Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ina Damayanti Dwiartiningsih
"ABSTRACT
Tujuan : Membuat model peramal respon ovarium pada siklus FIV.
Metode : Penelitian dengan desain kohort prospektif dengan 113 pasien program FIV dari Klinik Yasmin Kencana, Jakarta. Data karakteristik klinis usia, pengukuran IMT, penilaian folikel antral basal (FAB) melalui USG, pengukuran kadar hormon serum FSH, LH, estradiol, progesteron, dan AMH, serta pemeriksaan polimorfisme gen FSHR pada alel 680 dianalisis secara statistik dengan uji regresi.
Hasil : Kelompok perespon baik berusia lebih muda, FAB lebih tinggi, kadar FSH dan estradiol basal lebih rendah, serta AMH lebih tinggi dibandingkan kelompok perespon buruk. Polimorfisme gen FSHR tidak berhubungan bermakna dengan respon ovarium. Nilai peramal respon ovarium terbesar dimiliki oleh AFC (ROC 0.922; 95% IK 0.833-1.000). Dari model regresi logistik, diketahui AMH memiliki OR terbesar untuk respon ovarium baik (OR 1.70 95% IK 0.66-4.41). Baik AMH, FAB, FSH basal, dan usia bermakna untuk menentukan respon ovarium. Peserta FIV dengan usia lebih dari 38.5 tahun, dengan AFC di bawah 5, dengan kadar AMH di bawah 1.222 ng/dl, dan kadar FSH basal di atas 7.45 mIU/ml berhubungan bermakna dengan respon ovarium buruk (p < 0.001).
Kesimpulan : Prediksi angka kesuksesan stimulasi ovarium terkendali dapat menentukan kapan stimulasi dapat dilakukan, berapa dosis untuk setiap pasien, dan memperkirakan risiko efek samping stimulasi rFSH. Polimorfisme FSHR tidak berhubungan bermakna dengan respon ovarium terhadap stimulasi FSH rekombinan

ABSTRACT
Objectives : To develop a prediction model of ovarian response to COS in IVF.
Methods : One hundred thirteen IVF patients were included in this study. We prospectively followed the controlled ovarian stimulation process and analysed the correlation between age, BMI, AFC, basal FSH, LH, estradiol, progesterone, AMH, FSHR gene polymorphism at allele 680, and ovarian response to recombinant FSH with regression test.
Results : Good responder group had younger age, higher AFC and AMH level, as well as lower basal FSH and estradiol level. No significant relation was found between FSHR polymorphism and ovarian response. AFC is the most significant predictor for ovarian response (ROC 0.922; 95% CI 0.833-1.000). From logistic regression model, AMH had the biggest OR for predicting good response (OR 1.70 95% CI 0.66-4.41). AMH, AFC, basal FSH, and age were significant for ovarian response. The cut-off values for significant probability of poor response (p < 0.001) were those with age above 38.5 years old, AFC below 5, AMH level below 1.22 ng/dl, and basal FSH level above 7.45 mIU/ml.
Conclusion : Combined parameters to predict success rate of COS are useful for deciding when to stimulate, individual dose for each patient, and predicting possibility of side effects from recombinant FSH. FSHR gene polymorphism has no significant relation with ovarian response to rFSH stimulation."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Mulyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rangsangan pengembangan kreativitas kepada anak-anak usia prasekolah (46 tahun) yang mengikuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta.
Menyadari akan anti penting kreativitas bagi upaya pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya melalui perangsangan sejak usia dini pada anak-anak usia prasekolah, maka peneliti mencoba untuk menyusun suatu paket pelatihan pengembangan kreativitas bagi anak usia prasekolah.
Paket ini terdiri dari dua macam, pertama adalah paket pelatihan pengembangan kreativitas untuk anak; dan kedua adalah Paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak bagi ibu, agar dapat mengupayakan pengembangan kreativitas anaknya di rumah melalui kegiatan bermain.
Dalam pelaksanaannya, kelompok penelitian dibagi empat kelompok yaitu: (1) Kelompok anak memperoleh pelatihan dan ibu juga memperoleh pelatihan (AP-IP), (2) Kelompok anak memperoleh pelatihan tetapi ibu tidak memperoleh pelatihan (AP-ITP), (3) Kelompok anak tidak memperoleh pelatihan tetapi ibu memperoleh pelatihan (ATP-IP), (4) Kelompok anak tidak memperoleh pelatihan dan ibu juga tidak memperoleh pelatihan (ATP-ITP).
Sebelum pelatihan dimulai, kepada semua kelompok diberikan prauji Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT) Figural Form A. Kemudian kelompok (1) dan (2) memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas anak, sementara kelompok (1) dan (3) ibunya memperoleh paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak. Pada kelompok (2), ibunya tidak memperoleh paket pelatihan, pada kelompok (3) anak tidak memperoleh paket pelatihan dan pada kelompok (4) baik anak maupun ibu tidak memperoleh paket pelatihan. Pada akhir masa pelatihan, seluruh kelompok penelitian memperoleh pascauji TTCT Figural Form-A.
Sampel penelitian ini adalah anak usia 4-6 tahun yang mengikuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga buah hipotesis kerja ternyata ketiga-tiganya dinyatakan diterima. Hipotesis tersebut adalah :
Hipotesis Kerja I :
Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang telah memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas secara bermakna Iebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang tidak memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas.
Hipotesis Keria II :
Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang ibunya telah memperoleh pelatihan cara pengembangan kreativitas anak secara bermakna Iebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang ibunya tidak memperoleh pelatihan cara pengembangan kreativitas anak.
Hipotesis Kerja III :
Ada interaksi yang bermakna antara pemberian pelatihan pengembangan kreativitas anak dan pemberian pelatihan cara pengembangan kreativitas anak terhadap ibu dalam upaya peningkatan kreativitas anak usia prasekolah.
Secara keseluruhan berdasarkan basil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak usia prasekolah dapat ditingkatkan dengan upaya pengembangan kreativitas melalui kegiatan bermain; apakah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak maupun ibu.
Efek pengembangan kreativitas akan menjadi maksimal apabila upaya pengembangan kreativitas pada anak usia prasekolah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak dan ibu sekaligus.
Untuk penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang, peneliti menyarankan agar juga dilibatkan anak-anak Taman Kanak-kanak di desa dan di tempat-tempat terpencil, anak-anak usia prasekolah yang tidak sempat mengikuti kegiatan Taman Kanak-kanak, serta melakukan penelitian mengenai potensi ibu dalam upaya pengembangan kreativitas anak di rumah.
Untuk penerapan paket pelatihan pengembangan kreativitas disarankan agar dapat dilaksanakan pada waktu liburan atau sore hari setelah jam sekolah dan dipertimbangkan penyusunan paket pelatihan yang diterapkan dalam waktu yang Iebih singkat namun dengan hasil yang lebih intensif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D220
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaja Netra Puspita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan kualitas leadermember exchange terhadap perilaku inovatif pada karyawan kantor pusat PT BB melalui pemberian pelatihan coaching pada atasan. Penelitian ini dilakukan di PT BB, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri mining. Responden penelitian ini adalah 46 orang karyawan level staf. Pengukuran perilaku inovatif dilakukan dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behaviour dari Janssen (2000), sedangkan leader-member exchange diukur dengan menggunakan alat ukur LMX-M dari Wu (2009). Pengolahan data awal menjelaskan bahwa leader-member exchange secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (r2 = 0.422) dengan dimensi affect dan exchange sebagai dua dimensi yang memiliki kontribusi terbesar.
Berdasarkan pengolahan data awal, ditentukan intervensi yang dilakukan adalah intervensi pelatihan coaching pada atasan. Responden intervensi adalah 4 orang atasan langsung dari karyawan yang memiliki skor leader-member exchange dan perilaku inovatif dalam kategori rendah. Efektifitas intervensi diukur melalui evaluasi reaksi, pembelajaran, dan tingkah laku. Pengukuran posttest dilakukan 8 hari setelah pelaksanaan pelatihan kepada 6 orang bawahan dari atasan yang mengikuti pelatihan. Hasilnya terdapat peningkatan skor leadermember exchange yang signifikan sebelum dan setelah pelaksanaan pelatihan (Z= -2,041, p =0.041). Namun demikian, tidak terdapat peningkatan skor perilaku inovatif yang signifikan sebelum dan setelah atasan diberikan pelatihan (Z= -1,095, p = 0.273).

This research aims to determine the influence of leader-member exchange enhancement on innovative behavior in PT BB's employee by providing coaching training for supervisor. This research was conducted at PT BB, a mining company. Respondents were 46 employees from staff level. Innovative behavior was measured using innovative work behavior scale by Janssen (2000), whereas leader-member exchange was measured using LMX-M scale by Wu (2009). Pretest data showed that leader-member exchange influences innovative behavior significantly (r2=0.422), furthermore affect and exchange found to have the biggest contribution.
Based on the result, researcher design a coaching training for supervisor as an intervention to enhance leader-member exchange so it predicts to enhace innovative behavior too. Intervention gived to 4 supervisor whom their subordinate had low score on leader-member exchange and innovative behavior. Effectivity of coaching training was measured by evaluate the reaction, learning, and behavior changing. Post-test was measured to 6 subordinates, 8 days after the intervention. The result showed there was significant improvement on leadermember exchange score after the intervention (Z = -2,041, p =0.041). For instance, there was not significant improvement on innovative behavior (Z = -1,095, p = 0.273).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Vinandityo
"Menurut teori perkembangan, mahasiswa umumnya termasuk dalam rentang usia dewasa muda, dimana individu dihadapkan pada berbagai masalah, baik pada kehidupan di dalam maupun di luar kampus. Salah satu aset penting yang perlu dimiliki mahasiswa untuk menghadapi masalah-masalah serta memenuhi tugas perkembangannya adalah psychological well-being (PWB). Menurut literatur, studi mengenai PWB pada mahasiswa masih tergolong sedikit. Kreativitas merupakan elemen esensial pada kehidupan mahasiswa. Terdapat jenis kreativitas lain yang masih sedikit mendapat perhatian, yang disebut sebagai everyday creativity (EC). Kreativitas ini ditemukan berhubungan dengan psychological well-being, namun bagaimana kreativitas tersebut berperan dalam kehidupan mahasiswa masih belum banyak diketahui. Penelitian dilakukan pada sampel 120 mahasiswa Universitas Indonesia, menggunakan alat ukur Ryff’s Scales of Psychological Well-Being yang dikembangkan oleh Ryff (1989) dan Everyday Creativity Questionnaire yang dikembangkan Ivcevic & Mayer (2009). Hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan signifikan antara everyday creativity dan psychological well-being.

According to a developmental theory, senior college students in general are in the stage of young adulthood, where they encounter various kinds of challenges, both in and outside the campus. One of the most important resources that help college students cope with these challenges and accomplish the development tasks required in this stage is psychological well-being (PWB). According to the literature, there are not many studies on the psychological well-being of college students. Creativity is an essential element in the university life. A form of creativity, called everyday creativity, is reported to be rather neglected in the research on creativity. Everyday creativity is reportedly related to psychological well-being, but not much is known about the role it plays in the everyday life of college students. A study is conducted to a sample of 120 college students of Universitas Indonesia, using Ryff’s Scales of Psychological Well-being and the Everyday Creativity Questionnaire. Results show there is a significant correlation between everyday creativity and psychological well-being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Betaubun, Yudisaputra
"Karyawan pelayanan jasa yang kreatif berperan penting dalam menampilkan kemampuan organisasi. Berbagai penelitian berhasil menginvestigasi antiseden dari kreativitas karyawan pelayanan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor kontekstual pekerjaan yang meliputi kompleksitas pekerjaan dan hubungan dengan atasan, rekan kerja dan pelanggan, dengan kreativitas karyawan, dengan konflik dan ambiguitas peran serta motivasi intrinsik sebagai mediator.
Penelitian ini menemukan bahwa hubungan dengan rekan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap ambiguitas peran (role ambiguity). Sementara variabel-variabel lain tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kreativitas karyawan. Hal ini dapat disebabkan karena penelitian dilakukan di sebuah perusahaan perbankan yang memiliki karakteristik highly regulated, di mana selalu terdapat pembatasan-pembatasan berupa aturan-aturan untuk melindungi kepentingan nasabah serta untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Aturan-aturan inilah yang justru membatasi karyawan Bank dalam menggunakan kreativitasnya.

Creative service employees may be crucial in ensuring organizational performance. However, scant research has investigated the antecedents of service employee creativity. This study aims to analyze the influence of contextual factors include job complexity and job relationships with supervisor, co-workers and customers, with the creativity of employees, with conflict and role ambiguity, and intrinsic motivation as a mediator.
This study found that the relationship with co-workers in a positive and significant effect on role ambiguity. While other variables have no significant relationship with employee creativity. It can be caused due to the research carried out in a banking company that has the characteristics of "highly regulated", where there are always limitations in the form of rules to protect customers' interests and to maintain the stability of the financial system. The rules is what actually limits the Bank's employees in using creativity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifan Budiawan Syarif
"Ruang kreatif personal merupakan ruang yang dirancang untuk memfasilitasi penggunanya dalam berpikir dan bekerja kreatif secara individual. Salah satu caranya adalah dengan memberikan stimulasi visual spasial yang merangsang proses kreatif pada penggunanya. Dalam kajian ini saya ingin mengkaji dan memaparkan mengenai pemahaman bagaimana stimulasi visual spasial pada ruang kreatif personal bekerja. Oleh karena itu, saya mencoba untuk melihat keterhubungan dan pengaruh stimulasi visual spasial dan proses kreatif yang ada di dalamnya. Penulisan skripsi ini menggunakan desain deskriptif dan didukung dengan studi kasus kualitatif. Hasil penulisan ini menjelaskan bahwa pertama, visual spasial dapat menstimulasi pengguna dalam merangsang kreatifitasnya pada ruang kreatif personal. Kedua, stimulasi visual spasial pada ruang kreatif dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu referensial dan non referensial. Ketiga, melalui studi kasus dan didukung oleh sumber literatur dapat dipelajari jika intensitas waktu, posisi dan komposisi ruangan mempengaruhi stimulasi visual spasial pengguna, dimana stimulasi ini bersifat subjektif.

Personal creative space is a space designed to facilitate its users in thinking and working creatively individually. One way is to provide spatial visual stimulation that stimulates the creative process of its users. In this study I would like to examine and explain the understanding of how spatial visual stimulation in personal creative spaces works. Therefore, I try to see the connection and influence of spatial visual stimulation and the creative process in it. This thesis writing uses a descriptive design and is supported by qualitative case studies. The results of this paper explain that first, spatial visuals can stimulate users in stimulating their creativity in personal creative spaces. Second, spatial visual stimulation in creative space can be divided into two types, namely referential and non-referential. Third, through case studies and supported by literature sources, it can be learned that the intensity of time, position and composition of the room affect the user's spatial visual stimulation, where this stimulation is subjective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wael Oemar Al Jaidy
"Latar belakang: Infertilitas merupakan gangguan dalam sistem reproduksi berupa tidak tercapainya kehamilan secara klinis setelah hubungan seksual dilakukan secara reguler selama minimal 12 bulan tanpa menggunakan kontrasepsi. Salah satu pilihan tatalaksana adalah fertilisasi in vitro. Dalam melakukan FIV, salah satu tahap yang menunjang keberhasilan adalah stimulasi ovarium terkendali dengan menggunakan gonadotropin seperti rekombinan FSH atau human menopausal gonadotropin.
Tujuan: Mengetahui hubungan stimulasi ovarium terkendali yang mendapatkan sediaan gonadotropin berupa rFSH dan hMG dengan luaran FIV berupa jumlah oosit, jumlah embrio, dan fertilization rate pada periode 2013– 2019
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang menggunakan data rekam medis yang menjalani program FIV di Klinik Melati Harapan Kita tahun 2013 – 2019. Data yang digunakan adalah data pasien yang menjalani program dengan protokol rFSH dan hMG dibandingkan dengan luaran jumlah oosit, fertilization rate, dan jumlah embrio.
Hasil: Dari 454 pasien yang memenuhi kriteria, 309 pasien menggunakan rFSH sebagai obat stimulasi ovarium dan 145 pasien menggunakan hMG sebagai obat stimulasi ovarium. Hasil uji non parametrik lebih tinggi pada kelompok pengguna rFSH dengan ketiga variabel yang diteliti ditemukan bermakana secara signifikan dengan hasil p < 0,05.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah oosit, fertilization rate, dan jumlah embrio pada kelompok rFSH dan hMG (P < 0,05) dengan rata-rata oosit, fertilization rate, dan jumlah embrio kelompok rFSH lebih besar daripada kelompok hMG

Background: Infertility is a reproductive disorder characterized by inability of a married couple to be clinically pregnant after regular sexual intercourse of 12 months duration without using any contraceptive method. One of the therapeutic options to solve the problem is in vitro fertilization. Controlled ovarian stimulation is one of the most important steps which determine the success of the procedure. Gonadotropin has been used as the drug which stimulates the ovary to produce egg. Recombinant FSH and human menopausal gonadotropin are extensively used as the drug of choice.
Aim: This research aimed to explore the relationship between gonadotropin which is used in the process of controlled ovarian stimulation, rFSH and hMG, and the in vitro fertilization outcome, which are oocyte number, embrio number, and fertilization rate during the period of 2013 – 2019.
Methods: This research was a cross sectional study. Data from medical record of patients who underwent the in vitro fertilization procedure at Melati Clinic, Harapan Kita Child and Mother Hospital were obtained. This research collected the oocyte number, embryo number, and fertilization rate of eligible patients who received rFSH or hMG stimulation.
Results: 454 patients were eligible for the research, further divided into 309 patients who received rFSH and 145 patients who received hMG. Non-parametric test revealed that patients who belong to the rFSH group had a statistically significant oocyte number, embryo number, and fertilization rate compared to hMG group with p < 0.05.
Conclusion: Significant difference of oocyte number, embryo number, and fertilization rate exists between rFSH and hMG group (p < 0.05) with the mean oocyte number, embryo number, and fertilization rate are consistently observed higher in the rFSH group compared to hMG group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Al Vina Mirayanti
"ABSTRAK
Proses bisnis dari suatu perusahaan merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan keberhasilan dari perusahaan tersebut. Proses bisnis dari suatu perusahaan harus selalu disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan, baik halnya tujuan, strategi, maupun peraturan yang mengatur kegiatan bisnis dari perusahaan. Namun pada kenyataannya terdapat proses bisnis yang dirancang tanpa memenuhi ketentuan tersebut. Pada umumnya, terutama pada sektor bisnis swasta, tidak ada peraturan yang mengatur kegiatan bisnisnya. Namun terdapat sektor bisnis khusus yang disebut dengan regulated industry, yang merupakan sektor bisnis yang banyak diatur oleh ketentuan terutama peraturan dari pemerintah dalam penentuan tarif atau harga, aktivitas proses bisnis, ataupun hal yang lainnya. Untuk itulah diperlukan suatu pendekatan baru dalam merancang proses bisnis, terutama untuk sektor regulated industry, agar proses bisnis yang dihasilkan dapat memenuhi ketentuan yang membatasi suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan Model Motivasi Bisnis. Yang dimaksud “motivasi“ disini adalah alasan dari suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Proses bisnis yang menjadi studi kasus dalam penelitian ini adalah proses bisnis pembelian tiket kapal penyeberangan yang dikelola oleh PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) khususnya di Cabang Merak. Pada akhir penelitian ini didapatkan rancangan proses bisnis yang baru yang lebih sesuai dengan peraturan pemerintah, yang digambarkan dengan menggunakan notasi Business Model and Notation (BPMN).

ABSTRACT
Business processes of an enterprise is very closely related to the success of the company. It must always be adapted to the conditions faced by the company, either as goals, strategies, and regulations which are governing the business activities of the company. But in fact there are many business processes that are designed without complying with those provisions. In general, particularly in private business sector, there are no regulations governing business activities. But there is a specific business sector called the regulated industry, which is a business sector that is heavily regulated by the provisions of the regulations of the government, especially in the determination of rates or prices, business process activities, or other things. In order to design business processes, particularly for the regulated industry sector, we need a new approach that can be used to create business process that comply with the environmental boundaries of a company. In this study, we used Business Motivation Model. The definition of "motivation" is the reason why a company do its business activities. This research studies the business process of ferry ticket purchases that are managed by PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) especially in Merak Branch. At the end of this study, the design a new business processes that are more in line with government regulations, which are represented using Business Model and Notation (BPMN)."
2015
T44674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Wingit Ciptaning
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Respon ovarium terhadap stimulasi FSH sangat dipengaruhi oleh fungsi reseptor FSH (FSHR). Genotip FSHR memainkan peranan yang mendasar pada respon tisiologis organ target terhadap stimulasi FSH. Telah diketahui polimorfisme pada gen reseptor FSH. mempengaruhi sensitivitas reseptor terhadap FSH, Persentase penderita Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) pada wanita usia reproduksi cukup besar yaitu sekitar 5 -10 % dan dalam penanganannya membutuhkan terapi induksi ovulasi, salah satunya dengan menggunakan FSH eksogen. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan penelitian terhadap polimorfisme gen reseptor FSH pada penderita SOPK di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a). Distribusi genotip dan frekuensi alel FSHR di posisi 307 dan 680 ekson 10 pada kelompok SOPK dan kelompok normal. b), Kadar FSH basal pada wanita penderita SOPK dan wanita normal. c). Hubungan antara distribusi genotip FSHR di posisi 307 dan 680 dengan level FSH basal pada kelompok SOPK dan kelompok normal.
Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan distribusi genotip maupun frekuensi alel pada posisi 307 dan 680 pada ekson 10 gen reseptor FSH antara kelompok wanita penderita SOPK dan kelompok wanita normal. Ada perbedaan bermakna antara kadar FSH basal pada kelompok SOPK dan kelompok normal . Tidak terdapat perbedaan kadar FSH yang bermakna pada varian genotip posisi 307 maupun posisi 680 gen FSHR antara kelompok SOPK data kelompok normal, dengan kadar FSH basal tertinggi pada posisi 307 pada kelompok SOPK dimiliki oleh genotip Threonin/Threonin dan kadar FSH basal tertinggi di posisi 680 pada kelompok SOPK dimiliki oleh genotip Asparagin/Serin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajrina Diva Ghaisani
"Industri kreatif adalah salah satu industri di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Melalui keunikan budaya Indonesia dan keunikan geografisnya, subsektor kerajinan dalam Industri kreatif adalah salah satu sub-sektor yang memiliki peran utama dalam pertumbuhan ekonomi industri kreatif. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar, pelaku di industri kerajinan masih menghadapi beberapa masalah dalam pengembangan bisnisnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis permasalahan dan mencari solusi untuk subsektor kerajinan dalam industri kreatif di Indonesia, melalui pendekatan system dynamics, metode ini akan menganalisis variabel apa yang berperan dalam ekosistem industri kerajinan melalui data primer dan sekunder yang dikumpulkan dari tinjauan pustaka, data statistik dan wawancara mendalam.
Penelitian ini juga mempertimbangkan beberapa skenario yang mungkin dapat meningkatkan perkembangan industri ini, pada akhir tulisan, dapat diketahui bahwa skenario terbaik adalah untuk menurunkan harga bahan baku, pemerintah dapat memberikan semacam subsidi untuk industri melalui harga bahan baku.

The creative industry is one of the industry in Indonesia that has great potential to develop. Through the uniqueness of Indonesia 39 s culture and its geographic uniqueness, Craft subsector in the creative Industry is one of the sub sectors that have main role in economic growth of the creative industry. But along with the development of technology and market demand, actors in the craft industry is still facing some of problems in its business development.
The purpose of this paper to analyze the problems and to find solutions for craft subsector in creative industry in Indonesia, through the system dynamics approach, this method will analyze what variables that play a role in the craft industry ecosystem through primary and secondary data which are collected from literature review, statistic data and in depth interview.
The paper also takes into account some scenarios which possibly can boost up the development of this industry, at the end of this paper, can be known that the best scenario is to lower the raw material price, the government may provide kind of subsidy for this industry through the raw material price.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>