Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukito Rini
"Peningkatan Indeks Kualitas Produk Pada Tahap Pengembangan Produk di PT. XYZ Dengan Metode Six Sigma. Tesis ini membahas penggunaan metode six sigma (DMAIC) untuk memperbaiki indeks kualitas pertama pada tahap pengembangan produk Final Engineering Piloting (FEP). Pada fase define diketahui bahwa rata-rata indeks kualitas pertama pada tahap FEP sebesar -336, 27. Pada fase measure ditemukan bahwa rendahnya indeks kualitas diakibatkan oleh permasalahan pada torso dimana gaya untuk melepas dan memasang tangan dari dan ke lower arm berada di luar spesifikasi.
Analisis menggunakan FMEA merekomendasikan agar material lower arm diganti dari PVC 85 menjadi PVC 65. Pergantian ini bisa membawa perubahan lebih baik, dan setelah perbaikan pada fase improvement didapatkan peningkatan indeks kualitas menjadi 5,46.

This paper discuss about the use of six sigma method (DMAIC) to improve first quality index during development product phase called Final Engineering Piloting. During define phase, found that average first QI FEP is -336,27. Measure phase shows that those index mostly contributed by torso problem, in which poundage to attach and detach hands to and from lower arm are out of product specification.
Analysis phase using FMEA, recommends to change material for lower arm from PVC 85 to PVC 65. This changes can improve product and after all the improvement implemented, average first quality index improve to 5,46.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Anggraeni
"Semakin ketatnya persaingan antara suatu perusahaan menjadikan kualitas sebagai alat strategi bisnis untuk bersaing terhadapkompetitornya dalam menguasai pasar. Six sigmasebagai salah satu metode untuk melakukan perbaikan kualitas pada masalah peningkatan jumlah defect . PT Phillip Morris Indonesia mengalami penurunan kualitas produk yang dapat dilihat dari Visual Quality Index (VQI) yang semakin meningkat. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah defect pada proses cigarette making dimana Tobbaco Particel Under Tipping merupakan defect yang paling banyak terjadi. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan membuat SOP dan sebuah alat bantu agar mesin bisa berjalan optimal.Pada saat sebelum perbaikan nilai sigma yang didapat adalah 3,6 dengan yield sebesar 98,20%. Setelah dilakukan perbaikan didapatkan nilai sigma sebesar 3,76 dengan yield sebesar 98,82%.

The increasing competition between a company makes quality as a strategic business to compete against competitors as a market leader. Six sigma as a method that can be use for quality improvment to solve a increasing defect product. Now, PT. Philip Morris Indonesia has been decrease on visual quality product. We can see on Visual Quality Index (VQI) that remainly increase. This increase is due to cigarette defect in cigarette making process where the defect Tobacco Particles under Tipping is the most contributors in VQI. The improvements that have been done are making a SOP and also make a new design for vacuum machine. At the time before improvement value is 3.6 sigma obtained at a yield of 98.23% and after improvement the value is 3.76 sigma and a yield is 98.82%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S54583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schonberger, Richard John
Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, 2008
658.401 3 SCH b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
El-Haik, Basem
Canada: John Wiley & Sons, 2006
658.562 ELH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldhi Dwidinda Suharno
"Produksi kemasan plastik yang kualitas sangat penting bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan jika produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kerugian yang terjadi karena adanya produk cacat pada produk kemasan Agar-agar. Metode Six Sigma melalui tahapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control) dipakai untuk mencari solusi dan memperbaiki kualitas produk. Berdasarkan perhitungan terhadap data produk cacat, diketahui bahwa cacat Tonjolan Pinggir, cacat Keriput, dan cacat Pitch Unstd merupakan tiga jenis cacat dengan jumlah dan persentase tertinggi. Pada tahap measure didapatkan nilai DPMO (Defects Per Million Opportunities) sebesar 32707,271 unit defect dengan nilai sigma sebesar 3,34. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengetahui risiko potensi kegagalan dari faktor yang mendapat bobot nilai tinggi.
Setelah dilakukan perbaikan, nilai DPMO turun menjadi 7272,111 unit defect dan nilai sigma naik menjadi 3,94 sigma. Perubahan nilai sigma yang terjadi sebesar 0,60. Tahap control dapat dilaksanakan dengan adanya rancangan perbaikan serta sebuah pemeriksaan setiap prosesnya agar jumlah cacat produk terus berkurang. Rancangan perbaikan pendekatan 5S berupa standar kerja check sheet maintenance pada Mesin Tandem Laminasi dan standar kerja work station di proses laminasi. Setelah dilakukan perbaikan, hasil menunjukan penurunan jumlah dan pesentase defect, dimana sebelumnya mencapai angka sebesar 5,89% menuju 1,31%.

The production of quality plastic packaging is very important for companies to gain benefits that can be obtained if the quality of the product complies with the prescribed standards. This study aims to reduce losses that occur due to the presence of defective products in Jelly packaging products. Six Sigma methods through DMAIC stages (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control) are used to find solutions and improve product quality. Based on the calculation of defective product data, it is known that Uneven surface defects, wrinkled defects, and Pitch Unstd defects are the highest number of defects. In the measure phase, the DPMO (Defects Per Million Opportunities) value were 32707.271 defect units with a sigma value of 3.34. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is used to determine the potential risk of failure from a factor that gets a high value.
After repairs, the DPMO value drops to 7272.111 defect units and the sigma value rises to 3.94 sigma. Changes in sigma values that occur amounted to 0.60. Control can be done with the inspection and checks in each process so that the number of defects can continue to decrease. Improvements use the 5S approach in the form of a work standards check sheet maintenance on the Tandem Lamination Machine and work standard of work station in the lamination process. After improvement, the results show a decrease in the number and percentage of defects, which previously reached a number of 5.89% towards 1.31%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hestianto
"Penelitian ini membahas tentang losses material pada proses pembuatan Open Top Can (OTC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab dan mengurangi losses material. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman, sedangkan fokus penelitian pada proses pembuatan OTC yang akan dipakai dalam proses pengalengan produk tersebut. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode Six Sigma dengan tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). Metode Six Sigma merupakan tahapan peningkatan kualitas untuk mencapai 3,4 kecacatan per satu juta kesempatan. Hasil penelitian ini yaitu 4 penyebab terjadinya losses material yaitu defect OTC, defect lid, defect body can dan juga material sisa. Pengurangan defect OTC sebesar 25.838,50 Defect Per Million Opprtunities (DPMO) dan kenaikan level Sigma sebesar 0,35.

The focus of this research is the material loss in the process of making Open Top Can (OTC). This research aims to identify the cause and to reduce material loss. The object of this research is a company working in food and beverage field, while the focus of the research is the making process of Open Top Can (OTC) that will be used in the canning process of the product. This research is analyzed using Six Sigma method with Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC) phase. Six Sigma methods are step to increase quality to reach 3.4 defects per million opportunities. The research reveals four causes of material loss - defect OTC, defect lid, defect body can and scraps of material. Reduce the defect OTC up to 25,838.50 Defect Per Million Opportunities (DPMO) and increase the Sigma level up to 0.35."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrun Afriansyah
"Tulisan ini merupakan suatu pentaburan penerapan metodologi Six Sigma dalam upaya perbaikan proses dengan studi kasus proses pemotongan material dengan mesin Eye Tracer di lini persiapan bahan PT. United Tractors Pandu. Pada psrbaikan proses ini dilakukan penggunaan tahapan Six Sigma yang dikenal sebagai DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control), dimana dalam tiap tahapannya digunakan berhagai kombinasi metode ataupun alat (tools) baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif secara feksibel dan koutekstual. Dengan penggunaan metodologi Six Sigma, dihatapkan akan terjadi perbaikan proses k arah proses tampa cacat (zero defect) atau secara realistis mencapai 3,4 cacat per juta kemuugkinan (DPMO) pada saat suatu proses telah mencapai tingkatan enam sigma (Six Sigma).
Usaha peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang ditawarkan kepada konsumen dalam era yang semakin kompelitif merupakan sesuatu yang mutlak perlu untuk dilakukan oleh setiap perusahaan. Demikian pula halnya dengan kuntitas produk yang dihasilkan oleh PT. United Tractors Pandu Produk setengah jadi yang dihasilkan oleh proses pemotongan dengan mesin Eye Tracer pada Lini Persiapan Bahan di perusahaan ini baru mencapai 3 sigma, yang menandakan masih terdapat sekitar 66.800 kejadian cacat dalam satu juta kemungkinan yang ada (DPMO). Banyaknya jumlah kejadian cacat yang ditemukan pads proses pemotongan tersebut, umumnya disebabkan oleh permasalahan metode dan permasalahan permesinan.
Melalui penerapan melodologi Six Sigma, sepedi dalam penelitian ini, diharapkan akan mampu meningkatkan nilai sigma proses pemotongan menjadi 3,5 sigma, yaitu 22-800 kejadian cacat dalam satu juta kCHl H. Peningkatan tersebut dapal diwujudkan melalui pengaplikasian usulan-usulan perbaikan yang berupa pembuatan prosedur standar opcrasi (SOP), perbaikan meja polong, maupun berbagai perbaikan lain yang digabarkan dalam tulisan ini.

This writing will explain in details about the implementation of Six Sigma methodology in order to make an improvement of cutting process by using Eye Tracer cutting machine in material preparation section, PT. United Tractors Pandu. This irnprovement method are using Six Sigma improvement stem which known as DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control). In every those step, there would be a different methods and tools flexibly and eontextually used, which differ into quantitative or qualitative characteristics. By using Six Sigma methodology, we will go to achieve zero defect process or realistically 3,4 defect per million opportunity (DPMO) when the process has gain six sigma level.
All effort to increase a quality of products or services offered to customers was something really need to be done by many companies in this fast growing competitive market, including PT. United Tractors Pandu. As this far, semi finish product produced by Eye Tracer cutting machine which located in material preparation section., still only have 3 sigma in their process capability. This 3 sigma shows that there is a possibility of 66.800 defect was found in a million opportunity (DPMO) of their semi Enish product. The large number of defect found in that cutting process was identiiied mostly caused by cutting method and machinery problem.
By using Six Sigma method in this research, hopefully the company could eliminate those problems, and could increase the sigma capability into 3,5 sigma, which means there would be 22.800 defect occur in a million opportunity- This target of improvement could be realize by implementing the solutions given, like establishing a standard operating procedure (SOP) for cutting process, cutting table changing, and many other solutions proposed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2005
658.562 SIX
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, David Perkasa
"Proyek Toll Corridor Development (TCD) Taman Mini merupakan salah satu respon PT Jasamarga Related Business sebagai tindak lanjut atas terbitnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 28 tahun 2021. Namun, proyek TCD pertama ini mengalami keterlambatan akibat berbagai masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan melakukan perbaikan terhadap penyebab keterlambatan dalam proyek TCD Taman Mini, sehingga masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir dalam pengembangan TCD selanjutnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Critical Path Method (CPM) untuk mengidentifikasi aktivitas apa yang termasuk ke dalam lintasan kritis, untuk kemudian dianalisis berdasarkan data realisasi, aktivitas dalam lintasan kritis apa saja yang mengalami keterlambatan. Dari aktivitas yang terlambat tersebut kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan fishbone diagram untuk mengetahui penyebab utama dari permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil analisis, teridentifikasi empat masalah utama, yaitu (i) keterlambatan perencanaan bisnis, (ii) proses pemilihan mitra atau konsultan yang tidak efektif, (iii) keterlambatan perencanaan teknis (MEP), dan (iv) keterlambatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Dari analisis sebab-akibat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dapat direkomendasikan usulan perbaikan dengan menerapkan konsep pull planning, meningkatkan proses bisnis dengan mengurangi pemborosan (waste) dan meningkatkan aktivitas yang memberikan nilai tambah (value-added), membentuk manajemen stakeholder yang efektif, memaksimalkan penggunaan aplikasi berbasis teknologi untuk pengendalian proyek, dan yang tidak kalah pentingnya adalah keterlibatan dan komitmen dari manajemen JMRB


Toll Corridor Development (TCD) Taman Mini project is a response by PT Jasamarga Related Business to the issuance of Regulation of the Minister of Public Works and Housing (PUPR) No. 28 of 2021. However, the first TCD project experienced delays due to various issues. The objective of this study is to analyze and propose improvements to address the causes of delays in the TCD Taman Mini project, aiming to minimize these problems in future TCD developments. The research employed the Critical Path Method (CPM) to identify critical path activities and analyze realized data to determine which critical path activities experienced delays. Furthermore, a fishbone diagram analysis was conducted to identify the root causes of these issues. Based on the analysis, four main problems were identified: (i) delays in business planning, (ii) ineffective partner or consultant selection processes, (iii) delays in technical planning (MEP), and (iv) delays in the execution of construction work. From the cause-and-effect analysis, it can be concluded that recommended improvements include implementing the concept of pull planning, enhancing business processes by reducing waste and focusing on value-added activities, establishing effective stakeholder management, maximizing the use of technology-based applications for project control, and emphasizing the involvement and commitment of JMRB management.

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Feriadi
"Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi dari proses dan alat dari proyek perbaikan mutu. Menyediakan fase-fase beserta kegiatannya untuk menjalankan sebuah proyek perbaikan mutu. Studi ini juga menyajikan jenis-jenisalat dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam setiap tahapan proyek.
Studi ini mencatat bahwa berbagai jenis pendekatan manajemen mutu memiliki kesamaan dalam langkah proses dan alat yang digunakan dalam setiap proses. Terdapat empat langkah umum dalam sebuah proyek perbaikan, yaitu: 1. Identifikasi dan penetapan sebuah proyek perbaikan, 2. Mendiagnosa penyebab masalah, 3. Menghilangkan penyebab masalah, 4. Mempertahankan pencapaian dari hasil perbaikan. Disamping itu didapatkan juga bahwa sebuah alat sangat mungkin untuk dipakai di dalam lebih dari satu tahap atau proses.

This paper attempts to identify the implementation of process steps and tools in a quality improvement project. It provides phases and its activities to perform a project of quality improvement process. It also present kinds of tools and techniques are used to achieved goals in every steps of project.
This study note that various quality management approaches has a similarity in process steps and tools. There are four general steps in an improvement project. Those are identify and establish an improvement project; diagnose the cause of problems; remedy the cause of problem; and Hold the gains. It also provides most commonly tools applied in quality and a process improvement project.The application of a tool in more than one phase into a project is very possible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28966
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>