Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risa Oktavina
"Pemenuhan kebuiuhan tidur dipengaruhi oleh stress emosional dan diet. Dimajukannya jam sekolah 30 menit lebih awal pada siswa dapat menyebabkan stres emotional. Kondisi ini akan mempengamhi tingkat kecerdasan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pemenuhan kebutuhan tidur dengan tingkat kecerdasan anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain korelasi deskriptif dengan sampel 150 siswa. Instrumen penelitian berupa kuisioner, pada uji Chi Square dengan alpha 0.05 dipemleh p value 0.5

Ability to get sleep need was influenced by emotional stress, and diet. Time for school has being early 30 minutes, make students get emotional stress. This condition can influence a child’s intellegency. The aim of this research is to identification relationship between ability to get sleep need and child’s intelligency. This research using descriptif correlation design, with 150 sample. Research instrument is quisioner, in ChiSq1zare test with alpha 0.05. It received p value 0.5 < p < 0.7. The Conclution of this research are nothing relationship between ability to get sleep need and child’s intelligency. The researher wish on the next research able to assessment another impact of time for school has being early 30 minutes in child’s in school age.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5807
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingkat kognitif pada anak usia sekolah berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor,
salah satunya adalah interaksi sosialnya didalam keluarga. Namun, interaksi dalam
keluarga dapat membentuk pola komunikasi yang berbeda-beda pula. Berdasarkan hal
tersebut tujuan penehtian ini adalah unmk mencari hubungan antara pola komunikasi
keluarga dengan tingkat kognitif anak usia sekolah. Metode yang digunakan adalah
deskriptif korelasi yang diambil secara stratified dan simple random sampling.
Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik pearson
chi-square. Hasil studi yang didapat menunjukkan tidak adanya hubungan yang
bermakna antara penggunaan pola komunikasi keluarga dengan pencapaian tingkat
kognitif anak (P value = 0.414, u = 0.05). Disarankan bagi keluarga untuk
meningkatkan pengetahuannya dalam berbagai hal yang dapat menstimulus
perkembangan kognitif anak."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5288
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan tidur seseorang tergantung pada usia, semakin tua usia seseorang makin sedikit
waktu yang diperlukan untuk tidur. Anak usia toddler ( 1- 3 tahun) membutuhkan total waktu
tidur sebanyak 12 sampai dengan 13 jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur anak usia
toddler di RW 07 Kelurahan Johar Baru Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil penelitian, dari 30
anak usia toddler yang diteliti hanya 36,7% yang masuk kriteria terpenuhi kebutuhan
tidurnya padahal tidur sangat penting bagi perkembangan intelektual dan pertumbuhan yang
optimal. Berdasarkan hasil penelitian pada BAB III maka terlihat bahwa ada banyak faktor
yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur anak usia toddler yaitu terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang paling sering membangunkan anak pada
malam hari yaitu keadaan sakit (100%) dan karena lapar atau haus (96.7%) sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur ada 2 yaitu lingkungan
dan bedtime rituals. Untuk faktor eksternal lingkungan sebagai penyebab yang paling sering
membangunkan anak adalah karena bajunya basah(mengompol) sebanyak 76.7%, urutan
selanjutnya adalah lingkungan yang berisik dan keadaan kamar panas dimana masing-
masing sebanyak 73.3% Pada faktor eksternal bedtime rituals didapatkan hasil bahwa
umumnya anak melakukan kegiatan (ritual) yang berbeda-beda sebelum tidur. Kegiatan
yang paling, banyak dilakukan adalah mencuci tangan dan kaki (60%). Dari kedua faktor
tersebut di atas (internal dan eksternal ) faktor yang paling dominan berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan tidur toddler adalah karena merasa haus dan lapar ( 50%), sakit
(26,7%), kamar panas ( 20%), dan sisanya karena takut (3.3%) ."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5018
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deanyta Puspa Dwita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan citra tubuh pada anak usia sekolah di SDI PB Soedirman Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional pada total responden 137 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri, meliputi pengukuran berat badan menggunakan timbangan dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,8% siswa mengalami ketidakpuasan citra tubuh. Status gizi, distorsi citra tubuh, riwayat diet, pengaruh orang tua, dan pengaruh media massa memiliki hubungan yang bermakna dengan ketidakpuasan citra tubuh. Peneliti menyarankan agar siswa diberikan informasi dan edukasi yang berhubungan dengan status gizi, diet seimbang, dan gaya hidup sehat.

This study aims to determine factors associated with body image dissatisfaction amongst School-Age Children at SDI PB Soedirman Jakarta. This research will be based on a quantitative cross-sectional research method on 137 students. Data were collected from questionnaire and anthropometric measurements, including weight measurement using weight scales and height measurements using microtoise, then analyzed using chi-square test.
The results showed that 62,8% students were dissatisfied with their body. Nutritional status, body image disturbance, weight-loss diet, parental influence, and media influence has a significant association with body image dissatisfaction. Researcher suggests that students could be given information and education related to nutritional status, balanced diet, and healthy lifestyle.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakwinul Ammar
"Tingkat aktivitas fisik merupakan salah satu indikator kesehatan yang penting. Berdasarkan Riskesdas 2018, Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama pada proporsi tingkat aktivitas fisik kurang pada anak usia lebih dari 10 tahun. Gangguan tidur memiliki korelasi dengan penurunan performa akademik siswa pada sekolah dasar, peningkatan risiko depresi, dan juga ketidakseimbangan emosional. Berdasarakan penelitian oleh Hermoniati et al., Prevalensi gangguan tidur pada anak usia sekolah di Kota Jakarta Pusat sebesar 25,1%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang dengan menggunakan sub data sekunder dari penelitian SEANUTS 2.0 dengan jumlah sub-sampel sebesar 104 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik paling dominan secara berurutan adalah tingkat aktivitas fisik rendah (50%), tingkat aktivitas fisik sedang (42,30%), dan tingkat aktivitas fisik tinggi (7,6%). Gangguan tidur terjadi pada 55,77% dari total sampel. Secara bivariat terdapat korelasi lemah antara tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan nilai r = -0,05 dan tidak signifikan dengan nilai p = 0,617. Selain itu, dilakukan juga uji korelasi terhadap aktivitas fisik dan sub-gangguan tidur dengan hasil gangguan memulai dan mempertahankan tidur (r = -0,068), gangguan pernapasan saat tidur (r = 0,017), gangguan kesadaran (r = -0,023), gangguan transisi tidur-bangun (r = 0,061), gangguan somnolen berlebihan (r = -0,83), dan gangguan saat tidur (r = -0,176). Oleh karena itu, intervensi terhadap aktivitas fisik demi mencegah kejadian gangguan tidur perlu dilakukan. Tenaga kesehatan dan tenaga pendidik pada sekolah dasar diharapkan mengetahui dan memahami pentingkat tingkat aktivitas fisik terhadap pencegahan gangguan tidur pada anak usia sekolah.

The level of physical activity is an important indicator of health. Based on Riskesdas 2018, DKI Jakarta Province occupies the first position in the proportion of the level of physical activity that is lacking in children aged more than 10 years. Sleep disturbances have been correlated with decreased academic performance in elementary school students, increased risk of depression, as well as emotional imbalance. Based on research by Hermoniati et al., the prevalence of sleep disorders in school-age children in Central Jakarta is 25.1%. This study aims to see the relationship between the level of physical activity and sleep disturbances in school-age children in DKI Jakarta Province. The research design used was a cross-sectional study using secondary data from the SEANUTS 2.0 study with a sub-sample of 104 children. The results showed that the most dominant levels of physical activity, respectively, were low levels of physical activity (50%), moderate levels of physical activity (42.30%), and high levels of physical activity (7.6%). Sleep disturbances occurred in 55.77% of the total sample. Bivariately there is a weak correlation between the level of physical activity and sleep disturbances in schoolage children in DKI Jakarta Province with a value of r = -0.05 and not significant with a value of p = 0.617. In addition, correlation tests were also conducted on physical activity and sleep sub-disorders with the results of disturbances in initiating and maintaining sleep (r = -0.068), sleep disturbances (r = 0.017), impaired consciousness (r = -0.023), transitional disorders sleep-wake (r = 0.061), excessive somnolence (r = -0.83), and sleep disturbances (r = -0.176). Therefore, intervention on physical activity to prevent sleep disturbances needs to be done. Health workers and educators in elementary schools are expected to know and understand the level of physical activity on the prevention of sleep disorders at school-age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Widiyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara harga diri akademik, kreativitas dengan prestasi belajar anak usia 10-12 tahun. Latar belakang peneliti melakukan penelitian ini berdasarkan rendahnya mutu pendidikan sekolah dasar di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari salah satu indikator yaitu rendahnya prestasi belajar siswa. Sedangkan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Windham (1990) antara lain adalah karakteristik siswa.
Menurut Ziller (1984), harga diri akademik sebagai salah satu aspek karakteristik siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar, begitu pula yang dikemukakan Pujiyogyanti (1985) bahwa banyak siswa yang mengalami kegagalan dalam pelajaran bukan hanya disebabkan oleh tingkat inteligensi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, tetapi dapat disebabkan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melakukan tugas.
Aspek karakteristik siswa lainnya adalah kreativitas. Sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa ahli bahwa kreativitas merupakan faktor penting dalam kehidupan. Utami Munandar (1999) mengemukakan mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup, antara lain karena kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini tak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan bare, dan teknologi baru.
Penelitian dilakukan kepada siswa SD kelas tinggi pada satu sekolah dasar di DKI dengan jumlah responden 47 siswa. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan yang signifikan antara harga diri akademik dengan prestasi belajar siswa usia 10-12 tahun.
2. Ada hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar anak usia 10-12 tahun.
3. Besarnya kontribusi antara harga diri akademik, kreativitas terhadap prestasi belajar pada anak usia 10-12 tahun
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tujuh instrumen, yaitu : 1) kuesioner harga akademik, 2) tes kreativitas verbal, 3) hasil raport cawu tiga, 4) tes intelegensi sebagai data pendukung, 5) format observasi Iingkungan sekolah, 6) format identitas siswa dan latar belakang keluarga, dan 7) format wawancara dengan orang tua siswa.
Untuk membuktikan hipotesis diatas, analisis data yang dilakukan menggunakan perhitungan secara statistik dengan teknik yang digunakan adalah product moment pearson, untuk menjawab hipotesis 1 dan 2. Sedangkan untuk menjawab hipotesis 3 yaitu besamya kontribusi variabel harga diri akademik dan kreativitas terhadap variabel prestasi belajar, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linear ganda.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer, yaitu program SPSS. Dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara harga diri akademik dengan prestasi belajar anak usia 10-12 tahun. Nilai koefisien korelasi -0.007 (jauh lebih rendah dari batas toleransi 0.5) dengan tingkat probabilitas 0.951 (jauh diatas batas toleransi 0.05). Dengan demikian hipotesis altematif pertama (Ha 1) ditolak, dan hipotesis null pertama (Ho 1) diterima.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas anak dengan prestasi belajar anak usia 10-12 tahun, dengan nilai koefisien korelasi 0,579 (berada diatas batas toleransi 0.5) dan nilai probabilitas 0.000. Dengan demikian hipotesis altematif kedua (Ha 2) diterima dan hipotesis null kedua (Ho 2) ditolak.
3. Terdapat kontribusi antara harga diri akademik dan kreativitas terhadap prestasi belajar anak usia 10-12 tahun dengan diperolehnya besaran kontribusi 30.7% dari gabungan variabel harga diri akademik dan variabel kreativitas secara simultan terhadap prestasi belajar.
Dari hasil penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan bahwa : Ha 1 ditolak, Ha 2 diterima, dan Ha 3 diterima. Ditolaknya hipotesis alternatif satu, yaitu adanya hubungan yang signifikan antara harga diri akademik dengan prestasi belajar karena diperoleh hasil pada beberapa subyek yang memiliki skor nilai akademik tinggi justru cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah. Hal ini kemungkinan terjadi karena subyek dalam melakukan penilaian harga diri akademik, tidak mengisi berdasarkan keadaan diri yang sebenarnya melainkan berdasarkan, keadaan diri sebagaimana ia harapkan. Faktor penyebab terjadinya hal tersebut dapat disebabkan karena alat ukurnya yang masih memiliki kelemahan baik dalam bentuk, tata bahasa, atau pernyataan-pemyataan yang tidak relevan.
Pembahasan kesimpulan hasil penelitian akan diuraikan dalam diskusi dan diikuti dengan saran-saran yang terkait dengan variabel penelitian, saran praktis, dan saran kebijakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T18527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thong Felicia Melinda
"Pendahuluan: Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan energi. Akhir-akhir ini, prevalensi obesitas semakin meningkat karena adanya perubahan gaya hidup, termasuk pada anak. Prevalensi obesitas pada anak usia sekolah dasar di Jakarta mencapai 14% pada tahun 2013. Obesitas dapat menyebabkan berbagai macam gangguan, salah satunya adalah gangguan tidur. Akan tetapi, gangguan tidur yang terjadi pada anak sering kali diabaikan oleh orang tua, padahal dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan kardiovaskular, gangguan fungsi kognitif dan gangguan perilaku sehari-hari. Oleh karena itu, perlu diketahui hubungan antara obesitas dengan gangguan tidur pada anak.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross-sectional pada 107 anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Menteng Jakarta pada bulan September 2015. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil: Dari pengukuran antopometri didapatkan 20,56% subjek mengalami obesitas serta 62,63% subjek mengalami gangguan tidur. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan gangguan tidur (p=0,037).
Diskusi: Prevalensi obesitas anak sekolah dasar di SDN 01 Menteng jauh lebih tinggi bila dibandingkan di DKI Jakarta. Prevalensi gangguan tidurnya juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian lain. Gangguan tidur paling banyak disebabkan oleh kurangnya durasi tidur malam yang dipengaruhi oleh kebiasaan tidur anak dan pendapat orangtua mengenai pola tidur anak. Terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan gangguan tidur sehingga anak yang obesitas cenderung mengalami gangguan tidur.

Introductions: Obesity occurs because of an imbalance of energy. Lately, the prevalence of obesity has increased due to changes in lifestyle, including in children. The prevalence of obesity in primary school aged children in Jakarta reached 14% in 2013. Obesity can cause a variety of disorders, one of which is sleep disorders. However, sleep disorders in children is often overlooked by parents, even though sleep disorders can cause growth disorders, cardiovascular disorders, impaired cognitive function and behavioral disorders. Therefore, it is necessary to know the relationship between obesity and sleep disorders in children.
Methods: This research was conducted with a cross-sectional study design on 107 children in Sekolah Dasar Negeri 01 Menteng Jakarta in September 2015. The data were analyzed using chi-square.
Results: Antopometri of measurements obtained 20.56% of the subjects were obese and 62.63% of the subjects experienced sleep disorders. Statistical analysis showed there is a significant association between obesity and sleep disorders (p = 0.037).
Disscussions: The prevalence of child obesity in SDN 01 Menteng much higher than in Jakarta. The prevalence of sleep disorders is also higher when compared to other studies. Sleep disorder most often caused by lack of sleep duration at night and influenced by the child's sleep habits and parents? opinions regarding the child's sleep patterns. There is a significant association between obesity and sleep disorders so that children who are obese tend to experience sleep disorders.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina
"Kebutuhan nutrisi sangat penting untuk optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah dan untuk menjaga staminanya. Pola makan pagi yang teratur penting bagi anak usia sekolah karena makan pagi menjadi sarana utama dari segi gizi untuk memenuhi kebutuhan energi anak. Faktor orang tua terutama ibu menjadi hal yang panting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak, karena budaya bangsa Indonesia menekankan bahwa yang banyak berperan langsung dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk status nutrisi adalah ibu. lbu berperan penting dalam pemenuhan nutrisi anak dan dalam menentukan status gizi anak, bahkan dalam membentuk kebiasaan makan anak.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara karakteristik ibu terhadap kualitas dan kuantitas pemberian makan pagi pada anak usia sekolah. Karakteristik ibu yang diteliti adalah tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, status pekerjaan ibu dan tingkat penghasilan.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik pengamblian sampel yaitu purposive sampling. Penelitian dilakukan di Rw 4 kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia sekolah dengan jumlah sebanyak 77 orang. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan chi square untuk menganalisa hubungan antara kedua variabel.
Hasil analisa menemukan nilai p dari keempat karakteristik lebih besar dari α (0,05). Sehingga didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, status pekerjaan ibu dan tingkat penghasilan terhadap pemberian makan pagi pada anak usia sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik ibu terhadap kualitas dun kuantitas pemberian makan pagi pada anak usia sekolah (niIai p>α).
Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian dengan sampel yang lebih representativ. Merevisi instrument serta menggunakan desain lain untuk memperoleh hasil yang lebih bervariasi. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5649
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Rai Radharani
"Obesitas dapat membawa dampak buruk bagi anak baik secara fisik maupun psikologis dan ibu memiliki peran penting dalam menjaga kebutuhan nutrisi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas dengan cara pemberian makan pada anak usia sekolah. Penelitian ini dilakukan di RW 14 Kelurahan Depok pada bulan Maret-Mei 2008 dengan 48 responden yaitu ibu dengan usia anak sekolah. Desain yang digunakan adalah metode penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi mengenai obesitas yaitu sebesar 58,32% namun sebanyak 75% memberikan makan kepada anak secara tidak tepat. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas dengan cara pemberian makan pada anak usia sekolah (p value=0,3 10; a=0,05). Hal ini berarti tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas tidak mempengaruhi cara pemberian makan pada anak usia sekolah. Peneliti merekomendasikan untuk mencari faktor lain yangdapat mempengaruhi cara pemberian makan pada anak."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5682
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Berat badan anak usia sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kebiasaan jajan saat di sekolah. Dengan jajan di sekolah akan mengurangi nafsu makan pada saat makan yang pada akhirnya akan mempengaruhi berat badan anak. Bertolak dari fenomena tersebut, untuk melihat hubungan antara keduanya maka dilakukan penelitian yang dilaksanankan di SDN 02 Petang Pegangsaan Kecamatan Menteng Jakarta dengan 28 responden menggunakan metode deskriptif sederhana dengan uji statistik Chi square fisher exact dengan P= 0.409 dan α = 5%. Dari 17 responden yang selalu jajan didapatkan 13 responclen (76,5%) mempunyai berat badan kurang dari normal dan 11 responden yang jarang jajan terdapat 6 responden (54,5%) mempunyai berat badan kurang dari normal. Penelitian tersebut tidak memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi berat badan anak. Dari hasil analisis di dapatkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kebiasaan jajan dengan berat badan pada anak usia sekolah."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5144
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>