two of them were the center of masked dancedrama called ?Dramatari Topeng? in Java island. Because of the specific scope of study focussed on masked dancedrama in Java, so that the article will strives a very limited topic namely ?identifi cation of performance style?. Basic stuff of masked dancedrama in Java based on movement materials of two different grand style in Surakarta include its root in Klaten and arround, and Yogyakarta style and its root arround Kalasan area. All of two grand styles will explore using ethnochoreopogical approach which are combined by comparative study related to its urgence on multilayered entities of their performance each other. Through this article we would recognize the aspects of identifi cation of grand style within two movement materials of the most infl uence dance style in the masked dancedrama in Java."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
JKSUGM 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti N. Kusumastuti
"Tesis ini adalah kajian tentang tari tradisional Jawa Surakarta di Jakarta. Dalam hal ini fokus penelitian saya adalah Retno Maruti bersama perkumpulan tarinya Padnecwara dan karya yang dihasilkannya Abimanyu Gugur. Dalam mengkaji masalah ini saya menggunakan konsep dan teori kebudayaan yang diperkenalkan Geertz, dikembangkan oleh Suparlan dan Melalatoa, serta konsep dan teori tradisi, sistem nilai budaya dan tari untuk mengetahui sejauh mana Retno Maruti meneruskan tari tradisional Jawa Surakarta di Jakarta.
Pengkajian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif melalui kajian kasus serta menggunakan metode individual's life history yang memusatkan perhatian pada upaya yang dilakukan Retno Maruti dalam menjalani karirnya sebagai seniman tari yang menghasilkan karya tari yang berkualitas dan dinantikan kehadirannya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara mendalam dan penggunaan literatur yang relevan.
Hasil penelitian yang saya lakukan menunjukkan bahwa Retno Maruti dapat menjadi seniman tari Jawa yang berkualitas dan berhasil mengembangkan karirnya di Jakarta karena ia memiliki bakat besar dari ayahnya, seorang seniman profesional yang giat dan berdedikasi tinggi di bidangnya. Maruti juga mempunyai minat pada kesenian yang bertumbuh dengan baik, karena dia selalu berada dalam lingkungan orang-orang yang giat berkesenian dan berkesempatan dididik, diajar dan diarahkan oleh guru-guru kesenian yang mumpuni di bidangnya, termasuk ayahnya. Hal ini yang menjadikan Maruti memiliki disiplin dan dedikasi yang tinggi dalam berkesenian selain karya-karya berkualitas.
Gejolak yang besar dalam Maruti untuk meneruskan tradisi sekaligus adanya rangsangan kreativitas untuk melakukan pencarian dan pengembangan dalam tradisi tersebut, tampak diperkuat oleh instansi-instansi kesenian maupun non kesenian dan komunitas pendukungnya seperti para penari, pengrawit, penonton yang "setia" maupun yang baru dan donator.
Para pendukung Maruti pada umumnya adalah orang Jawa yang tinggal di Jakarta, baik kalangan pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, budayawan, pengusaha hingga pejabat tinggi. Mereka membutuhkan ekspresi kultural untuk menyatakan kerinduannya pada hal-hal yang berkaitan dengan budayanya. Mereka juga ingin menyatakan identitas dirinya dalam hubungannya dengan kebudayaan kelompok lain di kota Jakarta ini. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah sering menonton pertunjukan karya garapan Maruti atau menjadi pelaku dalam pergelaran tersebut.
Dengan adanya berbagai faktor peluang dan pendorong seperti telah disebutkan, Retno Maruti berhasil meneruskan tari tradisional Jawa Surakarta, namun menampilkan bentuk dan keindahan "baru" tanpa harus melanggar kaidah-kaidah tradisi dan kehilangan makna, simbol dan nilai kejawaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hafsoh Shoparina
"ABSTRAK
Seni Tari sebagai bentuk Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) Indonesia sangat beragam dan dengan jumlah sangat banyak belum dapat terakomodir dengan baik. Seringkali masyarakat tradisional beranggapan tarian tradisional adalah milik bersama (komunal) sehingga terhadap kurangnya perhatian terkait hak cipta menyebablkan klaim terhadap EBT Indonesia oleh pihak asing seperti halnya Tari Pendet Bali. Bertujuan mengkaji konsep perlindungan Hak Cipta dalam rangka melindungi seni tari tradisional, tesis ini meengangkat pokok permasalahan tentang pengaturan EBT dalam perundang-undangan di Indonesia, perlindungan, upaya serta kendala dalam melindungi EBT dari klaim pihak asing.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normative, yang dilakukan dengan cara wawancara, dan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach). Hasil penelitian menunjukan bahwa UU Hak Cipta belum dapat memberikan perlindungan terhadap EBT khususnya Tari Pendet Bali meskipun pasal EBT tertuang jelas. Hal ini dikarenakan belum ada perangkat peraturan pelaksana dari UU Hak Cipta menyulitkan penegak hukum melaksanakan UU, masyarakat tradisional berparadigma komunal serta kurang memiliki kesadaran dan pemahaman bahwa EBT Indonesia dilindungi oleh Hak Cipta, sehingga banyak terjadi klaim oleh pihak asing terhadap EBT Indonesia. Namun demikian, upaya positif dilakukan antara lain, dari pihak pemerintah dan peran serta masyarakat. Langkah awal pemerintah perlu melakukan inventarisasi dan dokumentasi secara konsisten dan berkesinambungan, sosilisasi pentingnya perlindungan hukum terhadap EBT, dan mengkaji EBT dibuat UU Sui Generis.

ABSTRACT
The dance as a form of the traditional cultural expressions (EBT) of Indonesia very diverse and so many can not be accommodated properly. Often traditional society assume traditional dance is generally owned (communal) so that the lack of attention led to a claim of copyright related to EBT Indonesia by foreigners as well as Pendet Bali. With a vieq to analyzing the concept of copyright protection the framework of to protect traditional dance, this thesis brings forward the issues on regulating EBT in legislation in Indonesia, protection, efforts and constraints in protecting EB T of claims from foreigners.
The method of this study is juridicial normative which is done by interviews, statutory approach and case approach. The study shows that the copyright law could not provide protection against EBT especially Pendet Bali even though Article EBT clearly stated. This is because there is no device implementing regulations of the copyright law make it difficult for law enforcement to implement legislation, the traditional society has paradigm of communal and have less awareness and understanding that EBT Indonesia protected by copyright, so prevalent claims by foreigners against EBT Indonesia. However, positive attempts made, among others, from the government and the role of community. The first step the government needs to conduct an inventory and documentation consistenly and continuously, socialize the importance of legal protection over EBT, and study EBT made law sui generis.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laporan The Japan Foundation
Jakarta: The Jaoan Foundation, 2004
959.8 Per
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>