Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resti Ghina Ulfah
"Indonesia memiliki banyak talenta berprestasi, baik di bidang kesenian, pendidikan, dan juga olahraga, namun sangat disayangkan apresiasi terhadap prestasi-prestasi tersebut masih kurang dipublikasikan dengan baik. Untuk mencegah dan menghindari hilangnya regenerasi, terutama talenta berprestasi di bidang olahraga, harus segera dilakukan upaya pembuatan video sebagai bentuk motivasi dan apresiasi kepada para talenta.
Saya memproduksi "Behind The Victory", sebuah program dokumenter dengan anggaran kecil namun bermakna penting dalam rangka memotivasi serta mengapresiasi para talenta berprestasi di Indonesia, khususnya di bidang olahraga. "Behind The Victory" adalah sebuah proyek percontohan yang akan diajukan sebagai proposal untuk Kompas TV, sebagai pipa distribusi yang peduli akan talenta berprestasi Indonesia. Program "Behind The Victory" memiliki khalayak sasaran SES A, B, C dengan usia 18-35 tahun. Program ini juga diproyeksikan untuk tayang pada hari Minggu pukul 16.00-16.30 WIB.
Manfaat dan tujuan dari program "Behind The Victory" adalah meningkatkan rasa nasionalisme lewat informasi tentang olahraga yang belum diketahui oleh masyarakat. Progam ini memiliki tema besar yang digemari banyak khalayak. Belum ada program dokumenter yang membahas secara mendalam mengenai olahraga di Indonesia.
Saya berharap untuk dapat menyajikan video ini ke Kompas TV yang akan memproduksi secara profesional dan mendistribusikannya ke seluruh penjuru tanah air.

Indonesia has a lot of talents, either it's art, education, or in sports, but it is so unfotunate that those subjects lack of appreciation and attention. To prevent those subjects from extinction, especially for the people who have achievements in sports, there must be an immediate action in making a video as a form of motivation and appreciation for those talented people.
I am making a program called "Behind The Victory", a documentary program with aminimum budget but has a great meaning in motivating and appreciating those talented people in Indonesia, especially in sports. "Behind The Victory" is a pilot project which will be submitted to Kompas TV, as the distributor that cares about those talented people in Indonesia. Target audiences of "Behind The Victory" are male and female, age 18-35, with Social Economic Status in A, B, C. This program also projected to be viewed every Sunday on 16.00-16.30 WIB.
The purpose of "Behind The Victory" is to increase nationalism through the information about sports that a lot of people don't know about. This program has a big theme that a lot of people like. There hasn't been a documentary program that discuss about sports in Indonesia in depth.
I hope that I can deliver this program to Kompas TV, so that they could produce it professionally and distribute the program all over Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54166
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Sanusi
"Bagian 1
Analisis Situasi
Gerakan pemuda memegang peranan penting dalam sejarah pembangunan Bangsa Indonesia. Berbagai peristiwa penting di Indonesia lahir dari gerakan pemuda. Namun, yang terlibat dalam gerakan pemuda saat ini hanya segelintir orang. Oleh karena itu dibutuhkan media untuk mengenalkan gerakan pemuda untuk memicu khalayak terlibat dalam gerakan pemuda.
Bagian 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype
Manfaat bagi khalayak: khalayak mengetahui berbagai gerakan pemuda dan terpicu untuk terlibat dalam gerakan pemuda. Manfaat bagi pengelola: mendatangkan keuntungan finansial.
Tujuan: secara sosial memicu khalayak untuk terlibat dalam gerakan pemuda. Secara ekonomis : mendatangkan keuntungan finansial bagi stasiun televisi.
Bagian 3
Prototype yang Dikembangkan
Program ini adalah dokumenter TV berjudul “Muda Berkarya”. Program ini mengangkat gerakan pemuda (youth movement) dalam berbagai bidang. Rencana tayang di NET setiap hari Minggu pukul 18.00 WIB. Durasi program 30 menit. Target khalayak primer pemuda berusia 16-30 tahun.
Bagian 4
Evaluasi
Pre-Test dilakukan dengan metode FGD yang dihadiri 12 orang yang terdiri dari pemuda berusia 16-30 tahun yang menjadi khalayak program ini. Evaluasi dilakukan setelah penayangan program. Metode yang digunakan antara lain evaluasi internal (tim produksi) dan evaluasi eksternal (khalayak).
Bagian 5
Anggaran
a. Jumlah total anggaran pembuatan prototype: Rp 805.000,-
b. Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 7.900.000 (Jabodetabek) dan Rp 19.400.000,- (luar Jabodetabek)
c. Jumlah perkiraan pendapatan : Rp 392.100.000 (Jobodetabek) Rp 380.600.000,00 (di luar Jabodetabek)
d. Jumlah anggaran evaluasi: Rp 4.240.000,-

Part 1
Situation Analysis
Youth movement has an important role in the history of Indonesian nation building. Many important events in Indonesia are caused by a youth movement. But youth movement currently only involves only a few people. Therefore, it needs media to introduce youth movement that can motivate the audience to get involved in the youth movement.
Part 2
Advantages and Purposes Of Prototype Development
Advantage for society: knowledge about youth movements in Indonesia and motivate to get involved in the youth movement. Benefits for developer: to obtain profit to the station.
Purposes: socially motivate the audience to get involved in the youth movement. Economically to give benefits for TV station
Part 3
Developing Prototype
This program is a documentary television called "Muda Berkarya", It captures youth movement in every field. Planned to be broadcasted on NET TV every Sunday at 06.00 PM. The program runs for 30 minutes. The target audience is youth of 16-30 years from SES families A and B.
Part 4
Evaluation
Pre-test is conducted by Focus Group Discussion (FGD) which attended by 12 persons consisting of young people aged 16-30 years. Evaluation is conducted after the program aired. The methods is internal evaluation (production team)and external evaluation (audience).
Part 5
Budgeting
a. Budget for prototype development: Rp 805.000,-
b. Budget for program production Rp 7.900.000,- (Jabodetabek) and Rp 19.400.000,- (outside Jabodetabek).
c. Estimated total income (TVC): Rp. Rp 392.100.000,- (Jobodetabek) Rp 380.600.000,-(outside Jabodetabek).
d. Budget of evaluation : Rp 4.240.000,-
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54165
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Aditia
"Fenomena Video Games di Indonesia sudah menjadi hal yang umum. Dalam perkembangannya di Indonesia, Video Games tidak hanya menjadi sebuah permainan anak kecil semata, namun Video Games juga mampu mempengaruhi perilaku masyarakat. Sayangnya, di Indonesia, perkembangan Video Games ini dipandang negative oleh masyarakat.
Adalah sebuah kehormatan bagi saya, untuk menciptakan sebuah program yang bertujuan untuk memberikan informasi dan merubah cara pandang masyarakat mengenai Video Games. Program “Nation of Gamers” adalah sebuah program Dokumenter sederhana, yang memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada masyarakat, mengenai fenomena perkembangan Video Games di Indonesia.
Saya berharap program ini mampu didistribusikan oleh Kompas TV ke seluruh penjuru Indonesia dan dibuat secara professional.

Video Games Phenomenon has already become a common trait In Indonesia. Here, Video Games not only become a mere child’s play, but Video Games also have an impact to society’s behavior. Video Games, however, always treated as a negative thing, in Indonesia.
It is an Honor for me, to create a program that bring informations to society, and change their paradigm about Video Games. “Nation of Gamers” is a simple TV Documentary program, with an objective to give audience a better understanding about Video Games phenomenon in Indonesia.
I am hoping that this program can be distributed by Kompas TV nationwide, and made professionally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54184
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yolan Erlanda
"BAGIAN 1
Analisis Situasi
Saat ini ada banyak program berita olahraga di televisi. Sayangnya,
program tersebut lebih membahas olahraga dalam bentuk hard news
maupun soft news. Belum ada program TV yang membahas berbagai jenis
olahraga, di mana setiap episodenya mengangkat satu olahraga tertentu.
Khalayak ”Garuda Juara” adalah remaja. Program olahraga ini diharapkan
bisa menumbuhkan rasa nasionalisme pada diri remaja, khususnya melalui
salah satu kontennya yang mengangkat profil atlet muda berprestasi
internasional.
BAGIAN 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype
Manfaat bagi khalayak:
Meningkatkan rasa nasionalisme
Manfaat bagi pengelola:
Menguatkan citra positif perusahaan. Program yang inspiratif sesuaidengan tagline stasiun, yakni “Inspirasi Indonesia”
Tujuan sosial:
Menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap remaja Indonesia
Tujuan ekonomi:
Mendapatkan keuntungan finansial dari berbagai pengiklan potensial
BAGIAN 3
Prototype yang Dikembangkan
Program “Garuda Juara” adalah sebuah program TV yang menyampaikan berbagai informasi olahraga. Satu episode membahas satu jenis olahraga. Dalam setiap episode tersebut, salah satu segmennya akan selalu mengangkat profil atlet muda Indonesia yang meraih prestasi internasional.
BAGIAN 4
Evaluasi
Media pre test dilakukan dengan metode FGD dengan peserta sebanyak enam orang. FGD dilakukan setelah prototype program selesai dibuat dengan instrumen media pre test berupa panduan FGD. Sedangkan evalusi dikelompokan menjadi dua, yaitu: evaluasi internal dan evaluasi eksternal. Evaluasi internal dilakukan dengan metode rapat. Sementara, evaluasi eksternal dengan metode FGD.
BAGIAN 5
Anggaran
Total Anggaran Pembuatan Prototype Rp 622.500
Total Biaya Produksi (Jabodetabek) Satu Episode Rp 6.400.000
Total Biaya Produksi (Luar Jabodetabek) Rp 20.050.000
Perkiraan laba maksimal per episode untuk liputan Jabodetabek
Rp 217.600.000
Perkiraan laba maksimal per episode untuk liputan luar Jabodetabek Rp 203.950.000
Total Anggaran Evaluasi Rp 1.211.500

PART 1
Situation Analysis
Nowadays, there are so much television sports news programs. Unfortunately, those programs are only either hard news or soft news. And, there is no weekly program that shows various sports yet. ”Garuda Juara” audiences are teenagers. This program will display various sports in different episodes, in which one of three segments will feature a young athlete who has achieved international achievement. This kind of program is the only sport program in Indonesia television industry and expected to improve teenagers’ sense of nationalism.
PART 2
Advantages and Purposes of Prototype Development
Advantage for society: improving sense of nationalism.
Benefits for developer: to obtain the positive image of the
television station. Economically to give benefits for TV station.
PART 3
Prototype
“Garuda Juara” is a program that informs many contents from various sports. One type of sports in one episode. Every episodes will feature a young athlete who has achieved international achievement.
PART 4
Evaluation
a. Pre test is conducted by the Focus Group Discussion (FGD)
b. Evaluation is conducted after the program aired. The methods is internal evaluation (production team) and external evaluation (audience)
PART 5
Budgeting
Budget for prototype development Rp 622.500
Budget for program production (Jabodetabek) Rp 6.400.000
Budget for program production (outside Jabodetabek) Rp 20.050.000
Estimated total income (Jabodetabek) Rp 217.600.000
Estimated total income (outside Jabodetabek) Rp 203.950.000
Budget of evaluation Rp 1.211.500
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54276
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Thessa Regina
"Penurunan kualitas musik di Indonesia membuat musik indie menjadi alternatif pilihan musik bagi remaja. Kedatangan musik indie dari negara Eropa dan Amerika ke Indonesia tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Hasil riset mengungkapkan cara mengeksplorasi musik indie di Indonesia dapat dibuat dengan program dokumenter. Manfaat utama pengembangan prototype ini adalah mengedukasi remaja mengenai perkembangan musik yang ada di Indonesia, khususnya musik indie. Tujuan utama pengembangan prototype adalah menampilkam perjalanan musik indie di Indonesia dari sejarahnya hingga pelakupelaku yang bergelut pada bidang musik ini.
Prototype yang dikembangkan adalah program dokumenter, berjudul “Indienesia” yang bercerita tentang pelaku yang terlibat di dunia musik indie. Pretest yang dilakukan adalah melakukan wawancara pakar serta menggunakan data dari lembaga Nielsen. Pada metode evaluasi dilakukan penyebaran kuesiner terhadap khalayak sasaran “Indienesia” Anggaran pembuatan prototype ini sebesar Rp 371.000,-. Rencana anggaran produksi program untuk satu episode sebesar Rp 29.265.000,-. Tidak ada penetapan yang baku mengenai sasaran pendapatan. Sedangkan untuk anggaran pelaksanaan evaluasi protoype ini sebesar Rp 1.775.000,-

The decrease in music quality in Indonesia makes indie music into alternative music for teenagers. The arrival of indie music from Europe and America to Indonesia is not far from technology. Research’s result uncovers that indie music in Indonesia can be explored through documentary program. The main benefit from this prototype’s development is to educate teenagers about music in Indonesia, especially indie music. And the main goal from this prototype’s development is to show the journey, the history, and the field actors of indie music in Indonesia.
The developed prototype is a documentary program which titled “Indienesia”. The program will describe the field actors which involved in indie music’s world. The pre-test is using Nielsen’s data and interviews. The evaluation method is using questioner to “Indienesia”’s target audience. The budget for making this prototype is reached Rp371.000,-. Budget’s plan to produce one episode of the program is Rp 29.265.000,-. There is no standard-setting for target revenue. Meanwhile the implementation of evaluation budget for this prototype is Rp1.775.000,-
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53945
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sabilla Bianca
"Wisata kuliner memilki peranan penting dalam industri pariwisata. Dengan mempromosikan makanan, keinginan untuk mengunjungi tempat di suatu daerah dapat semakin meningkat. Makanan yang ada di Indonesia tidak hanya terdiri dari satu jenis masakan, melainkan keanekaragamaan masakan yang terdapat di Indonesia. Hasil riset pasar menunjukan adanya minat khalayak terhadap program dokumenter kuliner. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kuliner Indonesia. Penulis ingin menggali lebih dalam mengenai kekayaan masakan- masakan di Indonesia sehingga menjadi pengetahuan bagi masyarakat. Melalui acara ini, diharapkan makanan-makanan di Indonesia semakin diminati dan mendapat apresiasi dari masyarakat.
"Kisah Rasa" merupakan program dokumenter kuliner yang membahas mengenai cerita dibalik masakan di suatu daerah di Indoneisa. ?Kisah Rasa? terdiri dari 13 episode. Setiap episodenya menampilkan satu daerah beserta makanan khasnya. Dipandu oleh penduduk lokal sebagai host dan narrator. "Kisah Rasa" tidak hanya terfokus pada cita rasa sebuah makanan, melainkan mengenai cerita dibaliknya. Anggaran pembuatan prototype episode pilot ini sebesar Rp. 1.755.000,00. Rencana anggaran produksi program sebesar Rp. 30.850.000,00. Rencana anggaran evaluasi sebesar Rp. 1.100.000,00. Program ini diperkirakan akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 138.200.000,00. per episode.

Food tourism has important role in tourism industry. By promoting the local cuisine, the desire to visit certain places will be increased. Indonesian cuisine is not only consisting one type of food. The diversity of the dishes contained in the existing areas in Indonesia. Marketing research has shown a result that shown the presence of public interest in culinary documentary program. This program?s goal is to raise public awareness in one of Indonesian noble heritage, which is the food. The author would like to dig deeper into the wealth of the dishes in Indonesia so that it becomes knowledge to society. Through this program, it is expected that society will appreciate Indonesian cuisines.
"Kisah Rasa" is a culinary documentary program about the story behind the dish. "Kisah Rasa" consists of 13 episodes. Each episode has one place with its unique foods. This program will be featuring a local people covered as narrator and host. "Kisah Rasa" is not only focused on the taste of the food, but also the story behind them. The budget for this pilot episode is Rp. 1,755,000.00. The budget?s plan to produce one episode professionaly is Rp. 30,850,000.00. The budget?s plane to do the evaluation is Rp. 1.100.000.00. This program is expected to have Rp. 138.200.000,00. as the revenue for each episode.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Margareta Kaya Hanjani
"Perkembangan industri hiburan dalam penyiaran Indonesia telah melahirkan satu profesi baru yaitu penonton bayaran Fenomena ini menginspirasi penulis untuk mengangkat fenomena ini kedalam sebuah tayangan televisi Hasil riset menunjukan bahwa format terbaik untuk mengembangkan ide cerita tentang penonton bayaran ini adalah drama dan bentuk tayangan yang paling sesuai adalah komedia situasi Untuk itu penulis memutuskan untuk membuat prototype program komedi situasi tentang penonton bayaran Manfaat utama pengembangan prototype ini adalah untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat yang menontonnya karena bercerita tentang perjuangan mimpi Tujuan utama pembembangan prototype ini adalah untuk membuat suatu program hiburan di televisi Indonesia yang tidak hanya menghibur namun juga menginspirasi Prototype yang dikembangkan adalah prototype tayangan komedi situasi berjudul ldquo The Penontons rdquo yang bercerita tentang perjuangan mimpi tiga sekawan penonton bayaran yaitu Ririn Oncom dan Benita Program ini diproyeksikan untuk tayang di Trans TV pada jam 17 00 17 30 Untuk mendapatkan pembuktian ilmiah bagi pengembangan prototype ini dilakukanlah pre test dan evaluasi Pre test dilakukan dengan mengolah data Nielsen dan melakukan wawancara pakar Sementara evaluasi dilakukan dengan metode survey kepada 50 sample target khalayak walaupun pada prakteknya metode evaluasi prototype semacam ini jarang dilakukan kecuali program tersbut bersifat eksperimental Anggaran pembuatan prototype ini sebesar Rp 1 200 000 Rencana anggaran produksi program untuk satu episode sebesar Rp 76 800 000 Penghitungan pendapatan program bukannya dihitung melainkan ditetapkan berupa Target Revenue Anggaran pelaksanaan evaluasi prototype sebesar Rp 2 640 000

Development of the entertainment industry in Indonesia has made a new profession called paid audience This phenomenon inspired the writer to make a programme based on the story of the paid audience Research said the best television format of television programme is Drama and the best form of drama is situational comedy sitcom So the writer decided to produce a prototype of sitcom based on comedic experience of the paid audience The main benefits of the developing prototype is to inspire the viewer because this programme tells us the lessons learned of the paid audience The main goal of this developing prototype is to make a programme that not only entertaining but also inspiring The development of prototype is a sitcom narrates the stories of Ririn Oncom and Benita as paid audience This program called ldquo The Penontons rdquo and planned to be aired on Trans TV at 5 5 30 pm Pre test of this prototype is conducted to analyse the data from Nielsen and to emphasize the using sitcom by having interview with the experts Then evaluation is by handing out questionnaire to 50 respondents However this kind of evaluation is actually rare in the real television industry except if the programme is experimental The prototoype budget is Rp 1 200 000 The estimation of program production is Rp 76 800 000 for each episode The revenue estimation of a program doesn rsquo t need to be counted it is set and called as Target Revenue The prototype evaluation budget is Rp 2 640 000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S54658
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Tomy Rado P.
"Tugas Karya Akhir ini membahas evaluasi tayangan pada program televisi yang ditayangkan oleh Kompas TV yaitu program Kompetisi Stand up Comedy Indonesia SUCI Season 3 Penelitian ini menggunakan metode analisis konten melalui proses penghitungan kuantitas kemunculan elemen evaluasi siaran serta respon penonton terhadap konten program tersebut Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konten program SUCI Season 3 masih memunculkan SARA pornografi dan stereotype Realita budaya yang terdapat dalam materi komika dapat dianggap sebagai stereotype namun penonton SUCI merupakan penonton yang cukup terbuka pada pembahasan materi mengenai suku agama ras antar golongan pornografi serta berharap materi komika dapat semakin berkembang dan bervariasi.

This final project discuss about evaluation of Stand up Comedy Indonesia Competition SUCI Season 3 in Kompas TV This research is using content analysis method by calculating quantities appearance of the evaluation elements along with the audience response toward program contents The result indicates that content of SUCI 3 still gave rise to things like tribal ethnicity religion race pornography and stereotypes The audience responds show the cultural reality that appears in comic rsquo s material can be considered as stereotypes but they are pretty open with the discussion of that material and hope the comics could be more thrive and varied."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S54656
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irwansyah
"Tahun ini hiburan/program non berita telah mendominasi layar televisi Indonesia. Memainkan peran yang signifikan sebagaimbagian dari identitas budaya, televisi membawa bersama dengan program hiburannya : produksi budaya dan reproduksi dalam bentuk simnol, barang, dan komitas. Melalui program produksi TV hiburan, keterkaitan budaya ini tak dapat dielakkan sejak keterlibatan wujud manusia, - yang mana budaya tertanam- menemani semua proses pembuatan program. Sehingga program televisi Indonesia berisi budaya dan tradisi Indonesia yang menampilkan beragam jenis dan bentuk dari entitas, suku, agama, kelas, bangsa, dan sekitarnya. Pertanyaan yang timbul yang mana simbol budaya dimunculkan pada layar televisi yang hanya menghadirkan identitas budaya (tanpa banyak valensi yang menarik) atau jika mereka bermaksud untuk menarik audiens ke stereotip tertentu.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa program non faktual pada televisi swasta nasional di aindonesia sekitar 24% menunjukkan identitas budaya ; sementara 7% dari program yang ditampilkan berisi elemen stereotip (Pusat UI Kajian Komunikasi, 2012). Penelitian ini bermaksud untuk menyelidiki banyak isu seperti ini. Ini mengidentifikasi tanda budaya yang muncul pada satu televisi nasional Indonesia. Program yang dianaliais 'Untung Ada Sule' , seorang komedian yang ditayangkan setiap hari di salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Selama penulisan penelitian ini, UAS memperoleh rating yang tinggi dan hasilnya berdasarkan Penelitian AGB Media Nielsen, meletakkan program tersebut menjadi tingkat prioritas untuk iklan. Pada setiap episode, Untung Ada Sule (UAS) berisi banyak tanda budaya-termasuk pakaian, makanan, dialek, dekorasi, kerajinan tangan, ornamen, dan lainnya-yang menghadirkan etnik spesifik di Indonesia.
Objektivitas dari penelitian ini adalah untuk meneliti makna dibalik penggunaan simbol entitas budaya sebagai pemanfaatan bingkai kontekstual yang diberikan pada layar TV hiburan yang akan menciptakan sebuah makna tertentu yang akan membawa prasangka etnik. Penelitian ini akan memperkaya kajian tekx analisis pada program non faktual. Bahkan, hasil penelitian menunjukkan gambaran umum tentang apa yang ditawarkan oleh program TV hiburan yang menggangap komoditas simbol budaya. Ini bisa menjadi bukti rekomendasi untuk kebijakan kepenyiaran Indonesia untuk program televisi yang lebih baik dan lebih sehat. Akhirnya, penelitian ini ingin mengkontibusikan perkembangan kualitas dari program TV hiburan denvan cara mempromosikan pemahaman budaya dan mencegah dari stereotip negatif terhadap entitas tertentu.
Penelitian ini diteliti dengan cara teori dan konsep analisis isi, penelitian ini mennyelidiki makna proses pembuatan simbol prasangka etnik yang ditampilkan pada satu episode di program UAS. Dengan mengimplementasikan analisis isi dengan bingkai kontekstual pada setiap adegan program di episode tersebut, dimana penelitian ini dilakukan. Melalui interpretatif konstuktivisme , analisis pada setiap adegan dibuat untuk memahami bagaimana produksi dan reproduksi dari komoditas simbol yang dimanfaatkan semua cara melalui adegan tersebut dan pengaturan episode yang mungkin menciptakan makna tertentu pada konteks tersebut. Identitas budaya menghadirkan masing -masing dan setiap simbol yang muncul di layar diteliti apakah benar atau tidak beberapa tingkatan yang mereka bawa untuk stereotip tertentu terhadap entitas tertentu.
Hasil penelitian ini mengidinkasi salah satu adegan UAS yang berisi banyak simbol budaya yang menghadirkan permasalahan ide antara apa pemahaman biasa yang dianggap entitas tertentu dan menciptakan makna baru yang berbeda, yang menyebabkan prasangkan etnik.

In recent years entertainment/non-news program have been dominating the Indonesian television screen.mPlayimg a significant role asmpart of cultural identity industry, televisiom brongs together in its entertainment program : cultural production and reproduction in the form of symbols, goods, and commodities. Throughout the production of TV entertainment program, this cultural engagement is inevitable since the involvement of humannentity -in which culture is embedded -naccompanies thenoverallnprocess of the making. zThus,mthe Indonesian television program contains the Indonesian culture and traditions that show various kinds and forms of ethnicity, race, religion, class, nation, and vicinity. Questions arise as of whether the cultural symbols appeared on the televisionmscreen are merely representingmthe cultural identity (without any valence attached) of if they are meant to drag the audience toma particula stereotyping.
Previous research reveals that in the npn-factual programs on national private televisions inmIndonesia 24% of whichnshows cultural identity; meanwhile 7% of the programs shown contains stereotyping element (UI Center of CommunicationmStudy, 2012). This research is meant to exploremmore on this issue. It identifies the cultural signs appeared on one of the Indonesian television entertainmentmprogramsmwhich obtainsmthe top rank in rating, acquiring prime show time on the nationalmTV slots. The program to bw analuzedmis 'Untung Ada Sule'm(can be translated as 'Luckily There os Sule'), a comedian soap operamthat is beingnaired every day in one privatennational TV station in Indonesia. During the making of this research, UAS has been acquiring high rating and share based on AGB nielsen Media Research, putting the progra, at priority level form advertisements. In every episode, 'Untung Ada Sule' (UAS) contains plentiful cultural signs-including clothing, food, dialect, decoration, handicrafts, ornaments, etc - representing specificmethnicity in Indonesia.
The objective of this research is to explore the meaning bwhind the use of symbols representing cultural ethnicity as whether the utilization of the symbols within the contextual framework given on the entertainment TV scene would create a particular meaning that will bring program. Moreover, the research result will providena general picture about what is offered by the Indonesian entertainment TV program with regards to cultural symbolic commodities. This can be furthered up so to provide a recommendation for the Indonesian broadcasting policy for better and healthier television programs. In the end, the study may contribute tp the quality enhancement of TV entertainment program in a way that it promotes cultural undertanding and prevents from negative stereotyping towards particular ethnicity.
By means of tje text analysis concepts and theories, this research exploresnthe meaning making process towards ethnic prejudice symbols shown on one episode of UAS program. By implementing text analysis within the contextual framework of every scene in the episode, the study is conducted. Through the interpretive constructivism, analysis on each scene is made as to understand how the production and reproduction of sympolic commodities utilized all the wah through the scene and setting of the episodw may create particular meaning within context. Cultural identities represented by each and every symbol appeared on scene are scrutinized as whether or not to some extent they lead to a particular stereotyping towards a particular ethnicity.
This research result indicates one of which is that UAS contains abundant cultural symbols representing the conflicting ideas between what is commonly understood regarding a specific ethnicity and the 'newly created' meaning different from that, which may lead to ethnic prejudice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Laksitarukmi
"Industri Televisi di Indonesia mengalami `booming' pada awal `90-an seiring dengan dikeluarkannya ijin TV Swasta di Indonesia oleh Pemerintah. Perkembangan pesat ini diikuti dengan hadirnya suatu fenomena baru yakni kehadiran sinetron sebagai produk unggulan - program primadona stasiun TV. Disebut demikian karena sinetron memiliki tingkat kepemirsaan yang relatif tinggi. Tingkat kepemirsaan ini kemudian dikenal dengan istilah Rating.
Dengan Rating stasiun TV memasarkan sinetron kepada para pengiklan untuk mencetak profit perusahaan. Oleh sebab itu stasiun TV saling berkompetisi agar sinetron yang ditayangkan dapat mencetak angka rating yang lebih dari yang lainnya. Maka perlu diambil langkah yang strategis dalam mengkomunikasikan sinetron di pasar konsumennya yakni para pemirsa TV.
Bukti data menunjukkan bahwa setiap stasiun TV selalu memiliki paling tidak satu sinetron terunggul meskipun angka rating masing-masing sinetron di setiap stasiun TV berbeda. Perbedaan ini antara lain bisa disebabkan oleh perbedaan langkah dalam menyusun strategi. Oleh sebab itu penelitian ini berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai aktifitas komunikasi pemasaran sinetron yang dijalankan oleh stasiun TV swasta yang ada di Indonesia saat ini: RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan INDOSIAR.
Dengan metode penelitian dekriptif analitis dan dengan menggunakan kerangka analisis strategi komunikasi pemasaran yang bertumpu pada Bauran Pemasaran (4P) maka didapat kesimpulan bahwa strategi komunikasi pemasaran sinetron disetiap stasiun TV swasta tersebut pada dasarnya cenderung di pengaruhi oleh pertimbangan akan Kreatif Produk yang ingin dibangun untuk kepuasan pemirsa. Kemudian juga dipengaruhi oleh Positioning yang diinginkan oleh setiap stasiun TV. Dengan demikian maka terdapat perbedaan strategi dalam mengkomunikasikan sinetron di pasar konsumennya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan komunikasi pemasaran sinteron. Namun hal yang terpenting adalah senantiasa menciptakan inovasi pada produk sehingga langkah aktifitas pemasaran yang dijalankan menjadi lebih beragam. Dengan demikian maka kompetisi yang berjalan akan lebih mengarah pada upaya perbaikan mutu sinetron sebagai produk maupun perbaikan dalam menyusun langkah-langkah pemasaran yang berbobot."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T4071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>